KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuni-Nya sehingga buku PANDUAN PENGELOLAAN ALAT SINGLE USE DI RE-USE ini berhasil disusun. Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di Rumah Sakit sangat terkait komitmen pimpinan Rumah Sakit serta memerlukan dukungan dari para klinisi di Rumah Sakit. Infeksi nosocomial pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk itu perlu kerjasama yang baik antara seluruh pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau. Terima kasih yang sebesar besarnya, kami aturkan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam pembuatan panduan ini, para pejabat structural dan tenaga fungsional di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring adan evaluasi panduan ini
Nanga Bulik,
Agustus 2017
Tim PPI
1
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar
.....................................................................1
BAB I. DEFINISI
.....................................................................3
BAB II. RUANG LINGKUP
.....................................................................5
BAB III. TATA LAKSANA
.....................................................................6
BAB IV. DOKUMENTASI
....................................................................11
BAB V. PENUTUP
....................................................................12
2
BAB I DEFINISI Alat kesehatan single use suatu alat bagian dari suatu benda termasuk segala macam komponen, suku cadang, aksesori yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis terapi medis pada manusia yang dikelompokkan ke dalam peralatan kritis yang harus disediakan dalam keadaan steril atau kelompok peralatan semi kritis yang harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi tingkat tinggi (DTT). Alat kesehatan sekali pakai yang kotor / terkontaminasi dapat dipakai proses mulai dari pre-cleaning dan cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan metode sterilisasi atau dengan desinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan barang single use di rumah sakit yang seharusnya sekali pakai sering dilakukan proses ulang sampai menjadi barang steril. Proses sterilisasi barang single use yang dilakukan selama ini belum terstandarisasi dan legalitasnya belum jelas, alasannya harga barang single use maha. Pemrosesan peralatan pasien adalah cara memproses instrument yang kotor, sarung tangan dan alat yang akan dipakai kembali; (precleaning /prabilas) dengan larutan enzymetik; mengamankan alat-alat kotor yang akan tersentuh dan ditangani. Precleaning/prabilas adalah proses yang membuat benda mati lebiih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV)
dan
mengurangi,
tapi
tidak
menghilangkan
jumlah
mikroorganisme
yang
mengkontaminasi. Pembersihan adalah proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses ini terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air atau enzymetik, membilas dengan air bersih dan mengeringkan. Sterilisasi adalah proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus, fungi dan parasite) termasuk endospore bacterial dari benda mati dengan uap tekanan tinggi (autoklaf), panas kering (oven, sterilan kimiawi atau radiasi). Bacillus subtilis adalah mikroorganisme yang dapat membentuk spora dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi athylene oksida. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan suhu tertentu secara untuk membunuh kultur bakteri dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah tercapai.
3
Indikator biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang resisten terhadap suatu proses sterilisasi. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan ditandai dengan adanya perubahan warna. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain-lain pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal. Metode ethylene oksida adalah metode sterilisasi suhu rendah yang digunakan untuk sterilisasi alat yang tidak dapat disterilkan dengan metode sterilisasi uap/suhu tinggi. Instrument di Rumah Sakit dibagi menjadi 3 kriteria : 1. Non kritikal Merupakan jenis instrumen yang pada saat digunakan hanya menyentuh bagian permukaan kulit pasien. Alat jenis ini pembersihannya cukup menggunakan alcohol. Contohnya tensimeter, pengukur suhu badan. 2. Semi kritikal Merupakan jenis intrumen yang pada saat digunakan menyentuh bagian mukosa pasien. Alat jenis ini dapat dilakukan proses Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)/High Level Desinfektion
(HLD)
untuk
pengelolaannya.
Proses
ini
menghancurkan
semua
mikroorganisme kecuali spora 3. Kritikal Merupakan jenis instrument yang masuk invasive ke tubuh pasien. Instrument jenis ini harus
dilakukan
proses
sterilisasi
yang
dapat
menghancurkan
semua
jenis
mikroorganisme dan spora.
4
BAB II RUANG LINGKUP
Pengelolaan alat single use yang di re-use memiliki ruang lingkup di ruangan perawatan pasien meliputi instrument di Kamar Operasi, Unit Gawat Darurat, ruaang perawatan dan kamar bayi. Semua petugas di ruangan tersebut harus memahami bahwa pengelolaan alat single use yang di reuse diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap paparan darah dan cairan tubuh pasien.
