Penyaluran-dana-print.docx

  • Uploaded by: Breve P
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penyaluran-dana-print.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,467
  • Pages: 18
PENYALURAN DANA ( Pinjaman Diberikan ) Koperasi Simpan Pinjam

I . TUJUAN PEMBELAJARAN. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta ketrampilan peserta dalam hal



Penyaluran Dana “, sehingga mampu melaksanakan pemberian pinjaman dengan baik dan aman. A. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, diharapkan peserta dapat : 1.

Menjelaskan persyaratan pinjaman

2.

Menjelaskan jenis pinjaman dan pengembangannya

3.

Menjelaskan prosedur pemberian pinjaman

4.

Menganalisa Pinjaman

5.

Merencanakan kas / likuiditas usaha simpan pinjam

6.

Menetapkan plafond, jangka waktu dan sistem pengembalian

7.

menggagas penerapan pemberian pinjaman dan aturannya

II. POKOK BAHASAN. A. PENDAHULUAN. Keberadaan Koperasi nasional, maka peran

yang merupakan bagian integral dari tata perekonomian

Koperasi sangatlah

penting

dalam upaya menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi. Dengan demikian sudah sewajarnya bahwa Koperasi diberikan kesempatan luas yang

menyangkut kepentingan kehidupan ekonoi rakyat. Demikian halnya dengan Koperasi yang bergerak dibidang usaha

idealnya adalah memiliki

simpan pinjam,

kemampuan usaha yang mantab dengan kepemilikan dana /

modal yang Memadai, sehingga mampu menopang kebutuhan anggota dan calon

anggota dibidang

keuangan. Oleh karenanya dalam upaya meningkatkan kemampuan dan penguatan usaha simpan pinjam, diperlukan adanya langkah langkah yang tepat, yang mampu dilakukan oleh KSP / USP. B. Persyaratan Pinjaman dan Jenis Produk Pinjaman Pasal 19, Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen SOM) Koperasi 1

Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, memberikan persyaratan kepada calon peminjam sebagai berikut : a. anggota dan calon anggota bertempat tinggal diwilayah pelayanan KSP/USP Koperasi; b. mempunyai usaha/penghasilan tetap; c. mempunyai simpanan aktif; d. tidak memiliki tunggakan hutang dengan KSP/USP Koperasi maupun pihak lain; e. tidak pernah melakukan tindak pidana; f.

memiliki moral yang baik;

g. mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman. 1. Pengertian Pinjaman Yang dimaksud

pinjaman

dipersamakan dengan itu,

adalah

penyediaan dana atau

tagihan

yang

dapat

dan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara KSP/USP dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah “ imbalan “ 2. Pemberian Pinjaman Pemberian pinjaman atau penyaluran dana merupakan salah satu kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana yang dimiliki KSP / USP. Oleh karena itu pemberian pinjaman merupakan sumber utama dari pendapatan usaha simpan pijam, yang berupa pendapatan jasa ( bunga ). Dalam pemberian pinjaman KSP / USP harus berhati – hati, agar resiko yang dihadapi dapat seminim mungkin. 3. Pengembangan Produk Pinjaman Mengingat bahwa pemberian pinjaman ( penyluran dana ) adalah sunber dari prndapatan, maka pengelola usaha simpan harus mampu membuat berbagai jenis produk pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan para anggota dan calon anggota. Secara garis besar jenis produk pinjaman terdiri dari : a. Pinjaman Konsumtif Yaitu pinjaman untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif, misalnya : 

Pinjaman untuk pembelian Elektroni [ TV, radio, VCD ]



Pinjaman untuk pembelian meubel ( meja, kursi, almari dll )

b. Pinjaman Produktif Yaitu pijaman untuk membiayai kebutuhan usaha, sehingga dapat memperlancar / memperbesar kegiatan produksi atau memperbesar omset penjualan. Selanjutnya secara lebih rinci pinjaman produktif dibedakan menjadi 2 , yaitu : 

Pinjaman Produksi. Adalah

pinjaman

untuk

membiayai kegiatan usaha pembuatan barang [

pabrikan ] atau produksi barang pertanian, perikanan, peternakan dan lain sebagainya. 

