BAB I PENDAHULUAN Mangga merupakan buah tropis musiman yang penting. Buah mangga memiliki kandungan Vitamin A dan C yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 1.000 1/100 g bobot segar ( Bradley dalam Sistrunk dan Moore, 1983). Namun demikian, tanaman mangga masih belum banyak diteliti. Perbedaan besar antara kultivar dan daerah produksi di daerah tropis dan sup tropis menyebabkan sulitnya memgeneralisasi Fenologi tanaman, pembuahan, kebutuhan hara, perlindungan tanaman dan lain-lain (Verheij, Sukonthasing dan Wongrakpanich, 1992) Di Asia Tenggara, kebutuhan akan perbaikan penanganan pascapanen dan pemasaran seringkali ditekankan, namun tingkat panen rata-rata ysng rendah menunjukkan bahwa tantangan terbesar adalah meningkatkan produksi buah. Perubahan dalam produksi komersial di kebun buah di barengi dengan kemunculan kebun pembibitan yang menyediakan bahan tanaman seragam dalam jumlah besar, merupakan dasar yang tepat untuk melakukan terobosan dalam produktivitas (Verheij et al., 1992). Kemajuan lebih jauh seharusnya datang dari studi ritme pertumbuhan dari kultivar unggul di sentra produksi. Studi semacam itu dapat mengungkapkan waktu pembuahan yang tepat, per;indungan tanaman dan pengatur tumbuh untuk memperbaiki kuantutas dan kualitas pembungaan. Studi detail ritme pertumbuhan pada ranting dan biologi bunga seharusnya member gambaran terhadap hambatan pembuahan yang sebenarnya, menuju praktek pemangkasan yang baik serta penyerbukan dan pembentukan buah yang lebih baik (Verheij et al., 1992) Kesulitan yang dihadapi dalam pemuliaan mangga adalah sedikitnya jumlah benih yang diperoleh, sifat panipula dan bunga yang kompleks, tingkat kesuksesan yang rendah dalam penyerbukan, penurunan kualitas buah yang berlibihan, siklus hidup yang panjang , heterozigositas tanaman dan problema-problema lainnya (Lenight dan schnell dalam Nakasone dan Paul, 1988 ; singh dalam Samson, 1980). Pemuliaan mangga bertujuaan membentuk kultivar yang berbuah setiap tahun, memiliki ukuran pohon yang rendah, baik untuk ditanam pada daerah tropis basah, memiliki buah yang menarik dengan ukuran yang baik (300-500g), bebas dari kerusakan internal serta mamiliki kualitas yang baik untuk disimpan dan di konsumsi , tidak berserat, serta tahan terhadap penyakit (antraknosa) dan hama (lalat buah) (Nakasone dan Paull, 1988; Verheij et al., 1992). Program pemuliaan mangga dilaksanakan secara aktif di berbagai negara didunia, termasuk India, Amerika dan Australia ( Sanco dalam Nakasone dan Paull, 1988). Di Asia Tenggara, peningkatan produksi mangga telah dihasilkan melalui seleksi didalam populasi bibit poliembrionik. Program-program yang berbasis Hibridisasi juga sedang dilaksanakan ( Verheij et al., 1992). Mangga Arumanis adalah salah satu kultivar terbaik di pulau jawa (Bijhouwer dalam Samson, 1980). Kultivar ini memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Namun demikian, belum banyak perhatian yang diberikan untuk memperbaiki kultivar ini. Masalah utama dalam pemuliaan tanaman buah adalah waktu berbunga dan kematangan buah yang lama, disamping ukuran buah yang beragam. Masalah ini diharapkan dapat diatasi.
BAB II MORFOLOGI BUNGA
Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000. Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%. Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kirakira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikro. Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.