5
BAB III TATA LAKSANA A. Pengertian Alat kesehatan sekali pakai yang kotor/terkontaminasi dapat dipakai ulang melalui proses dari pre-cleaning dan cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan metode sterilisasi atau dengan Desinfeksi Tingkat Tinggi. Penggunaan barang single use di Rumah Sakit yang seharusnya sekali pakai sering dilakukan proses ulang sampai menjadi barang steril. Proses sterilisasi barang single use yang dilakukan selama ini belum terstandarisasi dan legalitasnya belum jelas, alasannya harga barang single use mahal. B. Prinsip Dasar Operasional 1. Memberikan pelayanan sterilisasi dengan sebaik-baiknya dengan bekerjasama dengan unit lainnya yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau di dalam memenuhi kebutuhan alat/bahan yang steril. 2. Memberikan pelayanan bahan/alat medis steril untuk kebutuhan unit-unit di Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau.
C. Tujuan Pengelolaan Alat Single use yang di re-use 1. Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat kesehatan 2. Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan 3. Meningkatkan masa pakai alat kesehatan D. Proses Sterilisasi 1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien 2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan 3. Mendistribusikan dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu. 4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu.
E. Persyaratan Pengelolaan Alat Single Use yang di Re-use 1. Cost effective Pastikan total biaya proses alkes single use kotor lebih rendah dari harga alkes single use baru. Unit cost yang dihitung mencakup:
6
a. Tenaga kerja (SDM) b. Energy listrik, air, uap, dll c. Bahan pembersihan / desinfektasn d. Bahan pengemas dan label e. Pemeliharaan peralatan sterilisasi f.
Penyimpanan-distribusi barang steril
g. Komponen-komponen lainnya 2. Persyaratan klinis a. Keamanan penderita / patient safety Pastikan single use yang dilakukan proses re-use dapat dijamin mutunya, baik mutu fisik barang maupun mutu sterilitas agar aman digunakan pasien (patient safety) b. Standart of care Pastikan single use difungsikan re-use tersebut apakah tidak menyalahi standart of care di unit pelayanan pasien. 3. Keamanan personil Pastikan pemrosesan ulang single use tersebut tidak menimbulkan bahaya pada personil dan aman terhadap bahaya penyakit menular seperti; hepatitis, AIDS dan penyakit menular lainnya. Penyakit kulit seperti; gatal-gatal, kelainan kulit lainnya. 4. Etika dan medico legal Pertanggungjawaban bila Alkes single use yang diproses ulang adalah koordinasi unit sterilisasi dengan unit pengguna 5. Persyaratan teknis a. Saran Rumah Sakit harus menyediakan sarana yang sesuai dengan spesifikasi dan kapasitas yang cukup antara lain : 1) Ruangan a) Area kotor b) Area clean/bersih c) Area steril 2) Kelengkapan peralatan a) Proses dekontaminasi/ pencucian b) Proses pengemasan, persyaratan c) Proses sterilisaasi
Suhu tinggi (Auroclave atau dry Heat)
Suhu rendah (plasma atau ethylene oksida )
DTT (desinfeksi Tingkat Tinggi)
7
3) Bahan medis habis pakai a) Desinfeksi b) Pengemas c) Perlengkapan mesin d) Dll b. Tenaga sterilisasi Mempunyai pengetahuan, kompetensi, dan keterampilan dalam bidang sterilisasi c. Jenis single use Pastikan single use kotor termasuk kedalam jenis barang yang mudah dibersihkan, bila sulit dibersihkan ada kemungkinan masih tersisa kotoraankotoran yang mengandung bakteri mengakibatkan proses dekontaminasi tidak sempurna. d. Kekuatan struktur single use Pastikan adanya dekungan dan rekomendasi dari pabrik barang single use untuk bolehh dilakukan proses pemakaian ulang atau difungsikan re-use e. Rekomendasi pabrik asal single use Pastikan adanya dukungan dan rekomendasi dari pabrik barang single use untuk boleh dilakukan proses pemakaian ulang atau difungsikan re-use
F. Alat yang tidak boleh dilakukan re-use 1. Spuit 2. Sarung tangan steril untuk pelayanan pasien 3. NGT 4. Catheter suction 5. Selanh oksigen 6. NRM 7. Catheter urin 8. Urin bag 9. IV catheter 10. Semua peralatan yang bertanda single use tidak boleh dire-use kecuali yang sudah termasuk dalam daftar re-use
G. Alat yang dapat dilakukan re-use 1. Selang ventilator 2. LMA 3. Selang anastesi 4. Selang suction
8
5. Mayo 6. ET 7. Tongue spatel 8. Sungkup (ambubag) 9. Baju sitotastika 10. Set irigasi mata H. Penetapan single use 1. Alat single use yang dire-use dapat digunakan dengan 5 kali re-use kecuali sungkup nebulisasi 2. Penandaan menggunakan angka yang ditulis pada label diluar pengemas I.
