Pembuatan Kerangka Hewan

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembuatan Kerangka Hewan as PDF for free.

More details

  • Words: 2,446
  • Pages: 15
TEKNIK PEMBUATAN ALAT PERAGA BIOLOGI Pembuatan Kerangka Hewan Untuk menyiapkan jenis koleksi ini dapat ditempuh dengan beberapa cara. Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan serta spesifikasi. Cara yang lazim dipakai antara lain penguburan, perebusan, perendaman air (maserasi), perlakuan dengan kumbang Dermentes , pembersihan lemak dan pemutihan. Alat Sikat gigi, sikat kawat, tang, kawat besar dan kecil, papan perentang, alat bedah, Bahan Tergantung dari metode, umumnya amoniak, kalium nitrat, sabun, lem aiobon Prosedur/ cara Kerja 1. Penguburan Spesimen dikubur dalam bak pasir. Proses ini berlangsung 6 sampai 24 bulan bergantung pada ukuran spesimen. Agar mudah mengenali kembali bagianbagian tulang belulangnya, sebaiknya sebelum dikubur, tubuh dipotongpotong terlebih dahulu. Bagian-bagian tulang yang akan tercerai-berai saat daging dan kulit membusuk harus dibungkus dengan kasa plastik atau diikat dngan kawat anti karat seperti bagian-bagian tulang belakang dan rusuk. Untuk mamalia kecil bisa seluruh tubuh dibungkus dengan plastik berlubanglubang atau kasa plastik. 2. Perebusan Perebusan spesimen dilakukan dengan air biasa, lama perebusan tergantung pada ukuran spesimen, biasanya antara 0,5 – 2 jam. Selanjutnya spesimen dibiarkan dingin sendiri agar tulang tidak retak. Untuk mempercepat proses perebusan, daging dan kulit yang melekat pada tulang diambil sebersih mungkin, sehingga yang tersisa hanya tendon saja.. setelah direbus tulang dibersihkan dari sisa-sisa daging dan tendon. Selanjutnya pembersihan lemak yang masih melekat pada tulang dilakukan dengan perendaman didalam

bensin. Langkah berikutnya adalah mengeringkan tulang sesudah dibersihkan dari lemak. Mempersiapkan spesimen tengkorak agak berbeda dengan tulang pada umumnya. Otak yang ada didalam tengkorak dibersihkan dengan mengambilnya secara hati-hati dengan alat pengumpil yang tidak tajam. Agar dapat lebih bersih, tengkorak disemprot air terutama untuk mamalia kecil dengan menggunakan syringe (semacam alat suntik). 3. Perendaman (maserasi) Tubuh spesimen dikuliti dan dibersihkan dari daging sebersih mungkin, selanjutnya spesimen direndam dalam bak bak air dengan suhu sekitar 24 C. Bagian-bagian yang terlelas dari kerangka dibungkus dengan kasa plastik. Dua hari sekali air diganti yang baru. Proses ini berlangsung sekitar sepuluh hari sampai dua minggu. Teknik ini paling sesuai untuk mamalia air. Agar tulang tampak bersih, air ditambah dengan deterjen atau sabun bubuk. Teknik ini belum pernah diterapkan di MZB. Cara perendaman ini mempunyai kelemahan yaitu timbulnya bau busuk. Menurut Hurlin (dalam Hangay dan Dingley,1985) bau busuk tersebut dapat dikurangi degan cara menambah agaragar ( satu gram agar-agar dicampur satu liter air panas ) pada bak air yang digunakan untuk perendaman. 4. Perlakuan dengan kumbang Dermestes (Coleoptera, Dermestidae ) Teknik ini bagus terutama untuk mamalia kecil, namun spesimen yang dibersihkan perlu dipantau dengan cermat. Jika terlalu lama, larva kumbang Dermetes tidak hanya membersihkan daging, tetapi juga akan memakan tulang-tulangnya.

Dalam

penggunaan

tekhnik

diperlukan

persediaan

kumbang dermestes yang hidup dalam jumlah yang cukup banyak , jadi persediaan peliharaannya harus tersedia. Di alam merupakan serangga pemakan bangkai terutama pada tahapan larvanya, sedangkan bentuk dewasa ada yang memakan daging, tumbuhan, bahkan adan yang memakan serbuk sari bunga. Namun pada umumnya dermestes lebih suka daging kering.

