Perekonomian Negara Muslim Terbanyak

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perekonomian Negara Muslim Terbanyak as PDF for free.

More details

  • Words: 379
  • Pages: 2
Perekonomian Negara Muslim Terbanyak Bismillahi aktubu, - Mereka senang dengan sistem Salaam (menyerahkan uang sebelum barang sampai di tangan pihak pembeli). Jadi bukan seperti tukang ngeredit dan ngutang dengan cara Riba’ seperti yang terjadi sekarang. - Juga bukan kaum yang pelit semacam “Menjawab Salaam seorang Muslim saja enggan. Shalat saja ogah berJama’ah di Masjid.” -

Mereka mengamalkan Al Hadits yang menetapkan bahwa semua kekayaan alam dari bumi Negara Islam semacam air, air sungai, laut, barang tambang, udara dst yang manusia memang bersekutu di dalamnya. Jadi bukan menjadi milik Swasta. Mau tahu rahasianya?. Rahasianya adalah bahwa: “Pemerintahan Muslim tertentu adalah menjadi bawahan atau minimal sejajar saja dengan kaum “Pengusaha atau ekonom.” Padahal, Muslim memilih sendiri pemimpinnya, yang tidak demikian keadaannya tentang “Pengusaha atau ekonom.” Mau tahu rahasianya?. Rahasianya adalah bahwa: “Setiap Hipokrit cenderung mencintai dunia (gayanya Kaafirun) dan takut dibunuh (oleh Syari’at Allahu Ta’ala).

-

Korupsi (ekonomi, ekonomi) bukan harus “digantung,” akan tetapi “Dipotong tangannya di pertengahan lengannya.” Mau tahu rahasianya? Rahasianya adalah bahwa:

“Jangan sampai Kafirun “Yang mencari muka, yang mencari muka terhadap kepemimpinanmu, mendapatkan yang mereka mau,” mereka “sudah cukup dimanjakan oleh kaum Muslim di Negara Indonesia selama 64 tahun.” - Mereka senang menjauhi “Kemewahan, at takaatsur, at tabaqqur.”

Yakni kemewahan dalam soal harta dan perhiasan, tanah serta rumah. Jadi tidak melebihi keperluan sehari-harinya, padahal Rasulullah Shalallahu alaihi Shalawatu wa Sallam bersabda: “Barangsiapa telah terpenuhi makanannya untuk hari itu dan dalam keadaan sehat maka bagaikan dunia sudah dikumpulkan dihadapannya." Dan seterusnya bisa dilihat dari buku Muhammad Arifin Badri Hafizhahullah. -

Yang kami tahu betul, Negara Muslim dimana-mana termasuk di Indonesia, mereka itu justru, justru tidak pernah memakai “Sistem Syari’ah Islam untuk perekonomian Negara mereka.” Juga tentunya, bahwa sindiran (Alegorisme), sindiran dari kami adalah bahwa Monopoli, Olygopoli, Monopsoni, Duopoli, tentu saja akan lebih baik sebagai “Sistem yang menyejahterakan rakyat,” karena “Hanya memeras rakyat bagaikan sapi perahan dan mencambuki mereka.” Kelihatannya toh tetap memperlakukan “Rakyat lemah dan tersingkirkan bagaikan babi dan anjing.” Dan tentunya mengistemewakan “Kaum penyanyi, pezina, pemakan Riba dan penikmat kemewahan serta glamor.”

Assalaamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia bagi yang mengikuti petunjuk). Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih sayang dari Allah serta keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada kalian).

Related Documents