PEDOMAN PENGORGANISASIAN K3RS RUMAH SAKIT CITAMA TAHUN 2019
Jl. Raya Pabuaran No 52 Bojonggede, Kab Bogor Telp 021-8798 5555 / 021-8798-4444 Fax 021-8798-6666
Halaman SK Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Sub Komite K3RS DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I
PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BAB III VISI, MISI, TUJUAN RUMAH SAKIT BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT BAB V STRUKTUR ORGANISASI SUB KOMITE K3RS BAB VI URAIAN JABATAN A. Uraian tugas ketua unit K3 B. uraian tugas staf unit K3 C. uraian tugas pendukung K3 BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONAL BAB IX KEGIATAN ORIENTASI BAB X PERTEMUAN/ RAPAT BAB XI PELAPORAN 1. LAPORAN HARIAN 2. LAPORAN 1 MINGGUAN 3. LAPORAN 2 MINGGUAN 4. LAPORAN BULANAN
KATA PENGANTAR Sebuah buku pedoman memiliki arti penting guna menjelaskan langkahIangkah dalam melaksanakan suatu kegiatan.Dan dalam pelaksanaan kegiatan K3 dperlukan penjelasan Iangkah-Iangkah dalam pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan K3 yang optimal dan sesuai di Rumah Sakit.Untuk itu disusunlah buku pedoman pengorganisasian K3 dilingkungan RS Citama ini sebagai arahan dalam melaksanakan kegiatan k3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit perlu mendapat per hatian seriusdalam upaya melindungki kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan
oleh prosespelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana,
prasarana, obat – obatan dan logistiklainnya yang ada di lingkungan rumah sakit sehingga tidak menimbulkankecelakaankerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat disekitarnya. Semoga dengan disusunnya buku pedoman pengorganisasian k3 ini, dapat bermanfaat dan mempermudah pelaksanaan kegiatan K3 di RS Citama
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks yang difungsikan untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Semakin luaspelayanan kesehatan dan fungsi rumah sakit tersebut, maka akan semakin kompleks peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Kerumitan tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien, tenaga medis dantenaga non medis, tetapi juga pengunjung rumah sakit. Disadari ataupun tidak, potensi bahaya di rumah sakit sangat luas, selain penyakit- penyakit infeksi juga ada potensi bahaya – bahaya lain yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia di rumah sakit. Yaitu potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial. Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan diIndonesia akhir – akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologikedokteran. Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harusmengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpamengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam ditimbulkan
upaya oleh
melindungki
kemungkinan
dampak
negatif
yang
proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana,
prasarana, obat – obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan rumah sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat disekitarnya. 1
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RSB Ananah Probolinggo ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan K3 RSB Amanah Probolinggo. Standard Kesehatan Kerja yang mencakup
standar
penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan terhadap
bencana. Menyadari kompleksitas permasalahan K3 ini, untuk mengatur masalah terkait keselamatan
dan
kesehatan
kerja,
pemerintah
sebagai
pembuat
kebijakan dan perundangan di indonesia telahmenetapkan berbagai macam peraturan
maupun perundangan
terkait
dengan
permasalahan
K3
ini,
diantaranya dalam undang-undang Nomor 23 tahun1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Disamping itu pemerintah juga terus memperhatikan dan mengatur masalah K3 ini melalui beberapa dokumen negara lainnya seperti : Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tertuang dalamSK MENKES nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 dan juga Standart Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit yang tertuang dalam Kepmenkes RI nomor1087/Menkes/VIII/2010 yang diharapkan dapat menjadi dasar hukum pelaksanaan K3. Oleh karena itu, pihak pengelola
RS CITAMA
diharapkan dapat
menerapkan upaya – upaya yang mendukung terciptanya K3 di RS. Selain itu, agar penyelenggaraan K3 RS lebih efisien, efektif dan terpadu, maka direktur RS memandang perlu di buatnya suatu pedoman manajemen K3 di RS CITAMA yang di dalam nya melibatkan pengelola dan seluruh pegawai RS CITAMA untuk mendukung tercapainya kondisikerja yang sehat dan selamat. 2
Standart K3 RS CITAMA ini dibuat dengan mengacu pada berbagai macam sumber baik itu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1087/Menkes/VIII/2010,Pedoman Manajemen K3 RS No. 432/Menkes/SK/IV/2007, dan juga sumber – sumber lain yang diharapkan dapat terapkan di seluruh Rumah Sakit sebagai bagian dalam pengelolaan Rumah Sakit
3
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT CITAMA
Nama Perusahaan
: Rumah Sakit Citama
Alamat Perusahaan
: Jl Raya Pabuaran No 52 RT/RW 03/03 Bojonggede.