33

Bagi spesimen yang difiksasi dalam formalin atau alkohol, sebelum diperlukan dengan kumbang dermestes, harus dibersihkan terlebih dahulu dari formalin ataupun lakohol dengan cara perendaman dalam air selama seminggu. 5. Larutan Kinseley Cara yang dianggap pailing cepat dan baik, saat ini untuk membuat rangka utuh adalah dengan larutan kinseley. Larutan kinseley dibuat dengan komposisi; 75 gram sabun batangan, 12 gram kalium nitrat, 150 cc amonia keras, dan 2500 cc air suling ini adalah sebagai larutan biang. Dalam penggunaannya campur larutan biang ini dengan 3 sampai 4 bagian air. Prosedur kerja a. Narkose hewan dengan klorofom/ alkohol b. Kuliti hewan dan ambil bulu, daging dan organ dalamnya c. Siapkan larutan biang dan air, masukkan dalam panci kemudian panaskan d.

Masukkan hewan yang tinggal tulang dan otot ke dalam larutan kinsley yang telah mendidih ±5 menit (Jangan! terlalu lama dapat menghancurkan ikatan tulang), angkat dan ambil sisa daging dengan pinset dan sikat kawat

e. Jika telah dingin masukkan kembali dalam larutan kinsley kemudian bersihkan lagi dengan pinset atau sikat gigi, begitu seterusnya hingga tulang benar-benar bersih dari daging f. Siapkan kawat dudukan penahan rangka dengan alas papan, rentangkan kawat mengikuti vertebrae hewan. g. Jika dalam pemrosesan ada bagian yang lepas, sambung kembali menggunakan lem. h. Untuk memperindah penampilan rangka dapat di vernis i. Buat label pada rangka yang telah dibuat. label mencantumkan lokasi, tanggal, kolektor dan nomor dalam bentuk yang sama seperti label kulit dan ikatan pada salah satu kaki.

34

Pembersihan lemak (degreasing) Semua tulang yang sudah diperlakukan dalam perendaman, perebusan maupun penguburan, selanjutnya direndam dalam air bersih dan ditambah sodium bikarbonat 5-10 %, kemudian dipanasi mencapai suhu kira-kira 800C selama 12-24 jam tergantung besarnya tulang (hangay dan dingley,1985). Setelah tulang tampak lunak segera dikeluarkan dari larutan. Pembersihan lemak hanya dilakukan untuk mamalia besar.. Khusus untuk tulang-tulang kaki, sebelum pembersihan lemak beberapa tempat dilubangi dengan menggunakan alat pengebor dan dibiarkan sumsum tulang keluar selama beberapa hari, baru dibersihkan dengan air bersih dan direndam dalam bensin. Namun harus diingat bahwa bensin sangat mudah terbakar. Pemutihan (Bleaching) Tujuan pemutihan yaitu agar penampilan tulang lebih bagus, bersih dan lebih putih. Caranya tulang direndam dalam larutan 10-15% hidrogen peroksida. Lama penyelupan dalam larutan peroksida dalam larutan peroksida bergantung pada besar kecilnya tulang, dapat beberapa menit sampai beberapa jam. Hindarkan agar tulang tidak terlalu lama di dalam larutan peroksida, karena tulang akan rapuh. Setelah proses pemutihan dianggap cukup, tulang segera dikerluarkan dan dicuci dengan air bersih sampailarutan peroksida yang menempel hilang. Langkah selanjutnya adalah mengeringkan tulang dengan diangin-anginkan dan dihindarkan dari cahaya matahari secara langsung. Perlu diketahui bahwa larutan hidrogen peroksida sangat berbahaya apabila kena kulit, bisa menyebabkan luka bakar.

