Paper Sistem Informasi Manajemen
Inovasi Keamanan Sistem Informasi Bank Konvensional Menjaga Data Penting dari Serangan Hacker
Oleh : NUR RACHMAN NOVIANDY PANGESTU 165020300111017
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018
I.
LATAR BELAKANG
Sebelum mengulas lebih jauh tentang distributed ledger , harus dijelaskan dulu pengertian dari ditributed ledger. Distributed Ledger adalah buku besar dimana datadata disimpan dalam jaringan simpul yang terdesentralisasi. Buku besar terdistribusi ini tidak harus memiliki mata uang sendiri dan dimungkinkan untuk bersifat privat atau dengan mekanisme perizinan.Teknologi Distributed memiliki potensi untuk mempengaruhi semua proses pencatatan, termasuk cara transaksi dimulai, diproses, resmi, dicatat dan dilaporkan. Perubahan model bisnis dan proses bisnis dapat mempengaruhi kegiatan back-office seperti pelaporan keuangan dan persiapan pajak. auditor independen juga akan perlu memahami teknologi ini seperti yang diterapkan di klien mereka. Kedua peran dan keahlian auditor CPA dapat berubah teknik dan prosedur berbasis distributed ledger seperti baru muncul. Misalnya, metode untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat akan perlu mempertimbangkan baik buku besar yang berdiri sendiri umum tradisional serta buku besar distribusi. Selain itu, ada potensi untuk standardisasi yang lebih besar dan transparansi dalam pelaporan dan akuntansi, teknologi distributed ledger ini bisa membawa tantangan baru dan kesempatan untuk audit dan jaminan profesi. Sementara audit dan jaminan layanan tradisional akan tetap penting, pendekatan BPA auditor dapat berubah. Sama seperti audit dan jaminan profesi berkembang saat ini, dengan inovasi audit otomatisasi dan data analisis, teknologi distribusi juga mungkin memiliki dampak yang signifikan pada cara auditor melaksanakan pertunangan mereka. Selain itu, CPA mungkin perlu untuk memperluas keahlian dan pengetahuan untuk memenuhi tuntutan diantisipasi dari dunia bisnis sebagai teknologi distributed ledger lebih banyak diadopsi. Keuntungan utama dari teknologi distributed ledger adalah sifatnya didistribusikan. Di pasar modal saat ini, transfer nilai antara dua pihak umum mengharuskan prosesor transaksi terpusat seperti bank atau jaringan kartu kredit. Prosesor ini mengurangi risiko counterparty untuk masing-masing pihak dengan melayani sebagai perantara tetapi memusatkan risiko kredit dengan diri mereka sendiri. Masing-masing prosesor terpusat mempertahankan buku terpisah sendiri; pihak bertransaksi mengandalkan prosesor tersebut untuk melakukan transaksi secara akurat dan aman. Untuk menyediakan layanan ini, prosesor transaksi menerima biaya. Sebaliknya, distributed ledger sebuah memungkinkan pihak untuk bertransaksi langsung dengan satu sama
lain melalui buku didistribusikan tunggal, sehingga menghilangkan salah satu kebutuhan untuk prosesor transaksi terpusat. Selain menjadi efisien, distribusi ini memiliki karakteristik unik lainnya yang membuat inovasi terobosan.Distributed ledger ini dianggap handal karena salinan lengkap dari buku besar dipelihara oleh semua node yang aktif. Jadi, jika salah satu simpul pergi offline, buku ini masih tersedia untuk semua peserta lain dalam jaringan. Sebuah distributed ledger tidak memiliki satu titik kegagalan. Selain itu, setiap blok dalam rantai mengacu pada blok sebelumnya, yang mencegah penghapusan atau membalikkan transaksi setelah mereka ditambahkan ke teknologi tersebut. Node pada jaringan ini bisa datang dan pergi tapi integritas jaringan dan kehandalan akan tetap utuh selama itu sedang digunakan. Dengan cara ini, tidak ada partai tunggal mengendalikan distributed ledger dan tidak ada partai tunggal dapat memodifikasi atau mematikannya. Pencatatan selalu menjadi proses terpusat yang membutuhkan kepercayaan dalam penyimpan rekaman. Inovasi yang paling penting dari DLT adalah bahwa kontrol atas buku besar tidak berbohong dengan satu entitas tetapi dengan beberapa atau semua peserta jaringan - tergantung pada jenis DLT. Dari sini kita bisa lihat bahwa lemahnya sistem informasi data Bank konvensional ini mencerminkan perlunya sistem keamanan yang ketat untuk menjaga data-data penting bank konvensional untuk mencegah hacker merusak data tersebut. Selain karena sistemnya jauh lebih mudah dan cepat, mengirim dana melalui Bitcoin biayanya jauh lebih murah ketimbang dengan menggunakan jasa perbankan konvensional. Kita biasa menggunakan sistem pemrosesan pembayaran pusat seperti kartu kredit, PayPal atau transfer bank setiap saat, hampir tanpa memikirkannya. Sewaktu kita melakukannya, kita secara implisit memercayai perantara ini untuk melindungi data pribadi dan keuangan kita dari pencurian atau penyalahgunaan internal. Hacking data memang tak bisa dimungkiri kerap terjadi, tapi mari kita asumsikan sekarang bahwa kemungkinan sesuatu yang buruk terjadi setiap kali kita menggunakan salah satu perantara ini sangat rendah. Kenyataannya tidak begitu. Maka dari itu pentingnya penggunaan sistem blockchain maupun distributed ledger dalam dunia perbankan konvensional dalam memberantas hacker dalam mengambil data-data penting .
