Patin-jambi (tedjo-bio)

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Patin-jambi (tedjo-bio) as PDF for free.

More details

  • Words: 1,309
  • Pages: 8
KEANEKARAGAMAN PATIN (Pangasius Sp) Di JAMBI (Potensi dan Acamannya) Oleh : Tedjo Sukmono, Pendahuluan Jambi merupakan propinsi dengan bentangan biotrop yang unik, sembilan dari sepuluh wilayah Jambi merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) Batanghari yang seolaholah membelah Jambi menjadi bagian barat dan Timur.

Panjang DAS Batanghari

mencapai 1470 Km dengan 9 anak cabang sungai. Dengan adanya Sungai Batanghari Jambi memiliki keanekaragaman hayati biota ikan air tawar yang besar. Menurut Setyo (2000), Jenis Ikan air tawar yang ada di Jambi tercatat 131 spesies; meliputi 25 famili dan 14 ordo. Mayoritas didominasi oleh ordo ostariophysi terdiri dari 7 family dan 91 spesies. Hal ini jika dibandingkan dengan keanekaragaman ikan di daerah lain yang memiliki sungai besar Keanaekaragaman Hayati Sungai Batanghari Jambi masih tinggi. Pada DAS Way Sekampung Lampung terdapat 128 jenis ikan dari 50 famili, Pada DAS Cimanuk Jawa Barat hanya terdapat 40 jenis ikan dari 20 family, DAS Bengawan Solo Jawa Tengah hanya 28 jenis yang masih tersisa. Beberapa jenis ikan yang terdapat di Sungai Batangharai memiliki

nilai ekonomis penting baik sebagai ikan konsumsi

maupun ikan hias air tawar.. Ikan Sungai Batanghari yang memiliki nilai komsumsi tinggi antara lain patin, ringo, juaro, kelemak, belido, seluang,

semah, yang bernilai ikan hias seperti botia,

kaleso, kelemak, Tilan, dan susur batang dan arwana. Namun demikian ada 7 jenis ikan air tawar yang terancam punah akibat penangkapan berlebih (overfishing) dan kondisi habitat serta lingkungan

yang makin memburuk yaitu : Semah (Tor douronensis),

Bajubang (Balantichevus melanopterus), Botia merah (Botia macracantus), Caka-caka (chaca chaca), Arwana (Sclerepages formosus), Belido (Notopterus Spp) dan Patin (Pangasius Sp), bahkan ikan arwana sudah dilarang untuk ditangkap dialam. Potensi Patin (Pangasius Sp) Sungai Batanghari merupakan salah satu habitat asli dari berbagai jenis ikan patin yang ada di dunia. Keluarga ikan patin di Jambi memiliki keanekaragaman jenis yang

cukup tinggi, hampir sepuluh jenis kerabat patin (family pangisidae) hidup diperairan batanghari; antara lain : Juaro (Pangsius polyranadon), Riu-riu (Pangasius micronemus), Patin lubuk (Pangasius nasutus), Patin kipar (Pangasius-pangasisus), Patin muncung (Helicophagus waandersi), Patin tengkuyung (Helychophagus ) Patin siam (Pangasius sutchi) dan patin djambal (Pangasius djambal).

Diantara kerabat patin tersebut, Patin

Jambal (Pangasius djambal) saat ini menjadi komoditas unggulan Provinsi Jambi dan bernilai ekspor . Family Pangasidae memiliki karekteristik morfologi sebagai berikut : merupakan kelompok cat fish air tawar , tubuh memanjang, kulit tanpa sisik dan lunak, kepala compres, mulut tidak dapat disembulkan, gigi sangat sedikit pada rahang atas, memiliki 2- 4 pasang sungut (barbae) ,sirip dada dan sirip punggung memiliki duri (spine), terdapat sirip lunak (adipose fin) pada daerah punggung bagian belakang, dan sirip ekor (caudal fin) membentuk garpu (homocercal). Morfologi Patin jambal

