Pendapat Hukum Pk Tibo

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendapat Hukum Pk Tibo as PDF for free.

More details

  • Words: 10,551
  • Pages: 27
1

PENDAPAT HUKUM/KESIMPULAN ATAS PERSIDANGAN PENINJAUAN KEMBALI PERKARA PIDANA NO. 01/PID.PK/2006/PN.PL PENGADILAN NEGERI PALU, 9 MARET 2006 ATAS Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No.72 PK/PID/2002 Jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Reg. No.1225 K/PID/2001 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Sulteng di Palu No.19/PID/2001/PT.Palu Jo. Putusan Pengadilan Negeri Palu No. 459/PID.B/2000/PN.PL.

Kepada Yth.

Palu, 9 Maret 2006

Ketua Mahkamah Agung RI Jl. Medan Merdeka Utara No. 13 Jakarta Pusat

Melalui :

Ketua Pengadilan Negeri Palu Di Palu - Sulawesi Tengah

Perihal

: PENDAPAT HUKUM/KESIMPULAN ATAS PERSIDANGAN PENINJAUAN KEMBALI

Dengan hormat,

Kami Tim Pembela pada PADMA INDONESIA (Pelayanan Advokasi Untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) beralamat di Jl. Palbatu IV No.12 Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan, bertindak untuk dan atas nama FABIANUS TIBO, DOMINGGUS DA SILVA DAN MARINUS RIWU ketiganya adalah Terpidana Mati, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 06 Pebruari 2006 (terlampir) untuk selanjutnya disebut sebagai PARA PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI.

2

Bahwa Para Pemohon dengan ini hendak mengajukan pendapat hukum/ kesimpulan atas pemeriksaan persidangan PK atas saksi-saksi yang diajukan sebagai novum di Pengadilan Negeri Palu No. : 01/Pid.PK/2006/PN.PL tanggal 9 Maret 2006 atas Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI tanggal 31 Maret 2004 No.72 PK/PID/2002 Jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI tanggal 21 Oktober 2001 Reg. No.1225 K/PID/2001 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah di Palu

tanggal 17 Mei 2001 No.19/PID/2001/PT.Palu Jo.

Putusan Pengadilan Negeri Palu tanggal 5 April 2001 No. 459/PID.B/2000/PN.PL. PL yang telah menjatuhkan pidana mati terhadap:FABIANUS TIBO, DOMINGGUS DA SILVA dan MARINUS RIWU.

Adapun pendapat hukum/kesimpulan pemeriksaan persidangan PK atas 9 (sembilan) orang saksi yang memberikan keterangan/kesaksiannya sebagai novum/keadaan baru dihadapan persidangan dan dinyatakan dibawah sumpah sebagai berikut : I . DASAR HUKUM PENINJAUAN KEMBALI Untuk mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) atas kasus FABIANUS TIBO, CS terlebih dahulu kami uraikan dasar hukum agar permohonan dalam perkara aquo memenuhi syarat formil maupun materiil PK seperti yang tercantum dalam Pasal 263 KUHAP. Bahwa PK ini diajukan karena sudah terdapat

putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan diajukan kembali oleh terpidana

sebagai

mengajukan

pihak

permintaan

yang

berkepentingan

peninjauan

kembali

langsung

kepada

untuk

Ma hkamah

Agung dengan demikian permohonan peninjauan kembali pemohon PK telah memenuhi syarat formil PK. Bahwa Peninjauan kembali dilakukan karena baru

yang

menimbulkan

dugaan

kuat

ditemukan keadaan

dengan

diajukannya

9

(sembilan) orang saksi yang memberika n keterangannya dihadapan persidangan PK di Pengadilan Negeri Palu, pada tanggal 9 Maret 2006

dinyatakan

dibawah

sumpah

yang

keterangannya

atau

kesaksiannya belum pernah didengarkan selama persidangan dalam perkara aquo dan jika keterangan atau kesaksian 9 Orang tersebut diberikan/diketahui pada persidangan terdahulu pada waktu sidang masih berlangsung, dapat dipastikan menurut hukum hasilnya akan berupa putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara

3 itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan. Dengan demikian, dengan ditemukannya bukti baru tersebut berupa keterangan 9 orang saksi maka secara hukum, Permohonan PK telah memenuhi syarat materiil Peninjauan Kembali. Oleh kare na itu, pengajuan kembali Permohonan Peninjauan Kembali oleh Para Pemohon PK dapat dikualifikasi telah memenuhi syarat formil dan materiil pengajuan peninjauan kembali sesuai dengan ketentuan pasal 263 KUHAP.

(Vide Putusan berkekuatan tetap: Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No.72 PK/PID/2004 tanggal 31 Maret 2004 jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Reg. No.1225 K/PID/2001 tanggal 21 Oktober 2001 jo Putusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah tanggal

17

Mei

2001

jo

Putusan

No.19/PID/2001/PT.Palu

Pengadilan

Negeri

Palu

No.

459/PID.B/2000/PN.PL tanggal 5 April 2001). II. DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum, ketiga terdakwa didakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam dakwaan kesatu primair, dakwaan kedua dan dakwaan ketiga melanggar pasal 340 jo. Pasal 55 Jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP Jo. Pasal 187 jo. Pasal 55 Jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP jo. Pasal 351 jo. Pasal 55 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. Adapun dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah sebagai berikut : 1. DAKWAAN Kesatu Primair Jaksa Penuntut Umum •

Tentang Tindak Pidana Pembunuhan Berencana (Sebagaimana Dalam Dakwaan Kesatu Primair : Pasal 340 jo. Pasal 55 (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP).

Bahwa dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum halaman 3, diuraikan bahwa para Terdakwa didakwa telah melakukan Tindak Pidana Pembunuhan berencana dengan uraian dakwaan sebagai berikut :

( “… - Bahwa pada hari Minggu, tanggal 14 Mei 2000 Terdakwa Fabianus Tibo, bersama – sama pemuda yang berasal dari Desa Molores , Masara dan Beteleme dibawa menuju ke Desa Kelei Kecamatan Pamona Utara dan setelah sampai di Desa Kelei kemudian bergambung dengan massa kelompok merah lainnya yang sudah ada sebelumnya yang jumlahnya kurang lebih 700 orang. - Selain daripada itu sebelum para Terdakwa bersama kelompok merah yang dipimpinnya melakukan penyerangan terhadap penduduk Desa Maengko Baru dan Kelurahan Kayamanya, para pasukan dipersiapkan dengan memberikan pakaian seragam warna hitam dan ikat kepala

4 warna merah serta diberikan tali kode kongkoli yang diikat pada bagian tubuh serta diberikan sandi dengan kata kongkoli dan waya yaitu dengan maksud bila teman memanggil kongkoli maka harus dijawab waya hal itu berarti teman sehingga tidak dibunuh atau dibantai dan apabila dijawab lain berarti musuh dan harus dibunuh. - Pada tanggal 22 Mei 2000 sekitar jam 08.00 Wita para Terdakwa bersama kelompok merah lainnya berjumlah 27 orang meninggalkan Desa Klei menuju kota Poso dengan menggunakan kendaraan bus dan 2 (dua) unit mobil angkutan serta membawa peralatan yang sudah dibuat berupa parang, panah, peluncur, tombak, senjata rakitan, bom Molotov dan tiba pada jam 11.00 Wita kemudian bergabung dengan kelompok merah lainnya yang sebelumnya sudah berada di Gereja Santha Theresia kelurahan Maengko Baru, Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso. - Keesok harinya yaitu tanggal 23 Mei 2000 sekitar jam 04.30 Wita para Terdakwa bersama kelompok merah lainnya berjumlah kurang lebih 130 orang yang dipimpin oleh para Terdakwa melakukan penyerangan dan pembunuhan terhdap penduduk Kelurahan Maengko Baru dan Kelurahan Kayamanya (kelompok putih) dengan menggunakan alat berupa parang, panah, peluncur, tombak dan senjata tajam linnya dari akibat penyerangan tersebut 3 (tiga) orang meninggal dunia yaitu Serma Kamaruddin Ali anggota Polres Poso, Abdul Syukur pegawai Kecamatan dan Bahmid La Diku alias Baba.

2. Dakwaan Kedua Jaksa Penuntut Umum •

Tentang Tindak Pidana Pembakaran Rumah (Sebagaimana Dalam Dakwaan Kedua pasal 187 jo.pasal 55(1) ke-1 jo.64 ayat(1) KUHP)

Bahwa dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum halaman 12, diuraikan bahwa para Terdakwa telah melakukan Tindak Pidana Pembakaran Rumah dengan uraian dakwaan sebagai berikut : “… - Pada sekitar tanggal 23 Mei 2000 sampai dengan tanggal 30 Mei 2000 , telah melakukan pembakaran rumah milik penduduk Kelurahan Maengko Baru dan Kelurahan Kayamanya Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso dengan cara menyiram bahan bakar berpa bnensin dan minyak tanah yang telah duipersiapkan terlebih dahulu kedalam rumah-rumah penduduk kenmudian disulut dengan api sehingga rumah tersebut beserta isinya terbakar yang seluruhnya berjumlah 225 buah rumah atau sekitar jumlah itu setidak -tidaknya lebih dari 1 (satu) rumah; -

-

-

-

Pada tanggal 26 Mei 2000 telah melakukan pembakaran rumah penduduk di Desa Toyado, Sayo, Tegal Rejo, Sepe, Tagolu dan Desa Silanca Kecamatan Lage kabupaten Poso dengan cara menyiram bahan bakar minyak berupa bensin dan minyak tanah ke dalam rumah-rumah penduduk kemudian disulut dengan api , sehingga rumah tersebut beserta isinya terbakar antara lain rumah milik Hajar (alm) dan milik Daryanto Paula alias Anto serta penduduk lainnya yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti setidak -tidaknya lebih dari 1 (satu) rumah; Pada tanggal 28 Mei telah melakukan pembakaran rumah penduduk dan Komplek Pondok Pesantren Walisongo di Desa Sintuwu Lemba Kecamatan Lege Kabupaten Poso dengan cara menyiram bahan bakar minyak berupa bensin dan minyak tanah ke dalam rumahrumah penduduk kemudian disulut dengan api , sehingga rumah tersebut beserta isinya terbakar antara lain sebuah masjid, 220 rumah penduduk, 6 unit gedung sekolah, 2 unit asrama santri pondok pesantren walisongo dan bangunan-bangunan lainnya setidak tidaknya lebih dari 1 (satu) rumah; Pada tanggal 16 Juni 2000 dari jam 13.00 s/d 15.00 wita telah melakukan pembakaran rumah penduduk warga muslim/Islam di Desa Toinasa Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso dengan cara menyiram bahan bakar minyak berupa bensin dan minyak tanah kedalam rumah-rumah penduduk kemudian disulut dengan api, sehingga rumah tersebut beserta isinya terbakar yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti setidak tidaknya lebih dari 1 (satu) rumah; Bahwa selain pembakaran tersebut di atas para terdakwa bersama kelompok merah lainnya masih melakukan pembakaran rumah milik penduduk, tempat ibadah, bangunan pemerintah dan bangunan-bangunan lainnya yang waktu dan tempatnya tidak diketahui secara pasti di Kabupaten Poso yang jumlahnya ribuan rumah;…”

5 3. Dakwaan Ketiga Jaksa Penuntut Umum •

Tentang Tindak Pidana Penganiayaan (Sebagaimana Dalam Dakwaan Ketiga Pasal 351 jo. Pasal 55 (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP).

