GBPP – PENILAIAN HUTAN
Minggu
Tujuan instruksional khusus
Pokok bahasan
1-2 Setelah menyelesaikan Pendahuluan : kuliah ini mahasiswa • Hubungan mampu menjelaskan manusia dan konsep nilai ekonomi ekosistem total dan klasifikasi nilai • Konsep nilai hutan dari pendekatan/ ekonomi paham ekonomi-ekologi total ekosistem hutan
3
Menjelaskan pengertian dan konsep dasar setiap macam metode penilaian, dan relevansi penilaian dalam pengelolaan sumberdaya hutan
Penilaian dan kegunaan penilaian dalam bidang kehutanan
Sub pokok bahasan
Estimasi waktu (menit)
Pustaka/referensi
1. Pengertian nilai dari sudut etika moral 2. Konsep kesediaan membayar 3. Karakteristik hutan dari segi ekosistem, manajemen & ekonomi 4. Klasifikasi nilai hutan dan pengertian setiap macam nilai 1. Pengertian penilaian (valuation & appraisal) 2. Klasifikasi metode penilaian 3. Kegunaan penilaian
200
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest management.(bab 9) 2. Turner, Pearce & Bateman. 1994. Environmental Economics : An Elementary Introduction (bab 2
100
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest Management.(bab 9) 2. Bahruni. 1999. Diktat Penilaian Hutan (bab 1&2) 3. Pearce dan. Turner. 1990. Economics of Natural Resources and Environment. (bab 8).
Minggu
Tujuan instruksional khusus
4-5 Menjelaskan manfaat dan biaya dari sudut swasta (private) dan masyarakat (public) dalam pengelolaan sumberdaya hutan. Mampu melakukan kalkulasi & analisis manfaat biaya pengelolaan sumberdaya hutan. 6
Mampu menjelaskan pengertian nilai pohon, dan menganalisis/ mengkalkulasinya. 7-8 Mampu menjelaskan pengertian dan faktorfaktor yang mempengaruhi nilai tegakan. Melakukan analisis/ mengkalkukasi nilai tegakan
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Estimasi waktu (menit)
Pustaka/referensi
Konsep manfaat dan biaya dalam pengelolaan sumberdaya hutan
1. Pengertian & macam-macam manfaat & biaya 2. Aritmatika nilai kini (konsep nilai kini & akan datang) 3. Analisis manfaat biaya konvensional & ekonomi-ekologi 1. Metode-metode penilaian pohon 2. Prosedur/ teknik penilaian 1. Metode dan masalah penilaian tegakan 2. Prosedur/teknik penilaian tegakan tua (masak tebang)
200
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest Management.(bab 7) 2. Klemperer. 1996. Forest Resource Economic and Finance (bab 4)
100
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest Management.(bab 10)
200
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest Management.(bab 11) 2. Bahruni. 1999. Diktat Penilaian Hutan (bab 4)
Nilai & metode penilaian pohon
Nilai & metode penilaian tegakan tua (masak tebang)
Minggu 910
Tujuan instruksional khusus
Mampu menjelaskan nilai ekonomi lahan dan tegakan dalam pengelolaan hutan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mampu melakukan analisisi dan kalkulasi nilai lahan maupun tegakan muda 11- Mampu melakukan 12 analisis keputusan pengelolaan tegakan /hutan yang ekonomis dan menilai / evaluasi keberlanjutan produksi tegakan. 13- Mampu menganalisis 14 nilai ekonomi hasil hutan non kayu, hasil air dan jasa wisata alam dalam pengelolaan sumberdaya hutan
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Estimasi waktu (menit)
Pustaka/referensi
Penilaian lahan 1. Metode penilaian hutan seumur lahan hutan dan tidak seumur seumur dan hutan serta nilai tidak seumur tegakan muda
200
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest management.(bab 11) 2. Bahruni. 1999. Diktat Penilaian Hutan (bab 5
Pengelolaan hutan lestari dari sudut aset tegakan
1. Keputusan pengelolaan terhadap pohon/tegakan 2. Nilai aset tegakan
200
Penilaian hasil 1. Klasifikasi hasil hutan non kayu : hutan berdasarkan lokasi dan harga • Penilaian hasil hutan non kayu 2. Metode dan prosedur nilai • Penilaian jasa relatif (nilai dalam hutan perdagangan) 3. Metode dan
100
1. Davis dan Johnson. 1987. Forest Management.(bab 13) 2. Bahruni. 2002. Akuntansi Aset Daerah Bidang Kehutanan (paper) 1. Davis dan Johnson. 1987. Forest management.(bab 12)
PENGERTIAN NILAI Agama, etika, norma, adat, hukum
Informasi baru ttg ekosistem
Pengetahuan, Pendapatan, dll
Harapan/motif hub. Manusia vs ekosistem : Guna/ Non guna
Persepsi thd ekosistem
Sikap & Perilaku
• Memperoleh/ kehilangan: kegunaan/ kepuasan kesenangan • Antroposentris
• Pendugaan nilai/Valuasi • Nilai ekonomi-ekologi
KONSEP KESEDIAAN MEMBAYAR/ NILAI EKONOMI H
MC = S SK h SP D = WTP 0
Q q Ukuran dari kegunaan/manfaat ditentukan oleh segala sesuatu (waktu, barang dan uang) yang tersedia untuk ditukarkan oleh seseorang agar dapat memperoleh, memiliki atau menggunakan barang dan jasa KESEJAHTERAAN = SK + SP = NET SOCIAL BENEFIT / MANFAAT SOSIAL BERSIH
KARAKTERISTIK HUTAN DARI SEGI EKOSISTEM
Manusia
Faktor Fisik : Tanah (Edafis) Air & Udara (Klimatis)
EKOSISTEM HUTAN / SDA
Fauna
Manfaat Ekosistem
Flora
KARAKTERISTIK EKOSISTEM HUTAN DARI SEGI EKOSISTEM
Non-Wood Forest Products (NWFPs) Watershed Protection and Erosion Control Ecotourism and Recreation
Biodiversitity and Habitat
FOREST RESOURCES
Industrial wood for Lumber, Paper, And Packaging
Carbon Storage Agricultural Land Human Settlement Fuelwood and Charcoal
THE MANY FUNCTIONS OF FOREST (NILSSON, S. 1996)
KARAKTERISTIK HUTAN DARI SEGI MANAJEMEN DAN EKONOMI a. Long-Term Bussiness Management, perlu menyadari :
1. Kepercayaan yang kuat bahwa Barang & Jasa hutan tetap dan semakin dibutuhkan masyarakat 2. Nilai Waktu (bunga-berbunga) dari biaya-biaya menjadi dominan b. Banyak Jenis “unmarketed” (Dari Segi Ekonomi Pasar) Barang dan Jasa memiliki Nilai tetapi tidak memiliki Harga. Hal ini sulit diketahui nilainya, tapi penting untuk dinilai ! Pak Emil Salim “Lingkungan dan biodiversity masih di luar jalur pembangunan, dan agar masuk jalur maka perlu diberi nilai Rp.!” c. Struktur Pasar yang tidak Kompetitif→Harga pasar bias ! (mis. monopoli)
d. Multiple Benefits :
Banyak manfaat berupa kayu, non kayu dan jasa lingkungan Sifat saling meniadakan(Trade off); Komplementer/Independen Contoh : Kayu dan Hidrologis e. Sifat Kepemilikan Tidak Jelas (Dari Segi Kelembagaan) Sumberdaya milik bersama (Common property resources) atau Barang publik (public good)
Maka: Diperlukan keahlian & keterampilan serta ketekunan untuk menggunakan segala kemungkinan SENI & ILMU (ARTS & SCIENCES) dalam menciptakan METODE-METODE PENILAIAN yang kreatif dan bermanfaat.