Pinjaman Komersial. 2

Adalah pinjaman untuk

membiayai usaha perdagangan [ kredit bakul / mlijo ],

kredit candak kulak dan lain sebagainya C. Jenis Pinjaman dan Pengembangannya Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis pinjamannya. Dalam praktiknya, pinjaman yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas pinjaman KSP/USP kepada masyarakat. Pembagian jenis ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu. Secara umum jenis-jenis pinjaman yang disalurkan oleh KSP/USP dan dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari Segi Kegunaan Maksudnya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakan untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Dari segi ini ada dua jenis pinjaman al : a. Pinjaman Investasi Yaitu pinjaman yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik dimana masa pemakaiannya untuk suatu pereode yang relative lebih lama dan biasanya kegunakan pinjaman ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan b. Pinjaman Modal Kerja Merupakan pinjaman yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh, pinjaman modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Pinjaman modal kerja, merupakan pinjaman yang dicairkan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada. 2. Dilihat dari Segi Tujuan Pinjaman Pinjaman jenis ini dimaksudkan apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis pinjaman ini adalah sbb: a. Pinjaman Produktif Pinjaman yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Pinjaman ini diberikan untuk menghasil barang atau jasa. Artinya, pinjaman ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa barang maupun jasa. b. Pinjaman Konsumtif Merupakan pinjaman yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam pinjaman ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Pinjaman Perdagangan Merupakan pinjaman yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

3

dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. 3. Dilihat dari Segi Jaminan Maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai pinjaman yang diberikan. Jenis pinjaman dilihat dari segi jaminan ini adalah sebagai berikut : a. Pinjaman dengan Janiman Merupakan pinjaman yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya, setiap pinjaman yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon peminjam. b. Pinjaman tanpa Jaminan Yaitu pinjaman yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pinjaman jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon peminjam selama berhubungan dengan KSP yang bersangkutan. 4. Dilihat dari Segi Sektor Usaha Setiap sector usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pemberian fasilitas pinjamanpun berbeda pula. Jenis pinjaman jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut : a. Pinjaman Pertanian, merupakan pinjaman yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Pinjaman peternakan, dalam hal ini pinjaman diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan untuk pinjaman jangka panjang seperti kambing atau sapi. c. Pinjaman Industri, yaitu pinjamant untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar. d. Pinjaman Pertambangan, yaotu jenis pinjaman untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang. Seperti tambang emas, minyak, atau timah. e. Pinjaman Pendidikan, merupakan pinjaman yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. f.

Pinjaman Profesi, diberikan kepada kalangan profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

g. Pinjaman Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan. h. Dan sektor sektor usaha lainnya

4

D. Prosedur Pemberian Pinjaman a. Pengertian Yang dimaksud dengan prosedur pemberian pinjaman Adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan didalam mengelola permohonan pinjaman dari saat permohonan diterima, sampai dengan pencairan dana. Dengan demikian fungsi dari prosedur pemberian pinjaman adalah : 

Memberi pelayanan yang lebih baik kepada anggota.



Mengusahakan pemberian pinjaman dalam waktu relative singkat sehingga dana yang diperlukan dapat diberikan pada sa’at yang diperlukan.



Mengeliminir

permasalahan

yang

mungkin

timbul dalam

pelayanan

pemberian pinjaman. b. Prosedur Pemberian Pinjaman Untuk dapat memperoleh pinjaman, anggota [ calon peminjam ] harus mengikuti prosedur seperti berikut : 1].Permohonan Pinjaman. 2].Evaluasi / analisa Pinjaman. 3].Keputusan Pinjaman. 4].Perjanjian Pinjaman. 5].Pencairan Pinjaman Rangkaian kegiatan dalam prosedur pemberian pinjaman hendaknya

dapat diselesaikan

dalam target waktu yang relative cepat, sejak pengajuan pinjaman sampai pencairan [misalnya : 7 hari}

Uraian dari prosedur pemberian pinjaman : 1 ]. Permohonan Pinjaman. 

Dalam hal ini Anggota / Calon peminjam terdahulu harus mengisi Formulir permohona pinjaman yang telah disediakan. Pengisian formulir adalah rang 2 [ dua ], dimana aslinya diserahkan kepada Unit Simpan Pinjam Koperasi / KUD dan tidasannya /. Copynya dipegang calon peminjam.



Petugas Simpan Pinjam harus memberi petunjuk serta bimbingan pada anggota / calon peminjam dalam pengisian formulir, agar data yang diberikan benar / dapat dipertanggung jawabkan.



Proses permohonan ini dapat diteruskan apabila formulir dan data yang diperlukan sudah lengkap dan tidak ada permasalahan lagi.



Segera setelah formulir diterima, permohonan kredit segera dapat diproses.

2]. Analisa Pinjaman Adalah suatu rangkaian kegiatan yang sangat besar peranannya di dalam pengambilan keputusan kredit. Fungsi utama dari pada evaluasi analisa pinjaman ini adalah untuk

5

menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan melunasi pinjamannya. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah : 

Melakukan interview pada calon peminjam.



Melaksanakan penelitian.



Melakukan peninjauan ketempat usaha .

■). Secara lengkap tujuan interview / Tanya jawab adalah untuk :  Mengetahui sejauh mana calon peminjam menguasai kegiatan usahanya .  Meneliti kemvali kebenaran data / informasi yang disampaikan oleh calon peminjam [ sebagaimana yang diuraikan dalam formulir permohonan pinjaman ]  Mengenal kebih dekat tentang : pribadi , sifat, serta watak dari calon peminjam.  Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar

belakang

kehidupan, pendidikan dan pengalaman usaha. Hal – hal negatip yang diperkirakan akan menyebabkan kemacetan dalam pengembalian pinjaman , antara lain : 

Diragukan kemampuan menjalankan usahanya.