BAB III CARA REPRODUKSI TANAMAN MANGGA
Rangkaian bunga mangga keluar dari ujung tunas, bentuknya bergerombol, menyerupai kurucut. Panjang bunga dapat mencapai 10-60 cm. sejak mulai muncul hingga mekar total memerlukan waktu sekitar satu bulan. Jumlah bunga antara 200 hingga 3000 per tangkai atau 500-10.000 bunga per pohon, atau sekitar 100.000 hingga 30 juta bunga per ha. Proporsi antara bunga mermaprodit dan bunga jantan antara 1:4 hingga 2:1 (Ashari, 1995). Mengenai mekanisme penyerbukan buatan pada tanaman mangga masih terdapat silang pendapat. Pendapat pertama bahwa tidak ada perbedaan antara penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang pada jenis haden. Pendapat ini didukung oleh beberapa fakta; diantaranya kejadiaan Self-fertile, namun penyerbukan silang dapat meningkatkan produksi buah. Walaupun demikin, beberapa peneliti juga menemukan jenis mangga tertentu yang bersifat self-sterile. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya tanaman mangga memerlukan penyerbukan silang. Apalagi mangga tidak mempunyai sifat partenokarpi. Perbandingan antara bunga sempurna dengan bunga jantan tampaknya harus dipertimbangkan agar penyerbukan dapat seefisien mungkin. Persentase bunga hermaprodit berbeda untuk detiap jenis dengan kisaran yang sangat tinggi, antara 3-70%. Selain itu, upaya mendorong bunga supaya mampu menghasilkan buah lebih sulit dibandingkan dengan mambungakan tanaman mangga. Temperature dingin pada malam hari berpengaruh terhadap perkecambahan serbuk sari. Selain itu, 65% dari buga hermaprodit tidak diserbuki; hal ini menunjukkan bahwa angin sebagai pollinator kurang efisien. Berdasarkan beberapa hal terdebut, kehadiran serangga penyerbuk sangat di perlukan (Ashari, 1995). Kendala lain dalam penyerbukan buatan pada mangga adalah ketidak tahanan serbuk sari untuk disimpan dalam jangka waktu lama. Pada kondisi optimal untuk penyimpanan serbuk sari mangga (suhu 4-100C), serbuk sari mangga juga hanya tahan disimpan selama 3 hari (Singh et al . dalam Galletta, 1983). Beberapa jenis serangga yang diketahui membantu proses pemindahan tepung sari ke kepala putik antara lain Lebah Madu, Semut dan Lalat. Namun lebah madu terlihat paling efektif dalam membantu penyerbukan alami. Rekomendasi penggunaan lebah madu untuk keperluan penyerbukan belum ada, namun pemasangan sarang lebah madu dalam kebu mangga dapat mempertinggi kunjungan lebah madu ke bunga mangga (Ashari, 1995).
BAB I
1.Teknik Persilangan Mangga(MANGIFERA INDICA) Persilangan Varietas Unggul Salah satu varietas mangga yang berhasil mendongkrak pemenuhan kebutuhan dalam ekspor mangga Indonesia adalah Arumanis-143. Varietas ini dilepas pada tahun 1985 dan berkembang luas yang ditandai dengan adanya pengusaha mangga berskala perkebunan pada tahun 1989. Mangga Arumanis-143 mendominasi bisnis buah mangga di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Namun sejalan dengan perubahan strategis yang mengikuti pasar bebas, terjadi perubahan perilaku konsumen yang menginginkan buah mangga yang berwarna merah (Balai Penelitian Tanaman Buah 2003). Berkaitan dengan itu, Arumanis-143 yang daging buahnya halus, pulen dan sangat manis harus menampilkan warna buah warna merah agar tetap mendominasi bisnis buah mangga. Oleh karena itu, perlu perakitan varietas unggul baru yang menampilkan buahnya seperti Arumanis143 tetapi warna buahnya merah. Pendekatan pertama yang dilakukan adalah melakukan penelaahan pewarisan sifat warna kulit buah melalui penyilangan antara tetua Arumanis-143 dengan Klon Mangga yang memiliki warna kulit merah. Percobaan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang teknik persilangan buatan dalam rangka perakitan varietas unggul baru. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya pernyilangan guna meningkatkan mutu buah mangga.
1. 2. 3. 4. 5.
BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan adalah tanaman tetua mangga yang telah berproduksi (berumur 58 tahun), yaitu mangga Arumanis-143 dan klon mangga berkulit merah yaitu marifta, kartikia, Saigon, haden/ gedong gincu,liar, dan khirsapatimaldah. Karakter tetua mangga disajikan pada table 1. Bahan pembantu dan alat yang diperlukan adalah: Gunting/pinset kecil Kantong plastic trnsparan Kantong kertas Kertas label Tali MORPOLOGI BUNGA Bunga mangga yang terbentuk malai terbentuk dari ranting terminal, terdiri atas beberapa ribuan individu bunga. Dalam satu malai terdapat buga terdapat bunga sempurna dan bunga jantan dengan proporsi 1:4 sampai 1:2 (Oche et al, 1991). Struktur bunga jantan terdiri atas tangkai bunga,kelopak, mahkota, filament (terdiri dari 5 buah dengan ukuran panjang yang berbeda, filamen yang panjang mempunyai sebuk sari subur, sedangkan filament yang pendek serbul sarinya tidak subur), kepala sari (terdiri atas kantog dan serbuk sari), dan dasar bunga . bunga sempurna terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, tangkai putik, ovary (bakal buah), dan dasar bunga (Purnomo 2000)
PEMELIHARAA TANAMAN TETUA Tanama tetua diberi pupuk NPK (16:16:16) 500 g/pohon sebulan sebelum musim berbunga. Pemupukan diberikan secara larikan dibawah tajuk tanaman. Selain itu, dilakukan pula pemangkasan pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit. KASTARI Kastrasi adalah proses membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan. Malai yang baik untuk disilangkan adalah yang berumur 15 hari setelah inisiasi pembungaan atau sudah ada bunga yang mekar antara 5-10 bunga. Kasatrasi dilakukan dua tahap. Tahap pertama yaitu pembungan bunga mekar. Pada tetua betina dipilih bunga yang tumbuh normal, sehat, dan tidak terkena hama panyakit. Sepertiga malai sekunder mulai dari pangkal malai primer dibuang atau dipotong karena bagian ini lebih didominasi oleh bunga jantan (Gambar 2). Pada malai sekunder yang tersisa, bunga yang sudah mekar dibuang dengan menggunakan pincet atau gunting kecil. Selanjutnya, malai bunga yang tersisa dibungkus dengan plastic transparan. Tahap pertama ini dilakukan sehari sebelum persilangan (dilakukan pada sore hari) agar buah hasil persilangan tidak akan tercampur dengan yang tidak disilangkan. Kastrasi pada tahap kedua yaitu pembungan kepala sari. Tahap ini dilakukan pada hari persilangan, pada pagi hari sebelum pukul 07.00, atau sebelum matahari terbit. Pada tahap ini, bunga yang pada tahap pertama elum mekar, akan mekar. Bunga-Bunga yang mekar inilah yang akan disilangkan. Untuk membuang kepala sari, bungkus malai dibuka dengan hati-hati agar tangkai putik tidak patah. Bunga yang belum mekar dan bunga jantan yag sudah mekar dibuang dengan pinset atau gunting kecil. Buang yang disisakan hanyalah bunga-bunga sempurna yang sudah mekar sebanyak 5-15 bunga per malai. Pada bunga sempurna yang tersisa, kepala sari dibuang dengan pinset atau gunting kecil
Malai yang bunga sempurnanya telah bebas dari serbuk sari dibungkus kembali dengan plastik transparan secara hati-hati agar bunga tidak diserbuki oleh serbuk sari dari malai yang lain.
PENYIAPAN BUNGA TETUA JANTAN Bunga tetua jantan segera disiapkan setelah kastrasi. Pada tanaman tetua jantan yang akan disilang, malai bunga yang sudah mekar dipetik, sedang bunga yang masih kuncup dibuang. Kemudian, malai bunga dipotong menjadi potongan kecil-kecil, sehingga setiap potongan terdapat 3-5 bunga mekar. Potongan-potongan malai lalu dijemur pada sinar matahari pagi hingga kepala sari bunga pecah. Kepala sari yang belum pecah berwarna ungu tua , sedang yang suda pecah akan terlihat serbuk sari yang berwarna putih. Hal ini berarti bunga siap untuk disilangkan. PENYERBUKAN Bungkus malai bunga yang sudah di kastrasi dibuka dengan hati-hati agar tangkai putik tidak patah. Buga tetua jantan yang kepala sarinya sudah pecah diambil, kemudian serbuk sarinya ditempelkan pada ujung tangkai putik. Satu bunga tetua jantan dapat menyerbuki 5-10 bunga tetua betina. Malai bunga yang sudah di serbuki dibungkus kembali dengan kertas minyak, kemudian diberi label tanda persilangan.
2.Okulasi Mangga Pohon mangga yang banyak di budidayakan saat ini sudah di modifikasi atau sudah melewati proses perbaikan mutu tanaman, karena jika tidak di modifikasi, maka tanaman mangga yang berasal dari biji tidak bisa di pastikan seperti apa hasil buahnya, karena dari satu pohon mangga akan menghasilkan beragam jenis bibit mangga jika bibit yang di perbanyak dengan biji. Lain halnya jika perbanyakan bibit menggunakan pucuk atau entres dari tanaman induk pohon mangga, maka bibit perbanyakan tersebut akan sama dengan yang digunakan sebagai batang atas atau entres. Sama dari segi kualitas dan kuantitas buah yang dihasilkan. Karena kebaikan yang dimiliki dari okulasi atau tempel pohon mangga ini sangat baik jika di praktekan pada tanaman yang berasal dari biji, bisa juga diaplikasikan pada tanaman yang telah tumbuh besar.
