PERJUANGAN SARIMEN DAN KAWAN-2 Tokoh dan Perwatakan 1. Sarimen orang yang pandai mengalingkan pembicaraan, dan tidak mau dianggap lemah. 2. Saprol sosok sederhana akan tetapi suka teledor dan banyak tanya. 3. Darsono berkarakter lembet menyerupai anak kecil. 4. Joss King mengkarakterkan orang belanda 5. Prajurit Belanda, berperan sebagai bawahan Joss King Dengan cara berjalan mengendap-endap dan ditempat yang begitu sakral Sarimen dan Saprol tetap melangkahkan kakinya penuh semangat demi memperjuangkan citra bangsa Indonesia dalam menumpas penjajah. Langkah demi langkah mereka tapaki dan semangat juang tertanam kokoh dalam jiwa, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang manjadi pertemuan para pejuang. Sarimen Saprol Sarimen Saprol Sarimen Saprol Sarimen Saprol Sarimen Saprol Sarimen Saprol
: Akhirnya kita samai juga Prol, : Benar Men. : Beh mana Darsono ini ko’ga’ col-moncol katanya jam delapan sudah harus ada disini semua. Saya itu paling tidak sukan kalau lor-molor sepertini, itu namanya gak konsekuen. : Wah bahasa kamu men kayak orang eksekutip aja, memangnya kamu tau konsekuen itu apa. : Beh kamu nanyak sama saya, saya mau nanya siapa. nanya sama penonton ya ngga’ mungkin, mau ditaruh mana muka saya nanati. Secara gitu. : La kamu kamu tau dari mana, berbicara ko’ gak tau artinya. : Kalau aku pokok ngomong, akukan pernah denger-denger orang berbicara kayak gitu, ya saya tiru saja, eh prol kamu mau pahala ga’. : Ya maulah emangnya siapa didunia ini yang nggak mau pahala, kalau orang banyak pahala itukan bisa masuk surga. : Wah betul kamu Prol. : Memangnya kamu bisa ngasi pahala ta. : menyuru saprol berada di belakang bangku, “sekarang biji……t” : Alah…………, yaudah akukan orang baik.
Dan merekapun bersantai sejenak sambil berbincang-bincang. Saprol : “He… Men apa kamu yakin kita akan melawan belanda, kita kan hanya bawa bambu rucing, sedangkan orang-orang belanda sejata canggi-canggi” Sarimen : “Tenang prol ada sarimen gausah takut, pokoknya kalau kamu kemana bareng sarimen ngga’akan ada apa-apa dijamin aman, apa kalau cuma Belanda aja, keci…l” Sarpol : “Memangnya kamu ga’takut kalau kalau ketemu sama belanda, lalu nyerang kamu” Sarimen : “Ngapain harus takut, wong sama-sama mahluk tuhan, pokoknya kalau dengan Sarimen tidak ada kata takut prol apalagi menyerah, kamu ga’ tauya, saya ini menguasai tuju macam jurus bela diri, kamu minta beladiri yang mana. Taici master, jurus sopan sana-sopan sini, Jurus ibu hamil, semuanya saya kuasai prol” Saprol : “wa…h hebat kamu prol, coba kalau taichi master bagaimana” kemudian sarimen meragakan apa yang diintruksikan oleh saprol “wah kamu hebat men” Sarimen : “Beh sarimen, apa yang ga’ bisa kalau sarimen” Saprol : “La kalau jurus sopansana-sopansini” kemudian sarimenpun meragakan jurus sopan sana-sopan sini. “kalau itu bukan jurus men, itu sopan santun” Sarimen : “itu, jurus agar orang tidak menyerang kita, kamu ini bagaimana” Saprol : “la kalau jurus ibu hamil gimana” kemudian Sarimen pun meragakan jurus yang dimaksud oleh saprol. “wah kalau itu namanya ngapusi men bukan beladiri” Sarimen : “He prol kamu ini gimana, beladiri itu ga’ hanya pake otot yang harus begini begitu, tapi pakek otak sekiranya kita ga’ capek tapi musuh tidak menyerang kita, Dunia ini makin taon makin berkembang prol, orang-orang makin ter-pinter, jadi kalau kamu ga’pinter dijok-bojok orang tok kamu prol” Saprol : “Men… orang belanda men…..n” Sarpol bermaksu menggoda sarimen” Sarimen : “Mana prol mana” dan bersembunyi dibelakang saprol Saprol : “Ala katanya ngga’ takut, kamu lako’ sembunyi dibelakang ku” Sarimen : “beh kamu bohong sama saya prol, wa kamu berdosa prol, hilang paha mejet kamu tadi” Saprol : “Aku Cuma ngetes kamu, ngomongnya kalau sarimen ga’ pernah takut. Sarimen : “Loh siapa yang takut” Saprol : “La….. tadi kamu waktu ta’ bohongi kamu sembunyi dibelakangku”
Sarimen Saprol Sarimen Saprol Sarimen Saprol