II.
PERMASALAHAN YANG DIANGKAT Dalam membuat paper ini , ditentukan beberapa masalah yang diangkat sebagai acuan yang meliputi : a) Bagaimana awal terjadinya hacking dalam pencurian data di bank konvensional ? b) Apakah teknologi blockchain berfungsi dalam mengatasi hacker ? c) Apa saja yang menghalangi hacker untuk mencuri data penting di bank konvensional ? d) solusi apa saja yang ditawarkan dalam mengatasi hacker ? e) Apakah blockchain aman dipergunakan dalam sistem keamanan perbankan ? f) Bagaimana cara kerja blockchain dalam melakukan suatu transaksi ? g) Apakah perbankan menjadi salah satu industri yang paling berambisi untuk mencari peluang dari Blockchain? h) Apakah ada inovasi dari teknologi informasi yang membuat was-was dunia usaha ? i) Bagaimana legalitas cryptocurrency di berbagai negara ?
III.
KAJIAN LITERATUR
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sedang mengkaji kemungkinan penggunaan teknologi blockchain. Blockchain adalah teknologi yang ada di belakang mata uang digital. Indra Utoyo, Direktur BRI bilang saat ini bank sedang mengkaji kemungkinan penggunaan teknologi ini. "Khususnya meningkatkan efisiensi ledger clearing, settlement, remitansi, trade finance, dan pembayaran," Menurut Indra, teknologi blockchain adalah sebuah desentralisasi database system, di mana meliputi transaksi-transaksi, dan bekerja dengan data yang diatur melalui serangkaian catatan yang disebut blok. Saat ini, penggunaan yg sudah umum digunakan adalah untuk platform mata uang digital salah satunya bitcoin. Dalam
pengembangannya,
blockchain
tidak
hanya
digunakan
untuk
cryptocurrency, tapi bisa digunakan untuk hal-hal lainnya. Rencana BRI mengkaji penggunaan teknologi blockchain ini seiring langkah yang akan dilakukan regulator Bank Indonesia (BI). BI dalam beberapa kesemoatan mengaku sedang menyusun kajian untuk mengeluarkan Central Bank Digital Currency (CBDC),
artinya ini sejalan dengan pengembangan teknologi dan mendukung bank untuk mengadopsi teknologi ini dalam waktu dekat. Bank Indonesia (BI) menyatakan masih akan terus melakukan kajian sebelum mengadopsi sistem blockchain, yang kerap digunakan oleh bisnis mata uang virtual Bitcoin. Walaupun dianggap memiliki berbagai keunggulan, sistem ini perlu mendapat perhatian khusus terkait risiko yang bisa ditimbulkan ketika resmi diterapkan di Indonesia. Dalam pengertian sederhana, Blockchain merupakan teknologi buku besar digital yang terdesentralisasi. Teknologi ini meliputi transaksi-transaksi, serta bekerja dengan data yang diatur melalui serangkaian catatan yang disebut blok. Blockchain juga bisa digunakan di berbagai sektor bukan hanya keuangan, tetapi juga sektor lain yang membutuhkan proses pencatatan dan validasi. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Eny V. Panggabean menjelaskan Blockchain merupakan suatu sistem berbasiskan teknologi yang baik untuk diterapkan dalam jasa keuangan. Penggunaan sistem ini dapat mengefisiensikan proses yang dilakukan dalam transaksi keuangan. Dia mengakui beberapa negara telah mengimplementasikan sistem ini. Ada beberapa fungsi yang bisa dimanfaatkan dalam blockchain. Pertama, layanan crossborder payment atau pembayaran lintas negara, melalui private blockchain. Kedua, remitansi yakni transfer uang berbasis online. Ketiga, merekam tekstur berlian. Keempat, mencatat kepemilikan tanah. Kelima, merekam dan memperdagangkan emas. Keenam, penjualan saham. Ketujuh, merekam obligasi pemerintah. Eny juga berpendapat blockchain memberikan peluang untuk pengembangan sistem keuangan dengan memiliki banyak keunggulan. Beberapa diantaranya, memperluas akses terhadap layanan keuangan, bisnis proses yang lebih efisien, peningkatan keamanan teknologi, biaya transaksi & pemrosesan yang relatif lebih muran, dan regulatory dan IT cost yang lebih efisien. Meski begitu, hingga saat ini BI masih belum mengimplementasikan hal tersebut di Indonesia. BI menilai blockchain juga memiliki tantangan yang tidak kalah banyak dibanding keuntungannya. Terdapat tantangan di perlindungan konsumen, disintermediasi, keamanan data, stabilitas sistem keuangan, integritas keuangan, pencucian uang & pendanaan terorisme, kejahatan siber, dan efektivitas kebijakan moneter. Oleh karenanya, penggunaan Blockchain dalam sistem pembayaran formal membutuhkan tahap uji coba dan masih perlu dibuktikan keandalannya. Perlu ada regulasi dan penegakan hukum, khususnya yang
menggunakan sistem ini untuk tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kemudian, perlunya membangun tata kelola yang kuat, manajemen risiko, dan operasional yang kuat. Dari sisi teknis, perlu adanya pembuktian terkait keandalan, stabilitas dan keamanan. Selain itu, perlunya standarisasi berbagai Blockchain untuk menghindari fagmentasi pasar. Dari sisi keamanan, perlunya kajian secara mendalam terkait kerahasiaan data dan perlindungan pelanggan. Lalu, dari sisi biaya, memang memerlukan investasi yang cukup besar untuk
mengimplementasikan
sistem
ini."Tentu
ini
(Blockchain)
harus
memberikan kontribusi positif dengan risiko yang bisa dimitigasi dengan baik karena kami sebagai otoritas concern terhadap perlindungan konsumen," ujarnya. Karena itulah BI merasa masih perlu kajian mendalam terhadap sistem ini dengan melibatkan seluruh otoritas dan pemangku kepentingan terkait. Alasannya, pertama, untuk memberikan perlindungan konsumen masih menjadi pembahasan kemana penanganan, pengaduan, dan transparansi produk & layanan harus dilaporkan apabila terjadi masalah. Kedua, BI juga harus membahas terkait prinsip kehati-hatian dan mitigasi risiko guna memberikan perlindungan dan kenyamanan sekaligus membangun kepercayaan dan stabilitas. Ketiga, perlu koordinasi dan kolaborasi lintas otoritas dan industri yang harus diperdalam, sekaligus dengan otoritas internasional. Keempat, menetapkan kesetaraan atau level playing field antarpelaku industri di sistem pembayaran. Kelima, mencegah market failure dan dampak negatif lain dari penyelenggaraan sistem pembayaran. Keenam, menentukan skala prioritas untuk pengembangan ekonomi, stabilitas, dan integritas. "Kami pun sudah punya fintech office, di mana mereka yang melakukan kajian. Jadi kami kerja sama untuk melakukan pendalaman karena ini hal baru yang harus kami sikapi dengan positif karena ini inovatif," ujarnya.
IV.