Pendekatan sistem hubungan manusia dan lingkungan dlm pembangunan ekonomi
ECONOMY
ENVIRONMENT
KONSEP KONVENSIONAL Pembangunan ekonomi mengabaikan lingkungan alami/ ekosistem hutan Rumah tangga
Barang
Pendapatan Prsh
Pendapatan RT
Perusahaan
Jasa
PENDEKATAN BARU SISTEM/EKOSISTEM Rumah tangga
Barang
Pendapatan Prsh
Pendapatan RT
Perusahaan - Sumberdaya alam - Jasa lingkungan
Bahan baku
Sisa produksi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Jasa
DISTORSI PASAR MONOPOLI MC S
D PASAR KOMPETITIF
D=AR MR MONOPOLI
NILAI KAYU VS HIDROLOGIS
KLASIFIKASI NILAI EKOSISTEM HUTAN 1. DAVIS (1983) FOREST MANAGEMENT NILAI EKOSISTEM HUTAN MARKET VALUE
INUSE VALUE
SOCIAL VALUE
2. JAMES, R. F (1991), Pearce dan Turner (1990), dan Turner (1992) NILAI EKOSISTEM HUTAN (TEV)
NILAI GUNA
NILAI GUNA LANGSUNG: PEMANFAATAN HHK&NK
NG TIDAK LANGSUNG FUNGSI EKOLOGIS
NILAI OPTION PERLINDUNGAN HABITAT PELESTARIAN KEHATI, ATRIBUT SOSIAL
NILAI KEBERADAAN
KLASIFIKASI NILAI EKOSISTEM HUTAN Worrel (1961), dan Gregory (1979) membuat klasifikasi nilai manfaat didasarkan atas perilaku pasar atas barang dan jasa yang dinilai tersebut, yaitu : 1. Nilai manfaat nyata (tangible benefits) : adalah manfaat yang diperoleh dari barang dan jasa yang dapat secara nyata diukur, karena berlaku mekanisme pasar secara baik. 2. Nilai manfaat tidak nyata (intangible benefits) : adalah kebalikan dari manfaat nyata, yaitu nilai manfaat ini tidak dapat diukur secara langsung, karena mekanisme pasar tidak berjalan, ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi kegagalan pasar (market failure)
KETERKAITAN SDH DGN NET Digunakan / Dimanfaatkan
Flora Fauna
Barang Hasil Hutan
Nilai Guna Langsung
Endemik / Dilindungi
Nilai Total Ekonomi
Tidak / Belum Digunakan
Ekosistem Hutan
Jasa Hutan
Nilai Guna Tidak Langsung
Nilai Pilihan
Sosial Budaya
Atribut / Simbolik
Klasifikasi Sumber Manfaat / Indikator Nilai
Nilai Keberadaan
Klasifikasi Nilai Manfaat
PENGERTIAN PENILAIAN VALUATION (VALUASI) :
Pengembangan KONSEP & METODOLOGI yg memadai utk menduga nilai manfaat Pengembangan teori/ teknik pendugaan nilai
APPRAISAL=ASSESSMENT
Penerapan konsep/metode/teknik penilaian utk menduga besar nilai manfaat ekosistem hutan atau barang dan jasa lingkungan
Di masyarakat istilah ini sering saling dipertukarkan Æ sering dlm arti appraisal Penilaian : Penentuan/pendugaan nilai manfaat ekosistem hutan berdasarkan metode/teknik tertentu, utk individu/masyarakat, lokasi & waktu tertentu
KEGUNAAN APRAISAL DI KEHUTANAN Penilaian (valuasi) seperti dikemukakan terdahulu, adalah studi tentang metodologi dan konsep penentuan nilai dari sesuatu. Sedangkan apraisal adalah suatu prosedur atau proses tertentu tentang perhitungan dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa tertentu, bagi individu tertentu serta pada keadaan tempat dan waktu tertentu Pada masyarakat yang semakin maju peranan apraiser (yang melakukan apraisal) semakin penting sehingga untuk menjadi apraiser diperlukan sertifikat atau lisensi yang resmi. Bidang kerjanya mencakup penilaian bagi kepentingan jual-beli, dasar penentuan pajak, penilaian untuk kepentingan pengadilan, dsb.
KEGUNAAN APRAISAL DI KEHUTANAN 1. Pembelian dan penjualan tegakan Baik pembeli maupun penjual perlu mengetahui nilai tegakan yang akan dijual/dibelinya, sebelum melakukan tawar-menawar. Jual beli akan terjadi bila kedua pihak setuju dan yakin akan nilai yang ditawarkannya. Bila harga tawaran pembeli lebih tinggi dari harga “in-use” bagi penjual; atau bila harga “in-use” bagi pembeli lebih besar dari harga penawaran penjual, maka jual beli akan terjadi. Konsekwensinya, suatu lahan hutan harus terbuka untuk dinilai (termasuk inventarisasi) baik oleh penjual maupun oleh calon pembeli. Untuk efisiensinya, maka apraiser/asesor independen (berlisensi/sertifikat) menjadi sangat diperlukan. Di negara maju perusahaan konsultan appraisal, berkembang dengan baik.
KEGUNAAN APRAISAL DI KEHUTANAN 2. Perencanaan Dalam perencanaan hutan, penilaian diperlukan dalam mengkuantitatifkan tujuan yang ingin dan dapat dicapai, serta kendala-kendalanya, sehingga dapat dibuat peringkat alternatif perencanaan pengelolaan yang dianggap baik. Karena sifatnya perencanaan maka penilaian yang dimaksud adalah nilai ramalan, dan bersifat tidak rinci. Jawatan kehutanan di USA melaksanakan perencanaan hutannya berdasarkan penilaian yang cukup seksama mengenai unsur-unsur pengelolaannya dalam nilai dollar. Di Indonesia penilaian KELAYAKAN PROYEK, PROSPEK PENGELOLAAN HUTAN (HTI, HA, AF, HR DLL)
3. Klaim (tuntutan) kerusakan, dan klaim hukum lainnya Kebakaran hutan (oleh pihak ketiga), pencurian, penyerobotan adalah kejadian yang menyebabkan pemilik tegakan dapat menuntut ganti rugi atau tindakan hukum lainnya. Penilaian kerusakan yang terjadi perlu dilakukan melalui prosedur apraisal yang diakui hukum (secara resmi). Pengadilan biasanya mendasarkan pada “market value” yang berlaku saat itu, sejauh memungkinkan.
KEGUNAAN APRAISAL DI KEHUTANAN 4. Perhitungan pajak, iuran (fee, royalty, dll), lelang, merger, go public Pajak atas kekayaan atau pajak atau pungutan yang bersifat “ad-valorem” (didasarkan atas nilai barang, tidak “lump-sum”) adalah memerlukan apraisal tertentu.
5. Pinjaman Kredit Pinjaman kekayaan permodalan, yang dalam kehutanan diantaranya adalah lahan dan tegakan hutan, akan sangat diperlukan dalam mempertimbangkan pinjaman kredit. Karena itu maka apraisal, oleh pihak netral, sangat diperlukan.
METODE APRAISAL Memang banyak alternatif metode/teknik apraisal yang dapat digunakan. Metode-metode tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 6 macam/cara : (1) data dan fakta, (2) nilai kiwari bersih dari kegunaan, (3) nilai sisa turunan, (4) kuantifikasi pasar, (5) biaya penggantian, dan (6) penilaian subjektif.