Tahapan proses single use di ruang perawatan 1. Mengumpulkan instrument kotor 2. Memindahkan ke ruangan pre cleaning 3. Memisahkan instrument single use 4. Mengelompokkan kritikal dan semi kritikal 5. Melakukan proses pre cleaning 6. Memberi kode/tanda yang berapakali di re-use 7. Mengirim ke sterilisasi dengan memakai alat transportasi yang tertutup dengan jarak waktu yang singkat.
J. Di ruangan area kotor (ruang sterilisasi) 1. Menerima buku sterilisasi 2. Menerima barang kotor single use yang sudah diberi kode/tanda yang keberapakali di re-use 3. Melakukan uji kelayakan 4. Mengelompokan single use semi kritikal dan single use kritikal 5. Melakukan proses cleaning/pembersihan manual
K. Ruang bersih (ruang sterilisasi0 1. Menerima single use bersih melalui loket 2. Melakukan uji kekeringan/uji visual 3. Pengelolaan single use (pembersihan instrument non logam) 4. Single use yang semi kritikal, melakukan pengemasan dan memberi label, dikirim ke area melalui loket 5. Single use kritikal pisahkan yang akan disterilkan pakai mesin EO
9
6. Melakukan pengemasan dengan bahan pengemas yang cocok 7. Memberi label, tanggal steril dan tanggal kadaluarsa 8. Menyusun pada rak, barang siap disterilkan 9. Sterilkan dengan mesin EO sesuai aturan masing-masing mesin
L. Ruang penyimpanan steril (ruang sterilisasi) 1. Menerima single use steril yang diproses a. DDT melalui loket b. Steril dengan mesin EO Melakukan uji visual terhadap single use steril 2. Menyimpan pada rak disusun secara teratur 3. Mendistribusikan sngle use steril melalui loket steril M. Ruang tunggu loket steril (petugas ruangan) 1. Memeriksa single use steril yang diserahkan 2. Menerima single use steril bersama buku sterilisasi yang sudah lengkap diisi dan ditandatangai 3. Menempatkan single use steril dalam trolley khusus barang steril yang bertutup 4. Mengangkut single use steril ke unit pengguna
N. Penyimpanan alat single use di unit pengguna 1. Menempatkan single use di ruangan khusus dan disusun pad arak 2. Menyimpan buku sterilisasi insrumen 3. Menyerahkan single use steril ke dokter bila akan digunakan untuk pasien 4. Melakukan uji visual selama single use steril di simpan (kadaluarsa, pengemas rusak) O. Jaminan mutu 1. Penetapan jumlah re use harus berpedoman pada kelayakan fungsi alat 2. Petugas ruangan yang terakhir menggunakan alat single use berkewajiban menetapkan apakah alat kesehatan single use bisa di re-use atau tidak 3. Setiap single use yang di re-use yang sudah digunakan dilakukan pre-cleaning (pembersihan) dan dimasukkan lagi ke pouches, kirim ke sterilisasi 4. Dilakukan proses sesuai dengan buku panduan yang sudah disetujui oleh pimpinan Rumah Sakit
10
BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi pengelolaan instrument single use yang di re-use yang dikelola di sterilisasi selama tahun dan dibuat penghitungan rata-rata per bulan berdasarkan jenis instrument yang dilakukan sesuai tipe alatnya (proses sterilisasi suhu rendah dan DTT). Untuk pengawasan pengelolaan alat single use yang di re-use dilakukan audit yang dilakukan oleh petugas sterilisasi di ruang rawat inap dan rawat jalan.
11
BAB V PENUTUP
Pedoman pengelolaan alat single use yang di re-use ini dibuat agar dipatuhi oleh petugas di Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau sehingga upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap paparan darah dan cairan tubuh pasien dapat di minimalkan.
12