PEMBAHASAN Hacker adalah sebutan untuk orang atau sekelompok orang yang memberikan sumbangan bermanfaat untuk dunia jaringan dan sistem operasi, membuat program bantuan untuk dunia jaringan dan komputer.Hacker juga bisa di kategorikan perkerjaan yang dilakukan untuk mencari kelemahan suatu system dan memberikan ide atau pendapat yang bisa memperbaiki kelemahan system yang di temukannya. Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan. Belakangan ini telah marak bank yang telah kehilangan uang. Bukan di lakukan oleh pencuri ataupun perampok, tetapi karena hacker. Yang telah kehilangan uang bukan hanya puluhan ribu rupiah saja, tetapi berpuluh jutaan bahkan totalnya milyaran rupiah. Beberapa bank yang telah di bobol kelompok hacker mengalami kerugian milyaran rupiah. Hacker telah mengincar 3 bank, yaitu Bank BCA, Bank Mandiri dan juga Bank BNI. Karena bank-bank tersebut mempunyai banyak nasabah dan nominal uang yang di tabung juga besar. Apabila seorang hacker sampai bisa membobol bank, maka sistem keamanan dari bank tersebut sangat lemah, sehingga hacker dapat menembus sistem keamanan yang ada di bank-bank tersebut. Pihak dari bank sebaiknya meningkatkan sistem keamanan untuk sistem perbankan. Meskipun begitu, hacker tidak akan jera untuk berusaha membobol sistem keamanan pada bank. Tetapi untuk hacker sendiri tidak akan merusak sistem keamanannya. Sistem keamanan yang digunakan oleh pihak bank masih terlalu sederhana. Proses decript yang selalu digunakan oleh hacker untuk memproses pembalikan suatu data yang telah di enkripsi seperti semula. Seharusnya pihak bank tidak hanya menggunakan proses enkripsi saja, tetapi dengan proses yang lainnya agar hacker kesulitan untuk menembus sistem keamanan bank. Kemungkinan hacker untuk membobol bank melalui kartu kredit
masih besar. Karena pihak hacker pernah membobol bank, maka tinggal satu langkah lagi bisa membobol bank. Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi hacker di bank-bank konvensional :
Memaksimalkan kinerja blockchain dalam penggunaan transaksi di banbank konvensional karena seiring besarnya serangan hacker yang mencari titik lemah sistem keamanan informasi data-data penting di Bank konvensional.
Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut
Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional
Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime
Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi
Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties.
Dengan berbagai kelebihan Blockchain seperti kemampuannya menyimpan data, mengirimkan dana dengan menggunakan sistem Blockchain diakui banyak pihak mampu memangkas biaya-biaya di atas. Pasar pada akhirnya akan menentukan apakah manfaat desentralisasi lebih besar daripada biaya dalam pemrosesan pembayaran dan industri lainnya, namun menggunakan perantara (dengan bank dan lain sebagainya) seringkali lebih berbiaya lebih mahal dari perkiraan semula. Dari sekian banyak inovasi dari teknologi informasi yang membuat was-was dunia usaha, Blockchain adalah salah satunya. Blockchain memungkinkan suatu transaksi, tidak lagi membutuhkan pihak ketiga atau perantara. Contohnya ketika melakukan transfer uang, Tuan A mengirimkan uang ke Tuan B senilai Rp1 juta melalui internet banking. Sekilas, transfer yang dilakukan Tuan A kepada Tuan B tersebut tanpa perantara. Namun sebenarnya, transfer yang dilakukan Tuan A itu, sudah terekam dulu oleh pihak bank sebelum
akhirnya uang tersebut sampai ke Tuan B. Nah, dengan Blockchain, uang Tuan A akan langsung berpindah ke Tuan B, tanpa terekam oleh bank. Blockchain sederhananya adalah basis data global online yang dapat digunakan dan dilihat siapapun di seluruh dunia. Data yang disimpan pun tidak akan hilang, karena data yang disimpan didistribusikan kepada seluruh penggunanya. Dengan data yang didistribusikan kepada seluruh pengguna, Blockchain dianggap lebih aman dari serangan peretas. Apabila salah satu server diretas, maka server itu dapat diabaikan karena dianggap berbeda dengan mayoritas jaringan server lainnya. Kehadiran Blockchain yang menghilangkan "jasa perantara" tentunya memberikan ancaman bagi dunia usaha seperti industri perbankan. Dalam perjalanannya, kehadiran Blockchain justru membuka peluang bagi industri seperti perbankan— yang awalnya bakal terdisrupsi. Perbankan menjadi salah satu industri yang paling berambisi untuk mencari peluang dari Blockchain. Di kalangan perbankan, teknologi