Gambar contoh hasil pembuatan rangka hewan 35

Pembuatan Awetan Utuh Pengawetan hewan secara kering umumnya meliputi; awetan utuh (obset), rangka, histokimia, awetan lateks, embedding dalam resin, fosil, cangkang, telur, dll. Awetan utuh (obset) secara sederhana dibuat hanya dengan menguliti hewan dan menggantikan dagingnya dengan bahan-bahan yang tidak mudah busuk seperti kapas, sabut kelapa, atau serbuk gergaji. Obset dibuat hanya untuk hewanhewan yang memiliki kulit tebal dan elastis dan umumnya untuk vertebrata (amphibi, reptil, aves, mamal) dan serangga. Ikan umumnya tidak dapat dibuat obset karena kulitnya tipis. Pada pelatihan ini difokuskan pada obset aves, mamal dan serangga.

Burung (aves) Alat-alat •

Skalpel kecil atau pisau, gunting kecil, pinset, jarum dan benang, tang, kawat kecil dan besar, toples bius,

kertas, injeksi, mata palsu, papan

dudukan Bahan-bahan •

Serbuk kayu, kapas, sabut kelapa, tepung jagung (maezena) sebagai absorben, borak, wax (malam), benang kasur, alkohol, formalin, pembasmi serangga.

Prosedur/ cara kerja a. Menguliti 1. Narkose (bius) burung dalam toples dengan klorofom/ eter 2. Letakkan burung dalam papan bedah, ukur dan catat data pada burung tersebut (panjang total, panjang ekor, lebar badan, warna paruh, warna mata) 3. Sumbat bagian paruh dan kloaka sebelum dibedah, bedah burung dari bagian depan kloaka ke arah dada hingga pangkal leher. (ingat ! kita hanya menguliti, tidak melihat organ), Peganglah kakinya dan jangan pegang ekor karena hal ini akan merusak bulu.

36

4. Taburkan segera tepung jagung sebagai absorben pada setiap bercak darah yang mungkin melekat pada kulit atau bulu.. Jaga agar bulu sebersih mungkin yang akan memudahkan pembersihan kemudian. 5. Dengan menggunakan jari , lepaskan kulit sekitar tubuh sehingga bebas seluruhnya dan hanya terikat pada ekor saja 6. Potong Pada Bagian pangkal paha, buka kulit pada paha dan lepaskan otot/ daging yang terdapat pada pangkal paha tersebut 7. Potong Pada Bagian pangkal sayap, bersihkan otot/ daging pada pangkal sayap tersebut. 8. Potong Bagian pangkal leher, untuk memisahkan daging dengan kulit burung, sehingga hanya tersisa kulit, leher, kaki, sayap dan kepala saja. 9. Balikkan kulit yang terdapat pada leher hingga nampak pangkal tengkorak kepala, potong leher pada bagian ujung tengkorak tersebut. 10. Keluarkan isi otak burung, menggunakan pinset dan kapas dari media oblongata yang nampak setelah leher dipotong. 11. Balikkan kulit pada kepala, hingga nampak kedua mata, ambil mata tersebut dengan pinset dan bersihkan dengan kapas. 12. Gantikan isi otak burung dengan tanah liat atau malam (wax). b. Merangkai Obset 13. Buat badan tiruan, seukuran badan asli berikut lehernya menggunakan kawat yang dibalut kapas atau sabut kelapa. 14. Taburi kulit burung dengan borak atau arsenikum secara merata pada bagian dalamnya, menggunakan kapas pada ujung pinset 15. Masukkan badan tiruan tersebut kedalam kulit burung mulai dari bagian kepala, leher dan badan dengan cara mengaitkan ujung kawat pada tengah tengkorak (bekas otak) 16. Balut kedua tulang paha dengan kapas atau sabut kelapa seukuran paha aslinya. Masukkan kawat dari telapak kaki hingga menembus paha dan kaitkan pada badan tiruan tersebut.