Memiliki tunggakan yang cukup besar pada pihak lain.



Dikuatirkan adanya penyalah gunaan kredit.



Terlibat dalam sengketa ./ perkara.



Memperdagangkan barang – barang terlarang.

■). Peninjauan lapangan [ ke tempat usaha ]. Hal ini dilakukan apabila sifat , jenis usaha calon peminjam ini benar – benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sampai sejauh mana perkembangannya. Dalam peninjauan

secara

langsung dilapangan

ini, hal- hal yang perlu

diperhatikan antara lain : 1]. Kedudukan / Tempat pendirian Usaha . - Legalitas kepemilikan, Per izinan, Faktor keamaman 2]. Kondisi Usaha. - Tingkat kelancaran usaha, Pangsa Pasar, 3]. Fasiitas pendukung. - Sumber Daya yang dimiliki [ tenaga Kerja, Sumber Air ] 4]. Penilaian terhadap barang barang jaminan yang tercantum dalam surat pernyataan dari calon peminjam - Surat Bukti Kepemilikan. dari barang yang dijaminkan. - Keberadaan barang barang yang dijaminkan. - Kondisi barang barang yang dijadikan jaminan. Selajutnya evaluasi / analisa terhadap pinjaman dapat dilakukan dengan kajian 5 C , antara lain sebagai berikut :

6

a). Character ( Watak ). Adalah sifat / watak dan kejujuran dari pemohon pinjaman, apakah pemohon pinjaman dapat dijamin mempunyai itikad baik untuk melunasi pinjaman atau tidak. Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada KSP/USP bahwa sifat/watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang calon peminjam, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti : cara hidup/ gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai ”kemauan” calon peminjam membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara. Oleh karena itu pengelola USP harus dapat mengamati / menganalisa kehidupan pribadi pemohon pinjaman. Sedangkan hal – hal yang negatif dari charakter calon peminjam yang dapat menghambat kelancaran pelunasan pinjaman diantaranya ialah : apakah ia suka judi, royal, kehidupan pribadi, pernah tersangkut perkara pidana / perdata, pernah menunggak atau mempunyai istri lebih dari satu dan sebagainya. b). Capasty / Capability ( Kemampuan ). Hal ini untuk melihat kemampuan calon peminjam dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit. Sehingga di harapkan usaha pemohon dapat berjalan dengan baik, mendapatkan laba sebagai jaminan dalam pengembalian pinjamannya. c). Capital ( Modal ). Pemohon diharapkan memiliki modal sendiri (kekayaan bersih), sebagai modal awal usahanya. Dalam dunia perbankan biasanya lembaga ini tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100% artinya setiap calon peminjam yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. Dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki anggota terhadap usaha yang akan dibiayai oleh KSP, sedangkan pinjaman berfungsi sebagai modal tambahan. Dengan adanya kewajiban ini diharapkan, rasa memiliki, rasa tanggung jawab ada terhadap usahanya. d). Collateral ( Jaminan ) Merupakan jaminan yang diberikan calon peminjam baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi sesuatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung KSP/USP dari resiko kerugian. Dengan kata lain, sejauh mana jaminan tersebut dapat diperhitungkan nilai jualnya. 7

Sehingga, Jaminan ini bisa berarti pula kekayaan yang dapat diikat sebagai guna kepastian pengembaliannya sesuai dengan jangka waktu jika peminjam tidak melewati pinjamannya. e). Condition of Economy ( Kondisi Ekonomi ). Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datangsesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan, terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Yang perlu dianalisis adalah kondisi ekonomi saat ini (realisasi) pinjaman sampai dengan jatuh tempo pinjaman Sementara itu, penilaian dengan menggunakan rumus 7 P kredit adalah sebagai berikut : 1. Personality Yaitu menilai calon peminjam segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan lain dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C 2. Party Yaitu mengklasifikasikan calon peminjam kedalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga kreditur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredir untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya. 3. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan calon peminjam dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan. Tujuan pengambilan kredit bisa bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif atau perdagangan. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha calon peminjam di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengungat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya KSP/USP yang rugi, tetapi juga peminjam. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara calon peminjam mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan peminjam, akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan calon peminjam dalam mencari laba.

8

7. Protection Rangkaian dari kegiatan mengevaluasi pemohon pinjaman merupakan

proses

terakhir sebelum keputusan atas permohonan pinjaman ini ditetapkan 1 ). Keputusan Pinjaman. 