Blockchain sedang ramai dibicarakan. IBM, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat memulai inisiasi program ini dengan bank-bank di dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan keterangan resmi IBM Oktober tahun lalu, antara lain: Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Danamon dan Bank Permata. Nantinya, IBM akan menyediakan IBM Blockchain sebagai solusi bagi perbankan untuk meningkatkan kecepatan transaksi dalam satu jaringan secara real time.Ketertarikan terhadap teknologi Blockchain tak hanya datang dari perbankan saja, Bank Indonesia rupanya ikut tertarik untuk memanfaatkan teknologi Blockchain. Otoritas moneter mengklaim sedang melakukan kajian terkait teknologi tersebut, masih menunggu hasilnya. Meski ketertarikan terhadap teknologi Blockchain ini cukup tinggi, tapi tidak mudah bagi perbankan untuk mengimplementasikan teknologi tersebut. Perlu ada kemauan dari bank untuk bisa berkolaborasi dengan kompetitornya. Seperti diketahui, kelebihan teknologi Blockchain adalah dari sisi jaringan. Semakin besar jaringan, maka semakin besar manfaat yang didapatkan. Selain itu, jaringan yang besar juga akan membuat keamanan data semakin sulit diretas. Tantangan berat lainnya adalah memberikan informasi yang tepat mengenai penerapan teknologi Blockchain. Informasi ini menjadi hal yang sangat penting agar perbankan tidak salah ketika membangun sistem teknologi Blockchain ini. teknologi Blockchain telah menjadi kekuatan yang mengganggu terbaru yang seniorlevel eksekutif keuangan perlu dipertimbangkan saat membuat rencana jangka panjang. Eksekutif
Keuangan Research Foundation (FERF) bekerja sama dengan Deloitte untuk mengeksplorasi bagaimana blockchain saat ini sedang diadopsi dalam komunitas pelaporan keuangan, potensi gangguan industri dan langkah-langkah selanjutnya yang realistis untuk teknologi untuk dipeluk. Pada hari ini, mayoritas keterlibatan CFO dengan teknologi datang di sektor perbankan pembayaran dan sebagai apa yang disebut berbasis blockchain “cryptocurrencies” seperti Bitcoin dan Ethereum mendapatkan traksi. Pada saat yang sama, blockchain bergerak di luar pedagang spekulatif dan penggemar teknologi ke dalam pembayaran lintas batas dan struktur pasar modal. Tapi peningkatan jumlah pengamat industri dan profesional mengatakan itu tidak akan lama sebelum blockchain menjadi standar industri untuk akuntansi dan pelaporan, upending dekade sistem backend dan praktek pelaporan. Penelitian ini akan menyelidiki apakah gangguan ini akan menjadi format yang mendasari logis berikutnya langkah yang diberikan blockchain tentang sistem buku besar terbuka, terpercaya dan mudah diakses yang berbicara langsung kepada masyarakat pelaporan keuangan. Pada intinya, teknologi blockchain memungkinkan untuk penciptaan “buku didistribusikan” yang mencatat transaksi antara pihak transparan menggunakan sistem yang aman yang segera
memverifikasi
data
secara
permanen.
Sementara
Bitcoin
dan
cryptocurrencies lainnya adalah bentuk paling umum dari transaksi saat ini mempekerjakan blockchain, teknologi ini agnostik untuk data yang dapat direkam. Itu berarti segala sesuatu dari pesanan pelanggan dengan biaya armada dapat dimasukkan
ke
dalam
sistem
keuangan
menggunakan
teknologi
buku
didistribusikan. Pada prinsipnya, teknologi blockchain mengkondisikan setiap server yang menjalankan software ini untuk membentuk konsensus jaringan secara otomatis untuk saling mereplikasi data transaksi dan saling memverifikasi data yang ada. Ketika salah satu server mengalami hack, server tersebut dapat diabaikan karena dianggap memiliki data yang berbeda dengan mayoritas jaringan server lainnya. Menurut bank dunia , inisiatif untuk memodernisasi pembayaran dan memberikan akses finansial dapat memperbaiki arus
mata uang dan
perdaganagan, dan membantu mencapai tujuan memperluas layanan keuangan kepada satu milliar penduduk pada 2020. Sebelumnya , Memkominfo Rudiantara mengatakan sikapnya yang mendukung penerapan Blockchain di Indonesia. Pasalnya , blockchain mampu memberikan transportarsi aliran dana masukdan