Telepon
: 021-87985555
Fax
: 021-87986666
PenanggungJawab UKL dan UPL atau Contact Person Nama
: dr. Yohannes Febru, MARS
Telepon
: 082110888866
Email
:
[email protected]
Fax
: 021-87986666
Jenis Kegiatan Usaha
: Pelayanan Kesehatan
Izin Usaha
: No. 445/372/Kpts/Per-UU/2012
Jumlah Karyawan
: 310
Luas Lahan
: 5.304,00 M2
Tabel 1.1 Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan
Besarnya % M2
%
1.450,00
27,34
809,00
15,25
3. Luas Taman/Penghijauan
3.045,00
57,41
TOTAL
5.304,00
100,00
1. Bangunan 2. Luas Jalan dan Parkir
Sumber : RS Citama Desember 2016
Rumah Sakit Citama memiliki 1 (satu) gedung utama dengan 4 (empat) lantai. 4
Lantai 1 sampai dengan lantai 3 di peruntukan untuk pelayanan kesehatan seperti rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, dan farmasi. Lantai 3 juga dipergunakan untuk kantor managerial Rumah Sakit Citama. Sedangkan untuk gedung penunjang terdiri dari gedung instalasi listrik, genset, kantin, IPAL, instalasi gizi, gudang farmasi dan laundry. PEMBUANGAN LIMBAH DAN KOTORAN a) Pembuangan kotoran dengan sistem Septik Tank dan IPAL. b) Kesadaran sanitasi sangat baik. c) Untuk limbah yang berasal dari darah dilakukan water Treatmen melalui klorinasi baru dialirkan ke pembuangan. d) Saluran limbah curahan hujan terencana dengan baik, dialirkan semua ke sungai kecil / got.
PEMBUANGAN SAMPAH BASAH / KERING a) Setiap hari sampah domestic telah dipisahkan menjadi sampah organik, non organik dan sampah medis b) Sampah Non medis (organik dan non organik) dibuang ke TPS dengan menggunakan gerobak sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Kota melalui petugas khusus dari RT setempat.
c) Untuk sampah medis
dengan pengelolaan khusus menggunakan
Incenerator milik sendiri dan dikerjakan sesuai standar prosedur Incenerator. KETENAGAAN a) Daftar susunan tenaga di Rumah Sakit Citama terlampir. b) Terdapat tenaga dokter spesialis Kandungan, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Paru, Spesialis THT.KL,dan Spesialis Anestesi serta dokter umum, dll 5
c) Terdapat tenaga Bidan,perawat dan pendidikan. d) Terdapat tenaga non medis dan keahlian e) Pembagian jam kerja terdapat pada lampiran.
DESKRIPSI KEGIATAN C.1 Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Citama menyediakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan pelayanan penunjang non medis. Uraian pelayanan dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Pelayanan Rumah Sakit Citama No 1
Jenis Pelayanan Pelayanan Medik
Jumlah 3
Keterangan 1.
Pelayanan IGD 24 Jam
2. Pelayanan Rawat Inap dengan 103 tempat tidur (TT) 3. Pelayanan Rawat Jalan 1) Kebidanan dan kandungan 2) Bedah 3) Gigi 4) Penyakit dalam 5) Anak 6) Umum 7) Syaraf 8) Paru 9) THT 2
Pelayanan Penunjang
3
Medik
1. Laboratorium 2. Farmasi (Instalasi obat) 3. Radiologi 4. Fisioteraphy
3
Pelayanan Penunjang Non Medik
3
1. Sanitasi 2. Gizi
3. Laundry Sumber : RS Citama Desember 2016
C.2 Penggunaan Energi Untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Citama, telah disediakan energi listrik dengan kapasitas 345000 watt yang dipenuhi oleh PLN Distribusi Jawa Barat Cabang Bogor. Sedangkan
untuk
cadangan
apabila
terjadi
kerusakan
atau
pemadaman listrik, Rumah Sakit telah menyediakan 1 unit genset dengan kapasitas 350 KVA menggunakan bahan bakar solar.