(Pangasius

djambal) dapat dilihat sebagai berikut :

Gb. Morfologi Patin Jambal (Pangasius djambal)

Sifat Biologi Patin jambal penyebarannya

(Pangasius djambal) merupakan ikan asli Indonesia. Lokasi

antara lain di Sungai Batanghari (Jambi), Sungai Musi (Sumatera

Selatan), Sungai Indragiri (Sumatera Utara), Sungai Barito dan Kahayan (Kalimantan), serta Sungai Berantas dan Bengawan Solo (Jawa). Ikan dengan spesies yang sama berkembang juga di India, Myanmar, Malaysia, dan Vietnam.. Patin jambal bersifat nocturnal (aktif di malam hari) dan senang bersembunyi dalam lubang-lubang di habitat

hidupnya.

Pada habitat alaminya ikan patin merupakan omnivore (pemakan segala)

antara lain : ikan kecil, serangga, detritus, biji-bijian, udang, dan molusca dan lebih banyak aktif didasar parairan. Induk dapat matang gonad dan mulai bereproduksi pada umur 2 – 3 tahun. Kedudukan taksonomi dari patin jambal (Pangasius djambal) adalah sebagai berikut :

Species/ jenis

Pangasius djambal Bleeker, 1846

Genus

Pangasius

Family

Pangasiidae

Order

Siluriformes

Superorder

Ostariophysi

Infraclass

Teleostei

Subclass

Neopterygii

Class

Actinopterygii

Subphylum

Vertebrata

Phylum

Chordata

Kelebihan patin jambal selain gurih adalah ikan tersebut berdaging putih sehingga sangat diminati masyarakat dunia, terutama Amerika Serikat. Suplai untuk kebutuhan di

AS saat ini didominasi Vietnam yang memasok 200.000 ton per tahun, yang pembudidayaan dilakukan di tepi Sungai Mekong. Melihat potensi Sungai Batanghari yang panjangnya mencapai 1.470 kilometer dengan kualitas air yang masih terjaga, merupakan tempat yang cocok untuk pengembangan

ikan Patin jambal (Pangasius djambal) tentunya dengan melibatkan

masyarakat lokal sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang hari. Berdasarkan data Dinas Kelautan da Perikanan (DKP) Propinsi Jambi ;sungai-sungai dan Danau Propinsi jambi pada umumnya memiliki kualitas air yang sangat layak untuk budidaya ikan; pH berkisar 6,1-7,9; DO 3,0-4,9, kecerahan 30 m dan pada kondisi tertentu mencapai 58 cm. Saat ini Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sungai Gelam Jambi sudah mengembangkan dan membudidayakan Patin jambal yang asalnya ditangkap dari Sungai Batanghari, bahkan benihnya sudah mulai ditebar di Karamba Jaring Apung (KJA) di Desa Pematang Jering Muaro Jambi, namun demikian tetap harus dilakukan penelitian dan pamantauan untuk dapat menghasilkan produk yang optimal dan diterima pasar. Ancaman Kegiatan Ilegal Logging, dan deforestry yang cukup tinggi di Jambi mengancam biota alami Sungai batanghari tidak terkecuali Patin jambal dan kerabatnya., Sungai semakin lebar (abrasi), namun sedimentasi dan pelumpuran semakin cepat sehingga menjadi lebih dangkal bahkan pada musim kemarau pada beberapa daerah Aliran Sungai sebagian menjadi daratan, hal ini tentunya akan mengancam dan merusak habitat alami ikan asli Jambi. Tekanan ini diperberat dengan maraknya penambangan emas tanpa Izin (PETI) dan galian C (pasir, kerikil) serta pembuangan air limbah industri yang IPAL-nya tidak sempurna.di Sungai Batanghari. Berdasarkan laporan Bapeldada Propinsi Jambi bahwa pertambangan liar galian emas (PETI) diperairan Sungai Batanghari sudah sangat membahayakan, akibat akumulasi merkuri, dan proses pelumpuran dan Sedimentasi yang semakin tinggi . Menurut Aswandi (2006) terutama di empat Kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, dan Sarolangun aktivitas penambangan emas tanpa izin semakin meningkat, bahkan bekerja siang-malam. Luas kegiatan penambangan mencapai 2071,5 ha dengan jumlah mesin dompeng mencapai 737 unit. Selain itu penggunaan Sungai Batanghari

sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) oleh masyarakat yang tinggal disekitar pinggirian sungai juga memberi kontribusi yang signifikan terhadap penurunan kulitas sungai batnghari.

