Onna No Otoko No Ko Chapter 9

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Onna No Otoko No Ko Chapter 9 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,517
  • Pages: 7
Title : 女の男の子/ Onna no Otoko no Ko / Boys and Girls Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—) Rating : PG-15 Pairing : Boa ♥ Jaejoong Location : Japan Cast : Boa, TVXQ, Yui Cameo : Meisa Kuroki, Tablo (Epik High), Iwasa Mayuuko Length : series Genre : romance, school drama Language : Indonesian, Japanese (a little) A/N : The title was taken from Yuko Ogura’s song , which used for School Rumble’s soundtrack.

女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

TADA— Ini adalah denah apartemen Jaejung Sebenernya aku bikin ini denah dalam rangka memperdalam keterampilan autocad-ku Berkat ini, sekarang udah lancar bikin denah 2 dimensi XD Apartemen ini adalah apartemen kecil berukuran 9,5 x 9,5 m2 Ini dia keterangannya Pintu depan : kalau masuk pintu depan, yang pertama kelihatan adalah sofa di ruang tengah! Jaejung no heya (3 x 3 m2) : kamar Jaejung, tempat Jaejung menghabiskan harinya Boa no heya (3 x 3 m2) : kamar Boa. Hanya dia pakai untuk belajar. Selebihnya, di luar kamar! Kamar mandi (2 x 3 m2) : karena ini apartemen kecil, otomatis kamar madinya juga kecil. Garis tipis itu adalah sekat yang memisahkan wastafel dengan bathup + shower + water closet. Bagian kosong itu ada tirainya, jadi di adegan awal, Jae ngeliat Boa lewat situ (eits, kaga sengaja!!!) Sofa : ini tempat favorit Jaejung kedua setelah kamarnya. Biasanya tiduran di sofa sambil nonton TV Kotatsu : meja yang ada penghangatnya. Biasanya kalo Yunho-tachi datang, makannya di situ. Lalu kalau ruang tengah dipakai Boa buat nge-dance, kotatsu dipinggirin. Dapur : yup, ini adalah dapur kecil, tempat Boa biasa masakin Jae XD 女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

CHAPTER 9 Aku menahan tangannya. “Suware yo, duduklah… aku akan menceritakan semuanya…” Aku tidak menyangka akan menceritakan ini pada orang lain selain Yunho. Lebih dari itu, bahkan aku tidak akan menyangka kalau aku akan menyukai perempuan. “Boa, kau pasti belum pernah bertemu ibuku kan?” tanyaku. “Tentu saja. Kamu pernah bilang kalau ibumu sudah meninggal. Ojisan juga cuma tersenyum kalau aku tanya tentang ibumu,” kata Boa. (A/N : Ojisan=paman. Maksudnya ayahnya Jaejung) “Jitsu wa… sebenarnya… sebenarnya tidak begitu,” kataku. “Chotto, tunggu, apa ini ada hubungannya tentang alasan kenapa kamu benci perempuan?” tanya Boa. “Sangat erat hubungannya. Jitsu wa ore… okaasan ga kirai. Sebenarnya aku benci ibuku. Itulah yang membuatku benci semua perempuan. Kau tau? Aku ini anak yang tidak diinginkan,” kataku. “Jaejung-kun! Jangan bicara seperti itu!” “Demo sore wa jijitsu da… tapi itulah kenyataannya,” kataku. “Boa, apa oyaji pernah bercerita padamu tentang otouto?” tanyaku. (A/N : otouto=adik laki-laki) “Nani? Otouto ga iru? Kamu punya otouto?” tanya Boa terkejut. “Dari kecil tidak ada yang merawat kami. Waktu oyaji bekerja keras, wanita itu malah pacaran dengan laki-laki lain. Bahkan membawa laki-laki itu ke dalam rumah. Memakai pakaian seksi, mengambili uang dari pria dengan menjual tubuhnya, sama sekali tidak memperhatikan kami. Bahkan aku yakin dia pasti lupa kalau aku adalah anaknya. Alasan kenapa aku masih bertahan adalah untuk membantu oyaji. “Adikku dari kecil memang sakit-sakitan. Itu karena waktu okaasan hamil, dia malah merokok, bahkan sempat mau menggugurkan kandungannya. Kasihan adikku. Hanya akulah yang memperhatikannya. Oyaji mencarikan uang untuk kami, aku juga mati-matian membahagiakan adikku. Tapi wanita itu… bahkan menanyakan keadaannya pun tidak. Waktu aku masuk taman kanak-kanak, tentu saja aku tidak bisa menjaga adikku 24 jam seperti dulu. Oyaji juga tetap sibuk bekerja. Kurasa kau bisa menebaknya. Ketika okaasan membawa pacarnya ke rumah, adikku menangis terus, dan okaasan marah besar. Dia mengurung adikku di gudang. Tentu saja sakitnya semakin parah. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Gaji oyaji pas-pasan dan dia tidak sanggup lagi membayar biaya pengobatan adik. Lalu…” aku menghentikan ceritaku. Membayangkan masa-masa itu adalah mimpi buruk bagiku. Aku bahkan tidak pernah menyangka akan menceritakannya kembali. Tenggorokanku terasa kering. Aku berusaha melanjutkan ceritaku. “Jaejung-kun…” Boa menyodorkan segelas air putih. “Arigatou…” aku meminumnya dan sedikit lebih lega. “Adikku meninggal saat dia masih 4 tahun. Aku marah besar pada okaasan. Aku memaksa oyaji untuk mengusirnya keluar dari rumah, tapi oyaji terlalu mencintai wanita itu. Sampai suatu hari okaasan sendiri yang berinisiatif pergi dari rumah. Ketika oyaji bertanya dia mau ke mana, dia malah melempar rokoknya ke muka oyaji dan berkata, ‘Ini hidupku. Terserah aku mau ke mana.’ Sejak saat itu aku tidak mau menganggapnya okaasan lagi. “Chuugaku no toki ni, waktu SMP, oyaji pergi ke Hokkaido untuk bekerja. Dia bersikeras menyuruhku tinggal sendirian di sini. Karena rumah kami terlalu besar, oyaji menyewakan apartemen ini. Dan di sinilah aku tinggal. 女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