Setiap permohonan pinjaman diputuskan oleh manajer SP dari Koperasi yang memperoleh delegasi /. Wewnang dari Pengurus Koperasi. Keputusan pinjaman berdasarkan evaluasi / analisa pinjaman dan saran dari bagian analisa .



Manajer Simpan Pinjam didalam mengambil keputusan mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut :  Hasil dari evaluasi terhadap permohonan pinjaman, yang dilakukan oleh bagian analisa.  Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.



Ketentuan – ketentuan yang dinyatakan pada lembaran evaluasi adalah seperti berikut :  Jumlah pinjaman yang disetujui.  Jangka waktu pinjaman.  Penggunaan pinjaman.  Besarnya jasa / bunga pinjaman.  Tanggal jatuh tempo dan Janinan pinjaman.  Pada setiap keputusan yang diambil harus ada tanda tangan Manajer Siumpan Pinjam Koperasi.

2).

Perjanjian Pinjaman.  Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan

antara Usaha

Simpan Pinjam [ KSP / USP], dngan calon peminjam.  Penanda tanganan perjanjian pinjaman ini baru dapat dilakukan setelah adanya keputusan dari hasil evaluasi permohonan pinjaman.  Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dibawah tangan , dan perjanjian tersebut meliputi Surat Perjanjian Pinjaman dan Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak .  Asli surat perjanjian harus disimpan pada kantor koperasi dan copynya dipegang oleh peminjam.  Penanda tanganan perjanjian ini dilaksanakan di Kantor 3).

Koperasi.[ KSP / USP ].

Pencairan Pinjaman. - Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir dari proses pengelolaan pinjaman , dan dilaksanakan bila seluruh proses pemberian pinjaman sudah

selesai, dan juga

berbagai ketentuan pinjaman telah dipenuhi olah peminjam.

9

-

Peminjam harus menandatangani kwitansi dalam rangkap 2 [dua] sebagai tanda terima uang pinjaman tersebut. Kwitansi Asli tanda terima uang pinjaman disimpan Kasir dan copynya bagi peminjam.

-

Pinjaman ini diberikan secara tunai [ cash] pada anggota peminjam dan tidak dibenarkan dalam bentuk lain.

-

Bilamana memungkinkan [ untuk pinjaman dalam jumlah besar ] bisa diusahakan pencairan secara bertahap. Pencairan berikutnya dengan memperhatikan realisasi penggunaan dari pencairan sebelumnya. Bila penggunaan pinjaman tahap pertama sesuai dengan rencana / tujuan maka akan segera dilanjutkan dengan pencairan tahap berikutnya. Tetapi bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan pembenahan lebih dahulu sampai ada penyelesaian sebgaimana yang seharusnya.

4).

Formulir - formulir prosedur pinjaman. Formulir - formulir yang diperlukan , berkaitan dengan prosedur pemberian pinjaman adalah sebagai berikut : - Formulir Permohonan Pinjaman. - Formulir Persetujuan Pinjaman. - Formulir Penjanjian

Pinjaman

- Formulir Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak

E. Perencanaan Kas / Likuiditas Usaha Simpan Pinjam Arus Kas / Cash Flow adalah daftar yang menggambarkan penerimaan atau pendapatan usaha dan biaya atau pengeluaran usaha selama satu periode tertentu. Misalnya : 1 bulan, 1 tahun atau lebih dari 1 tahun. Dari arus kas ini dapat diketahui kemampuan dana tunai yang dimiliki oleh Koperasi dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya. Maka dari aliran Kas, dapat diketahui: a. Jumlah penerimaan kas dan b. Jumlah pengeluaran kas serta c. Saldo kas yang diinginkan ( saldo awal dan saldo akhir). ad. a. Penerimaan Kas terdiri dari : -

Penerimaan pendapatan bunga.

-

Penerimaan dari Pinjaman Angsuran Pinjaman.

-

Penerimaan dari Hutang (Tabungan Koperasi, Sijakop dan Hutang Bank lainnya)

-

Penerimaan dari pendapatan lainnya.

ad. b. Pengeluaran Kas terdiri dari : -

Biaya Keuangan (Biaya Bunga)

-

Biaya Tenaga Kerja

-

Biaya Operasional (Pemasaran dan Administrasi/Umum).

-

Biaya Organisasi 10

-

Pembelian - pembelian lain.

-

Angsuran Pinjaman.

-

Pembayaran Sewa.

-

Pengeluaran Investasi lainnya, dll.

Kegunaan Cash Flow : -

Memberikan gambaran kapan harus diputuskan kebijakan Kas ( menyimpan atau pinjam ).

-

Dapat dipakai untuk menetapkan kapan harus dilakukan pinjaman.

-

Memberikan petunjuk berapa kredit yang diperlukan.

-

Dapat mengatur pembayaran kembali dari dana- dana yang tersedia.