keluar, apalagi yang dilakukan oleh intitusi pemerintah. Blockchain secara tidak langsung bisa mambantu kinerja KPK. Sayangnya pihak IBM Indonesia belum bisa memberikan keterangan lengkap terkait dengan perbankan besar di Indonesia yang menerapkan Blockchain. Namun mereka memastikan jika memang perusahaan AS tersebut sedang melakukan sosialisasi Blockchain di tanah air. Menurut Deloitte blockchain survey 2017 sebuah perusahaan konsultan finansial, 28 persen dari 308 senior eksekutif di perusahaan-perusahaan AS yang pendapatan usaha per tahun lebih dari 500 juta, menginvestasikan 5 juta dolar atau lebih pada teknologi Blockchain. Angka ini berarti tingkat kepercayaan yang cukup tinggi, bahkan 10 persen menginvestasikan lebih dari 10 juta dolar. Di Timur Tengah, Bahrain bahkan berencana jadi negara pertama yang menerapkan teknologi Blockchain dalam sistem keuangannya. Hal ini tak terlepas dari potensi teknologi tersebut yang dianggap tak bisa dihindari dari kecanggihan masa depan. Sementara di Asia Tenggara, Singapura adalah negara terdepan yang terbuka dengan teknologi tersebut. Sementara negara lain, termasuk Indonesia barangkali masih menimbang-nimbang—kalau tidak sedang mengkaji—baik-buruk teknologi ini. Sebelum Blockchain naik daun seperti sekarang, Bitcoin memang sempat melekat dengan Blockchain karena kemunculannya yang bersamaan dan jadi sarana transaksi mata uang virtual itu. Pada 2014, di Indonesia Bitcoin sempat menjadi isu yang ramai dibahas hingga membuat Bank Indonesia (BI) memberikan pernyataan resmi. "Bank Indonesia menyatakan bahwa Bitcoin dan virtual currency lainnya bukan merupakan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia," jelas BI saat itu. Setelah teknologi Blockchain tak lagi melekat pada transaksi Bitcoin, karena dapat dipakai untuk banyak hal termasuk perbankan. Salah satu dampak besar yang akan dihadapi perbankan ketika Blockchain benar-benar diadaptasi penuh oleh banyak bank, adalah disrupsi di sejumlah pekerjaan, terutama di bagian back office."Bank sadar kalau Blockchain menantang model bisnis mereka yang masih tradisional," kata Senior Assosiate di Norton Rose Fullbright Johanessburg, Nerushka Bowan.Menurutnya, fungsi bank dalam hal perantara pertukaran dana menjadi tak diperlukan lagi ketika Blockchain muncul dan berkembang. Itu sebabnya hal tersebut perlu diperhatikan para regulator di seluruh dunia, yang menurut Bowan masih meraba-raba teknologi Blockchain karena belum terlalu paham.
Deloitte mengacu pada satu atau lebih dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited, sebuah perusahaan swasta UK dibatasi oleh jaminan ( “DTTL”), jaringan perusahaan anggota, dan entitas terkait mereka. DTTL dan masing-masing perusahaan anggotanya secara hukum entitas yang terpisah dan independen. DTTL (juga disebut sebagai “Deloitte Global”) tidak memberikan layanan kepada klien. Di Amerika Serikat, Deloitte mengacu pada satu atau lebih dari perusahaanperusahaan anggota AS DTTL, entitas terkait mereka yang beroperasi dengan menggunakan “Deloitte” nama di Amerika Serikat dan afiliasi mereka masingmasing. layanan tertentu mungkin tidak tersedia untuk membuktikan klien di bawah aturan dan peraturan akuntansi publik. Publikasi ini berisi informasi umum saja dan Deloitte tidak, dengan cara publikasi ini, rendering akuntansi, bisnis, keuangan, investasi, hukum, pajak, atau saran atau layanan profesional lainnya. Publikasi ini bukan merupakan pengganti saran atau layanan profesional seperti, atau harus itu digunakan sebagai dasar untuk setiap keputusan atau tindakan yang dapat mempengaruhi bisnis Anda. Sebelum membuat keputusan apapun atau mengambil tindakan yang dapat mempengaruhi bisnis Anda, Anda harus berkonsultasi dengan penasihat profesional yang berkualitas. Deloitte tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh setiap orang yang bergantung pada publikasi ini. Dengan melakukan tinjauan literatur kami mencoba untuk mengidentifikasi kerangka teori yang ada digunakan dalam pengembangan solusi blockchain untuk perbankan dan akuntansi. Ini membantu kita tidak hanya untuk memahami keadaan saat ini penelitian akademik di daerah tetapi juga apa keuntungan utama bahwa industri berharap untuk mendapatkan dari teknologi. Pencarian literatur menyoroti poin untuk memfokuskan penelitian pada. Kami mencoba untuk melakukan pencarian literatur terutama dalam peer review jurnal yang disediakan oleh database dari Umeå University alat perpustakaan pencarian, Google sarjana dan perpustakaan itu sendiri. Selain rekan jurnal Ulasan, kami menggunakan sejumlah laporan industri yang dalam beberapa kasus menjelang literatur akademik dalam menciptakan bimbingan teoritis dipahami untuk teknologi karena kurangnya. penelitian akademik bukan hanya menyangkut aspek teknologi tetapi juga kerangka implementasi. Kami mencoba untuk meminimalkan penggunaan sumber-sumber media yang lebih populer tetapi kami berpendapat bahwa penggunaan mereka diperlukan karena kekhasan pengembangan blockchain yang