(1) Data dan fakta pasar Penilaian dilakukan dengan mengetahui data dan fakta transaksi jual beli terbaru dan terdekat. Masalahnya harus menelaah sejauh mana karakteristik yang dinilai dianggap sama dengan yang telah terjual dalam transaksi. Karena kenyataannya tidak ada yang sama, maka dapat dibandingkan dengan lebih satu kejadian transaksi. Selanjutnya secara subjektif dilakukan pendekatan-pendekatan sehingga pendekatan dianggap rasional. Berikut ini adalah contoh yang dapat dipelajari.
METODE APRAISAL Misalnya sebidang areal hutan mau dijadikan konsesi, mau ditaksir harganya, maka dibandingkan dengan 3 areal lain yang telah terjual, sebagai berikut. Karakteristik
Areal yang dinilai
Areal (1)
Areal (2)
Areal (3)
Luas areal
30
21
60
36
Volume/acre
6
12
8
4
Jarak dari areal yang dinilai
0
30
3
10
Jarak dari kota
10
16
7
3
Tanggal penjualan
-
1/10/82
15/2/83
5/1/83
Harga jual/acre
-
$ 430
$ 500
$ 600
Tidak ada satupun areal yang betul-betul sesuai dengan areal yang dinilai. Areal (1) di pedalaman, areal (2) luas sekali, areal (3) dekat dengan kota dsb. Bila didekati dari berbagai karakteristik, dapat saja secara subjektif dianggap bahwa areal yang dinilai kira-kira berada di bawah rata-rata dari ketiga areal yang telah terjual, maka harga diperkirakan di bawah $ 534 per acre. Sebut saja misalnya $ 480 acre, dsb.
METODE APRAISAL (2) Nilai Kiwari Bersih Kegunaan lahan hutan seringkali tidk dapat dinikmati saat ini, tapi nanti setelah masak tebang, berupa penjualan hasilnya. Dalam penilaian, sudah tentu nilai yang akan diperoleh nanti harus ditarik ke sekarang, dalam bentuk Nilai Kiwari Bersih (Net Present Value). Untuk itu diperlukan suatu rumusan kegiatan pengelolaan yang akan dilaksanakan secara terinci dan jelas, sehingga dapat diketahui arus biaya yang akan dikeluarkan dan pendapatan dan diperoleh. Nilai Kiwari Bersi (NKB) tersebut sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang cukup tentang : harga, biaya, teknologi, suku bunga, waktu
NKB =
n
∑ t =1
Bt − Ct (1 + i )t
Perlu diingat dengan metode ini diperoleh : “nilai ekonomi dari barang/jasa bagi pemakai untuk kegunaan tertentu”
METODE APRAISAL Bagi pemakai yang juga pembeli, maka dia akan menawar lebih rendah atau sama dengan NKB tersebut. Lebih rendah karena : (1) faktor risiko usaha, (2) nilai enterpreneurship/kewirausahaan, dll.
(3) Nilai Sisa Turunan Untuk bahan yang jelas dapat diolah sebagai bahan baku (input) kegiatan produksi (menghasilkan out put) tertentu, maka metode banyak digunakan. Misalnya : kayu bulat di hutan dapat dinilai melalui pendekatan produk/out put kayu gergajian. Untuk itu, pertama-tama harus diketahui harga jual kayu gergajian, kemudian dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sejak penebangan pohon di hutan sampai dengan proses penggergajian. Maka, nilai sisanya itu merupakan nilai (maksimum) dari kayu bulat tersebut.
METODE APRAISAL (x Rp. 1000 per m3) Harga jual kayu gergajian
300 -120
Biaya penggergajian
-10
Keuntungan normal
-45
Biaya angkutan log
-60
Biaya penebangan Sisa
65
% rendemen
50%
Nilai (maksimum) kayu bulat per m3
32,5
Sebagaimana diingatkan dalam pengertian apraisal, dalam metode inipun diperoleh nilai penggunaan tertentu, yakni dapat saja diperoleh nilai yang lain bagi jenis/tujuan penggunaan yang lain. Misalnya untuk penggunaan bantalan kereta api, yang harga jualnya sangat murah, maka mungkin saja tidak hanya diperoleh nilai yang berlainan, tapi bahkan diperoleh nilai negatif .
METODE APRAISAL 4) Kuantifikasi Pasar Metode ini menggunakan data (time series atau cross sectional) pasar yang tersedia, untuk menyusun kurva supply dan demand dan dari perpotongan kedua kurva tersebut dapat ditetapkan nilainya (sebagai harga keseimbangan pasar). Metode ini digunakan untuk penentuan nilai pada kondisi pasar yang akan datang. Metode ini dilakukan dengan 2 cara, tergantung sumber dan tipe data yang tersedia. a. Ekonometrika Biasanya dilakukan pada data barang atau jasa yang laku di pasar, dengan data yang terekam dengan baik, meliputi data historis/time series atau cross sectional dari : harga, jumlah terjual, pendapatan per kapita, harga subtitut dan komplemen, dll. Dari data yang lengkap tersebut dapat dibuat persamaan ekonometrika dari kurva supply dan demand-nya, sehingga dapat diduga harga dimasa yang akan datang.
METODE APRAISAL b. Teknik Pendugaan Tidak Langsung Biasanya dilakukan pada produk non-pasar, yang datanya biasanya tidak tersedia, seperti : camping, hiking, berburu, memancing, dsb. Teknik pendugaan yang mulai banyak dikembangkan adalah “Metode Biaya Perjalanan” (Travel Cost Method), dan “Metode Kontingensi” (Contingent Valuation Method), yang akan dipelajari nanti pada penilaian manfaat intangible dari hutan.
(5) Biaya Penggantian Biaya penggantian biasanya digunakan untuk barang yang rusak atau hilang, yakni berapa biaya untuk mengadakannya kembali. Konsep penggantian sangat sulit bila barang yang rusak/hilang itu adalah barang antik. Dalam kehutanan metode ini jarang digunakan, karena tegakan atau lahan hutan tidak dengan mudah dan jelas dapat diganti segera. Metode ini banyak digunakan pada barang yang dapat dipindah, mudah diidentifikasikan dan banyak dijual - belikan di pasar.
METODE APRAISAL (6) Penilaian Subjektif dari Ahli ybs. Metode ini adalah pilihan terakhir, selama metode-metode yang lebih objektif di atas tidak mungkin dipergunakan. Masalah dalam penilaian subjektif ini adalah : (1) siapa yang dapat atau dianggap ahli dan berwenang melakukan penilaian ?, (2) apa arti dari angka yang diperoleh ?, dan (3) bagaimana hasil penilaian tersebut digunakan dalam pengambilan keputusan ? Warga masyarakat, pemimpin, pakar, hakim, dsb., dapat berwenang dalam penilaian ini. Namun, secara umum diterima bahwa : “Penilaian secara bersama oleh wakil-wakil masyarakat dianggap terbaik dalam menguantitatifkan nilai sosial dan nilai non-pasar dari barang dan jasa tertentu”.