Likuiditas Sebagaimana bentuk usaha lainnya, KSP/USP merupakan salah satu lembaga keuangan yang dalam operasionalnya mengelola uang. Tentunya persoalan likuiditas bagi KSP/USP merupakan persoalan yang amat penting, yang dalam hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan anggota dan pihak ketiga/kreditur. Mengingat sangat pentingnya likuiditas, pengelola KSP/USP harus selalu mengamati dan mengikuti dalam usaha peredaran keuangan agar posisi likuiditas selalu terjaga dalam setiap harinya. Kemungkinan terjadi keteledoran KSP/USP dalam menjaga posisi likuiditas atau sengaja membiarkan posisi likuiditas berada di bawah ketentuan minimum, maka akan dengan sendirinya nanti akan menyulitkan operasional KSP/USP tersebut. Bahkan dalam kehidupan KSP/USP selalu timbul pertentangan kepentingan antara likuiditas atau profitabilitas. Maksudnya bila ingin mempertahankan likuiditas dengan memperbesar posisi kas, maka KSP/USP tidak akan memanfaatkan seluruh dana yang tersedia karena sebagian akan dimanfaatkan dalam bentuk caangan tunai. Ini berarti akan mengurangi perolehan keuntungan atau SHU bagi KSP/USP yang bersangkutan. Sebaliknya bila ingin mempertinggi rentibilitas, maka sebagian cadangan kas yang tersedia akan digunakan untuk perputaran keuangan, sehingga posisi kas minimum aka turun dibawah ketentuan yang ditetapkan. Penetapan Likuiditas Minimum dimaksud, dipergunakan utuk memenuhi kewajiban KSP/USP terhadap anggota maupun pihak ketiga yang muncul setiap saat atau sewaktu-waktu. Berbeda dengan lembaga keuangan lainnya/perbankan, KSP/USP dalam menetapkan tingkat likuiditas minimum berpedoman dengan cara membandingkan antara : pinjaman yang diberikan dengan keseluruhan dana yang diterima atau dihimpun [ modal sendiri, modal pinjaman, modal penyisihan, tabungan dan simpanan berjangka]. Hasil dari perbandingan antara pinjaman yang diberikan dengan keseluruhan dana yang diterima sebagaimana tersebut di atas, sebaiknya tidak melebihi 90 %.

11

Contoh : a. Pinjaman diberikan sejumlah Rp. 89.500.000; b. Dana yang diterima modal sendiri

Rp.

33.000.000,00

modal pinjaman

Rp

50.000.000,00

modal Penyertaan

Rp

5.000.000,00

tabungan koperasi

Rp

4.500.000,00

simpanan berjangka

Rp

JUMLAH

7.500.000,00

Rp 100.000.000,00

Perhitungan : Pinjaman diberikan X 100% = Dana yg diterima Rp. 89.500.000,00

X 100%

= 89.5 %

Rp100.000.000,00 Karena hasil perbandingan tersebut kurang dari 90%, maka kondisi kas minimum yang tersedia menunjukkan baik. Dalam arti KSP/USP akan mampu memenuhi / membayar kewajiban atau hutangnya kepada anggota maupun kepada pihak ketiga sewaktu waktu ditagih. Adapun dalam prakteknya adalah ditentukan oleh kondisi daerah masing masing dimana KSP / USP tersebut berdiri . 1. HARGA POKOK DANA DAN LENDING RATE . HARGA POKOK DANA . Yang dimaksud “ Harga Pokok Dana “ adalah merupakan sejumlah dikeluarkan oleh KSP / USP dalam rangka pemberian

dana yang

pinjaman kepada anggota

Adapun harga pokok dana tersebut , meliputi beberapa komponen sebagai berikut : a. Cost of Fund [ COF ] : yaitu merupakan biaya atau imbalan yang dikeluarkan oleh KSP / USP berkaitan dengan dana yang

harus disimpan oleh

para anggotanya / pihak ketiga . Misalnya : Dalam operasionalnya KSP / USP harus memiliki

sejumlah cadangan likuiditas

sebesar 10 % , yang harus selalu tersedia di KSP / USP dalam bentuk uang tunai , guna mengantisipasi penarikan dana dalam bentuk simpanan - simpanan dan kewajiban lain yang segera harus dibayar. Sedangkan biaya

atas modal yang berlaku umum saat itu adalah 11 % per

Tahun.