tertutup jauh lebih luas dan up-to-date media teknologi khusus. Namun demikian, kami hanya digunakan sumber-sumber yang paling dapat diandalkan dan khusus untuk menutupi hipotesis dan ide seputar teknologi. kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur meliputi: blockchain, akuntansi real-time, risiko kredit, prediksi kebangkrutan. Dalam proses pencarian literatur kami mengidentifikasi angka akademik dan industri utama yang terlibat dalam penelitian tentang akuntansi berbasis blockchain dan mereka yang berbentuk kerangka teoritis untuk penggunaan keuangan teknologi. Pengendalian Sistem Informasi Berkaitan dengan sistem informasi, maka diperlukan tindakan berupa pengendalian terhadap sistem informasi. Kontrol-kontrol terhadap sistem Informasi antara lain : 1.
Kontrol Administratif
Kontrol administratif dimaksudkan untuk menjamin bahwa seluruh kerangka control dilaksanakan sepenuhnya dalam organisasi berdasarkan prosedur-prosedur yang jelas. Kontrol ini mencakup hal-hal berikut: •
Mempublikasikan
kebijakan
control
yang
membuat
semua
pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam organisasi. •
Prosedur
yang
bersifat
formal
dan
standar
pengoperasian
disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk hal ini adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data. •
Perekrutan pegawai secara berhati-hati yang diikuti dengan orientasi
pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan. •
Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan
control kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan. •
Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan dengan tujuan agar tak
seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan.
2.
Kontrol Pengembangan dan Pengendalian Sistem
Untuk melindungi kontrol ini, peran auditor sangat sistem informasi sangatlah penting. Auditor system informasi harus dilibatkan dari masa pengembangan hingga pemeliharaan system, untuk memastikan bahwa system benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai system. Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri. 3.
Kontrol Operasi
Kontrol operasi dimaksudkan agar system beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Termasuk dalam kontrol ini: •
Pembatasan akan akses terhadap data
Akses terhadap ruangan yang menjadi pusat data dibatasi sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan. Setiap orang yang memasuki ruangan ini harus diidentifikasi dengan benar. Terkadang ruangan ini dipasangi dengan CTV untuk merekam siapa saja yang pernah memilikinya •
Kontrol terhadap personel pengoperasi
Dokumen yang berisi prosedur-prosedur harus disediakan dan berisi pesomanpedoman untuk melakukan suatu pekerjaan. Pedoman-pedoman ini arus dijalankan dengan tegas. Selain itu, [ara [ersonel yang bertugas dalam pengawasan operasi sistem perlu memastikan bahwa catatan-catatan dalam sistem komputer (system log) benar-benar terpelihara. •
Kontrol terhadap peralatan
Kontrol terhadap peralatan-peralatan perlu dilakukan secara berkala dengan tujuan agar kegagalan peralatan dapat diminimumkan. •
Kontrol terhadap penyimpanan arsip
Kontrol ini untuk memastikan bahwa setiap pita magnetic yang digunakan untuk pengarsipan telah diberi label dengan benar dan disimpan dengan tata cara yang sesuai •
Pengendalian terhadap virus
Untuk mengurangi terjangkitnya virus, administrator sistem harus melakukan tiga kontrol berupa preventif, detektif, dan korektif. 1.
Proteksi fisik terhadap pusat data
Untuk menjaga hal-hal yangtidak diinginkan terhadap pusat data, factor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir,
dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar. Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan faktor-faktor tersebut perlu dipantau dengan baik. Untuk mengantisipasi segala kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS. Dengan adanya peralatan ini, masih ada kesempatan beberapa menit sampai satu jam bagi personil yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakantindakan seperti memberikan peringatan pada pemakai untuk segera menghentikan aktivitas yang berhubungan dengan sistem komputer. Sekiranya sistem memerlukan operasi yang tidak boleh diputus, misalnya pelayanan dalam rumah sakit, sistem harus dilengkapi generator listrik tersendiri. 2.