“Selama itulah aku benci perempuan. Dari kecil aku hanya melihat perempuan yang seperti itu. Aku menganggap semua perempuan seperti dia. Aku sudah berusaha menghilangkan penyakit ini. Aku sudah berusaha untuk tidak menganggap semua perempuan seperti itu. Tapi setiap aku mengenal seorang perempuan lebih dalam, aku selalu teringat akan dia. Padahal aku tahu tidak semua perempuan seperti itu. Tapi tetap saja aku tidak bisa menyukai perempuan. Nah itulah… kau bisa menebak sendiri kan detilnya seperti apa?” aku menarik napas panjang. Suasana hening. Boa memandangiku dengan tatapan prihatin. Sejenak kemudian, Boa menyandarkan diri ke sofa. “Kau juga belum tahu tentang aku kan?” tanya Boa. Aku menoleh padanya. Tidak menyangka dia juga akan bercerita. “Sebenarnya aku 10 tahun di USA,” kata Boa sambil tersenyum. “Naniii? Apaaa??? Maji kai? Benarkah?” “Hm-hm,” Boa mengangguk. “5 tahun di Jepang, lalu ke USA sampai umur 15 tahun. Kembali ke Jepang dan tinggal di Hokkaido sampai beberapa bulan yang lalu,” kata Boa sambil melipat jarinya satu-satu. Aku merasa kalau dia berusaha mencairkan suasana. Hahaha, baka! “Heee… pantas saja logatmu aneh. Aku pikir itu logat Hokkaido. Ah!!! Sekarang semuanya terpecahkan!!!” kataku sambil menepuk dahi. “Pertama, aku begitu heran orang Hokkaido punya style yang bagus. Kedua, begitu masuk kamu langsung jadi yang paling pintar di sekolah. Ketiga, Bahasa Inggrismu memang bagus dan fasih, lalu… dance-mu juga pantas saja keren!” kataku sambil melipat jari satu-satu. Boa hanya tersenyum. “Arigato,” ucapnya. Selama beberapa detik, kami hanya saling pandang. “Ceritaku belum selesai…” kataku. “Eh?” “Kau tahu? Bertahun-tahun aku merasa biasa saja hidup tanpa perempuan. Tapi… beberapa bulan yang lalu ada yang merubah hidupku. Sou, omae da. Ya, kamulah yang merubahnya. Aku ingin menghindari perempuan seperti yang biasa aku lakukan, tapi kali ini tidak bisa. Aku tidak akan pernah melawan perintah oyaji. Dan perintahnya jelas. ‘Tinggallah bersama perempuan itu’. Awalnya aku merasa kau mirip sekali dengan okaasan. Tapi setelah lama aku mengamatimu, aku mulai terbiasa, bahkan tertarik padamu. “Awalnya aku pikir, itu karena aku sudah terbiasa tinggal bersamamu. Aku pikir misalnya perempuan yang tinggal bersamaku bukan kamu, aku akan tetap tertarik padanya. Tapi aku salah. Aku mencoba mendekati Yui, aku terbiasa dengannya, tapi aku tidak merasakan getaran yang aku rasakan ketika dekat denganmu. Lalu aku sadar. Ore wa omae no koto ga suki da… aku suka kamu,” aku mengakhiri ceritaku dengan memegang tangan kirinya yang dingin. “Jaejung-kun…” “Sudah lama aku merasakannya, tapi aku takut. Aku terlalu takut untuk menyukai wanita,” kataku. “Demo ore wakatta, sekarang aku sudah mengerti. Aku tidak bisa menghindari perasaan ini. Boa, omae no kotae wa? Jawabanmu?” “A, anooo…” “Tolong berikan jawabanmu sekarang. Aku ingin kejelasan. Suki na no? Kirai na no? Apa kamu menyukaiku? Apa kamu membenciku? Kenapa kamu bercerita pada Yunho kalau kau pernah berciuman denganku?” tanyaku tak sabar. “Atarimae, deshou? Tentu saja kan?” kata Boa pelan. “Atashi wa Jaejung ga suki dakara… itu karena aku suka kamu…” kata Boa sambil memandang mataku. “Hontou kai? Benarkah?” tanyaku pelan. 女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