METODE APRAISAL D. TEKNIK PEMILIHAN METODE PENILAIAN 1. UNEP (1991) : o DIRECT TECHNIQUES 9 CONTINGENT VALUATION 9 SIMULATED MARKET 9 ETC o MARKET PRICE : EXPENDITURES, ETC o TRAVEL COST METHOD OPTION o HEDONIC PRICING MODEL BASED ON DIFFERENTIALS IN 9 PROPERTY RIGHT 9 WAGES 9 LAND VALUE o ETC
METODE APRAISAL 2. – HUFSCHIMDT, JAMES, MEISTER, BOWER, DIXON (1983) : ENVIRONMENTAL, NATURAL SYSTEMS AND DEVELOPMENT - DIXON & SHERMAN (1990) : EC. OF PROTECTED AREAS a. PENILAIAN DARI SEGI MANFAAT/PERMINTAAN 1) TECHNIQUES BASED ON MARKET PRICE a) LOSS-OF-EARNING APPROACH PERUBAHAN KUALITAS UDARA/AIR→KESEHATAN→BIAYA KESEHATAN b) CHANGE-IN-PRODUCTIVITY APPROACH EROSI→SEDIMENTASI WADUK→LISTRIK & IRIGASI TURUN →LOSS ? BANJIR→PERTANIAN TURUN→LOSS ? c) VALUE IN PRODUCTION
METODE APRAISAL 2) TECHNIQUES BASED ON SURROGATE MARKET PRICE a) HEDONIC PRICING : ¾ PROPERTY-VALUE APPROACH ¾ LAND-VALUE APPROACH ¾ WAGE-DIFFERENTIAL APPROACH b) SURROGATE PRICE ¾ SUBTITUTE PRICE →TUMBUHAN OBAT → HARGA OBAT TERMURAH (FUNGSI SAMA) → IKLIM SEJUK →HARGA BELI & OPERASIONAL AC ¾ INDIRECT SUBTITUTE PRICE →MARKET VALUE OF COMMODITIES (DAVIS) : REKREASI →HARGA HASIL MEMANCING, BURUAN c) TRAVEL COST METHODE d) RELATIVE VALUES *) →VALUE
METODE APRAISAL 3) SURVEY-BASED APPROACH a) CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM) : ¾ COMPENSATING VARIATION→WILLINGNESS TO ACCEPT ¾ EQUIVALENT VARIATION →WILLINGNESS TO PAY → DIBAHAS PADA EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN i. BIDDING GAME o SINGLE-BID GAMES o ITERATIVE-BID GAMES ii. TAKE-IT-OR-LEAVE-IT-EXPERIMENT iii. TRADE-OFF-GAMES iv. DELPHI TECHNIQUE
METODE APRAISAL b. PENILAIAN DARI SEGI BIAYA 1) EXPENDITURE a) COST OF REPLACEMENT b) REHABILITATION COST c) COST OF RELOCATION 2) OPPORTUNITY-COST APPROACH, INDIRECT OPPORTUNITY COST 3) COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS a) ALTERNATIF 1→COST 1 b) ALTERNATIF 2→COST 2 c) ALTERNATIF 3→COST 3
LEAST-COST ALTERNATIVE
METODE APRAISAL C. BERDASARKAN PASAR 1) NET SOCIAL BENEFIT→SUPPLY & DEMAND FUNCTION 2) MARKET PRICE ~ POINT “d” → TECHNIQUES BASED ON MARKET PRICE a) MARKET PRICE b) SHADOW PRICE
PENILAIAN POHON Pada bab ini akan dikemukakan penilaian pohon berdasarkan massa kayu yang dikandungnya. Ketika diperlukan untuk memberi tanda pohon-pohon yang akan dipanen dan yang tidak, pemilihannya harus didasarkan pada nilai pohon yang dimiliki masing-masing, sehingga dapat memenuhi kepentingan ekonomi dan silvikultur tegakannya. Apakah arti nilai kayu dari suatu pohon yang berdiri dalam suatu tegakan? Bagi calon pembeli, pohon adalah gudang penyimpanan bahan mentah. Pembeli melihat di dalam pohon dan secara keseluruhan di dalam tegakan, adanya sejumlah kayu bulat (logs), untuk plywood, dan lainnya, yang dapat dibuat menjadi barang-barang yang dapat dia jual. Jadi pembeli menilai pohon atas dasar apa yang akan diperoleh, dikurangi biaya-biaya yang diperlukan untuk penebangan, pengolahan dan memasarkannya.
Bagi pemilik atau penjual atau pengelola hutan, pohon merupakan sesuatu yang tidak hanya dapat dijual, tapi juga sebagai modal pertumbuhan kayu. Sehingga pemilik akan menilainya dari apa yang akan dia peroleh pada saat masak tebang dikurangi segala macam biaya yang dikeluarkan sampai pohon tersebut masak tebang, yang nilainya ditarik kesekarang. Kesulitan pasti terjadi pada kegiatan penilaian pohon, yakni dalam pendugaan biaya logging, biaya pengolahan serta harga jual dari setiap pohon karena memang pohon itu tidak ada yang persis sama. Karenanya studi tentang biaya-biaya dan harga jual tersebut dilakukan pada sample-sample yang cukup bervariasi dan cukup mewakili. Terdapat dua prosedur yang dapat digunakan dalam penilaian tiap individu pohon. 1. Pohon secara keseluruhan sebagai unit perhitungan dasar, dimana pohon berdiri diklasifikasikan menurut : bentuk, rata-rata kualitas log, percabangan, dan faktor-faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi nilai. Hasil penilaian berupa nilai per unit pohon menurut : ukuran, jenis pohon, dan kualitas pohon secara keseluruhan. 2. Mengidentifikasi satu per satu log yang dapat diperoleh dalam suatu pohon, dan hasilnya adalah nilai log menurut ukuran dan kualitasnya.
Metode Pohon Keseluruhan Pada metode keseluruhan pohon, setiap log diidentifikasi pada proses penebangan, pongolahan serta pemasarannya, namun biaya yang dikeluarkan serta harga jualnya dicatat untuk setiap pohon yang bersangkutan secara total. Data yang diperoleh dari sample dicari hubungannya dengan parameter terukur/teramati, misalnya dengan kwalita log dari bagian terbawah log, atau bagian kedua, atau bahkan kwalita pohonnya sendiri. Kwalita log (sortimen) terbawah seringkali sangat baik untuk menduga nilai pohon, karena log terbawah seringkali sudah mewakili kandungan pohon dan nilainya. Tentu saja metode ini lebih efisien dipergunakan pada pohon-pohon yang relatif stabil polarnya.
Metode atas Dasar Log Metode ini, yang prosedurnya lebih dasar, memperhatikan nilai masingmasing log (sortimen), yang dicirikan oleh : diameter, panjang dan kwalitanya. Penilaian log secara individual ini memberikan prosedur yang fleksible dan komprehensif. Metode ini adalah relatif mahal, karena ketelitian penaksirannya. Oleh karena itu sebaiknya digunakan pada pohon-pohon yang bernilai tinggi.
Empat Langkah dalam Apraisal Pohon atas Dasar Log Berikut ini adalah prosedur normal dalam penilaian tegakan, dimana harga jual kayu gergajian di pasar merupakan awal perhitungannya. Harga tersebut memberikan nilai jual kayu gergajian, sementara nilai konversi bersih (net conversion value) dari log yang masih berada dalam tegakan dihitung dengan mengurangkan biaya logging dan pengolahan. Secara terinci langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penentuan harga kayu gergajian per satuan volume, menurut kwalita dan diameter log. a. Harga kayu gergajian menurut kwalita, yang diterima pabrik b. Ketebalan, lebar dan panjang kayu gergajian c. Rendemen kayu gergajian yang diperoleh dari log menurut diameter, panjang dan kwalitanya. 2. Penentuan harga log per satuan volume, menurut ukuran diameter, kwalita dan panjangnya yang diterima pabrik. Untuk pendugaan ini diperlukan pengurangan dengan biaya pengolahan, yang diperoleh dengan : a. Analisis biaya dari setiap langkah kegiatan pengolahan b. Studi waktu (time studies) untuk memperoleh variasi waktu yang diperlukan untuk menangani log pada diameter dan panjang yang berbeda c. Analisis “overrun” atau “underrun” untuk konversi nilai dari skala pabrik/kayu gergajian ke skala log yang digunakan di dalam kegiatan dalam hutan.