Hanya saja sedikit berbeda penempelan atau okulasi pada tanaman yang telah tumbuh dewasa dengan penempelan atau okulasi saat tanaman masih kecil perbedaan cara tersebut hanya karena pebedaan ketebalan kulit dan besar batang pada tanaman, kemudian menyebabkan perbedaan caranya. Tips Memilih Entres Dan Batang Bawah Untuk Okulasi 1. Untuk melakukan perbaikan mutu tanaman pentingnya entres atau mata tunas yang di gunakan maka harus dapat memilih entres yang baik agar tanaman yang tumbuh kelak akan menjadi tanaman yang berkualitas baik dari segi buah dan juga pohonnya, maksud pohon berkualitas adalah pohon yang tumbuh kelak tahan terhadap hama tanaman dan adaktif atau mampu bertahan terhadap perubahan cuaca yang berubah ubah. 2. Batang bawah pun tidak sembarangan dalam memilih harus yang berkualitas baik, maksudnya batang bawah yang berkulitas baik adalah akar mampu tumbuh kuat untuk menopang tanaman yang berada diatasnya, harus bisa bertahan dalam keadaan kekurangan air dan harus mampu pula bertahan saat air terlalu banyak. 3. Jika tanaman yang dipilih tumbuh dari biji di polibang, maka pilihlah yang memiliki batang yang kelihatan tegak dan tumbuh normal sesuai dengan umurnya, daunnya hijau segar tidak sedang rontok dan untuk akar usahakan tau betul masih ada akar tunggangnya. karena ini sangat berguna untuk kekuatan pohon saat tumbuh besar dan akar ini juga nantinya mampu menembus tanah yang dalam untuk mencari sumber air saat kekeringan atau sumber air di permukaan tanah sedang tidak ada.
Peralatan yang dibutuhkan untuk Okulasi Mangga 4. Setelah pencarian entres atau mata tunas telah memenuhi syarat saatnya untuk praktik okulasi atau menempel, namun sebelumnya persiapkan dulu peralatan yang perlukan antara lain yaitu : 1. Pisau okulasi atau cuter atau silet apapun alatnya harus seteril dan juga bersih. 2. Plastik okulasi banyak dijual di toko-toko pertanian, bisa juga mengunakan plastik biasa atau plastik es lilin tapi harus ditarik agar menjadi tipis dan panjang agar mudah dalam pengikatan nantinya. 3. Plastik untuk cungkup atau bisa juga digunakan plastik es lilin. Saatnya praktek perbaikan mutu tanaman mangga dengan cara okulasi atau tempel tanaman yang tumbuh yang ada di polibang dulu saja untuk tanaman yang sudah tumbuh besar di lahan, jika memang di perlukan maka tulis pada kolom komentar, paksa penulis untuk menuliskan cara okulasi tanaman yang telah tumbuh besar.
Langkah-langkah Cara Okulasi Mangga Yang Benar Untuk dapat mempraktekkan cara okulasi mangga yang benar, baik dan berhasil maka ikutilah langkah-langkah yang akan kami bahas dibawah ini, tetapi ingat sebelum melakukan okulasi mangga, jangan lupa berdoa dan cuci tangan agar tangan juga bersih dan seteril.