Bahwa dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum halaman 13, diuraikan bahwa para Terdakwa telah melakukan Tindak Pidana Penganiayaan dengan uraian dakwaan sebagai berikut : “ …Bahwa mereka terdakwa Fabianus Tibo, Dominggus Dasilva Als. Domi dan Marinus Riwu Als.Nus bersama-sama dengan Danile, Sadra, Sipri, Daeng, Ferdi Mangungsong dan Alex yang sampai saat ini belum tertangkap serta orang-orang lain yang identitasnya belum diketahui secara pasti baik secara bersama-sama atau berindak sendiri-snediri pada tanggal 28 Mei 2000 sekira jam 09.00 wita dan hari Kamis tanggal 1 Juni 2000 sekira jam 15.00 Wita atau pada suatu dalam tahun 2000 bertempat di dalam Masjid Al Hijrah Desa Sintuwu Lemba dan dan di tepi sungai tempat penambangan pasir Desa Tagolu Kecamatan Lage Kabupaten Poso atau setidak -tidaknya yang masih termasuk di dalam daerah hukum pengadilan Negeri Poso dimana berdasarkan pasal 85 KUHAP dan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. 05/PW/07.03 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 tentang penunjukkan Pengadilan Negeri Palu untuk memeriksa dan mengadili perkara pidana para terdakwa telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan yang dilanjutkan yaitu telah melakukan penganiayaan terhadap saksi-saksi korban Sutarmin yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : Para terdakwa bersama-sama kelompok merah lainnya mendatangi penduduk muslim yang berkumpul di dalam Masjid Al_Hijrah lalu membacok/memotong saksi korban SUTARMIN dengan parang panjang, namun dapat ditangkis dengan tangan kiri sehingga tangan kiri korban terluka dan pura-pura mati bersama korban lainnya, kemudian terdakwa melarikan diri namun tertangkap lagi keesokan harinya dan dibawa dengan kendaraan truck bersama dengan orang-orang yang tidak dikenal namanya menuju ke tepi sungai tempat penambangan pasir desa Tagolu Kecamatan Lege Kabupaten Poso dan setelah sampai di tempat tersebut disuruh turun satu per satu dari dalam truck kemudian korban meloncat ke sungai lalu dipotong dengan parang kena punggung korban akhirnya korban hanyut mengikuti arus sungai sampai di PDAM Poso dan diselamatkan oleh aparat keamanan…”

III. DASAR HUKUM MATERIIL PENINJAUAN KEMBALI.

A.DITEMUKAN BUKTI BARU (NOVUM) Bahwa untuk memenuhi syarat materiil memori PK dalam perkara aquo maka para Pemohon PK mengajukan bukti baru atau novum untuk memenuhi syarat materiil permohonan PK sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 263 ayat 2 huruf a KUHAP. Dalam kaitan dengan penemuan keadaan baru, Para Pemohon PK mengungkapkan fakta baru yang dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi. Adapun fakta hukum baru tersebut adalah sebagai berikut :

6 1. KETIGA TERPIDANA (dahulu Para Terdakwa) MASIH BERADA DI BETELEME, KABUPATEN MOROWALI BUKAN DI KELEI TENTENA, POSO PADA Hari Minggu, 14 Mei 2000)

Bahwa menurut dakwaan kesatu pimair Jaksa Penuntut Umum, bahwa pada hari Minggu, tanggal 14 Mei 2000 Terdakwa Fabianus Tibo, bersama – sama pemuda yang berasal dari Desa Molores , Masara dan Beteleme dibawa menuju ke Desa Kelei Kecamatan Pamona Utara dan setelah sampai di Desa Kelei kemudian bergambung dengan massa kelompok merah lainnya yang sudah ada sebelumnya yang jumlahnya kurang lebih 700 orang.

Padahal berdasarkan keterangan saksi-saksi dibawah sumpah ( saksi-saksi : Julius Sebi dan Adam Ata ) yang diajukan dihadapan persidangan pada tanggal 9 Maret 2006, menerangkan bahwa pada hari Minggu, tanggal 14 Maret 2000, kedua saksi menerangkan pada pokoknya bahwa kedua saksi melihat Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva pada pukul 09.00 Wita sedang mengikuti Misa Kebaktian di Gereja Katolik Jamur Jaya, Kabupaten Morowali. Dan setelah misa kebaktian hari minggu tersebut, sekitar pukul 10.00 Wita di pintu depan gereja katolik Jamur Jaya, berbincang -bincang dengan Fabianus Tibo bersama umat lainnya membahas mengenai informasi bahwa gereja katolik, sekolah dan panti asuhan Santa Theresia, Maengko Baru, Poso akan di serang dan dibakar oleh kelompok putih.

Dan atas informasi tersebut, juga dibahas bagaimana menyelamatkan anakanak sekolah yang ada di panti asuhan tersebut. Orang tua murid yang ada di desa Jamur Jaya tidak memilki uang/ongkos untuk menjemput anak-anak tersebut, sehingga ada orang tua murid yang meminta Fabianus Tibo untuk membantu menjemput anak-anak mereka. Setelah berbincang di depan gereja katolik Jamur Jaya, saksi Julius Sebi (kepala desa Jamur Jaya) bersama-sama dengan Fabianus Tibo pulang ke rumah saksi Julius Sebi di desa Jamur Jaya. Pada sekitar pukul 12.00 Wita, Saksi Julis Sebi dan Fabinaus Tibo makan siang di rumah saksi Julis Sebi dan pada hari itu juga Fabianus bermalam di rumah saksi Julius Sebi. Dan pada pagi hari Senin, tanggal 15 Mei 2000 sekitar pukul 08.00 Wita, Fabianus Tibo, kembali ke rumahnya di Beteleme yang berjarak kurang lebih 7 Km dari Desa Jamur Jaya. Sedangkan saksi Adam Ata bersama Dominggus Da Silva pulang setelah pembicaraan di depan gereja pada hari Minggu, 14 Mei 2000 pulang ke rumah saksi Adam Ata. Dan setelah makan siang pada hari itu sekitar 12.30. Wita, Dominggus Da Silva pamit pulang. Bahwa pada sekitar hari Rabu, tanggal 17 Mei 2000, saksi Julius Sebi, ketika pergi ke kantor Kecamatan di Beteleme, ketika saksi Julius Sebi berada

7 di pasar Beteleme, saksi Julius Sebi ketemu dengan orang tua murid dari Jamur Jaya yang menginformasikan bahwa mereka melihat Fabianus Tibo masih berada di rumahnya sedang mengayam rotan. Sekitar pukul 12.00 Wita, Setelah selesai acara rapat di kantor kecamatan Beteleme, saksi Julius Sebi bertemu Fabianus Tibo di rumahnya Fabianus Tibo di Beteleme. Pada waktu itu, Fabianus sedang membuat ayaman rotan. Saksi Julius Sebi sempat menanyakan kepada Fabianus Tibo, namun dijawab bahwa belum berangkat ke Poso karena orang tua murid belum ada yang siap berangkat ke Poso untuk menjemput anak-anak mereka. Pada siang itu saksi Julius Sebi dijamu makan siang oleh Fabianus Tibo dan setelah itu, saksi Julius Sebi kembali ke desa Jamur Jaya. Sedangkan saksi Adam Ata menerangkan, bahwa Fabianus Tibo belum berangkat ke Poso pada tanggal 17 Mei 2000 dari informasi orang tua murid yang berada di desa Jamur Jaya bahwa tadi siang mereka masih melihat Fabianus Tibo masih berada di rumahnya di Beteleme sedang kerja ayaman rotan.

Berdasarkan keterangan saksi Julius Sebi (Kepala Desa Jamur Jaya) dan saksi Adam Ata yang disampaikan dihadapan persidangan dan dinyatakan dibawah sumpah menerangkan bahwa TIDAK BENAR ketiga terpidana mati pada hari Minggu, tanggal 14 Mei 2000 Terdakwa Fabianus Tibo, bersama – sama pemuda yang berasal dari Desa Molores , Masara dan Beteleme dibawa menuju ke Desa Kelei Kecamatan Pamona Utara dan setelah sampai di Desa Kelei kemudian

bergabung dengan massa kelompok merah lainnya yang

sudah ada sebelumnya yang jumlahnya kurang lebih 700 orang. Karena pada tanggal 14 Mei 200, Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva berada di Desa Jamur Jaya, Morowali. Kesaksian ini menunjukkan bahwa ketiga terdakwa TIDAK PERNAH MEMIMPIN PASUKAN MERAH yang berjumlah kurang lebih 700 orang pada tanggal 14 Mei 2000.

Dari uraian dakwaan yang diungkapkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya adalah fakta yang direkayasa dan bukan merupakan fakta yuridis, karena berdasarkan keterangan saksi-saksi (Julius Sebi dan Adam Ata) dihadapan persidangan PK di bawah sumpah menerangkan bahwa pada tanggal 14 Mei 2000 Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva berada di Gereja Katolik Desa Jamur Jaya, Morowali yang berjaran kurang lebih 200 Km dari Kelei, Tentena Poso. Dengan fakta yuridis ini, secara argumentative telah membantah dakwaan Jaksa Penuntut Umum bahwa ketiga terpidana berada di Kelei untuk memimpin pasukan merah berjumlah 700 orang untuk melakukan latihan untuk persiapan penyerangan kepada kelompok putih di desa

8 Kayamanya, Kelurahan Maengko Baru, Kilometer 9, Lorong Puskesmas dan Penambangan Pasir. 2. FABIANUS TIBO, MARINUS RIWU DAN DOMINGGUS DA SILVA SEDANG TERTIDUR DALAM KOMPLEKS GEREJA KATOLIK SANTA THERESIA, POSO DARI SEKITAR PUKUL 22.00 MALAM S/D 04.00 PAGI WITA PADA TANGGAL 23 MEI 2000.