Kontrol Perangkat Keras
Untuk mengatisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap kegagalan). Sistem ini dapat berjalan sekalipun terdapat gangguan pada komponen-komponennya. Pada sistem ini, jika komponen dalam sistem mengalami kegagalan maka komponen cadangan atau kembarannya segera mengambil alih peran komponen yang rusak dan sistem dapat melanjutkan operasinya tanpa atau dengan sedikit interupsi. Sistem fault-tolerant dapat diterapkan pada lima level, yaitu pada komunikasi jaringan, prosesor, penyimpan eksternal, catu daya, dan transaksi. Toleransi kegagalan terhadap jaringan dilakukan dengan menduplikasi jalur komunikasi dan prosesor komunikasi. Redundasi prosesor dilakukan antaralain dengan teknik watchdog processor, yang akan mengambil alih prosesor yang bermasalah. Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan melalui disk memoring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan menulis seluruh data ke dua disk secara pararel. Jika salah satu disk mengalami kegagalan, program aplikasi tetap bisa berjalan dengan menggunakan disk yang masih bai. Toleransi kegagalan pada catu daya diatasi melalui UPS. Toleransi kegagalan pada level transaksi ditanganimelalui mekanisme basis data yang disebut rollback, yang akan mengembalikan ke keadaan semula yaitu keadaan seperti sebelum transaksi dimulai sekiranya di pertengahan pemrosesan transaksi terjadi kegagalan. 3.
Kontrol Akses Terhadap Sistem Komputer
Untuk melakukan pembatasan akses terhadap sistem, setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda. Setiap pemakai dilengkapi dengan nama
pemakai dan password. Password bersifat rahasia sehingga diharapkan hanya pemiliknyalah yang tahu password-nya. Setelah pemakai berhasil masuk ke dalam sistem (login), pemakai akan mendapatkan hak akses sesuai dengan otoritas yang telah ditentukan. Terkadang, pemakai juga dibatasi oleh waktu. Kontrol akses juga bisa berbentuk kontrol akses berkas. Sebagai contoh, administrator basis data mengatur agar pemakai X bisa mengubah data A, tetapi pemakai Y hanya bisa membaca isi berkas tersebut. 4.
Kontrol Terhadap Sistem Informasi
Ada kemungkinan bahwa seseorang yang tak berhak terhadap suatu informasi berhasil membaca informasi tersebut melalui jaringan (dengan menggunakan teknik sniffer). Untuk mengantisipasi keadaan seperti ini, alangkah lebih baik sekiranya informasi tersebut dikodekan dalam bentuk yang hanya bisa dibaca oleh yang berhak. Studi tentang cara mengubah suatu informasi ke dalam bentuk yang tak dapat dibaca oleh orang lain dikenal dengan istilah kriptografi
V.
KESIMPULAN Dunia maya tidak berbeda jauh dengan dunia nyata. Mudah-mudahan para penikmat teknologi dapat mengubah mindsetnya bahwa hacker itu tidak selalu jahat. Menjadi hacker adalah sebuah kebaikan tetapi menjadi seorang cracker adalah sebuah kejahatan. Segalanya tergantung individu masing-masing. Para hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software. Oleh karena itu, berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat kita nikmati seperti sekarang ini, bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik lagi. Maka hacker dapat disebut sebagai pahlawan jaringan sedang cracker dapat disebut sebagai penjahat jaringan karena melakukan melakukan
penyusupan
dengan
maksud
menguntungkan
personallity dengan maksud merugikan orang lain.
dirinya
secara
VI.
DAFTAR PUSTAKA https://sites.google.com/a/tazkia.ac.id/dewi-febriani/teachingresources/module/sistemdatadaninformasi
https://agilbox.wordpress.com/2015/01/22/ancaman-dan-keamanan-sisteminformasi/
https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/01/25-pengertian-sistem-menurut-paraahli.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-informasi-menurut-para-ahli.html
https://katadata.co.id/berita/2017/11/09/bi-akan-lakukan-kajian-sebelum-adopsisistem-blockchain
http://tentanghackerdancracker.blogspot.co.id/
https://tirto.id/blockchain-teknologi-yang-awalnya-membuat-takut-bank-cxJu
https://www.liputan6.com/tekno/read/3302508/blockchain-diklaim-bisatingkatkan-keamanan-perbankan-di-indonesia