Adapun tahap-tahapnya yaitu :
1. Ambil entres pada tanaman yang telah d pilih baik kuliatasnya. Kemudian menuju ke batang bawah yang telah dan pilih kira-kira besar batang d polibag sebesar jari, bisa lebih kecil bisa juga lebih besar intinya tanaman sebagai batang bawah telah berkayu jadi bisa di kelupas kulitnya. 2. Ambil dan taruh ke tempat yang teduh agar tidak kepanasan dan biar ngak hitam kulit yang sedang melakukan praktek ini. hahaha 3. Setelah tempat yang di pilih telah nyaman jangan tidur tapi praktek dulu teknik okulasi atau menempel tanaman pohon mangga ini, jika telah selesai bolehlah jika ingin tidur..hehemmm. 4. Pegang tanaman yang ada di polibang iris batang kira-kira setinggi 12 cm dan di sayat kirakira selebar 1 cm. Setelah disayat jangan ditarik atau jagan di kelupas dulu, tunggu entris dipisahkan dari kayunya. Tujuan tidak di kelupas adalah agar kambium tidak kering karena kambium sangat berperan penting dalam perekatan entres dan batang dan berguna juga dalam penyembuhan luka. 5. Setelah itu iris entres yang akan kita gunakan, irisan dan sayatan entres sepanjang dan selebar sama dengan sayatan dan irisan batang bawah yang telah dilakukan tadi. 6. Setelah itu saat mengelupas kulit mata tunas atau entres tersebut harus sangat berhati hati tidak boleh memar dan terkoyak karena akan berakibat fatal. Alat juga harus di perhatikan harus bersih dan seteril karena habis di gunakan untuk menyayat dan mengiris, ditakutkan ada sisa sisa kulit yang menempel di pisau okulasi dan sisa-sisa kotoran akan menempel diantara kulit mata tunas dan batang yang akan menyebabkan busuk jika ikut masuk. 7. Setelah entres diiris dan dikelupas dari batang maka setelah itu kelupas batang bawah yang telah kita kerat tadi tarik ke bawah baru kemudian tempelkan entres ke batang bawah satu penempelan maksudnya jangan di geser-geser setelah penempelan karena akan melukai kambium.
8. Setelah penempelan baru lakukan pengikatan mengunakan plastik okulasi, dalam pengikatan harus rapat agar air tidak bisa masuk karena jika masuk akan menyebabkan entres busuk. 9. Pengikatan harus kuat agar tidak ada rongga udara yang terperangkap diantara entres dan batang bawah. Jika ada udara yang terperangkap maka akan menyebabkan kelembapan dan akan terkumpulnya air yang akan menyebabkan ebtres busuk juga. 10. Pengikatan juga tidak boleh terlalu kuat karena jika terlalu kuat akan menyebabkan kambium lebab dan akan sulit melakukan penyembuhan luka atau sulitnya menempel yang parahnya akan berakibat keringnya mata tunas 11. Dan setelah selesai semua tunggu kira-kira 3 minggu atau 21 hari maka akan terlihat hasilnya, jika memang berhasil, maka masih kelihatan hijau segar dan jika gagal maka akan terlihat hitam atau coklat tua. 12. Lanjut jika berhasil maka bisa di potong batangnya di atas okulasi atau tempelan agar entres yang kita harapkan tumbuh tunasnya, dan setelah tumbuh sempurna rawatlah seperti merawat bayi. hehehe Maksudnya harus disiram, jika kekurangan air harus di pupuk jika kurang nutrisi dan jangan di siasiakan.
https://www.tutorialtanaman.com/cara-okulasi-mangga/
BAB V
Kesimpulan Mangga merupakan buah tropis musiman yang penting. Buah mangga memiliki kandungan Vitamin A dan C yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 1.000 1/100 g bobot. Mangga merupakan eksportir yang menjanjikan pada pengusaha buah. Tujuan 1. Makalah ini untuk mengetahui tentang tanaman buah mangga. 2. Makalah ini untuk pengetahuan kepada mahasiswa khususnya pada kelompok kami, tentang persilangan tanaman mangga untuk menciptakan varietas yang di inginkan. 3. Mengetahui cara-cara mulai dari tetuanya sampai proses-prosesnya dalam hal penyilangan tanaman mangga.
DAFTAR PUSTAKA Verheij, . W. M., S. Sukonthasing, M. Wongrakpanich. 1992. Mangifera indica l. Dalam: Verhweij, E. W. M. and R. E. Corenel (eds) Ashari, s. 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 482p. Galleta, G. J. 1983. Pollen and seed Management. In: James, N. M. and J. Janick (eds). Methods in Fruit Breeding. Indiana. Nakasone, H. Y. and R. E. Paull. 1988. Tropical Fruits. CAB International. UK. 445p. Singh. Et al. dalam galletta. 1983. Balai Penelitian Tanaman. 2003. Pewarisan Warna Merah Buah Mangga Klon Cukurgondang pada Arumanis-143. Laporan akhir penelitian. Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok. Oche, V.A., M. Soule, N. djikman, and C. Werburg. 1991. Tropical. New York. 689 pp. Purnomo, s. 2000. Buku Komoditas Mangga. Balai penelitian Tanaman Buah, Solok. http://darmascorpio.blogspot.com/2012/07/persilangan-mangga.html diakses pada 19 Maret 2019 https://www.tutorialtanaman.com/cara-okulasi-mangga/
diakses pada 20 Maret 2019