3. Penentuan nilai pohon dari log per satuan volume, menurut diameter, kwalita dan panjang log, sebagaimana masih berada pada pohon berdiri. Pendugaan ini memerlukan pengurangan dengan biaya-biaya logging, yang informasinya diperoleh melalui : a. Analisis biaya setiap langkah kegiatan penebangan/logging b. Studi waktu untuk memperoleh variasi waktu yang diperlukan bagi penanganan log menurut diameter dan panjang yang berbeda c. Konversi nilai log persatuan volume kayu gergajian menjadi nilai log per satuan volume log. 4. Penerapan nilai tegakan menurut kwalita log ke dalam nilai pohon dalam tegakan. Untuk ini diperlukan informasi tentang struktur log dalam setiap individu pohon.
CONTOH METODE DASAR LOGS Tabel. Harga Jual Kayu Gergajian Per M3 Menurut Kualitas di Pabrik No
Kualitas Kayu Gergajian
Harga ($/M bd ft)
1
Istimewa
237,73
2
Utama
159,96
3
Pertam
145,45
4
Kedua
80,30
5
Ketiga
56,67
6
Keempat
38,58
Tabel. Distribusi Kualitas Kayu Geragajian, Menurut Diameter dan Kualitas Sortimen Kayu Bulat Yang Menghasilkan Diameter Sortimen
Distribusi Kualitas Kayu Gergajian Istimewa
Utama
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Total
14
26
11
35
16
12
16
27
12
35
15
10
1
100
18
29
13
34
14
8
2
100
20
30
14
34
14
7
2
100
100
Tabel. Contoh Perhitungan Nilai Kayu Gergajian Yang Dihasilkan Sortimen Kayu Berdiameter 18 Inchi, kualitas 1 Kualitas Gergajian
Distribusi Kualitas
Harga Jual ($/M 3)
Harga Tertimbang ($/M 3)
Istimewa
29
237,37
68,07
Utama
13
159,96
20,79
Pertama
34
145,45
49,45
Kedua
14
80,30
11,24
Ketiga
8
56,57
4,52
Keempat
2
38,58
0,77
Total
100
154,82
Tabel. Nilai Kayu Gergajian Per M 3 Yang Dihasilkan Oleh Setiap Sortimen Dengan Kualitas Dan Diameter Tertentu Diameter Log
Kualitas Kayu Bulat 1
2
3
14
$ 14,918
$ 108,96
$ 95,10
16
$ 151,56
$ 116,75
$ 98,53
18
$ 154,84
$ 123,32
$ 101,67
20
$ 157,42
$ 126,32
$ 102,57
Tabel. Analisis Biaya Operasi Penggergajian dan Handling di Lumber Yard No
Komponen Biaya
1
Upah & Kompensasi Tenaga Langsung
2
Biaya Penggergajian ($/jam)
Biaya di Lumberd Yard ($/M 3)
15,34
4,70
Biaya Operasi Lainnya (Suplies, Pemeliharaan & Penyusutan)
3,06
1,05
3
Biaya Umum (Gaji, Administrasi, Pajak, Asuransi)
3,69
2,39
4
Total
22,09
8,14
Tabel. Waktu Kerja Yang Dibutuhkan Untuk Menghasilkan Kayu Gergajian Menurut Diameter Dan Panjang Sortimen Kayu Bulat (orang menit/M bd ft) Diameter Kayu bulat (in.)
Waktu Kerja Menurut Panjang Kayu Bulat (ft)/ m 10
12
14
16
14
73
70
66
62
16
63
59
57
54
18
57
54
52
49
20
52
50
49
46
Tabel. Biaya Penggergajian Menurut Diameter Dan Panjang Sortimen ($/M bd ft Kayu Gergajian) Diameter Kayu bulat (in.)
Panjang Kayu Bulat (ft) 10
12
14
16
14
26,88
25,74
24,30
22,83
16
23,20
21,72
20,99
19,88
18
20,99
19,88
19,15
18,04
20
19,15
18,41
18,04
16,94
Tabel. Contoh Perhitungan Nilai Kayu Skala Pabrik Pada Sortimen Kualitas 1, Panjang 12 Ft, Dengan Berbagai Diameter ($/M bd ft) Diameter Kayu Bulat (in.)
Nilai Kayu Gergajian (T10.5)
Biaya Penggergajian (T10.8)
Biaya di Lumberd Yard (T10.6)
Biaya Total $/M bd ft (T10.8+T10.6)
Nilai Kayu Bulat Skala Pabrik ($/M bd ft)
14
149,18
25,74
8,14
33,88
115,30
16
151,56
21,72
8,14
29,86
121,70
18
154,84
19,88
8,14
28,02
126,82
20
157,42
18,41
8,14
26,55
130,87
Tabel. Nilai Kayu Bulat Skala Pabrik Untuk berbagai Kualitas, Diameter Dan Panjang Sortimen Kayu Bulat ($/M bd ft) Diameter Kayu Bulat (in.)
Panjang Kayu Bulat (ft) 10
12
14
16
14
114,16
115,30
116,74
108,21
16
120,22
121,70
122,43
123,54
18
125,71
126,82
127,55
128,66
20
130,13
130,87
131,24
132,34
Tabel. Persentasi Overrun atau Underrun Skala Pabrik Terhadap Skala Log Menurut Diameter dan Kualitas Sortimen Kayu Bulat Diameter Kayu Bulat
Kualitas Sortimen Kayu Bulat 1
2
3
14
9,5
4,0
1,5
16
0,0
-1,0
-9,0
18
-5,0
-4,0
-16,5
20
-8,0
-5,5
-20,0
Tabel. Nilai Kayu Bulat Skala Log Per M bd Ft Kayu Gergajian Menurut Panjang dan Diameter Sortimen Kayu Bulat Diameter Kayu Bulat (in.)