Bahwa

dalam surat dakwaan kesatu primair, Jaksa Penuntut Umum

menguraikan dakwaannya, yang pokoknya menyatakan : bahwa sebelum para Terdakwa bersama kelompok merah yang dipimpinnya melakukan penyerangan terhadap penduduk Desa Maengko Baru dan Kelurahan Kayamanya, para pasukan dipersiapkan dengan memberikan pakaian seragam warna hitam dan ikat kepala warna merah serta diberikan tali kode kongkoli yang diikat pada bagian tubuh serta diberikan sandi dengan kata kongkoli dan waya yaitu dengan maksud bila teman memanggil kongkoli maka harus dijawab waya hal itu berarti teman sehingga tidak dibunuh atau dibantai dan apabila dijawab lain berarti musuh dan harus dibunuh. Dimana pada tanggal 22 Mei 2000 sekitar jam 08.00 Wita para Terdakwa bersama kelompok merah lainnya berjumlah 27 orang meninggalkan Desa Kelei menuju kota Poso dengan menggunakan kendaraan bus dan 2 (dua) unit mobil angkutan serta membawa peralatan yang sudah dibuat berupa parang, panah, peluncur, tombak, senjata rakitan, bom Molotov dan tiba pada jam 11.00 Wita kemudian bergabung dengan kelompok merah lainnya yang sebelumnya sudah berada di Gereja Santha Theresia kelurahan Maengko Baru, Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso.

Dan Keesokan harinya yaitu tanggal 23 Mei 2000 sekitar jam 04.30 Wita para Terdakwa bersama kelompok merah lainnya berjumlah kurang lebih 130 orang yang dipimpin oleh para Terdakwa melakukan penyerangan dan pembunuhan terhdap penduduk Kelurahan Maengko Baru dan Kelurahan Kayamanya (kelompok putih) dengan menggunakan alat berupa parang, panah, peluncur, tombak dan senjata tajam linnya dari akibat penyerangan tersebut 3 (tiga) orang meninggal dunia yaitu Serma Kamaruddin Ali anggota Polres Poso, Abdul Syukur pegawai Kecamatan dan Bahmid La Diku alias Baba.

Padahal berdasarkan keterangan saksi-saksi yang yang dinyatakan dihadapan persidangan PK pada tanggal 9 Maret 2000 di Pengadilan Negeri Palu dan dinyatakan dibawah sumpah menerangkan bahwa pada tanggal 22 Mei 2000, saksi Aloysius Laka dan saksi Suster Pauline Wanguwesio, Osu dihadapan persidangan PK dan dibawah sumpah menerangkan bahwa melihat Fabianus

9 Tibo bersama orang tua wali murid dari Beteleme tiba di Kompleks Gereja Katolik Santa Theresia Poso dengan mempergunakan 1 (satu) buah kendaraan mobil mikrolet/angkut umum yang berjumlah kurang lebih 10 - 12 orang, ketika itu sedang berlangsung ujian akhir tahun 2000. Menurut keterangan saksi-saksi tersebut, bahwa kehadiran Fabianus Tibo bersama orang tua murid dari Beteleme untuk menjemput/membawa pulang anak-anak panti asuhan Santa Therersia yang berasal dari Beteleme dengan alasan bahwa ada informasi tentang kompleks gereja katolik, panti asuhan akan dibakar dan anak-anka sekolah akan dibunuh oleh kelompok putih (Muslim).

Saksi Aloysius Laka

sebagai wakil kepala sekolah ketika itu, menolak keinginan Fabianus Tibo dan orang tua murid dari Beteleme, dengan alasan murid-murid sekolah masih mengikuti ujian akhir sekolah dan saksi Aloysius Laka dan menyarankan tunggu sampai besok selesai ujian akhir sekolah. Saksi Aloysius Laka, saksi Suster Pauline Waguwesio, saksi Sirilus Mayoni alias Nong Ata, Saksi Yosefina Nage dan saksi Petrus Wunu menerangkan pula bahwa Fabianus Tibo tidak pernah merencanakan adanya penyerangan dan pembunuhan di desa Kayamanya dan Maengko Baru ketika tiba di kompleks gereja katolik Santa Theresia, Poso.

Dan selanjutnya saksi-saksi pun menerangkan, bahwa pada malam tanggal 22 Mei 2000. Fabianus Tibo dan orang tua murid dari Beteleme bermalam di kompleks gereja katolik Santa Theresia Poso. Saksi-saksi pun menjelaskan bahwa pada malam itu, tidak ada pasukan kelompok merah yang berjumlah 27 orang yang sedang berada kompleks Gereja Katolik Santa Theresia Poso. Pada malam itu, saksi Aloysius Laka begadang / tidak tidur karena sedang menjaga soal-soal Ebtanas yang disimpan di Biara dan tidak melihat adanya konsentrasi pasukan kelompok merah dalam kompleks sekolah Santa Theresia. Saksi Aloysius Laka pun menerangkan, selama menjaga soal ebtanas malam itu, tidak ada orang lain yang lalu lalang atau mondar-mandir dalam kompleks tersebut. Begitupun keterangan saksi Petrus Wunu yang adalah sopir dan penjaga keamanan menerangkan bahwa tidak melihat adanya

konsenterasi pasukan

merah dalam kompleks gereja katolik dan tidak ada orang lain yang berada dalam kompleks itu selain penghuni kompleks dan Fabinaus Tibo dan orang tua murid Beteleme. Saksi Petrus wunu menerangkan, bahwa peraturan di Kompleks Gereja mengharuskan semua penghuni termasuk tamu harus istirahat paling lambat jam 22.00 Wita. Bahwa saksi Yosefina Nage menerangkan bahwa sekitar pukul 00.00 Wita, ketika pergi ke kamar mandi, saksi Yosefina Nage melihat Fabianus Tibo dan orang tua murid sedang TERTIDUR di atas bangku dalam aula kompleks panti putri Santa Theresia. Sedangkan saksi Sirillus Maryoni alias Nong Ata sekitar pukul 04.00 Wita, yang membangunkan Fabianus Tibo

10 bersama orang tua murid yang sedang TERTIDUR dalam kompleks aula panti putrid ketika terjadi terdengar adanya keributan diluar kompleks gereja katolik.

Bahwa saksi Aloysius Laka, saksi Yosefina Nage dan saksi Petrus Wunu, menerangkan pula sekitar pukul 04.00 Wita pada tanggal 23 Mei 2000 melihat ada orang yang berpakaian hitam-hitam dan bertopeng serta membawa senjata yang lari masuk ke dalam kompleks gereja Katolik Santa Theresia. Saksi-saksi tersebut melihat orang-orang yang berpakaian hitam-hitam dan bertopeng serta membawa senjata terdiri dari laki-laki dan perempuan. Saksi Aloysius Laka mendengar ketika pasukan merah berpakaian hitam-hitam memasuki kompleks gereja, ada yang berteriak haleluya, haleluya… jangan takut ini torang dan saksi Aloysius Laka, ketika tiba di ruang tamu panti asuhan, saksi melihat diantara orang yang berpakaian hitam-hitam ada orang yang terluka dan kemudian saksi ketahui yang terluka bernama Ir. Lateka.

Sedangkan yang pasukan merah yang berpakaian hitam-hitam ada perempuan yang yang dipanggil dengan mama Wanti dan Pauline. Sedangkan saksi Yosefina Nage, menerangkan bahwa saksi melihat ada pasukan yang berpakaian hitam-hitam yang masuk dalam kompleks gereja katolik, dan saksi diminta oleh orang yang bernama Ir. Lateka pada saat itu untuk menelpon Dr. Abram di Tagolu untuk mengobati lukanya. Saksi Petrus Wunu, menerangkan bahwa pada sekitar pagi tanggal 23 Mei 2000, saksi melihat pasukan yang berpakaian hitam-hitam lari masuk dalam kompleks gereja katolik dan saksi Petrus Wunu melihat ada seorang laki-laki dalam keadaan terluka sedang membersihkan diri di sumur panti asuhan putri dan saksi berteriak siapa itu dan orang itu menjawab saya Lateka dan saksi pada waktu itu sempat melihat lelaki itu membawa pistol dan menaruhnya dipinggir sumur.

Bahwa saksi Hery Mangkawa di depan persidangan PK pada tanggal 9 Maret 2006 dan dibawah sumpah menerangkan bahwa pada tanggal 23 Mei 2000, sekitar pukul 16.00 Wita ketika saksi berada di kebun Desa Tambaro, saksi Hery Mangkawa melihat ada rombongan orang yang berpakaian hitam-hitam, bertopeng dan membawa senjata yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sebagian dari mereka yang terluka dan pakaian mereka berlumuran darah. Diantara mereka saksi melihat ada yang membawa pistol dan ada yang membawa panah panjang, busur, peluncur dan pisaudaun. Dan setelah saksi bertemu

dengan

rombongan

pakaian

hitam-hitan

tersebut,

baru

saksi

mengetahui kalau mereka adalah rombongan Ir. Lateka. Dan ketika rombongan Ir. Lateka makan malam di rumah saksi, Ir. Lateka dan teman-temannya menceritakan kepada saksi dan warga kampung Tambaro bahwa mereka baru

11 saja melakukan penyerangan kayamanya, Maengko Baru dan Gerbang Redjo. Pada saat itu, didepan saksi Herry Mangkawa, mama Wanti memperagakan bagaimana cara mereka melakukan penyeragan dan pembunuhan pada pagi itu dan memperlihatkan parang yang berlumur darah katanya parang tersebut habis membantai Komaruddin anggota polisi dan bahkan saksi Herry Mangkawa melihat baju mama Wanti bersimbah darah dan kemudian saksi Herry Mangkawa melihat bahwa Kade Latena memperlihatkan pistol yang baru diambil dari Komaruddin. Saksi Herry Mangkawa menerangkan pula, sekitar pukul 16.00 wita, pada tanggal 23 Mei 2000, bahwa saksi bertemu dengan Fabianus Tibo bersama guru-guru dan anak-anak yang jumlahnya kurang lebih 80 orang di Kebun saksi pinggir sungai Poso di Desa Tambaro, kemudian saksi ketahui rombongan Fabianus Tibo berasal dari kompleks gereja katolik Santa Theresia. Dan malam itu, saksi Herry Mangkawa bersama penduduk desa Tambaro memberikan makan malam pada rombongan Fabianus Tibo di Balai Desa Tambaro.

Berdasarkan

keterangan

saksi-saksi

(Aloysius

Laka,

Suster

Pauline

Wanguwesio, Sirillus Maryoni, Yosefina Nage, Petrus Wunu dan Herry Mangkawa) menerangkan bahwa pada tanggal 22 Mei 2000, Fabianus Tibo dan Orang tua murid dari Beteleme tiba sekitar pukul 11.30 Wita di kompleks gereja katolik

Santa

Theresia

dengan

mengendarai

1

(satu)

buah

mobil

mikrolet/angkutan umum yang berjumlah kurang lebih 10-12 orang. Ketika tiba di kompleks gereja katolik siang itu, tidak ada pasukan merah yang terlebih dahulu tiba dalam kompleks gereja katolik, bahwa kedatangan Fabianus tibo untuk menjemput/membawa pulang anak-anak sekolah dari Beteleme yang berada di Panti Asuhan Santa Theresia.

