Pemerianbatuan-sedimen

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemerianbatuan-sedimen as PDF for free.

More details

  • Words: 522
  • Pages: 14
1. Komposisi penyusun utama batuan (fragmen pembentuk) : Konglomerat, breksi dan aglomerat: fragmen pembentuknya adalah andesit, basalt, kuarsa, dan sebagainya. Batupasir: susunan mineral utama yang menyolok seperti : kuarsa, felspar, fragmen batuan, glaukonit dan lain-lain. Tufa : Keadaan butir (kristal, gelas, fragmen batuan, batuapung) petrologi/mineralogi (andesit, basalt, hornblende dan sebagainya).

Karbonat, gamping, dan dolomit: Kerangka (skeletal), fragmental, cocquina, oolit, kristalin, atau bisa disebutkan macam kerangka fosil pembentuk: koral, foram, ganggang dan sebagainya.

2. Massa dasar (matriks) Penyusun utama batuan yang berukuran halus. Untuk konglomerat dan breksi, hal ini kadang-kadang berupa batupasir, lempung, atau tufa. Untuk batupasir macam massa dasarnya adalah lempungan, detritus

3. Semen • Merupakan pengikat butiran/masa utama batuan baik yang berukuran kasar maupun berukuran halus. • Untuk batupasir, macam semen adalah gampingan, silika dan oksida besi.

4. warna: • Berikanlah warna yang paling cocok. Kadang-kadang terdapat warna campuran, beraneka warna, berbintikbintik atau bergaris.

5. Besar butir (ukuran butir) • Besar butir atau “grain size” hanya dapat dibedakan pada klastika kasar dan kadang-kadang pada karbonat. • Untuk konglomerat dan breksi: nyatakan dalam ukuran rata-rata sebagai milimeter atau centimeter dan juga ukuran maksimumnya.

Batupasir, pakailah istilah-istilah: - berbutir sangat kasar

(bsk)

(2 - 1 mm)

- berbutir kasar

(bk)

(1 - 1/2 mm)

- berutir sedang

(bs)

(1/2 - 1/4 mm)

- berbutir halus

(bh)

(1/4 - 1/8 mm)

- berbutir sangat halus

(bsh)

(1/8 - 1/16 mm)

6. Bentuk butir (grain shape): • Sifat ini hanya dimiliki batuan klastik kasar. • Pakailah istilah-istilah: membundar, membundar baik, membundar tanggung, bersudut tanggung, dan menyudut.

7. Pemilihan (sorting): • Pemilihan atau sorting hanya dapat diteliti pada batuan klastik kasar. • Pakailah istlah-istilah : terpilah sangat baik jika butiran sama besar, terpilah baik jika terdapat kisaran besar butir tetapi suatu besar butir rata-rata masih dapat dilihat, terpilah buruk apabila tidak dapat dilihat adanya besar butir rata-rata (lihat standar yang diberikan).

8. Kemas (fabric) • Untuk klastika halus kemas tidak dapat diamati. Untuk breksi dan konglomerat pakailah istilah kemas terbuka atau kemas tertutup dan imbrikasi.

9. Mineral-mineral sedikit: • Adanya mineral-mineral sedikit tetapi masih dapat diamati dengan cara pembesaran (loupe) kadang-kadang sangat penting sebagai penunjuk lingkungan pengendapan sedimen atau batuan asal. • Mineral-mineral ini misalnya : pirit, glaukonit, keping-keping karbon ataupun mika. • Kadang-kadang mineral sedikit ini begitu menyolok dan menjadi sangat penting dalam pemetaan batuan, sehingga ditempatkan di muka sebagai macam fragmen atau butir pembentuk.

10 . Porositas: • Menyatakan porositas dapat dilakukan dengan mempergunakan istilah-istilah: porositas istimewa, porositas baik, porositas sedang, dan porositas buruk. • Untuk menduga porositas kita dapat mengetes dengan meneteskan air di atas batuan.

11. Kekompakan dan kekerasan: Pakalah istilah-istilah : lembek, lunak, dapat diremas, keras, padat, getas dan kompak.

12. Kandungan Fosil: • Kandungan fosil sedapat mungkin diidentifikasi sampai ke genus atau spesiesnya. Kadang-kadang cukup dengan menyebutkan mengandung Bryozoa, Mollusca, dan sebagainya.

12. Campuran: • Campuran batuan merupakan mineral-mineral yang tercampur pada saat pengendapan batuan dan mempunyai komposisi < 15% dari seluruh mineral yang ada. • Campuran batuan dapat dinyatakan sebagai kata sifat di belakang nama batuan utama. • Contoh : Batupasir napalan (marly sandstone) dimana ditambahkan akhiran an di belakang kata napal, yang berarti batupasir bercampur napal (< 15%)