Panjang Sortimen Kayu Bulat (ft) 10
12
14
16
14
125,00
126,25
127,83
129,44
16
120,22
121,70
122,43
123,54
18
119,42
120,48
121,17
122,23
20
119,72
120,40
120,74
121,17
Tabel. Waktu Kerja dan Biaya Penebangan Serta Pembagian Batang Per M bd Ft Menurut Panjang dan Diameter Kayu Bulat Tertentu Diamet er Log
Waktu Kerja (menit/M bd ft) 10
12
14
16
Biaya ($/M bd ft) 10
12
14
16
14
92
78
67
57
8,05
6,82
5,86
4,99
16
83
68
59
52
7,26
5,95
5,16
4,55
18
77
61
52
48
6,74
5,33
4,55
4,20
20
72
56
49
44
6,30
4,90
4,29
3,85
Tabel. Waktu Kerja dan Biaya Pemuatan Per M bd Ft Menurut Panjang dan Diameter Kayu Bulat Tertentu Diamet er Log
Waktu Kerja (menit/M bd ft) 10
12
14
16
Biaya ($/M bd ft) 10
12
14
16
14
61
53
46
40
4,27
3,71
3,22
2,80
16
46
40
35
30
3,22
2,80
2,45
2,10
18
37
32
27
24
2,59
2,24
1,89
1,68
20
30
26
22
19
2,10
1,82
1,54
1,33
Tabel. Waktu Kerja dan Biaya Penyaradan Per M bd Ft Menurut Panjang dan Diameter Kayu Bulat Tertentu Diamet er Log
Waktu Kerja (menit/M bd ft) 10
12
14
16
Biaya ($/M bd ft) 10
12
14
16
14
247
213
192
180
10,38
8,95
8,06
7,56
16
208
179
163
154
8,74
7,52
6,85
6,47
18
178
157
144
138
7,48
6,59
6,05
5,80
20
157
141
132
127
6,59
5,92
5,54
5,33
Tabel. Biaya Total Pemanenan Per M bd Ft Menurut Panjang dan Diameter Kayu Bulat Tertentu Diameter Log
Biaya ($/M bd ft) menurut Panjang Logs 10
12
14
16
14
31,52
28,31
25,97
24,18
16
28,05
25,10
23,29
21,95
18
25,44
22,99
21,32
20,51
20
23,82
21,47
20,20
19,34
Tabel. Conversion Return Kayu Bulat (Log) di Hutan Per M bd Ft Setiap Sortimen Menurut Panjang dan Diameter Kayu Bulat Tertentu Diamet er Log
Nilai tiap M bd ft mnrt panjang logs 10
12
14
93,48
16
Nilai tiap sortimen ($/log),mnrt pjg
14
16
10
97,94
101,86
105,26
6,54
92,17
96,60
99,14
101,59
18
93,79
97,49
99,85
20
95,90
98,93
100,54
12
14
16
8,61
10,19
11,58
9,22
11,59
13,88
16,25
101,72
12,19
15,60
18,97
21,36
102,41
16,30
20,78
24,13
28,67
M bd ft berasal dari Y potong logs. Vol tiap log Z bd ft . N/log = S/Mbdft x Z/1.000
Tabel. Nilai Conversion Return Seluruh Pohon di Hutan Tabel 10.17.
Contoh inventarisasi tegakan. Pohon no 1 dan 2 sbb:
DBH
Pohon 1 = 24
Pohon 2 = 24
Sortimen (log) 1 Dib (diameter pangkal) Panjang Kualitas Nilai/log
19 16 2 18,23
18 12 2 10,96
Sortimen (log) 2 Dib (diameter pangkal) Panjang Kualitas Nilai/log
18 10 2 8,24
17 10 3 3,80
Sortimen 3 Dib (diameter pangkal) Panjang Kualitas Nilai/log
17 10 3 3,80
15 10 3 2,68
Tabel. Nilai Conversion Return Seluruh Pohon di Hutan (Lanjutan) Sortimen 4 Dib (diameter pangkal) Panjang Kualitas Nilai/log N Phn ($/bd ft) Vol Phn (bd ft) Cr ($/M bd ft)
0 0 0 0
0 0 0 0
30,54
17,44
490
370
62,33
47,14
PENILAIAN TEGAKAN BERAPA PENDAPATAN NEGARA DARI SDH
HASIL PERHITUNGAN BERBEDA-BEDA
?
INFORMASI RENTE EKONOMI
PERHITUNGAN RENTE EKONOMI
Metode Perhitungan ? Penentuan harga input-output? Bentuk output sebagai basis perhitungan? Kondisi hutan dan skala perusahaan? Lokasi
PENILAIAN TEGAKAN (VALUATION OF STUMPAGE A. STUMPAGE : ¾ KUMPULAN POHON (TEGAKAN) MASIH ADA DI HUTAN ¾ POHON2/KAYU BELUM DI PROSES (MATI/HIDUP) YANG ADA DI HUTAN ¾ POHON YANG SUDAH TUMBANG (ALAM, KEGIATAN LAIN) • BELUM DIJADIKAN LOGS/BALAK • BELUM ADA PENGEMBANGAN BATANG (BUCKING)
⇓ RAW MATERIAL→ INDUSTRI PERKAYUAN – HULU/HILIR
⇓ SUMBER PENDAPATAN → PEMILIK/PEMEGANG SAHAM
⇓ PENILAIAN → STUMPAGE VALUE, DIPENGARUHI OLEH : 9 PWH/AKTIVITAS PEMANENAN 9 VOLUMEPENJUALAN← POTENSI HUTAN 9 KELEMBAGAAN & PERATURAN 9 PASAR
⇓ PENGUASAAN INFORMASI : NILAI/HARGA KAYU OLAHAN BIAYA CONVERSION/INDUSTRI • SPECIES • UKURAN • GRADE/KUALITAS ESTIMASI CONVERSION RETURN BIAYA PEMANENAN & FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
HARGA – NILAI?
→ PROFITABILITAS : - PENGUSAHAAN HUTAN - INDUSTRI PERKAYUAN SIAPA YANG MENIKMATI HASIL/UNTUNG
→ BARGAINING
⇓ PENILAIAN PENTING : - PENGUSAHA HUTAN/TEGAKAN - PEDAGANG KAYU - PEMBELI/INDUSTRI
⇓ VALUE IN USE : PEMBELI TEGAKAN → PENGHASILAN DARI INDUSTRI
MARKET VALUE : PENGUSAHA HUTAN → ESTIMASI HASIL PENJUALAN PADA HARGA PASAR BELI/JUAL : - PEMBELI : VALUE IN USE > HARGA → HARGA PEMBELIAN MAKSIMAL - PENJUAL : MARKET VALUE > HARGA → HARGA PENAWARAN MAKSIMAL
B. METODE PENILAIAN TEGAKAN 1. PENDEKATAN PASAR 1.1. FAKTA PASAR 1.2. NILAI SISA TURUNAN 2. PENDEKATAN HISTORIS
1.1. FAKTA PASAR REGRESI HUBUNGAN HARGA & PEUBAH-PEUBAH BEBAS (KARAKTERISTIK FISIK, ADMINISTRATIF DAN PASAR) TABEL PENDUGAAN HARGA/NILAI TEGAKAN PER WILAYAH
1.2. NILAI SISA TURUNAN METODE CONVERSION RETURN S = R – CI – CL – M ⇒ CONVERSION SURPLUS (CS) ⇒ CONVERSION RETURN (CR) CS = R – AVC → MARGIN PROFIT : - ENTERPRENEUR - RISK - KEUNTUNGAN + AFCL + NILAI TEGAKAN CR = CS - AFC
M = P (C + S)
M = MARGIN
= P (C + R – C – M ) = PC + PR – PC – PM = PR – PM M + PM = PR → M (1 + P) = PR ⇒ M = PR/ (1 + P) S=R–C–M - POTENSI (JUMLAH PRODUK IND) : SENGON
: 3,60 M3/HA
MERANTI
: 6,00 M3/HA
SUNGKAI
: 7,00 M3/HA
PINUS
: 7,08 M3/HA
LUAS
: 10 HA
VOLUME
: 23,68 M3/HA
P = PROFIT RATIO
-INDUSTRI : MERANTI
SUNGKAI
PINUS
SENGON
RATA-RATA
Pendapatan (Rp/m3)
385,66
421,44