Kualitas air Sungai Batanghari yang semakin buruk dengan tingkat kekeruhan sangat tinggi, dan meningkatnya kandungan merkuri akan berpengaruh besar terhadap kaenekaragaman hayati yang terdapat di Sungai Batanghari. Ikan sebagai biota yang langsung berinteraksi dengan perairan batanghari

akan langsung menerima dampak

tersebut. Sebagai logam berat merkuri bersifat sistemik, jika sudah masuk ke tubuh ikan terutama hati maka akan juga terdistribusi ke organ yang lain, akibatnya metabolisme ikan akan terganggu, selanjutnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan dan bahkan menyebabkan kematian Jika ikan tersebut berkualitas ekspor, menjadi tidak layak ekspor karena teksur daging dan ukurannya menjadi berubah Sifat logam berat yang akan terdeposit di dasar perairan, menyebabkan ikan-ikan yang hidup di dasar perairan seperti kerabat patin akan lebih cepat menerima dampaknya dibandingkan ikan-ikan yang lain, dengan demikian jika proses ini dibiarkan akan sangat mengancam keanekaragaman ikan patin di Sungai Batanghari, lebih jauh dapat menghilangkan beberapa spesies biota air asli Sungai batanghari, akibatnya terjadi penurunan Keanaekaragaman hayati Sungai Batanghari serta menurunkan Sumber Daya Alam Propinsi jambi.. Pemerintah Provinsi Jambi melalui Gubernur Zulkifli Nurdin pada tanggal 15 Mei 2006 telah membentuk Badan Koordinasi Pengelolaan Sungai Batanghari Bersih. Direncanakan pada tenggat 2007 Sungai Batanghari bersih dari PETI, dan MCK hilang 50 persen. Bantaran sungai yang gundul segera dihijaukan dengan pohon masa depan, seperti durian, duku, dan mahoni. Seandainya itu terwujud , Kenaekaragaman hayati ikan air tawar Jambi menjadi dapat dipertahankan tidak terkecuali patin jambal yang kembali diternakkan di Sungai Batanghari akan menjadi salah satu primadona ekspor Jambi pada masa depan.

Penutup Keanekaragaman biota ikan air tawar Jambi yang tinggi, merupakan asset Sumber Daya Alam yang besar tidak hanya bagi Propinsi Jambi, tetapi juga Indonesia secara umum bahkan dunia. Karena semua biota tersebut berpotensi sbagai cadangan gen (gen pool) yang dapat berperan sebagai sumber plasmanutfah, untuk membentuk varianvarian baru yang memiliki sifat unggul, sehingga dalam pengelolaannya diharapkan tidak hanya mementingkan nilai ekonomi salah satu jenis ikan saja seperti Patin jambal tetapi juga harus memperhatikan kelestarian ikan-ikan yang lain. Selain itu penonjolan nilai-nilai ekonomi harus juga diimbangi dengan peningkatan nilai – nilai ekologi sebuah kawasan. Untuk tujuan tersebut kita memerlukan Pembangunan berkelanjutan di Propinsi Jambi dalam pengeloaan DAS Batanghari melalui sinergi dari berbagai pihak Penulis : Tedjo Sukmono,S.Si,M.Si Staf Pengajar Biologi Universitas Jambi

Gb. Patin

Gb. Patin Siam (Pangasius Siam)

Gb. Patim Jambal (Pangasius djambal)