: “Itu namanya antisipasi, seumpama tadi belandanya ada sungguhan kemudian nembak, kamu saya surrrung prol biar kamu ditembak dulu, kalau pelurunya sudah habis baru sarimen bertidak. Dengan bergaya bela diri : “La aku matil” : “Ga’ apa-apa, kamukan dapat pahala nanti” : “wa…. Kalau begitu aku ga’ ikut” dengan gaya ngambek. : “kenapa?” : “la aku disuruh mati duluan”
Kemudia Sarimen membujuk saprol agar tetap ikut dengan cara menggoda, dan akhirnya saprolpun memutuskan tetap mengikuti perjuangan sarimen menumpas belanda. Ditengah perbincangan sarimen dan saprol akhirnya datang orang yang dinanti sejak tadi yaitu Sudarsono. Sudarsono Sarimen Sudarsono Sarimen
Sudarsono Sarimen Sudarsono Saprol Sarimen Sudarsono Sarimen Saprol Sarimen
: “Hai teman-teman ma’afya kalau Sudarsono terlambat” : “Kamu ini kerjanya terlambat melulu” : “Akukan sudah minta maaf” : “Ga ada af’ma’afan, No kita ini mau perang jadi kita harus disiplin, kalau terus-terusan kayak gini kapan bisa maju, kamu bawa bekal apa sekarang, awas kalau ga bawa makanan yang enak, sebelum perang kita harus kenyang dulu, biar nanti kalau kita ga’berhasil kemudian meninggal kita gak bingung cari kantin nanti dikuburan” : “oh….ya… ini aku bawa Hamburger” : memprotes “beh kita hidup dijaman 40-an No ga’da hamburger yang ada itu bergedel, tape,mendol. Kalau hamburger tu gada. : dengan senyum “he..he.. ya…ya” : Mana se… ya ela… ini imah lemper, bukan hamburger. : Itu minuman apa ? : “ini, minumnya air putih, biar sehat” : “Na…. kalau minumannya cocok No, karna jaman dulu itu gada Jus, soda, serprit” : “Seprit” protes : “salla ta aku” “maksud ku yaitu”
Ditengah perbicangan mereka bertiga kemudian data dua orang dengan berpostur tubuh sedikit kurus dan berkulit putih. Joss King Sarimen Joss King Sarimen Saprol Joss King Sarimen Boss king Sarimen
Sarimen Bossking Sarimen Saprol Sarimen
: “He… kalian sedang apa disini” : “Sampian ini nanya yang mana, disini ada yang duduk, ada syang berdiri” : “ya kalian semua” : “O….h, kalau begitu kita sedang berdiri, duduk, berdiri” Joss King pun merasa jengkel dengan sikap sarimen yang ngga’ konek, sehingga membuat Joss King mengeluarkan senjatanya, dan Sarimen pun menjadi agak gugup.”prola coba kamu Tanyai, kamu sendiri sedang apa disini” : “Kalian sendiri kesini mau apa” : “mau membunuh kalian, karna kalian telah berada di daerah kekuasaan kami” : “Beh jok cem-macem sampian, ini Negara kami, jadi jangan seenaknya bicara kalau ini daerah kekuasaan sampian” : “Banyak bicara” : “Tunggu dullu, kalau anda musuh saya ga’ pantes terlalu muda buat saya, ayo No lawan, tak doakan dari sini” akhirnya saling dorongpun terjadi diantara mereka bertiga, karna dari kedua teman sarimen tidak berhasil membuat boss king takut akhirnya Sarimen pun beraksi mengambil langkah akhir yaitu melawan dan bertarung dengan boss king. : “Alah kalian ini payah, orang kayak gini aja ditakuti, Ni sarimen yang akan melawan, orang yang pantang menyerah” ditengah Persian pertarungan sarimen sarimen menghentikan aktifitasnya “tunggu-tunggu kita belum kenalan, nama sampian siapa?” : dengan heran “oke, nama saya Boss King” : “Nama saya saprol” : “Lo kamu kok memakai nama saya men” : “Sudah tenang aja, he… Ceking ingat kalau saya yang kalah nanti, sampian di akhirat pun saya akan cari sampan, tapi kalau sampian yang kalah, sampian cari nama saprol sajaya” mendengans kata itu saprolpun melihatkan wajah ngambeknya dan sebelum sarimen melancarkan sarimen pun menitipkan pesan kepada teman-temannya untuk keluarganya. aksinya dia sempat pesan kepada teman-temannya, setelah semuanya sudah disampain oleh sarimen pertempuranpun terjadi, dengan begitu semangat dan rasa percaya diri yang dimiliki oleh sarimen akhirnya sarimenpun memenangkan pertarungan singit itu.
Rasa gembira, dan rasa bangga akhirnya mewarnai perasaan mereka, karna mereka telah berhasil memberikan kemenangan dalam perjuangan mereka membela tanah air The End