Begitupula dengan penyerangan dan pembunuhan di desa Kayamanya dan Kelurahan Maengko Baru Poso, bahwa pada malam tanggal 22 Mei 2000 sampai dengan subuh sekitar 04.00 Wita, Fabianus Tibo dan orang tua murid sedang TERTIDUR

dan baru DIBANGUNKAN sekitar pukul 04.00 Wita oleh saksi

Sirillus Maryoni dalam aula kompleks panti putri,

Santa Theresia Poso. Dan

pada subuh hari tanggal 23 Mei 2000, para saksi melihat ada rombongan orang yang berpakaian hitam-hitam dan membawa senjata dan terdiri dari laki-laki dan perempuan lari masuk kedalam kompleks gereja katolik. Rombongan tersebut membawa senjata berupa pistol, panah panjang, busur, peluncur dan pisaudaun. Dari rombongan tersebut dikenal sebagai pasukan merah pimpinan Ir. Lateka. Bahwa saksi Herry Mangkawa menerangkan bahwa saksi mendengar sendiri ketika makan malam di rumah saksi Herry Mangkawa Ir. Lateka dan temantemannya menceritaka bahwa mereka baru saja menyerang di Desa Kayamanya dan Kleurahan Maengko Baru tadi pagi. Dan salah satu anggota Ir. Lateka yang

12 bernama

mama

Wanti

menceritakan

bagwaimana

cara

dia

melakukan

pembunuhan terhadap Komoaruddin seorang anggota polisi dan baju mama Wanti masih bersimbah darah. Salah anggota Ir. Lateka memperlihatkan parang yang berlumur darah yang dipakai pada saat pembunuhan di desa Kayamnya dan Kelurahan Maengko Baru.

Dari uraian dakwaan yang diungkapkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya adalah fakta yang direkayasa dan bukan merupakan fakta yuridis, karena berdasarkan keterangan saksi-saksi (Aloysius Laka, Suster Pauline Wanguwesio, Sirillus Maryoni, Yosefina Nage, Petrus Wunu dan Herry Mangkawa)

dihadapan

persidangan

PK

dinyatakan

di

bawah

sumpah

menerangkan bahwa pada tanggal 22 s/d 23 Mei 2000 sekitar pukul 22.00 wita s/d 04.00 wita,

Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva Marinus Riwu sedang

KETIDURAN dalam kompleks Gereja Katolik Santa Theresia, Poso. Sehingga TIDAK BENAR bahwa Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus Da silva yang melakukan penyerangan dan pembunuhan pada pagi hari sekitar pukul 04.00, pada tanggal 23. Mei 2000 di desa Kayamanya dan Kelurahan Maengko Baru. Bahwa kesaksian Herry Mangkawa, yang menerangkan berdasarkan pengakuan Ir. Lateka sendiri dan teman-temannya bahwa pasukan merah pimpinan Ir. Lateka yang melakukan penyerangan dan pembunuhan di desa Kayamanya dan Kelurahan Maengko Baru YANG MEYEBABKAN MATINYA KOMARUDDIN anggota Polisi dan Mantan Lurah Maengko Baru. Dengan fakta yuridis ini, secara argumentative telah terbantah dakwaan Jaksa Penuntut Umum bahwa ketiga terpidana BUKANLAH orang yang melakukan penyerangan dan pembunuhan di desa Kayamanya dan Kelurahan Manegko Baru. 3. FABIANUS TIBO SEDANG BERADA DI DESA SAIYO SEKITAR PUKUL 08.00 WITA S/D 11.00 WITA PADA TANGGAL 28 MEI 2000 DAN BUKAN DI KOMPLEKS WALISONGO/MASJID AL HIJRAH DESA SINTUWU LEMBA KECAMATAN LEGE KABUPATEN POSO.

Bahwa dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum, terdakwa Fabianus Tibo, Dominggus Dasilva Als. Domi dan Marinus Riwu Als.Nus bersama-sama dengan Danile, Sadra, Sipri, Daeng, Ferdi Mangungsong dan Alex yang sampai saat ini belum tertangkap serta orang -orang lain yang identitasnya belum diketahui secara pasti baik secara bersama-sama atau berindak sendiri-snediri pada tanggal 28 Mei 2000 sekira jam 09.00 wita dan hari Kamis tanggal 1 Juni 2000 sekira jam 15.00 Wita atau pada suatu dalam tahun 2000 bertempat di dalam Masjid Al Hijrah Desa Sintuwu Lemba dan dan di tepi sungai tempat penambangan pasir Desa Tagolu Kecamatan Lage Kabupaten Poso Para terdakwa bersama-sama kelompok merah

13 lainnya mendatangi penduduk muslim yang berkumpul di dalam Masjid Al - Hijrah melakukan pembunuhan dan penganiyaan serta pembakaran dan keesokan harinya dan dibawa dengan kendaraan truck bersama dengan orang-orang yang tidak dikenal namanya menuju ke tepi sungai tempat penambangan pasir desa Tagolu Kecamatan Lege Kabupaten Poso dan setelah sampai di tempat tersebut disuruh turun satu per satu dari dalam truck kemudian korban meloncat ke sungai lalu dipotong dengan parang kena punggung korban akhirnya korban hanyut mengikuti arus sungai sampai di PDAM Poso dan diselamatkan oleh aparat keamanan.

Padahal berdasarkan keterangan saksi, didepan persidangan PK dinyatakan dibawah sumpah, saksi Yonsius Mechanda menerangkan bahwa pada tanggal 28 Mei 2000, sekitar pukul 08.00 Wita, saksi Yonsius Mechanda bersama Fabianus Tibo berada di desa Tagolu berjarak kurang lebih 6 km dari Kompleks Walisongo kearah kota Tentena. Pada pagi hari itu, saksi Yonsius Mechanda dan Fabianus Tibo bersama puluhan orang lainnya pergi ke Desa Saiyo yang berjarak kurang 9 Km dari Desa Tagolu ke arah kota Poso untuk menyelamatkan 9 orang yang terjebak di desa Saiyo. Ketika saksi tiba di desa Saiyo, saksi dan puluhan orang lainnya berpencar karena ada serangan dari kelompok putih (Kelompok Muslim). Dan saksi Yonsius Mechanda kembali ke Desa Tagolu sekitar pukul 12.00 wita, saksi Yosius Mechanda melihat ke arah kompleks walisongo sudah terbakar.

Dari uraian dakwaan yang diungkapkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya adalah fakta yang direkayasa dan bukan merupakan fakta yuridis, karena berdasarkan keterangan saksi Yonsius Mechanda dihadapan persidangan PK dinyatakan di bawah sumpah menerangkan bahwa pada tanggal 28 Mei 2000 sekitar pukul 08.00 pagi, Fabianus Tibo sedang berada di Desa Saiyo berjarak kurang lebih 15 Km dari kompleks Walisongo Kilo 9 dan TIDAK BERADA DI KOMPLEKS WALISONGO KM 9 tanggal 28 Mei 2000 pada jam tersebut. Sehingga TIDAK BENAR bahwa Fabianus Tibo melakukan pembunuhan, penganiayaaan dan pembakaran di Komplek walisongo, lorong puskesmas dan penambangan pasir. Dengan fakta yuridis ini, secara argumentative telah membantah dakwaan Jaksa Penuntut Umum bahwa ketiga terpidana ya ng melakukan pembunuhan, penganiayaan dan pembakaran di kompleks Walisongo Km 9, Lorong Puskesmas dan Penambangan Pasir.

Memperhatikan keterangan saksi-saksi tersebut di atas, yang dinyatakan dalam persidangan PK pada tanggal 9 Maret 2006 dan keterangan saksi-saksi tersebut dinyatakan dibawah sumpah sehingga menurut hukum, kesaksian tersebut merupakan keterangan yang dapat menguatkan keyakinan majelis hakim PK untuk

14 memeriksa dan mengadili perkara PK aquo. Sehingga apabila keterangan saksi-saksi tersebut disampaikan pada persidangan dalam perkara aquo terdahulu maka seharusnya judex factie memberikan putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan terhadap para terdakwa. KEADAAN BARU/NOVUM BERUPA : KETERANGAN SAKSI - SAKSI (JULIUS SEBI, ADAM ATA, ALOYSIUS LAKA, SUSTER PAULINE WANGUWESIO, OSU, SIRILLUS MARYONI (NONG ATA, YOSEFINA NAGE, PETRUS WUNU, HERY MANGKAWA DAN YONSIUS MECHANDA) DIDEPAN PERSIDANGAN PADA TANGGAL 9 MARET 2006, DIBAWAH SUMPAH MENERANGKAN SEBAGAI BERIKUT :

1. Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: YULIUS SEBI : Maumere, 27 Juli 1958 : Petani/Mantan Kepala Desa Jamur Jaya : Desa Jamor Jaya, Kecamatan Lembo Morowali

Saksi dibawah sumpah/janji menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa saksi kenal dengan Terpidana Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva namun tidak ada hubungan keluarga.

-

Bahwa saksi belum pernah diperiksa didepan persidangan sehubungan dengan kerusuhan Poso III.

-

Bahwa saksi adalah Mantan Kepala Desa Jamor Jaya yang menjabat sebagai Kepala Desa ketika kerusuhan Poso III terjadi.

-

Bahwa pada tanggal 14 Mei 2000 pukul 09.00 Wita ketika itu hari Minggu saksi masih bertemu dengan Terpidana Fabianus Tibo di gereja katolik Jamur Jaya.

-

Bahwa sehabis gereja sekitar jam 10.00 di depan pintu gereja, saksi dan umat waktu itu mendengar dari Fabianus Tibo bahwa ada informasi bahwa Komp. Gereja St. Theresia dan sekolahan serta panti asuhan akan diserang dan dibakar. Dari pembicaraan tersebut para orang tua murid merasa takut untuk menjemput anak-anak mereka dan mereka tidak ada biaya. Orang tua murid mengharapkan Fabinaus Tibo agar dapat membantu menjemput anak-anak mereka yang ada di Panti Asuhan St. Theresia Poso. Dan dalam pembicaraan tersebut, saksi tidak pernah mendengar dari Fabianus Tibo untuk melakukan perencanaan penyerangan/kerusuhan ke Poso.

-

Bahwa setelah pembicaraan di depan gereja pada tanggal 14 Mei 2000 kirakira pukul 11.00 Wita, saksi bersama Fabianus Tibo menuju rumah saksi dan pada hari itu Fabianus bermalam di rumah saksi. Besok pagi Senin, tanggal 15 Mei 2000, sekitar pukul 08.00 Wita, Fabianus Tibo pulang kembali ke rumahnya dengan jalan kaki Beteleme yang berjarak kurang lebih 7 Km. dari Desa Jamur Jaya.