221,08
199,63
318,77
Biaya (Rp/m3)
167,17
179,35
135,85
157,08
159,88
- PEMANENAN : ¾ FALLING & BUCKING
: 14,43
¾ SKIDDING & LOADING
: 16,12
¾ HAULING
: 22,82
¾ ROAD MAINTANCE
: 9,10
¾ OVERHEAD
: 28,71
¾ DEPRECIATION
: 0,00
¾ ENVIRONMENTAL COST
: 6,22
- PEMBUATAN JALAN : 362,763 → RATA-RATA : 15,32 m3
- CONVERSION RETURN & STUMPAGE VALUE PINUS
SUNGKAI
MERANTI
SENGON
RATA-RATA
o Pendapatan o Biaya Industri o Pemanenan o Jalan ATC
221,08 135,85 93,40 15,32 244,57
421,44 179,35 93,40 15,32 288,07
385,66 167,17 93,40 15,32 275,89
199,63 157,08 93,40 15,32 265,89
318,77 195,88 93,40 15,32 168,60
o C. Return o P. Ratio o M. Profit o S. Value
-23,49 0,11 21,91 -45,40
133,37 0,12 45,15 88,22
109,77 0,12 41,32 68,45
-66,17 0,11 19,78 -85,95
50,17 0,115 33,377 16,79
2. PENDEKATAN HISTORIS PEMBANGUNAN HUTAN : BIAYA : - SATU KALI SELAMA DAUR/SIKLUS TEBANG (C1)→FV1 = C1 * (1+I)t (1 + i ) t − 1 - TAHUNAN (C2)→ FV2 = C 2 i NT = FV1 + FV2
C. PERMASALAHAN PENILAIAN TEGAKAN 1. KETERKAITAN KEPENTINGAN BERBAGAI PIHAK ⇒ PENGGUNAAN EFISIENSI RATA-RATA 2. PERSYARATAN PEMBELIAN ⇒ MASALAH LINGKUNGAN 3. PERKIRAAN NILAI JUAL PRODUK ⇒ PRODUK INDUSTRI HULU/HILIR ⇒ ALOKASI BAHAN BAKU 4. PENENTUAN BIAYA PRODUKSI ⇒ INDUSTRI DAN LOGGING ⇒ MARGIN PROFIT & RISK
5. MASALAH PENGUKURAN ⇒ PERBEDAAN SATUAN ⇒ LOG SCALE & LUMBER SCALE 6. MASALAH WAKTU ⇒ TIME LAG ANTARA PENILAIAN & REALISASI PENJUALAN NILAI SISA TURUNAN →: 9 PROSEDUR PERHITUNGAN SECARA MUNDUR (BACKWARDLOOKING) HARGA & INFLASI YANG LALU 9 PENAWARAN PEMBELIAN ANTISIPASI HARGA & INFLASI YANG AKAN DATANG (FORWARDLOOKING) 7. PERBEDAAN NILAI MENURUT SPECIES ⇒ S. VALUE : NEGATIF/POSITIF
KEBIJAKAN MASA LALU DLM PEMANFAATAN HUTAN ALAM TELAH MEMBAWA KONSEKUENSI SEBAGAI BERIKUT : - COST OF INVESTMENT YANG RENDAH - OPPORTUNITY COST OF CAPITAL YANG TINGGI - ECONOMIC OF SCALE ⇒ OVER INVESTMENT (HPH HABIS < 20 TH) OVERCUTTING & PENERIMAAN NEGARA RENDAH PEMBEBANAN YANG BERLAKU UMUM ⇒ KETIDAKSEIMBANGAN : ¾ ANTAR DAERAH ¾ ANTAR TIPE HUTAN ¾ ANTAR JENIS KAYU PENGUSAHAAN YANG TIDAK PROFESIONAL ⇒ PENGUSAHAAN HUTAN TIDAK EFISIEN ⇒ PENERIMAAN NEGARA RENDAH
¾ KONSEPSI YANG DIGUNAKAN : RENTE EKONOMI ATC’
H (Rp)
MC
Ec. Rent
ATC AVC)
AFC Q (m3)
¾ PEMUNGUTAN RENTE EKONOMI OLEH PEMERINTAH BERKISAR 0 – 100% DARI RENTE EKONOMI POTENSIAL. KEBIJAKSANAAN PEMUNGUTAN RENTE EKONOMI X % DENGAN BERBAGAI PERTIMBANGAN : INSENTIF DAN DISINSENTIF
2. RUMUS PERHITUNGAN ER
= P – ATC (1 + X)
ATC = AFC + AVC
B. VARIASI HASIL PERHITUNGAN RENTE EKONOMI 1. PEMBAKUAN KONSEPSI DAN RUMUS MASIH BELUM CUKUP 2. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIBUAT ACUAN UNTUK KESAMAAN PERHITUNGAN PENENTUAN KEUNTUNGAN NORMAL ⇒ 20 - 40% (±30%) DASAR PENENTUAN HARGA PRODUK ¾ MENURUT AKUNTANSI : NORMAL PRICE ¾ MENURUT EKONOMI SUMBERDAYA : SHADOW PRICE ⇒ HARGA INTERNASIONAL KAYU BULAT
JENIS PUNGUTAN SEBAGAI UKURAN RENTE EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN : ¾ PHH (HPH & HTI) ¾ IHPH & IHPHTI (HPH & HTI) ¾ IHH (HPH & HTI) ¾ DR (HPH) PUNGUTAN LAINNYA : IWPL, GRADING FEE, PAJAK PERUSAHAAN, DLL TIDAK MENCERMINKAN RENTE EKONOMI HAL INI PENTING UNTUK ALOKASI SUMBERDAYA & INSTRUMEN EKONOMI DALAM KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN HUTAN PENENTUAN KOMPONEN BIAYA PRODUKSI ¾ UNIT ANALISIS BIAYA PRODUKSI = SATU UNIT MANAJEMEN ¾ PRODUKSI (KPHP,HPH,HTI) KOMPONEN BIAYA PRODUKSI & PERHITUNGAN BIAYA : MENGGUNAKAN ATURAN AKUNTANSI (SAK-32)
NILAI TEGAKAN TERDAPAT MASALAH DALAM PENILAIAN TEGAKAN 1. PENENTUAN HARGA INPUT (BIAYA) OUTPUT (PENDAPATAN) → FULL CAPASITY, EFISIENSI 2. PASAR (STRUKTUR PASAR) 3. KELEMBAGAAN → MANAJEMEN, PELAKU, PEMILIK KONDISI PASAR : PELAKU 1. INDEPENDEN ⇒ HULU – HILIR TERPISAH 2. INTEGRASI ⇒ - MANAJEMEN→ BB → INTERNAL TRADING ~ 1 - PEMILIKAN → SATU UNIT USAHA (HULU – HILIR)
INTEGRASI (HULU – HILIR) 1. SV
= HL – CL – M = Rp.
2. SV
HI
X/m3 Log
x fe
sv
= Rp. Z/m3 tegakan
M=π
= HI – CI – CL – M
CI
= Rp. X/m3 Log x fe = Rp. Z/m3 tegakan
CL
HL Rendemen
M fe
INDEPENDEN SV = HI – CI – MI– CL – ML ⇐ AFC + AVC Æ HL (BB) PELAKU : LOGGING → πL = HL – ATCL INDUSTRI → πI = Hi – ATCi
SV
CL
fe
SVL
SVI ML~πL CL (proses)
SVL
SV
-
ML~πL COST= AFC+AVC L
I
SVI
= {HI – CI (PROSES) – CBB – M}x re
= Rp. ZI / m3 log
SVL
= HL – CL– M = Rp. ZL/ m3 log
SV
= SVI + SV = (ZI + ZL ) x fe =Rp. ZI / m3 tegakan
SV
= {[(HI – CI (PROSES)– MI )x re] – CL – ML} x fe
PENILAIAN LAHAN HUTAN A. LAHAN : ASET PERMANEN (POTENSIAL) PENGUSAHAAN HUTAN KUALITAS LAHAN→ PRODUKTIFITAS LAHAN BELI LAHAN KOSONG/SEMAK BELUKAR→ PRODUKTIFITAS LAHAN YANG DIBELI NILAI LAHAN →TERGANTUNG PENGGUNAAN : DIDASARKAN NILAI PRODUK NLH →PENILAIAN : LAHAN TAK BERHUTAN →NILAI LAHAN HUTAN LAHAN BERHUTAN →NILAI LAHAN + TEGAKAN (TIDAK DAPAT DIPISAHKAN)
DATA PASAR SULIT DIGUNAKAN KARENA : - LAHAN : HUTAN/NON HUTAN - APAKAH LOKASI LAHAN SEBAGAI HUTAN (PENGGUNAAN TERBAIK)
COST BENEFIT ANALYSIS (CBA) IDENTIFIKASI MANFAAT- BIAYA = TAMBAHAN MANFAAT NETO “With & Without Project” ≠ After and Before Project with with without
MANFAAT : 1. 2. 3.