37

17. Balut kedua tulang sayap dengan kapas, masukkan kawat dari pangkal sayap kearah

radius dan ulna burung, atur posisi sayap sesuai posisi yang

diharapkan dan kaitkan sisa kawat pada badan tiruan. 18. Kaitkan ekor dengan badan menggunakan kawat yang ditusukkan pada pangkal ekor. 19. Tutup bekas bedah dengan kertas, kemudian jahit bagian tersebut, tambahkan kapas atau serbuk gergaji jika terasa longgar badan tiruannya. 20. Pasang mata palsu pada burung menggunakan lem. 21. Kaitkan kaki burung pada kayu penopang, dan atur posisi sayap dengan menggunakan kertas dan jarum pentul. 22. Atur kembali bulu burung yang berserakan, suntik bagian kepala, kaki dan sayap dengan formalin 10 %. Semprot bulu burung dengan obat anti serangga. Ikatkan label pada kaki burung tersebut Mamalia Umumnya yang dibuat obset adalah mamalia kecil, tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk mamalia besar karena untuk kepentingan perlindungan dan konservasi yang akan dipamerkan dimuseum seperti yang dilakukan Museum Zoologi Bogor (MZB). Sebuah spesimen mamalia ilmiah biasanya terdiri atas bagian, yaitu kulit dan tengkorak. Kulit hewan kecil, bahkan kulit dari hewan besarpun, jika tidak ada peralatan lain dapat dilepaskan dengan pisau kecil Alat-alat •

Skalpel kecil atau pisau, gunting kecil, pinset, jarum dan benang, tang, kawat kecil(no 17) dan besar (no 20), tank, toples bius, kertas, injeksi, mata palsu, papan dudukan

Bahan-bahan •

Serbuk kayu, kapas, sabut kelapa, tepung jagung (maezena) sebagai absorben, borak, wax (malam), benang kasur, alkohol, formalin, pembasmi serangga.

38

Prosedur Kerja Prosedur kerja pembuatan spesimen kering a. Spesimen berupa kulit 1. Buat torehan di median perut mulai dari perut pada titik didepan alat kelamin luar kedepan sampai dada. Usahakan tidak menoreh daging perut. Bubuhi tepung jagung (maizena) pada luka torehan agar menyerap cairan tubuh atau darah yang keluar (lihat gambar 8-9). Lepaskan kulit dari bagian tubuh dengan menggunakan jari tangan atau pisau skalpel yang tumpul. Pada mamalia jantan, potong pangkal penisnya. Teruskan pelepasan kulit sampai bagian pangkal ekor, hati-hati saat sampai rektum, potong rektum dengan gunting. 2. Pelepasan kulit diteruskan kebagian belakang. Potong pangkal kaki belakang, tetapi upayakan jangan sampai kulit terpotong. Jika pangkal kaki belakang sudah terpotong, tarik pangkal kaki agar terlepas dari kulitnya sampai mencapai tulang perlengananan kaki dan potong pada bagian paha. Bersihkan daging pada bagian betis sehingga tinggal tulangnya. Oleskan boraks pada kulit sebelah dalam dan juga tulang. Sesudah itu tulang kaki dibalut kapas dan dimasukkan kembali pada kulit pembungkusnya (gambar 10). 3. Setelah kedua kaki belakang lepas, teruskan pengulitan kebelakang. Keluarkan kulit ekor dengan memegang pangkal ekor sebelah dalam. Pegang erat pangkal kulit ekor dengan ibu jari telunjuk lalu ibu jari dan telunjuk tangan lain menarik bagian dalam ekor pada pangkalnya (lihat gambar 11-12) 4. Setelah kulit ekor lepas, buat isi pengganti tulang dengan kawat tahan karat yang dibalut kapas atau sabut. Panjang kawat yang dibuat sedikit lebih panjang daripada panjang ekor. Sebelum dimasukkan kekulit ekor, balur terlebih dahulu balutan kapas atau sabut dengan boraks. 5. Selanjutnya pengulitan diteruskan kedepan setelah sampai pada kaki depan, keluarkan kaki depan seperti perlakuan pada kaki belakang, potong pada paha. 39