15 -

Bahwa pada tanggal 17 Mei 2000 ketika saksi ada rapat di kantor Kecamatan di Beteleme, saksi bertemu dengan orang tua murid di pasar Beteleme, mereka menyampaikan kepada saksi bahwa melihat Fabinaus Tibo masih berada di rumahnya sedang melakukan anyaman rotan dan setelah saksi selesai rapat di kantor kecamatan di Beteleme sekitar pukul 12. 00 Wita, saksi pergi ke rumah Fabianus Tibo dan saksi bertemu dengan Fabianus yang sedang mengerjakan ayaman rotannya. Ketika itu saski mena nyakan kapan ke Poso Menjemput anak-anak sekolah dijawab saksi waktu itu belum ada orang yang bersedia pergi ke Poso untuk menjemput anak-anak sekolah. Dan siang itu saksi makan siang bersama Fabianus Tibo makan dirumahnya Fabianus Tibo.

-

Bahwa saksi tidak mengetahui kapan pastinya Fabianus Tibo berangkat Ke Poso untuk menjemput anak sekolah dan saksi baru mengetahui Fabianus Tibo ada di Poso dari informasi anak-anak panti asuhan tiba di Jamor Jaya pada tanggal 25 Mei 2000.

-

Bahwa saksi bertemu kembali dengan Fabianus Tibo pada tanggal 2 Juli 2000.

-

Bahwa saksi mengetahui kalau Fabianus Tibo pernah dicari oleh Pdt. Papasi dan seorang Ibu dari Sinode GKST dan diminta untuk menyerahkan diri kepada Polisi namun dijawab oleh Fabianus Tibo saya salah apa.

2. Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: ADAM ATA : Maumere 1941 : Petani : Jamor Jaya Kec. Lembo Kab. Morowali

Saksi dibawah sumpah/janji menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa saksi kenal dengan Terpidana Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva namun tidak ada hubungan keluarga.

-

Bahwa saksi belum pernah diperiksa didepan persidangan sehubungan dengan kerusuhan Poso III.

-

Bahwa saksi mengenal Fabianus Tibo sebagai seorang petani di Desa Jamor Jaya.

-

Bahwa pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2000 ketika saksi mengikuti kebaktian di Gereja bersama keluarga masih bertemu dengan Terpidana Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva di gereja yang biasanya dimulai sekitar pk. 09.00 dan selesai sekitar jam 10.00 Wita.

-

Bahwa sehabis gereja sekitar jam 10.00 Wita saksi mendengar dari Fabianus Tibo bahwa ada informasi bahwa Komp. Gereja St. Theresia dan sekolahan akan diserang dan dibakar. Kemudian saksi bersama orang tua murid mengadakan rapat. Dari pembicaraan tersebut para orang tua murid merasa takut untuk menjemput anak-anak mereka dan mereka tidak ada biaya. Orang tua murid meminta bantuan Fabianus Tibo untuk menjemput anak – anak sekolah di Sta. Theresia Poso.

-

Bahwa setelah dari gereja siang itu, saksi bersama dengan Dominggus Da Silva pulang ke rumah saksi. Pada siang itu juga, Saksi bersama Dominggus

16 Da Silva makan siang bersama di rumah saksi. Setelah makan siang, Dominggus pergi meninggalkan rumah saksi. -

Bahwa pada tanggal 17 Mei 2000 sekitar pukul 17. 00 Wita, saksi mendapat informasi dari orang tua murid yang baru pulang dari Beteleme dan menceritakan bahwa mereka melihat Fabianus Tibo ada di rumahnya di Beteleme sedang melakukan ayaman rotan.

3). Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: ALOYSIUS LAKA : Ende, 3 Maret 1961 : Guru : Perum. Perbinda Emas Blok C.No.11-12 Lingk. IV Rw.07 Rt.14 Kel. Biga Kec. Kotamobago Utara Kab. Bolaang Mongondou Sulut

Saksi dibawah sumpah/janji menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa benar saksi belum pernah memberikan keterangan didepan persidangan sehubungan dengan perkara pidana Fabianus Tibo, dkk sehubungan dengan kerusuhan Poso III.

-

Bahwa benar saksi pada hari Senin tanggal 22 Mei 2000 Fabianus Tibo dan rombongan yang jumlahnya sekitar 10 sampai 12 orang datang ke Komp. Sekolah/Gereja St. Theresia dan ketika itu sedang berlangsung ujian akhir tahun 2000. Fabianus Tibo datang sekitar jam 11 atau 11.30. Saksi melihat kendaraan umum/mikrolet masuk kedalam kompleks sekolah dan melihat Fabianus Tibo masuk kedalam lingkungan sekolah. Saksi melihat dari kantin yang jaraknya sekitar 25 M.

-

Bahwa benar saksi pulang ke rumah sekitar pk. 15.00. dan setelah sampai dirumah ditelp oleh sr. Paul Siseng bahwa Fabianus Tibo akan mengambil/menjempu anak sekolah. Kemudian saksi bergegas menuju Biara sekitar pk. 15.30 dan ketika saksi sampai di Biara sudah ada Sr. Paul Siseng Sr. Dionisia Kartika, Pastor Bayu serta Fabianus Tibo, ketika itu Sr.Paul Siseng menyampaikan bahwa Fabianus Tibo akan mengambil anak-anak yang berasal dari Jamur Jaya dengan alasan tidak aman kemudian saksi menyampaikan menolak dengan alasan bahwa besok masih ada ujian Ebtanas. Dalam pembicaraan itu, saksi tidak mendengar atau melihat adanya perencanaan penyerangan yang disampaikan Fabianus Tibo.

-

Bahwa benar sekitar Pk. 18.30 saksi kembali sekolah disana ada Saverius Segu, Yohanes Arief Sanuri, Agus Darmadi. Tidak lama kemudian Fabianus Tibo datang dari arah Panti Asuhan. Dan sekitar Pk. 21.00 Fabinaus Tibo datang menemui saksi di rumah guru dalam kompleks tsb ketika itu, saksi bertanya kenapa om (Fabianus Tibo) datang ke sekolah, kemudian dijawab untuk menjemput anak-anak sekolah karena ada informasi kondisi anak-anak sekolah tidak aman. Dan sekitar pk. 21.30 Fabianus Tibo pamit naik ke Panti Asuhan untuk tidur malam. Karena situasi Poso waktu itu memang sedang rawan, maka Kepala Dinas Pendidikan menginstruksikan setiap sekolah untuk menjaga sendiri naskah ujian.

-

Bahwa pada malam tanggal 22 Mei 2000, saksi sedang begadang/tidak tidur karena harus menjaga naskah ujian sekolah yang disimpan di Biara Susteran yang berada dalam kompleks itu juga. Pada malam itu, saksi mengetahui bahwa Fabianus Tibo dan orang tua murid dari Beteleme bermalam di Panti Asuhan Putri Santa Theresia. Pada malam itu saksi tidak meilihat adanya konsentrasi massa yang berpakaian hitam-hitam dalam kompleks sekolah.

17 Malam itu juga, Saksi tidak melihat adanya orang berjalan atau lalulalang dalam kompleks tersebut. -

Bahwa benar Sekitar pk. 03.00 saksi dikejutkan oleh bunyi tiang listrik bersahut-sahutan dari arah kota pertanda ada keributan. Sekitar pk. 04.00 masuk massa sekitar 13 orang diantaranya ada sekitar 3 atau 4 orang perempuan yang memakai baju hitam2 dan berteriak haleluya, haleluya.. jangan takut ini torang.

-

Bahwa benar sekitar pk. 05.00 saksi melihat massa yang memakai hitam-hitam bertemu dengan rombongan yang dibawa Pak Tibo kemudian saksi dan melihat mereka berbicara sebentar.

-

Bahwa benar setelah itu saksi naik ke Panti dan bertemu dengan orang yang memakai baju hitam-hitam sudah duduk di ruang tamu Panti Asuhan. Saksi melihat ada diantara orang yang memakai baju hitam-hitam itu yang terluka dan setelah saksi tanya ternyata bernama Ir. A. Lateka memakai kaca mata. Yang perempuan ada yang dipanggil mama Wati dan Pauline, memakai celana panjang. Waktu itu sekitar pk. 05.30. kemudian saksi turun dari Panti Asuhan dan melihat Fabianus Tibo sedang menghalau massa dalam jumlah besar. Ketika itu sudah ada Polisi 1 trek. Saksi melihat Fabianus Tibo berpelukan dengan seorang haji yang memakai topi putih dan melihat Pastor Bayu Sr. Pauline dan Sr Paul Siseng dan melihat negosiasi dengan aparat. Jarak saya dengan Fabianus Tibo sekitar 3 meter. Kemudian Pastor Bayu mendekati Fabianus Tibo dan melihat orang mau mencederai pastor dan dimarahi oleh pak Tibo orang yang mau pukul pastor itu dan Fabianus Tibo perintahkan untuk segera meninggalkan kompleks sekolah.

-

Bahwa benar saksi dan Pastor Bayu lari terlebih dahulu menuju ke Biara dan ada suster Dion dan saksi terus lari kebelakang setelah sampai di panti melihat anak tinggal 5 orang dan saksi lari ke gunung.

-

Bahwa benar kemudian anak panti dan saksi jumlahnya 85 orang dgn Fabianus Tibo jalan naik dan turun gunung sungai Kaimanya dan turun mendekati pinggiran sungai, ada ibu yang menyuruh kami jangan lewat jalan baru karena disana ada pasukan putih. Saat itu Fabianus Tibo datang dari arah belakang. Ketika itu saksi dengan rombongan istirahat di pondok dan melihat Lateka dengan rombongannya juga beristirahat didekat situ. Ketika saksi melihat Lateka, cs mereka langsung jalan terburu-buru. Bahwa saksi yang meminpin rombongan 85 orang murid sekolah dalam perjalanan itu

-

Bahwa benar sekitar jam 16.00 saksi dan rombongan sampai di kebun salah seorang warga dan saksi bersama rombongan disuguhi makan. Saat itu saksi melihat rombongan Lateka dan waktu itu Lateka ditandu karena luka. Setelah saksi dan rombongan datang Lateka, Cs kemudian pergi. Selanjutnya kami sampai di pinggiran Desa Lembo Mawo sekitar jam 18.00. sekitar pk. 18.30 saksi dan rombongan menyeberang memakai rakit sampai di Desa Tambaro sekitar pk. 20.00 dan disitu ada dapur umum saksi juga bertemu dengan pak Lampadeli (asisten bupati) ada dua pemuda yang cukup aktif yang keluar masuk memakai motor. Salah satunya berambrut gondrong tinggi besar yang belakangan dikenal Angki Tungkanan kemudian ada yang pendek gemuk bernama Yanis Simangunsong dan sempat berbicara dengan Fabianus Tibo.