Tabel. 1.3 Kapasitas instalasi terpasang dan realisasi penggunaan No
Instalasi
Unit
Kapasitas
Bahan
Keterangan
Bakar 1
Daya
1
160000
Listrik 2
-
PLN
Solar
-
watt
Genset
1
350 KVA
Sumber : RS Citama Juni 2016
Untuk memenuhi kebutuhan pengoperasian genset, energi yang digunakan yaitu dari solar. Penggunaan energi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. 1.4 Penggunaan energi No
Jenis Energi
1
Solar
Penggunaan (perbulan) 100 L
Sumber : RS Citama Juni 2016
C.3 Penggunaan Air Bersih Penggunaan air bersih yang di pergunakan untuk operasional Rumah Sakit dapat dilihat pada tabel neraca air dibawah ini. 7
Tabel. 1.5 Neraca Air Bersih
Tahap Operasional
TOTAL Kebutuhan (m3/hari)
Jenis Kebutuhan
Sumber
Asumsi Pemakaian
Pasien ± 100 TT
Sumur Bor
500 Ltr/Org/Hr
50,00
Dokter/ Perawat / Para Medis / Umum 117 orang
Sumur Bor
50 Ltr/Org/Hr
5,85
Pasien rawat jalan ± 100 orang/hari
Sumur Bor
10 Ltr/Org/Hr
1,00
Pengunjung pasien rawat (200 org)
Sumur Bor
5 Ltr/Org/Hr
1,00
Pengantar Pasien Rawat Jalan (20 0rg)
Sumur Bor
5 Ltr/Org/Hr
0,25
Instalasi Gawat Darurat (20 orang)
Sumur Bor
25 Ltr/Org/Hr
0,50
Kamar Operasi 1 unit
Sumur Bor
1.000 ltr/unit/hari
2,00
kamar bersalin 1 unit
Sumur Bor
1.000 ltr/unit/hari
2,00
Laboratorium ± 100 spesimen/hai
Sumur Bor
1 ltr/spesimen
0,10
Dapur ± 100 Pasien/hari
Sumur Bor
50 ltr/hari
5,00
Laundry ± 100 Pasien/hari
Sumur Bor
50 ltr/hari
5,00
lain - lain (utilitas housekeeping, taman, cuci mobil)
Sumur Bor
10.000 ltr/hari
10,00
Jumlah Sumber : RS Citama Juni 2016
82,7
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama operasional rumah sakit, telah disediakan tempat penampungan air (toren) sebanyak 5 buah berkapasitas 1000L dan 2 buah berkapasitas 3100L. Untuk memenuhi tempat penyimpanan air, menggunakan 3 buah pompa berkapasitas 36L per menitnya. Berdasarkan dari fasilitas yang disediakan, kebutuhan air saat pengoperasian Rumah Sakit tercukupi . C.4 Penyediaan APAR (Alat Pemadam Kebakaran) Untuk penanggulangan kebakaran, Rumah Sakit Citama telah memiliki sistem proteksi kebakaran aktif, yaitu APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang berjumlah 30 buah terdiri dari 6 buah APAR berjenis CO2 dan 24 APAR berjenis powder. Peletakkan dilakukan dengan skala radius 15 M, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Tabung APAR selalu dipantau 1 x dalam sebulan dan diganti tiap tahunnya sebelum masa kadaluarsa, sehingga kegunaan dari APAR terjaga dan terkontrol.
BAB IV STRUTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT CITAMA
RS Citama adalah rumah sakit milik swasta yang diklasifikasikan sebagai rumah sakit khusus / kelas C non pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialistik dan sub spesialistik terbatas. RS Citama juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Bojonggede dan sekitarnya.
BAB V STRUKTUR ORGANISASI SUB KOMITE K3RS
DIREKTUR ( dr.Yohannes Febru,MARS)
KOMITE MUTU ( dr Elisabeth )
KETUA SUB KOMITE MUTU K3RS A. Pendahuluan ( Zr Asni Mahini ) Rumah sakit merupakan sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi KETUA K3RS masyarakat.Dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan (Anna Theresia) tersebut maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian bencana.Salah satunya bencana umumnya dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang datangnya tibatiba. Rumah Sakitsebagai salah satu “Public Area” tidak mustahil menghadapi bahaya ini.Sehubungan STAF K3 RS dengan hal tersebut di atas perlu disusun suatu program Tim Keselamatan Kerja kewaspadaan upaya pencegahan Tim Kebakaran dan pengendalian bencana bagi Tim Kewaspadaan Bencana seluruh pegawai Rumah Sakit untuk menghadapi suatu bencana yang mungkin akan terjadi di Rumah Sakit.