12

Dari uraian tersebut , maka cost of fund yang efektif atas dana yang diterima KSP/USP adalah seperti berikut : 11 %

COF =

100%-10%

=

11 % 90 %

=

11 % 0,90

=

12,22 %

b. Overhead Cost . Adalah biaya biaya tetap yang jumlahnya tidak ditentukan oleh

jumlah dan

jenis dana yang dihimpun , antara lain yaitu : - Biaya karyawan / gaji tenaga kerja . - Biaya penyusutan . - Biaya Listrik , air bersih , tilpun dan lain - lain. c. Biaya Resiko : yaitu perkiraan besarnya piutang ragu – ragu terhadap jumlah dana yang

telah

dipinjamkan. Semakin rendah tingkat kolektibilitasnya , maka akan

semakin tinggi taksiran terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu – ragu . BASE LENDING RATE. Berikut yang dimaksud ” Lending Rate ” adalah : merupakan penetapan tingkat suku bunga pinjaman oleh KSP / USP yang dibebankan kepada anggota peminjam . Beberapa keterangan tentang penetapan suku bunga : a. Manfaat penetapan bunga . * Sebagai dasar kebijakan dalam menghadapi persaingan . * Sebagai landasan dalam menghitung customer profitability. * Sebagai landasan untuk meningkatkan kekuatan daya saing. * Sebagai dasar perhitungan untuk kemungkinan dilakukan perubahan , b. Dasar penetapan bunga : 1). Sistem Flat / tetap , yaitu perhitungan bunga pinjaman berdasarkan pokok awal pinjaman , sehingga jumlah bunga yang dibayar setiap bulan jumlahnya sama . RUMUS : =================================================== Pdpt Bunga / bln = Tk. Bunga / bln x Saldo Awal Pokok Pinjaman ==================================================== Contoh : - Jumlah pinjaman sebesar Rp 20.000.000. - Tingkat Jasa / Bunga 2 % / bln , flat / tetap. - Jangka waktu pelunasan 5 Bulan [ 5 x Angsuran ] . Maka

jumlah pendapatan jasa / bunga selama jangka waktu 5 bulan adalah

seperti berikut : Tk. Bunga x Pokok Pinjaman x 5 2 % x Rp. 2.000.000. x 5

= Rp. 200.000. 13

2). Sistem Sliding Rate / bunga menurun , yaitu perhitungan bunga

pinjaman yang

dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman . RUMUS : ======================================================= Bunga / Bulan [Rp] = Tk. Bunga / bulan x Sisa pokok pinjaman ======================================================= Contoh : Kepada seorang anggota diberikan pinjman sebesar Rp 2,000.000. ketentuan bunga / jasa sebesar 2 % / bulan menurun / dari

Dengan

sisa pokok pinjaman.

Jangka waktu pelunasan selama 5 Bulan [ 5 x Angsuran ]. Maka jumlah pendapatan selama 5 Bulan adalah seperti berikut : ---------------------------------------------------------------------------------------------------ANGSURAN POKOK

TAHAPAN

PERHITUNGAN JASA / BUNGA

Ke 1

Rp 4.00.000.

2 % x Rp. 2.000.000 = Rp 40.000.

Ke 2

Rp 4.00.000.

2 % x Rp. 1.600.000 = Rp 32.000.

Ke 3

Rp 4.00.000.

2 % x Rp. 1.200.000 = Rp 24.000.

Ke 4

Rp 4.00.000.

2 % x Rp. 800.000 = Rp 16.000.

Ke 5

Rp 4.00.000.

2 % x Rp

400.000 = Rp 8.000.

JUMLAH JASA / BUNGA = Rp 120.000. ========================================================= 3). Faktor yang mempengaruhi penetapan bunga yaitu : - Cost Of Fund / Cost Of Loanable Fund [ COLF ] : * Bunga atas Dana . * Biaya Akses Modal - Overhead Cost [ OHC ] : * Gaji Karyawan * Biaya Listrik * Tilpun * Air Bersih [ P D A M ] * Penyusutan Aktiva - Risk - Spread / Mark Up.

14

R U M U S PERHITUNGAN BUNGA PINJAMAN : ============================================ 1 . Cost Of Loanable Fund [ COLF ]

= x

%

2. Overhead Cost [ OHC ]

=

x %

3. Cost Of Money [ COM ]

=

x %

4. Risk

=

x %

5. Break Even Point [ BEP ]

=

x %

6. Spread / Mark Up

=

x %

7. Base Lending Rate [ BLR ]

=

x %

Keterangan : -

Cost Of Loanable Fund ( C O L F ) = KSP / USP atas dana yang

yaitu biaya yang harus

dihimpun , seperti

Dikeluarkan oleh

tabungan dan simpanan serta

pinjaman yang diterima / modal tidak tetap. -

Overhead Cost ( O H C ) = yaitu biaya – biaya tetap yang timbul dan jumlahnya tidak ditentukan oleh jumlah dan jenis dana yang dihimpun, misalnya : Biaya gaji karyawan , biaya listrik , biaya tilpun , biaya air bersih, biaya penyusutan inventaris , dan lain lain .

-

Risk = yaitu perbandingan besarnya piutang ragu ragu terhadap jumlah rata – rata dana yang

dipinjamkan. Semakin rendah

tingkat kolektibilitasnya , maka akan

semakin tinggi taksiran terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu – ragu, dan sebaliknya jika tingkat kolektibilitasnya tinggi , maka akan semakin rendah

taksiran

terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu – ragu . -

Spread = , yaitu merupakan sejumlah prosentase tertentu sebagai profit / keuntungan yang diharapkan dari pinjaman yang diberikan.