-

Bahwa tidak lama setelah itu datang truk fuso kemudian saksi dan rombongan naik ke truk. Fabianus Tibo dibonceng oleh seorang pemuda dan mengikuti saksi dan rombongan dari belakang menuju Desa Kuku, dan sampai di Gereja St. Mikael Desa Kuku sekitar 23.30. Saksi anak-anak sekolah dan Panti asuhan (sekitar 70 orang) turun di Kuku, sekitar 15 orang lainnya melanjutkan

18 perjalanan ke Tentena dan waktu itu saksi melihat Fabianus Tibo terus dibonceng menuju ke Tentena. -

-

4).

Bahwa benar saksi baru bertemu dengan Dominggus pada hari Rabu malam, tanggal 24 Mei 2000 ketika itu saksi melihat Dominggus membawa patung Bunda Maria dan menyatakan bahwa hanya ini yang bisa saya selamatkan dan menyatakan bahwa gereja sudah habis terbakar dan rata. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 25 Mei 2000 sekitar jam 09.00 datang mobil truk untuk bantuan mengangkut anak sekolah dan panti yang akan ke Jamur Jaya dan Molores berangkat sekitar jam 10.00. Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: Suster PAULINE WANGUWESIO, OSU : Bajawa, Flores 4 Mei 1957 : Biarawati/Guru : Amurang, Kec. Tombasian-Minahasa Selatan – Sulawesi Utara

Saksi dibawah sumpah/janji menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa benar saksi belum pernah memberikan keterangan didepan persidangan sehubungan dengan perkara pidana Fabianus Tibo, dkk sehubungan dengan Kerusuhan Poso III.

-

Bahwa benar pada hari Senin tanggal 22 Mei 2000 pelaksanaan ujian akhir tahun 2000 sekitar pk. 11.30 saksi mengawasi ujian ebtanas. Saksi melihat ada kendaraan umum/mikrolet masuk kedalam sekolah berjumlah sekitar 10 orang.

-

Bahwa benar pada waktu itu saksi berada dalam kelas dan berdiri di pintu melihat kendaraan menuju Biara/Panti.

-

Bahwa benar sekitar pk. 16.30 saksi menuju Panti Asuhan dan melihat rombongan orang tua tetapi saat itu Fabianus Tibo tidak kelihatan. Namun anak-anak pantis asuhan yang menyampaikan kepada saya bahwa Fabianus Tibo dan orang tua murid sudah datang di kompleks sekolah. Dan tujuan Fabianus Tibo datang ke untuk menjemput anak-anak sekolah dari Beteleme. Bahwa malam itu, saksi mengetahui bahwa Fabianus Tibo dan orang tua murid dari Beteleme bermalam malam tanggal 22 Mei 2000 di Panti Asuhan dari Ibu Fin. Pada malam itu, saksi tidak melihat ada konsentrasi massa atau ada orang yang berpakaian hitam-hitam dalam kompleks gereja katolik.

-

Bahwa benar pada waktu subuh keesokan harinya tanggal 23 Mei 2000 sekitar pk. 04.30 saksi dan suster yang lain dibangunkan oleh pak Aloysius Laka dan memberitahukan bahwa didepan ada massa yang masuk Komp. Sekolahan. Pak Aloysius menyatakan supaya saksi menemui aparat untuk meminjam kendaraan guna mengevakuasi anak-anak sekolah dan anak panti tapi disarankan jangan sekarang karena masih gelap.

-

Bahwa benar sekitar pk. 05.30 saksi bersama Suster Paul Siseng, OSU menuju ke arah depan Komp. Sekolahan untuk menemui aparat guna meminjam kendaraan untuk mengevakuasi anak-anak sekolah/panti dan saat itu dari jarak sekitar 5-6 M saksi melihat Fabianus Tibo sedang berdialog dengan seseorang yang badannya tinggi besar dan pada saat bersamaan ada seseorang lainnya dari sebelah kanan memeluk Fabianus Tibo sambil berdialog dan saksi sempat mendengar kata yang diucapkan Fabianus Tibo bahwa saya tidak menyerang, saya berkewajiban menjaga dan melindungi pemimpin saya (Pastor dan suster) dan anak-anak sekolah. Setelah Fabianus

19 Tibo melihat saksi, Fabianus Tibo memberi kode kepada saksi untuk segera lari meninggalkan kompleks sekolah. -

Bahwa benar setelah itu saksi mendekati aparat meminta pertolongan untuk mengevakuasi tetapi dijawab tidak bisa karena massa sudah memenuhi Komp. Sekolahan memakai kain putih yang diikat di kepala dan pergelangan tangan. Saat itu juga saksi bersama Sr. Paul Siseng kembali ke Biara dan saat itu bertemu dengan orang berpakaian merah, satu laki-laki dan 2 perempuan memegang tampi beras dengan topi lebar merah dan saksi sempat mengatakan kepada mereka, kamu harus bertanggung jawab terhadap kompleks ini.

-

Bahwa benar setelah itu saksi menuju Biara dan sekitar pk. 06.00 saksi bertemu dengan Dominggus Da Silva di belakang Biara, Dominggus Da Silva waktu itu sedang mondar-mandir berjaga dan menyarankan saksi untuk cepat lari.

-

Bahwa benar kemudian saksi mengemasi barang-barang/surat-surat penting lalu saksi bersama suster lainnya dan Pastor segera meninggalkan Biara lewat pintu belakang menuju panti asuhan dan menemui panti asuhan sudah kosong. Waktu itu saksi bertemu kembali dengan Dominggus Da Silva dan Dominggus sekali lagi menyarankan agar saksi dan kawan-kawan cepat lari dan saksi juga sempat menyarankan agar Dominggus Da Silva segera menyelamatkan diri.

-

Bahwa benar sekitar pk. 08.00 saksi dan rombongan (5 orang) tiba di kebun didaerah Kayamanya dan bertemu dengan seseorang laki-laki dan mengajak kami untuk singgah sebentar. Saksi dan rombongan sempat disuguhi minum. Kemudian Saksi dan rombongan bergabung dengan keluarga lelaki tersebut. Sekitar jam 09.30 bersama rombongan keluarga lelaki tersebut kami menyusuri sungai kecil dan bukit menuju Gunung Tampe Bangke dan bermalam disbuah pondok selama 2 malam sambil menunggu situasi kondusif.

-

Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 25 sekitar pk. 10.30 menyusuri perbukitan dan sekitar pk. 14.00 akhirnya saksi dan rombongan tiba di Dapur umum yang saksi tidak tahu nama tempatnya. Saat itu Saksi dan rombongan bertemu dengan lelaki bernama EDU memakai motor sedang mencari saksi dan rombongan dan setelah itu sekitar setengah jam kemudian Saksi dan rombongan dibawa ke Posko Kelompok Merah.

-

Bahwa benar sekitar jam 15.30 Saksi dan rombongan dibawa menuju ke Desa Kuku.

5). Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: SIRILLUS MARYONI alais NONG ATA : Rotat, Flores 13 April 1985 : Swasta : Jl. Basuki Ra hmat No. 127 Palu, Sulawesi Tengah

Saksi didepan persidangan dibawah sumpah/janji menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa benar saksi belum pernah memberikan keterangan didepan persidangan sehubungan dengan perkara pidana Fabianus Tibo, dkk sehubungan dengan kerusuhan Poso III.

-

Bahwa benar ketika kerusuhan Poso III terjadi saksi merupakan siswa di sekolah St. Theresia Poso.

-

Bahwa benar pada hari senin tanggal 22 Mei 2000 sekitar jam 14.00 saksi melihat Fabianus Tibo dengan Dominggus Da Silva bersama sekitar 10 orang

20 sudah berada di Asrama Putri/ Panti Asuhan sedang istirahat/duduk-duduk. Waktu itu saksi mendengar dari teman-teman saksi bahwa Fabianus Tibo datang untuk membawa pulang anak-anak sekolah/panti ke Beteleme tetapi tidak diizinkan oleh suster karena sedang ujian. -

Bahwa saksi tidak pernah mendengar baik dari Fabianus Tibo dan temantemannya maupun dari penghuni asrama kalau Fabianus Tibo dan rombongannya bermaksud mengadakan penyerangan.

-

Bahwa benar sekitar jam 22.00 saksi tidur. Sekitar jam 03.00 saksi mendengar ada keributan dari arah kota karena bunyi tiang listrik, kemudian saksi lari menuju asrama Putri yang jaraknya sekitar 100 M. waktu itu saya melihat sebagian sudah bangun tapi sebagian belum bangun termasuk Fabianus Tibo lalu saksi membangunkan Fabianus Tibo dan rombongannya.

-

Bahwa benar sekitar jam 05.30 saksi bersama teman-teman dikumpulkan di aula. Sekitar jam 06.00 saksi bersama teman-teman dan guru diantaranya ALOYSIUS LAKA berlari menuju ke arah belakang asrama.

-

Bahwa benar kemudian anak panti dan saksi jumlahnya 85 orang dengan Fabianus Tibo jalan naik dan turun gunung sungai kaimanya dan turun mendekati pinggiran sungai, ada ibu yang menyuruh kami jangan lewat jalan baru karena disana ada pasukan putih. Saat itu Fabianus Tibo datang dari arah belakang.

-

Bahwa benar waktu itu sekitar jam 16.00 saksi dan rombongan sampai di kebun milik salah seorang warga kemudian saksi dan rombongan disuguhi makan. Saat itu saksi melihat rombongan Lateka dan waktu itu Lateka ditandu karena luka. Setelah saksi dan rombongan datang Lateka, Cs kemudian pergi. Selanjutnya kami sampai di pinggiran Desa Lembo Mawo sekitar jam 18.00. sekitar pk. 18.30 saksi dan rombongan menyeberang memakai rakit (sepertinya sudah disiapan) samapi di Desa Tambaro sekitar pk. 20.00 dan pada malam itu saksi makan malam di rumah balai desa.

-

Bahwa benar pada hari Rabu malam, tanggal 24 mei 2000 saksi melihat Dominggus membawa patung Maria dan menyatakan bahwa hanya ini yang bisa saya selamatkan dan menyatakan bahwa gereja sudah habis terbakar dan rata.

-

Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 25 Mei 2000 sekitar jam 09.00 datang mobil truk yang katanya dari Sinode, untuk bantuan mengangkut anak sekolah dan panti yang akan ke Jamur Jaya, Beteleme dan Molores berangkat sekitar jam 10.00. Sekitar jam 15.00 datang mobil bantuan.

6. Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: YOSEFINA NAGE : Flores, 10 April 1972 : Guru : Jl. Zebra Raya No. 51, Palu.

Saksi dibawah sumpah didepan persidangan menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa saksi kenal dengan Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva dan Marinus Riwu.

-

Bahwa pada hari Senin tanggal 22 Mei 2000 FABIANUS TIBO, DOMINGGUS DA SILA alias DOMI dan MARINUS RIWU alis NUS dkk. datang ke Gereja

21 Katolik St. Theresia Poso tepatnya di Panti Asuhan. Niat mereka adalah menjaga anak-anak sekolah dan anak-anak Panti Asuhan yang sebagian besar adalah kerabat mereka yang saat itu sedang melaksanakan ujian EBTANAS, mengingat saat itu ada issu bahwa akan terjadi lagi kerusuha n Pasca Kerusuhan Poso Tahap II. -

Bahwa saksi tidak pernah mendengar Fabianus Tibo dan rombongannya berbicara merencanakan peneyerangan melainkan hanya bermaksud menjemput anak-anak sekolah dan menjaga gereja.