6. Lanjutkan pengulitan kedepan sampai kepala. Hati-hati jika sudah sampai pangkal telinga. Potong pangkal telinga, jangan sampai merusak daun telinga. Teruskan pengulitan kedepan sampai bola mata. Hati-hati jangan sampai memotong kelopak mata. (lihat gambar 13-14) 7. Lanjutkan pengulitan kedepan sampai hidung dan bibir. Hati-hati saat melepas kulit dari tulang dari tulang rawan hidung dan rahang bawah. Bantu dengan pisau skalpel untuk melepas kulit, jangan sampai kulit terpotong (gambar 15) 8. Jika kulit sudah terlepas semua, taburi kulit sebelah dalam dengan boraks sampai merata. Hilangkan lemak dan sisa-sisa jaringan pengikat dengan menggunakan pinset atau skalpel. 9. Buat gulungan kapas atau sabut kelapa sebesar tubuh mamalia kecil yang dikuliti sebagai pengganti bagian tubuh yang dikeluarkan, sebaiknya agak lebih kecil sedikit supaya mudah memasukkannya. 10. Jahit mulut mamalia kecil dengan jahitan segitiga, dua lubang dibibir bawah dan satu lubang dihidung. (gambar 16) 11. Masukkan kawat yang telah dibalut kapas kedalam ekor. 12. Masukkan kapas kedalam kulit dengan bantuan pinset, badan kapas dimasukkan ujungnya pada bagian kepala. Selanjutnya tambahkan kapas pada tempat-tempat yang masih kosong sedemikian rupa sehingga seluruh kulit terentang dengan bentuk seperti semula saat binatang masih hidup. 13. Jahit bagian perut yang terbuka (gambar 17-18) 14. Selanjutnya rentang dan atur kulit pada papan lunak (papan balg) dengan kaki depan dan belakang menghadap kedepan. 15. Serelah posisi tubuh sudah diatur, tancapi jarum pentul pada titik-titik tubuh yang penting sebagai pegangan selama proses pengeringan. Dengan demikian ketika kulit menjadi kering, bentuk kulit tidak berubah atau mengerut. 16. Angin-anginkan spesimen kulit ditempat teduh, hindari cahaya matahari langsung untuk mencegah pengeringan yang cepat dan pelunturan warna rambut. Pengeringan yang cepat dapat menyebabkan kulit mengeriput. 40

17. Buat label yang dikaitkan pada kaki belakang spesimen tersebut Serangga Serangga yang akan disimpan secara kering harus diobset terlebih dahulu. Cara

mengopset

berbeda-beda

tergantung

kelompoknya,

sehingga

peralatannyapun terkadang berbeda-beda. Alat- Alat a. Jarum Jarum umumnya berbentuk jarum pentul, berukuran sedikit lebih panjang dan terbuat dari logam anti karat. Secara garis besar dibedakan dua jenis yaitu jarum besar (macro pin) dan jarum mini (micro pin/jarum mini). Dalam penggunaannya jarum mini biasanya ditusukkan pada gabus b. Perentang Perentang adalah alat yang digunakan untuk mengatur posisi sayap serangga agar terentang sempurna selama proses pengeringan. Serangga yang memerlukan alat ini adalah kupu-kupu, ngengat, capung dan belalang. Terbuat dari kertas atau kayu lunak c. Lembar Papan Empuk atau Gabus Digunakan untuk mengopset serangga yang tidak akan direntang seyapnya tetapi diperlukan pengaturan letak atau posisi kakinya. d.Kertas Penempel/Kertas Lancipan Kertas penempel adalah kertas yang digunakan untuk menempelkan serangga yang berukuran sangat kecil.. Bentuk dan ukurannya bervariasi sesuai dengan serangga yang ditempelkan atau sesuai dengan selera peneliti/kolektor. e.Lem Serangga Sejenis perekat yang digunakan untuk menempelkan serangga pada kertas penempel atau langsung pada jarum. Lem ini dapat juga digunakan untuk mereparasi atau merekatkan kembali bagian tubuh serangga yang tanggal.

41

f.Pinset Opset Ada berbagai ukuran dan bentuk pinset yang digunakan untuk mengopset serangga. Pinset ini digunakan untuk menjaga agar serangga tidak langsung tersentuh tangan atau jari. Prosedur Kerja 1. narkose serangga dengan eter/ klorofom dengan memasukkan dalam botol yang berisi eter dan dilapisi kapas pada permukaannya 2. Untuk serangga besar (kupu-kupu, belalang) suntik thorak bagian dorsal dengan alkohol 70% 3. Rentangkan sayap dengan kertas perentang. 4. Keringkan serangga pada oven dengan suhu 36-40o C, atau keringkan pada matahari secara tidak langsung, dengan memasukkan serangga tersebut pada kaleng. 5. Atur posisi serangga menggunakan jarum pada gabus atau papan lunak

42

43

44

45

46

Related Documents