-

Base Lending Rate = Tk bunga / jasa yang dibebankan kepada anggota.

F. Penetapan Plafond, Jangka Waktu dan Sistem Pengembalian 1. Plafond Standar Plafon Pinjaman 1.1. Penetapan Plafon Pinjaman KSP/USP Koperasi melalui Rapat Anggota harus menetapkan berapa besarnya nilai pinjaman minimal dan berapa besarnya nilai pinjaman maksimal yang dapat diberikan. Penentuan nilai pinjaman minimal berkaitan dengan efektivitas penyaluran pinjaman, sedangkan penentuan besarnya nilai pinjaman maksimal berkaitan dengan penekanan risiko pinjaman. 1.2. Penetapan Plafon Pinjaman Produktif Penetapan batas minimal dan maksimal pinjaman produktif harus mempertimbangkan hal berikut: _ Tepat jumlah. 15

_ Tepat sasaran. _ Tepat penggunaannya. _ Tepat pengembalian. Besarnya plafon pinjaman produktif lebih didasarkan pada kelayakan usaha calon peminjam. 1.3. Penetapan Plafon Pinjaman Konsumtif Besarnya plafon pinjaman konsumtif dapat ditetapkan sebesar 3 kali nilai simpanan dan atau cicilan kredit per periode (bulan), tidak lebih dari 30% penghasilan calon peminjam. 1.4. Penetapan Plafon Pinjaman Produktif dengan Agunan Besarnya nilai maksimal pinjaman produktif yang menggunakan agunan yang dapat ditetapkan adalah 75 % dari nilai agunan. 2. Jangka Waktu Dalam arti lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama kali diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini adalah sebagai berikut : a. Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit Jangka Menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa Bank mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang. c. Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 3. Sistem dan Prosedur Pengembalian Pinjaman 1) Anggota 1. Mengisi slip setoran sebesar jumlah rupiah angsuran; 2. Serahkan Buku Angsuran, slip setoran dan uang angsuran kepada kasir; 2) Kasir 1. Terima Buku Angsuran, slip setoran dan uang angsuran; 2. Hitung jumlah uang dan periksa kebenaran pengisian slip dan Cocokkan dengan data buku angsurannya, jika sosok simpan uang dalam kotak uang, dan paraf slip setoran; 3. Catat penerimaan tersebut ke dalam Buku Mutasi Harian Kas; 4. Serahkan buku angsuran, slip setoran kepada staf administrasi Pinjaman untuk dibukukan; 5. Akhir hari buat daftar Rekapitulasi Kas Harian (RKH), serahkan RKH beserta buktibukti transaksinya kepada Staf Pembukuan. 3) Staf Administrasi Pinjaman 1. Terima slip setoran dan buku angsuran; 2. Keluarkan file kartu pinjaman sesuai data buku angsuran; 16

3. Bukukan angsuran tersebut ke dalam buku angsuran dan kartu angsuran; 4. Bandingkan ke-2 saldo pada kartu dan buku angsuran tersebut, jika terjadi perbedaan lakukan rekonsiliasi terlebih dahulu untuk menyesuaian saldo, jika cocok paraf slip setoran, dan; 5. Kembalikan slip setoran kepada kasir, dan buku angsuran kepada anggota; 6. Simpan kembali kartu pinjaman urut nomor rekening; 4) Staf Pembukuan 1. Terima RKH dan slip setoran (d.h.i. slip setoran untuk angsuran); 2. Bukukan transaksi ke dalam buku jurnal penerimaan kas sesuai jenis transaksinya; 3. File slip setoran urut tanggal; 4. Sistem dan Prosedur Pembebanan Angsuran Tertunda: 1) Staf Administrasi Pinjaman: 1. Bila ada pembayaran angsuran tertunda dari anggota ambil file kartu pinjaman masingmasing anggota, dan; 2. Siapkan slip transaksi (nota) pembebanannya, paraf slip dan mintakan persetujuan manajer atas transaksi tersebut, jika telah disetujui; 3. Pembebanan tersebut dapat dilakukan melalui pendebetan rekening simpanan pinjaman yang merupakan simpanan anggota yang dibuka untuk menutup timbulnya risiko pembayaran; 4. Bukukan kewajiban angsuran tertunda tersebut ke dalam Kartu Pinjaman Anggota; 5. Serahkan Slip Transaksi (Nota Debet) kepada Staf Administrasi Simpanan untuk dibukukan ke dalam Kartu Simpanan Pinjaman atas nama anggota yang bersangkutan; 6. Jika anda melakukan setoran/melalui tunggakan, kembalikan setoran tersebut ke dalam Kartu Simpanan pada buku Pinjaman Anggota pada saatnya; 2) Staf Administrasi Simpanan Slip transaksi/Nota yang telah dibukukan ke dalam kartu simpanan pinjaman oleh staf administrasi simpanan segera didistribusikan kepada staf pembukuan untuk dilakukan penjurnalan 3) Staf Pembukuan Melakukan penjumlahan atas transaksi di atas 5. Sistem dan Prosedur Pelunasan Pinjaman Pada pokoknya tidak terjadi perbedaan dengan prosedur E di atas, namun proses tambahan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Staf Administrasi Pinjaman: 1. Setelah dipastikan Kartu Pinjaman atas nama Anggota telah lunas, berikan tanda/Cap Lunas pada Kartu Pinjaman dan Buku Angsuran; 2. Siapkan instruksi pembayaran simpanan (risiko) pinjaman berupa pembuatan slip penarikan (kuitansi), jika saldo simpanan tersebut masih ada; 3. Pastikan pelunasan tersebut untuk penyelesaian saldo Kartu Simpanan (risiko) Pinjaman, dan koordinasikan dengan Staf Administrasi Simpanan; 4. Serahkan seluruh berkas pelunasan kepada Manajer; 5. Jika telah disetujui Manajer, dan telah dilakukan pembayaran file Kartu Pinjaman, Buku Angsuran Anggota dan Kartu Simpanan Pinjaman dalam file Lunas urut Nomor rekening; 2) Manajer: 1. Terima berkas pelunasan pinjaman; 2. Periksa kebenaran data, jika benar dan cocok berikan persetujuan pada slip penarikan (kuitansi); 3. Serahkan berkas kepada Staf Administrasi Pinjaman untuk di file kembali; 17