A. Latar belakang Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebabmunculnya atau terjadinya ke bakaran dan mengambil langkahlan gkah untuk mencegah
Pendukung K3RS
BAB VI URAIAN JABATAN a. Nama Jabatan : Ketua Pembina K3RS Pengertian
: Seorang dokter umum purna waktu berpengalaman di bidang K3 minimal 3 tahun.Mampu melaksanakan pertolongan hidup dasar (Basic Life Support ).
Ketua Pembina K3RS mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas pokok : 1. Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai masalah masalah yang berkaitan dengan K3. 2. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur. 3. Membuat program K3RS b. Fungsi 1. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan yang berhubungan dengan K3 2. Membantu
direktur
RS
mengadakan
dan
meningkatkan
upaya
promosi K3, pelatihan dan penelitian K3 di RS. 3. Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3. 4. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif. 5. Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS. 6. Memberi nasehat tentang manajemen k3 di tempat kerja, kontrol bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan. 7. Investigasi
dan
melaporkan
kecelakaan,
dan
merekomendasikan
sesuai kegiatannya. 8. Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan
b. Nama Jabatan : Staf PK3RS Pengertian
: Tenaga yang menjadi anggota panitia K3RS
Staf PK3Rs terdiri dari beberapa tim dan membawahi tenaga pendukung PK3RS. Adapun tim nya sebagai berikut:
• Tim Keselamatan Kerja terdiri dari unsur medis (dokter umum), kesehatan lingkungan. • Tim Kebakaran terdiri dari unsur satpam, tekhnisi, tata ruang • Tim Kewaspadaan Bencana terdiri dari unsur perawat, bidan,dokter UGD.Staf ini harus telah mendapatkan pelatihan K3.
c. Nama Jabatan : Pendukung K3RS Pengertian : adalah Seluruh Pegawai rumah sakit yang setingkat dengan Kepala perawat dan penanggung jawab ruangan/unit kerja.Pegawai rumah sakit ini telah mengikuti pelatihan K3. Tugas pendukung PK3RS sebagai berikut : 1. Bertugas melaksanakan kegiatan – kegiatan program PK3RS. 2. Bertugas memberikan usulan / saran untuk peningkatan pelaksanaan program
PK3RS. 3. Bertanggungjawab kepada Ketua PK3RS.
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
INSTALASI FARMASI
DAPUR
UGD
SECURITY SUB KOMITE K3RS
RAWAT JALAN
RAWAT INAP LOUNDRY/CS
KETERANGAN : 1
Dengan unit rawat jalan
Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam k3 misal saat melakukan
tindakan medis harus
selalu menggunakan alat pelindung diri.
Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat jalan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Setiap
kejadian
yang
berhubungan
dengan
kesehatan
dan
keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum) 2. UGD
Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam k3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung diri.
Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat jalan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
3. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum)
GIZI
Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam k3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung diri.
Semua peralatan elektronik yang ada di ruang dapur harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja saat bekerja didapur,terkena pisau,jatuh saat mengantar makanan ke pasien dll) 4. Petugas dapur harus memahami penatalaksanaan b3( barang berbahaya dan beracun) yang ada di ruang dapur, misal penyimpanan,pemakaian tabung gas.
3
Dengan Instalasi Farmasi Petugas yang ada di instalasi farmasi saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam k3 misal saat melakukan kegiatan peracikan obat harus selalu menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan) Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan elektronik yang ada di instalasi farmasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. 5. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum) 6. Petugas instalasi farmasi harus memahami penatalaksanaan b3( barang berbahaya dan beracun) yang ada di instalasi farmasi.
4
dengan security Semua petugas security harus bisa dan mampu mengoprasikan alat appar. 7.
Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan elektronik yang ada di area security harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Misal pemeliharaan genset,appar
8. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs).
5
Loundry/CS
Petugas yang ada di bagian loundry /CS wajib mematuhi ketentuan dalam k3 misal saat melakukan pencucian linen selalu menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan,sepatu boot,masker,celemek)dan juga pemilahan linen harus diperhatikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semua peralatan elektonik yang ada di bagian loundry harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkanmisal mesin cuci. 9. Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja terpeleset saat mengangkat cucian basah) 7 dengan rawat inap
Petugas yang ada di unit inap saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam k3 misal saat melakukan
tindakan medis harus selalu
menggunakan alat pelindung diri.
Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat inap harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Setiap
kejadian
yang
berhubungan
dengan
kesehatan
dan
keselamatan kerja wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum)
BAB VIII POLA KETENAGAAN UNIT PELAYANAN K3 DI RUMAH SAKIT CITAMA NO
Nama petugas/nama jabatan
kualifikasi
keterangan
formal 1
Dr Yohannes Febru,MARS
Direktur
Ketua Sub Komite K3rs/ Bersertifikat K3RS
2
Dr Elisabeth
Manajer
Ketua k3rs/blm
Pelayanan
bersertifikasi k3rs
3
Anna/Kesling
Kesling
Sda
4
Asni/perawat
D3
Sda
5
Julia/perawat
D3
Sda
6
Melva/perawat
D3
Sda
7
Dewi/perawat
D3
Sda
8
Roslin/perawat
D3
Sda
9
Ratna/perawat
D3
Sda
10
Restu/perawat
Ners
Sda
11
Heriko/perawat
D3
Sda
12
Kenca /bidan
D3
Sda
13
Arif/perawat
D3
Sda
14
Hendri/Radiologi
D3
Sda
15
Siti /Lab
D3
Sda
16
Siti Rubiah/Farmasi
D3
Sda
17
Diana/Admission
D3
Sda
18
Sofian/RM
D3
Sda
19
Nina/Gizi
D3
Sda
20
Ayu/Fisiotherapi
D3
Sda
21
Isbethi/Perawat
D3
sda
22
Sabar/security
SMA
sda
23
Dang Tarandap/security
SMA
sda
24
Sardiman/security
SMA
sda
25
Herning/ManajerOperasional
Dokter
sda
26
Jannes/teknisi
SMA
sda
27
Ronal/teknisi
SMA
sda
28
Tuah/teknisi
SMA
sda
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
Dalam melaksanakan kebijakan pelayanan yang ada di Rumah Sakit Citama maka karyawan baru yang ada unit kerja tertentu harus mampu bekerja dengan berorientasikan pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dan setiap Karyawan baru harus bekerja sesuai dengan standar profesi,standar prosedur operasional yang berlaku ,etika profesi ,serta selalu menghormati hak –hak pasien. Untuk itu sebelum melaksanakan tugas nya karyawan baru
yang
ditugaskan harus mengetahui sarana dan prasarana yang ada dan memahami tata laksana dan teori dasar pelayanan.
A. Sasaran Semua karyawan baru yang melakukan orientasi di ruang / unit tertentu B. Tujuan dan Manfaat Tujuan umum : Setelah orientasi di lakukan tenaga baru dapat melakukan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya dan selalu berorientasi pada kesehatan dan keselamatan pasien. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan Orientasi pada petugas baru di ruang tertentu. Misal di unit rawat inap (ibu dan bayi) diharapkan dapat: 1. Mengetahui lingkungan fisik di ruang rawat inap 2. Mengetahui alur pelayanan di ruang rawat inap 3. Mengetahui struktur organisasi di ruang rawat inap 4. Mengetahui manajemem kepegawaian 5. Mengetahui pengelola obat dan alat 6. Mengetahui tata laksana dan tata tim rawat inap 7. Mampu memberikan pelayanan di ruang rawat inap
BAB X PERTEMUAN/ RAPAT
Pertemuan rapat di unit K3
1. Rapat rutin Waktu
: setiap akhir bulan
Jam
: 13.00 – selesai
Tempat
: ruang pertemuan lantai III RS CITAMA
Pimpinan
: Ketua k3rs
Peserta
: seluruh anggota k3rs
materi
: - penyampaian kebijakan - membahas masalah atau kendala di setiap unit kerja yang berhubungan dengan k3rs
2. Rapat insidentil Waktu
: sewaktu-waktu
Jam
: jam kerja
Tempat
: ruang pertemuan lantai III
Pimpinan
: ketua k3rs
Peserta
; staf k3rs dan pendukung k3rs
materi
: pembahasan kasus jika ada kejadian insidentil( misal kasus kecelakaan kerja)
BAB XI PELAPORAN A. Laporan Harian, meliputi : Jumlah peralatan medis maupun elektronik yang rusak dan memerlukan perbaikan atau penggantian .biasanya dilaporkan saat morning report oleh petugas yang bersangkutan (cleaning service) . Monitoring keselamatan pasien.
B. Laporan Bulanan, meliputi : Rekapan Laporan kerusakan peralatan medis atau elektronik Rekapan kalibrasi alat Laporan bulanan kesehatan SDM Rumah Sakit CITAMA Laporan pelaksanaan kegiatan program k3 C. Laporan Tahunan Berisi data tentang Rekapan Data kesehatan SDM rs Data Inventaris alat D. Laporan Insidentil Laporan pelayanan KLB (misal kejadian kecelakaan kerja atau tertusuk jarum)