NYATA SAMPINGAN (positive externality ~ market) SEMU (positive externality ~ non market)
BIAYA : 1. 2. 3.
NYATA (barang, tenaga kerja,pajak,bunga, kontingensi) SAMPINGAN (corporate social responsibility/CSR, com.dev.) SEMU ( negative externality ~ non market)
METODE : 1.
NON DISCOUNTED (NON DISKONTO) Æ Profitabilitas (ROI, ROE, Payback period dll)
2.
DISCOUNTED (DISKONTO) Æ Discounted Cash Flow (DCF)
KRETERIA KELAYAKAN INVESTASI (fin/ec): 1. 2. 3.
Net Present Value/Worth (NPV/W) > 0 B/C > 1 IRR > Opp Cost of Capital ~ interest rate ~ laju bagi hasil ~ laju inflasi Sumber modal : komersial, trust fund, baitul mal
PROSES KALKULASI: 1. Nilai Kini (Present Value :PV) Æ Discounting ~ discount rate/discount factor
2.
Nilai akan Datang (Future Value :FV) Æ Compounding ~ interest rate/ interest factor
PERLAKUAN THD INFLASI : 1. HARGA INPUT & OUTPUT
2.
HARGA BERLAKU (dipengaruhi inflasi) HARGA KONSTAN (tanpa pengaruh inflasi)
SUKU BUNGA :
BUNGA BERLAKU (market interest rate) BUNGA RIEL ( bunga berlaku – inflasi)
PERLAKUAN THD PENYUSUTAN/AMORTISASI
Tidak masuk pd discounted cash flow
Formula nilai yad & kini Item to evaluate
Number of occurrences evaluate
One
REVENUE/ COST
Evaluation period occurrences evaluate
Present/ future value occurrences evaluate
Formula to use
Future
Vn = Vo (1+i)n
Present
Vo = Vn/(1+i)n
Present
SEV= Vo = a/(1+i)w - 1
Terminal
Perpetual
Periodic series of equal amount
Future
Terminall
Present
Vn = a[(1+i)n-1]/ [(1+i)w-1]
Vo = a[(1+i)n-1]/ {[(1+i)w-1](1+i)n}
Formula nilai yad & kini Item to evaluate
Number of occurrences evaluate
Period ic
Revenue/ Cost : Series
Evaluation period occurrences evaluate
Present/ future value occurrences evaluate
Formula to use
Future
Lihat di atas
Present
Lihat di atas
Present
Vo= a/i
Terminal
Perpetual
Annual of equal amount
Future
Terminall
Present
Vn = a[(1+i)n-1]/ i
Vo = a[(1+i)n-1]/ [i (1+i)n]
Cost Benefit Analysis (CBA) FORMULA PERIODIC (ANNUAL) SERIES UNEQUAL AMOUNT
:
1.
NPV = Σ Bt (1+i)-t - Σ Ct (1+i)-t
2.
B/C = Σ Bt (1+i)-t/Σ Ct (1+i)-t
3.
NPV = Σ Bt (1+IRR)-t - Σ Ct (1+IRR)-t = 0
4.
IRR = i1 +(i2- i1 )[NPV1/(NPV1+NPV2)]
Bt Ct i t
= Kas masuk (pendapatan) pada tahun ke t = Kas keluar (biaya investasi & operasional) pd tahun ke t = Suku bunga = Jangka waktu usaha pengelolaan hutan ( t = 0 …. n)
KASUS
PENILAIAN LAHAN HUTAN PERKIRAAN NILAI LAHAN : 1. LAHAN TEGAKAN SEUMUR (EVEN-AGED STAND) 2. LAHAN TEGAKAN TIDAK SEUMUR (UNEVEN-AGED STAND) NILAI YANG AKAN DATANG : 1. Vo → Vo (1+i) 2. Vo (1+i) →Vo (1+i). (1+i) 3. Vo (1+i). (1+i) → Vo (1+i). (1+i). (1+i) NILAI SEKARANG/KINI
→
Vt = Vo (1 + i ) t
:
Vo
=
V t (1 + i )
t
TINGKAT BUNGA/PENGEMBALIAN :
Vn = Vo (1+i)n → (1+i)n =
i=
Vn Vo
n
Vn −1 Vo
SOIL EXPECTATION VALUE (SEV) NHT :
Vo =
a (1 + i ) w − 1
Jika n = ∞ , w = 1
a Vo = i
FAUSTMAN :
{ Yw+∑Tt(1+i) }−{C(1+i) +∑C(1+i) } e − NHT= SEV= w−t
(1+i)w −1
w
w−t
i
C. NILAI LAHAN HUTAN DARI AN EVEN-AGED Rp/Ha
Formula (I = 5%)
Jumlah pada Akhir DAur
PENERIMAAN 1. 2. 3. 4.
Tebangan Akhir (30 th) Vol/ha x P Penjarangan (15 th) Penjarangan (20 th) Penjarangan (25 th)
240,5 6,0 14,0 35,0
(1,05)0 30-15 (1,05)3030-20 (1,05)3030-25 (1,05)30-
TOTAL (R)
240,50 12,47 22,80 44,67 320,44
PENGELUARAN 1. Penyiapan Lahan & penanaman pd t = 1 2. Manajemen, Tax (tahunan)
TOTAL (C) PENERIMAAN BERSIH SEV =
80,69 = Rp 24,29/Ha 30 (1,05) − 1
30-1 30,00 (1,05)301,75 (1,05)30 – 1 0,05
123,48 116,27 239,75 80,69
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1. KUALITAS LAHAN : KUALITAS : FISIK, KIMIA TANAH Æ LAND CAPABILITY Æ LAND SUITABILITY 2. JENIS DAN KUALITAS PENGELOLAAN VOLUME & KUALITAS TEGAKAN ÆTINDAKAN MANAJEMEN (SILVIKULTUR) KOMPOSISI JENIS, REGENERASI, TEGAKAN TINGGAL, JARAK TANAM 3. NILAI PASAR : PRODUK (OUTPUT), INPUT AKSESIBILITAS Æ BIAYA TRANSPORTASI DLM PEMASARAN
4. JANGKA WAKTU PENGGUNAAN ¾ DAUR ¾ NILAI WAKTU DARI UANG →SUKU BUNGA 9 SUKU BUNGA MURNI →TAKSIRAN/PENETAPAN PADA KONDISI FULL EMPLOYMENT, NO INFLATION 9 TINGKAT INFLASI DUGAAN 9 TINGKAT RESIKO
Dari perhitungan tersebut maka dapat digambarkan fluktuasi nilai lahan berdasarkan tingkat suku bunga, seperti Gambar 1.
Nilai Lahan Hutan ($/acre)
60
56.53
50 40 30 24.29 20
17.01
10 0 1
2
3
Tingkat Bunga (%) Keterangan : 1 = suku bunga 3 %; 2 = suku bunga 5 %; 3 = suku bunga 6 %
Gambar 1. Hubungan Tingkat Bunga dengan Nilai Lahan Hutan (SEV)