4. Serahkan Buku Angsuran dan Slip Penarikan (kuitansi) kepada Kasir untuk pembayaran; 3) Kasir: 1. Terima slip penarikan (kuitansi) dan buku angsuran yang telah disetujui Manajer; 2. Siapkan jumlah uang sebesar slip/kuitansi dan lakukan pembayaran; 3. Mintakan tanda tangan anggota di balik slip penarikan (kuitansi) sebagai bukti pembayaran; 4. Serahkan buku angsuran kepada staf administrasi pinjaman; 5. Catat pengeluaran tersebut ke dalam buku mutasi harian kas; 6. Akhir hari buat daftar rekapitulasi kas harian (RKH); 7. Serahkan RKH dan slip penarikan kepada staf pembukuan. 4) Staf Pembukuan 1. Terima RKH dan slip penarikan (kuitansi); 2. Bukukan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas. 3. File slip penarikan urut tanggal. G. Menggagas Penerapan Pemberian Pinjaman dan Aturannya 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Dana / Modal dalam Usaha Simpan Pinjam. 2. Jelaskan , apa yang dimaksud dengan pinjaman . 3. Jelaskan bagaimana prosedur pemberian pinjaman. 4. Jelaskan apa tujuan analisa 5 C, pada calon peminjam. 5. Ketentuan apa saja yang terdapat pada lembar evaluasi permohonan pinjaman. 6. Buatlah dengan singkat Leaflet dalam upaya memasarkan produk pinjaman yang dimiliki oleh KSP/USP anda.

DAFTAR PUSTAKA. a. Undang Undang NO. 25. Tahun 1992 Tentang Perkoperasin, Departemen Koperasi PPK Biro Hukum dan Organisasi, Jakarta. b. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, Departemen Koperasi dan PPK Ditjen Koperasi Perkotaan, Jakarta c. Keputusan Menteri Koperasi , PK dan M NO. 351 / KEP / M / XII / 1998 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Departemen Koperasi PK dan M Ditjen Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam. d. Keputusan Menteri Koperasi, PK dan M NO. 194 / KEP / M / IX / 1998 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peniaian Kesehatan KSP / USP. Departemen Koperasi PK dan M. Ditjen Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Jakarta e. Keputusan Menteri Koperasi, PK dan M NO. 194 / KEP / M / I / 1999. tanggal 11 Januari 1999, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Simpan pinjam. Depatemen Koperasi PK dan M Ditjen Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Jakarta. f. Keputusan Menteri Koperasi dan UKM NO. 96/ KEP/ M / KUKM /XII/ 2004 Tentang Pedoman Standart Operasional Manajemen K S P dan U S P Koperasi. g. Manajemen Usaha Simpan Pinjam Vol 1 dan 2 [ Serial Buku Pintar ], Kementerian Koperasi dan U K M Deputi Bidang Pengembangan SDM , 2003. h. Manajemen Perbankan, Kasmir, SE. MM. Rajagrafindo Persada, PT. Edisi Revisi, Jakarta, 2008.

18

More Documents from "Breve P"

May 2020 23
May 2020 28
Mdn
October 2019 45