-

Bahwa sekitar jam 17.00, saksi masih bertemu dengan Fabianus Tibo dan orang tua murid lainnya pada saat Doa Rosario Bersama.

-

Bahwa pada sekitar jam 19.00 – 19.30 saksi masih melihat Fabianus Tibo di ruang makan bersama dengan teman-temannya.

-

Bahwa benar saksi mengetahui kalau Fabianus Tibo pada malam tanggal 22 Mei 2000 menginap di aula Asrama Putri dan sampai pada sekitar jam 00.00 ketika saksi menuju ke kamar mandi , saksi melihat Fabianus Tibo dan orang tua murid masih tidur di aula panti putri.

-

Bahwa secara tidak diduga pada subuh sekitar pk.04.00, situasi di Panti Asuhan sangat panik dan agak kacau ketika rombongan Ir.A.L.LATEKA dkk. meneyelinap dan bersembunyi di Panti Asuhan karena dikejar oleh Polisi dan massa muslim di depan pintu gerbang Gereja Katolik.

-

Bahwa ketika Terpidana FABIANUS TIB O melihat ada rombongan massa bersama Polisi bergerombol didepan Pintu Gerbang Gereja Katolik, maka FABIANUS TIBO berupaya menemui rombongan massa itu sambil memerintahkan orang yang berada dalam gereja dan Panti Asuhan untuk tetap tenang dan menjaga anak-anak sekolah dan anak-anak Panti Asuhan.

-

Dalam situasi yang agak memanas FABIANUS TIBO dikelilingi oleh massa dari kelompok muslim bersama Polisi di Lapangan Basket.

-

Bahwa saksi ketika itu sempat diminta oleh Ir.A.L.LATEKA untuk menelpon Dr. ABRAM di Tagolu untuk mengobati lukanya. Ketika saksi bergegas menuju ke Wartel dan saksi baru sampai di lapangan Basket, saksi melihat FABIANUS TIBO bersama Polisi dan massa ± 50 an orang. Mereka sepertinya sedang memperbincangkan sesuatu secara serius tapi saksi tidak mendengarnya karena jaraknya ± 50-an M. Saat itu waktu menunjukkan pk. 05.30 subuh tanggal 23 Mei 2000.

-

Melihat situasi yang memanas, saya kembali ke Panti Asuhan untuk mencari cara bagaimana menyelamatkan anak-anak sekolah dan anak-anak Panti Asuhan serta guru-guru yang ada di Kompleks sekolah yang jumlahnya ± 85 orang.

-

Pada sekitar pk.06.30 kami meninggalkan sekolah dan Panti Asuhan menyusuri gunung-gunung, dipertengahan jalan baru FABIANUS TIBO dkk datang menyertai dan melindungi kami hingga kami sampai di desa HERY MANGKAWA yang kemudian memberi rombongan kami makan.

-

Selanjutnya saksi dan rombongan diantar dengan Truk ke Kuku dan Tentena. Karena kelelahan, maka saksi dan rombongan lain yang hendak ke Tentena menginap di gereja Katolik Kuku, FABIANUS TIBO sempat turun dari Truk untuk mengatur saksi dan orang-orang yang menginap di gereja.

22 -

Selanjutnya FABIANUS TIBO melanjutkan perjalanan ke Tentena mengantar anak-anak sekolah dan anak-anak Panti Asuhan yang berdomisili di Tentena dan sekitarnya.

-

Dua hari kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju Beteleme dan sempat singgah di Tentena. Pada saat itu saksi dan rombongan melihat FABIANUS TIBO dengan wajah sangat tegang keluar dari gedung Sinode dalam keadaan dikawal 5 - 6 orang yang membawa parang. Saksi melihat FABIANUS TIBO tidak dapat berbuat banyak dan sempat berpesan agar saksi bersama rombongan singgah di rumahnya di Beteleme, makan dan berdoa bersama baru menuju ke rumah masing-masing.

7. Nama Tanggal lahir Pekerjaan Alamat

: PETRUS WUNU : Maumere 05 Agustus 1973 : Swasta : Jaga VIII. Kel. Pineleng II Kec. Pineleng Minahasa.

Saksi dibawah sumpah menerangkan didepan persidangan sebagai berikut : -

Bahwa saksi kenal dengan Fabianus Tibo dan Dominggus Da Silva.

-

Bahwa saksi adalah sopir dan merangkap bagian keamanan di Komp. gereja St. Theresia. Bahwa benar saksi melihat Fabianus Tibo dan rombongannya berada di Komp. Gereja St. Theresia pada tanggal 22 Mei 2000 dan sempat bertanya ada maksud apa om Tibo kesini yang dijawab oleh Fabianus Tibo saya datang mau menjemput anak-anak panti karena mendengar komp. Akan diserang dan akan dibakar.

-

-

Bahwa saksi tidak pernah mendengar Fabianus Tibo dan rombongannya membicarakan penyerangan dan tidak ada orang yang berkeliaran dalam komp. Gereja waktu.

-

Bahwa sekitar jam 17.00 saksi masih melihat om Tibo dan rombongan dari Beteleme ikut dalam doa rosario bersama.

-

Bahwa pada sekitar jam 19.00 – 19.30, ketika saksi pergi mengambil makanan di panti putri, saya mendegar suara om Tibo di ruang makan dan setelah mengambil makanan saksi kembali ke Pos saksi.

-

Bahwa pada malam tanggal 22 Mei 2000 saksi tidak melihat ada kelompok lain selain rombongan Fabianus Tibo didalam Komp. Gereja dan tidak melihat ada orang yang lalu lalang dalam Komp. Gereja.

-

Bahwa peraturan di Komp. Gereja mengharuskan semua penghuni termasuk tamu sudah harus istirahat paling lambat jam 22.00.

-

Bahwa pada sekitar jam 00.00 saksi menutup dan mengunci pintu gerbang gereja sehingga tidak bisa lagi ada yang keluar masuk gereja.

-

Bahwa pada subuh hari saksi mendengar ada orang berteriak dan saksi kedepan kompleks melihat ada orang-orang sedang ribut di depan jalan raya dan saksi melihat ada orang yang lari masuk kedalam gereja memakai pakaian hitam-hitam.

23 -

Bahwa mendengar keributan itu, saksi bergegas ke panti putra membangunkan mereka dan memerintahkan untuk membangunkan om Fabianus Tibo yang tidur di aula panti putri.

-

Bahwa ketika saksi lewat di sumur saksi melihat ada seseorang lelaki dalam keadaan terluka sedang membersihkan diri, dan saksi berteriak siapa itu dan orang itu menjawab saya Lateka, dan saksi pada saat itu juga sempat melihat lelaki itu membawa pistol dan menaruhnya dipinggir sumur dan saksi menanyakan apakah pistol itu asli atau bukan dan dijawab itu asli.

-

Bahwa pada tanggal 23 Mei 2000 sekitar jam 06.00 pagi saya melihat om Tibo sedang dikerumuni banyak orang didepan gereja.

-

Bahwa setelah itu saksi bergegas menyelamatkan diri bersama suster dan pastor setelah semua anak-anak sekolah/panti keluar dari Kompleks Gereja.

8. Nama Pekerjaan Alamat

: HERY MANGKAWA : Petani : LP.Petobo, Palu

Saksi dibawah sumpah didepan persidangan menerangkan sebagai berikut : -

Bahwa saksi kenal dengan Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus Da Silva dan tidak ada hubungan keluarga.

-

Bahwa saksi kenal dengan Fabianus Tibo dan Marinus Riwu pada tanggal 23 Mei 2000 di Desa Tambaro ketika rombongan Fabianus Tibo, Cs yang membawa anak-anak sekolah ± 80 orang dari Komp. Gereja St. Theresia lewat di kebun saya di Desa Tambaro.

-

Bahwa saksi mengenal Dominggus Da Silva pada tanggal 24 Mei 2000 ketika Dominggus lewat di Desa Tambaro dari Gereja St. Theresia.

-

Bahwa sekitar pada tanggal 23 Mei 2000 ketika saksi berada di kebun di Desa Tambaro saksi melihat ada rombongan yang datang dalam keadaan sangat lelah dan terburu-buru memakai pakaian hitam-hitam terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sebagian diantaranya dalam keadaan terluka dan pakaian mereka berlumuran darah. Diantara mereka juga ada yang membawa senjata api yaitu pistol dan sebagian lagi membawa panah panjang, busur, peluncur, pisaudan dan ada yang memegang pistol.

-

Bahwa setelah bertemu dengan rombongan tersebut baru saksi mengetahui kalau mereka adalah rombongan Ir. LATEKA dan saat itu Ir. LATEKA yang sudah terluka ditandu oleh rombongan yang lain. Saksi juga melihat ada tiga orang dari rombongan itu adalah perempuan yang biasa dipanggil mama wanti dan mama Max serta satu orang lagi cewek masih muda.

-

Bahwa saksi kemudian mempersilahkan mereka beristirahat di Pondok kebun milik saksi beberapa saat sebelum mereka masuk ke desa Tambaro yang harus menyeberangi sungai Poso dengan rakit.

-

Bahwa beberapa saat setelah kedatangan rombongan IR. LATEKA, sekitar jam 16.00 kemudian muncul lagi satu rombongan yang terdiri dari beberapa orang tua dan puluhan anak-anak yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan sebagian besar menangis, dalam keadaan capek dan ketakutan. Belakangan saksi mengetahui kalau rombongan itu adalah anak-anak sekolah dari Komp. Gereja St. Theresia. Diantara orang tua itu kemudian memperkenalkan diri

24

-

FABIANUS TIBO dan MARINUS RIWU. Rombongan Tibo tersebut tidak mempergunakan pakaian hitam-hitam dan tidak membawa parang, tombak, panah dan senjata api dan kepada Fabianus Tibo saksi sempat menunjuk bahwa orang yang sedang bersandar di pohon kelapa dan terluka adalah IR. LATEKA. Bahwa tidak lama setelah itu, saksi menyeberangkan dengan rakit melalui Sungai Poso rombongan IR. LATEKA menuju ke desa Tambaro dan kemudian rombongan Ir. Lateka diberi makan makan oleh warga Desa di rumah saksi di Desa Tambaro.

-

Bahwa ketika sedang makan malam di rumah saksi, IR.LATEKA dan temantemannya menceritakan kepada saksi dan warga kampung kalau mereka baru saja melakukan penyerangan Kayamanya, Maengko, dan Gerbang Rejo. Pada saat itu , mama Wanti memperagakan bagaimana cara mereka melakukan penyerangan dan pembunuhan itu pada pagi itu. Dan Mama Wanti, salah satu dari rombongan Lateka waktu itu, memperlihatkan parang yang berlumur darah, katanya parang tersebut habis membantai Komaruddin anggota Polisi bahkan baju mama Wanti bersimbah darah dan kemudian Kade latena memperlihatkan pistol yang baru di ambil oleh mereka dari Komaruddin.Dan salah satu rumah yang dibakar adalah milik Nani Lamusu dan juga telah membunuh mantan Lurah Maengko Baru. Bahwa dalam pembicaraan itu juga, Ir. Lateka menceritakan bahwa mereka sudah mempersiapkan rumah-rumah yang menjadi target penyerangan mereka. Dan mereka juga akan mencari nama-nama seperti Ambar Patanga, Nany Lamusu, Mandor Pahe dan Maro.Pada saat itu juga, saksi bertanya kepada Lateka beberapa anak buah Lateka dan dijawab oleh Lateka berjumlah kurang lebih 40 orang dan saksi menanyakan mengapa hanya 16 orang yang ada disini dan dijawab Lateka yang lainnya sudah menyela matkan diri masing-masing. Bahwa dari rombongan Ir. Lateka berjumlah 16 orang, saksi mengenal beberapa orang antaralain : Kade Latera, Gamal, Mama Alex, Papa Ben, Yanis Simangunsong, Mama Wanti, dan Paulina.

-

Bahwa sekitar pukul 20.30 wita, saksi melihat 3 buah mobil datang ke desa Tambaro untuk menjemput Ir. Lateka dan pasukannya berjumlah sekitar 22 orang dan ditambah dengan 4 orang pengendara motor, semuanya bertopeng hitam, berikat kepala merah dan diparkir di depan rumah saksi. Dan mereka masuk ke dalam rumah saksi. Ada dua orang yang saksi kenal yaitu Lampely dan Angki Tungkanan. Lampedely adalah mantan Asisten III pemda Poso. Bahwa pada malam itu juga, Ir. Lateka beserta rombongan pergi meninggalkan Desa Tambaru.

-

Bahwa setelah Ir. Lateka dan rombongannya, pergi meninggalkan Desa Tambaru, Pak Tibo dan guru-guru serta anak-anak murid dari Sta. Theresia berjumlah 85 orang tiba di desa Tambaru dengan menyeberangi sungai Poso. Rombongan tersebut dibawa ke Balai Desa Tambaru, dan malam itu, semua rombongan Pak Tibo dijamu makan malam oleh penduduk desa Tambaru.

-

Bahwa setelah makan malam sekitar pukul 23.00 Wita, Pak Tibo dan rombongannya berangkat ke Desa Kuku dengan menumpang Mobil Truk Puso, sedangkan pak Tibo dibonceng dengan sepeda motor.

9. Nama Tempat/ Tgl./Lahir Alamat

: YONSIUS MENCHANDA : Desa Kancuu, 26 November 1980 : LP.Petobo, Palu

Saksi dibawah sumpah didepan persidangan menerangkan sebagai berikut :

25 -

Bahwa benar saksi belum pernah memberikan keterangan didepan persidangan sehubungan dengan perkara pidana Fabianus Tibo, dkk sehubungan dengan kerusuhan Poso III.

-

Bahwa pada tanggal 28 Mei 2000 sekitar pukul 08.00 Wita, saksi dan Om Tibo berada di desa Tagolu. Setelah itu, saksi dan Om Tibo bersama puluhan orang lainnya pergi ke desa Saiyo untuk menyelamatkan 9 orang yang terjebak di Desa Saiyo. Sesampai di Desa Saiyo saksi dan puluhan orang lainnya berpencar karena ada serangan dari kelompok putih (warga muslim).

-

Bahwa dengan adanya serangan kelompok putih, saksi dan om Tibo berpisah. Dan Saksi kembali ke desa Tagolu sekitar siang hari pukul 12.00 wita. Dan pada waktu saksi sampai ke desa Tagolu, saksi mendengar bahwa telah terjadi penyerangan dan pembunuhan yang terjadi di Walisongo KM. 9.

-

Bahwa saksi menerangkan, jarak antara Desa Tagolu dengan Saiyo berjarak kurang labih 6 Km sedangkan jarak antara Desa Tagolu ke walisongo kurang lebih 2 Km.

B. KEKELIRUAN ATAU KEKHILAFAN HAKIM Bahwa Para Pemohon PK, selain mengajukan bukti baru/novum tersebut di atas, Para Pemohon PK mengajukan alasan adanya kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata sebagaimana di atur dalam ketentuan pasal 263 ayat (2) huruf C Kuhap. Bahwa mengenai kekhilafan atau kekeliruan nyata, Pemohon PK berpendapat tetap pada MEMORI PK yang disampaikan melalui Pengadilan Negeri Palu yang terdaftar pada tanggal 20 Pebruari 2006 Nomor Perkara Pidana No. : 01/PID.PK/2006/PN.PL.

IV. KESIMPULAN

1.

Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi : Julius Sebi (Kepala Desa Jamur Jaya) dan Adam Ata, telah terbukti didepan pemeriksaan PK di Pengadilan Negeri Palu pada pemeriksaan saksi-saksi sebagai keadaan baru atau novum bahwa pada tanggal 14 sampai dengan 17 Mei 2000, Fabianus Tibo masih berada di desa Jamur Jaya dan Beteleme, Kabupaten Morowali yang berjarak kurang 200 Km dari desa Kelei – Tentena Poso. Dengan keterangan saksi-saksi ini menunjukkan bahwa TIDAK BENAR Fabianus Tibo pada tanggal 14 Mei 2000 berangkat ke Kelei – Tentena – Poso bergabung dengan kelompok merah dan memimpin latihan pasukan merah yang berjumlah kurang lebih 700 orang.

2.

Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi : (Aloysius Laka, Suster Pauline Wanguwesio, OSU, Sirillu Maryoni alias Nong Ata, Yosefina Nage, Petrus Wunu dan Hery Mangkawa ) telah terbukti didepan persidangan PK di

26 Pengadilan Negeri Palu pada pemeriksaan saksi-saksi sebagai keadaan baru atau novum bahwa pada tanggal 22 Mei 2000, sekitar pukul 11. 30 wita, Fabianus Tibo tiba di Kompleks Gereja Katolik Santa Theresia, Poso dengan maksud untuk menjemput/membawa pulang anak-anak sekolah yang berasal dari Beteleme BUKAN

untuk melakukan penyerangan di desa

Kayamanya dan Kelurahan Maengko Baru Poso. Bahwa sekitar pukul 04.00 wita pagi, Ketika terajadi penyerangan dan pembunuhan

di desa

Kayamanya dan Kelurahan Maengko Baru, Fabianus Tibo dan Orang tua murid dari Beteleme sedang TERTIDUR di Aula Panti Asuhan Putri dalam Kompleks Gereja Katolik Santa Theresia. Dan terungkap dipersidangan bahwa yang melakukan penyerangan dan pembunuhan di desa Kayamanya dan Kelurahan Manegko Baru adalah pasukan merah pimpinan Ir. Lateka yang berpakaian hitam-hitam, bertopeng dan membawa senjata berupa pistol, panah panjang, busur, peluncur dan pisaudaun. Dengan keterangan saksi-saksi ini semakin memperjelas bahwa TIDAK BENAR Fabianus Tibo, Marinus

Riwu

dan

Dominggus

Dasilva

YANG

MELAKUKAN

PENYERANGAN PADA TANGGAL 23 MEI 2000 sekitar pukul 04.00 karena ketiga terdakwa sedang ketiduran dalam kompleks gereja katolik Santa Theresia.

3.

Bahwa berdasarkan keterangan saksi Yonsius Mechanda, bahwa sekitar pukul 08.00 wita pada tanggal 28 Mei 2000, bahwa ternyata Fabianus Tibo berada di Desa Saiyo yang berjarak kurang lebih 15 Km dari dari Kompleks Walisongo KM 9 ketika sekitar pukul 08.00 wita telah terjadi pula pembunuhan, penganiayaan dan pembakaran di kompleks Walisongo Km. 9. Dengan keterangan saksi Yonsius Mechanda telah membuktikan bahwa Fabianus Tibo sedang berada di Desa Saiyo BUKAN di kompleks walisongo semakin

menyakinkan

bahwa

Fabianus

Tibo

BUKANLAH

pelaku

pembunuhan, penganiayaan dan pembakaran di Kompleks Walisongo Km. 9, Lorong Puskesmas dan Penambangan Pasir. V. PERMOHONAN

Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut di atas, maka dengan ini Para Pemohon Peninjauan Kembali memohon, kiranya Majelis Hakim Agung yang memeriksa

dan

mengadili

memutuskan sebagai berikut :

Permohonan

Peninjauan

Kembali

berkenan

27 1. Mengabulkan Permohonan Peninjauan Kembali dari Para Pemohon Peninjauan : 1. Fabianus Tibo, 2. Marinus Riwu dan 3. Dominggus Da Silva tersebut ;

2. Membatalkan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI tanggal 31 Maret 2004 No.72 PK/PID/2002 Jo. Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI tanggal 21 Oktober 2001 Reg. No.1225 K/PID/2001 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi

Sulawesi

Tengah

di

Palu

tanggal

17

Mei

2001

No.19/PID/2001/PT.Palu Jo. Putusan Pengadilan Negeri Palu tanggal 5 April 2001 No. 459/PID.B/2000/PN.PL. Dan Mengadili sendiri :

1. Menyatakan Para Terdakwa, 1. Fabianus Tibo, 2. Dominggus Da Silva dan 3. Marinus Riwu tidak terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan kejahatan yang didakwakan padanya dalam dakwaan kesatu primair, dakwaan kedua dan dakwaan ketiga tersebut ;

2. Membebaskan Para Terdakwa 1. Fabianus Tibo, 2. Dominggus Da Silva dan 3. Marinus Riwu oleh karena itu dari semua dakwaan tersebut ;

3. Memulihkan harkat dan martabat serta nama baik

Para Terdakwa : 1.

Fabianus Tibo, 2. Marinus Riwu dan 3. Dominggus Da Silva tersebut seperti pada keadaan semula ;

Demikianlah pendapat hukum dan kesimpulan atas pemeriksaan persidangan Permohonan Peninjauan Kembali atas pemeriksaan saksi-saksi sebagai keadaan baru atau novum oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palu, semoga Mejelis Hakim Agung PK yang mulia memberikan putusannya yang seadil-adilnya.

HORMAT KAMI, PEMBELA UMUM PADMA INDONESIA ATAS NAMA KUASA HUKUM PEMOHON PK

S. ROY RENING, SH. Koordinator

Related Documents

Pendapat Hukum Pk Tibo
November 2019 8
Pendapat
May 2020 12
Pk
June 2020 34
Pk
June 2020 34
Pk
May 2020 30