“Hontou da yo…” kata Boa serius. Aku memandang matanya. Aku tahu dia serius. Di matanya hanya ada aku, begitu juga di mataku. Hanya ada sosok cantik itu. Aku mengelus rambutnya yang panjang. “Mou ichido kikitai yo… aku ingin mendengarnya sekali lagi…” kataku sambil mendekati Boa. “Atashi Jaejung ga suki… aku suka Jaejung…” kata Boa. “Kikoenai… tidak dengar…” bisikku sambil mendorong Boa sampai terbaring di sofa. “I like you, Jaejung…” Tangan dingin Boa memegang lenganku. “More…” Aku menyibak rambut panjang yang tersangkut di wajahnya. “I need you, Jaejung…” Boa mengalungkan tangannya ke leherku. Aku bisa mendengar napasnya. “More…” Kini jarak kami hanya beberapa inchi. Mungkin Boa bisa merasakan detak jantungku. “I love you, Jaejung…” Boa menutup matanya. “I see…” Aku sudah mau menciumnya ketika… TOK TOK TOK!!! …seseorang mengetuk pintu. Boa mau bangkit untuk membukakan pintu, tapi aku menghalanginya. “Sssh… stay here…” bisikku di telinganya. Lalu tanpa mau mendengar ketukan lagi, tanpa mau mendengar suara lagi, tanpa peduli apapun lagi, aku dan Boa berciuman lagi untuk kesekian kalinya. Iie, kali ini berbeda. Ciuman yang lalu tidak bisa dikatakan sebagai ciuman. This is my real first kiss. “Jaejung-kun… siapa tadi?” tanya Boa pelan. “Shiranai… tidak tahu… mungkin sales… biasanya mereka datang pada jam-jam segini...” jawabku. “Apa sia sudah pergi…?” tanya Boa. “Shiruka… mana peduli…” aku mengelus kepalanya, tapi tiba-tiba dia bangkit duduk. Aku ikut duduk. Boa merapikan baju dan rambutnya. “Aku akan siapkan makan malam…” kata Boa. “Tapi kita belum makan siang,” kataku. “Hahaha, sou da ne. Iya juga. Shikatanai deshou? Apa boleh buat kan. Banyak yang terjadi dari tadi pagi,” kata Boa sambil berdiri dan berjalan ke dapur. Aku mengambil remote dan menyalakan TV untuk mencairkan suasana. Walaupun Boa sibuk dengan masakannya, dan aku menonton TV, tapi aku tahu kami berdua sama-sama tidak fokus pada kegiatan kami masing-masing. Tentu saja kami masih terbayang-bayang kejadian hari ini. Kalau dipikir-pikir rasanya cepat sekali. Baru tadi pagi aku cemburu karena Boa dan Yunho pergi kencan. Tapi sorenya kami sudah jadian. Kono sekai wa hen darou? Dunia ini sungguh aneh kan? 女の男の子 Senin paginya, tidak seperti biasa, aku merasa tidurku sangat nyenyak dan bahkan aku merasa segar ketika bangun tidur. Aku dan Boa berangkat sekolah seperti biasa. Seperti biasa, di perjalanan aku dihadang adik kelas, tapi sepertinya kali ini mereka tidak mengantar surat cinta. 女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

“Jaejung-sama!!!” panggil dua orang cewek sambil menghampiriku dan Boa. “Nani? Ada apa?” tanyaku. “Benarkah Jaejung-sama pacaran dengan Boa-senpai?” tanya mereka. Hah? Cepat sekali beritanya menyebar. Ini kan masih pagi. “Kalian tahu dari siapa?” tanyaku. “YUNHO-SENPAI!!!” jawab mereka bersamaan. Yappari! Sudah kuduga pasti Yunho yang bilang. Dasar! Aku melihat sekeliling. Yunho ada di depan gerbang bersama Junsu, Changmin dan Yuchun. Mereka berteriak-teriak ke semua orang yang masuk. “Jaejung-sama! Kotaenasai! Tolong jawab!” paksa cewek-cewek itu. Aku hanya tersenyum. “Kalau Yunho bilang begitu berarti benar begitu. Ja!” Aku menggandeng Boa dan berjalan ke pintu gerbang menghampiri Yunho-tachi. “… hontou da yo!!! Beneran! Yunho pacaran sama Boa!!!” kata Yuchun yang meyakinkan sekelompok cewek. “… yah, Jaejung orangnya nggak jujur sih, jadi aku tembak Boa duluan. Tapi karena aku baik jadi aku menyerahkan Boa pada Jaejung…” kata Yunho sambil menyibakkan rambutnya sok keren. “OI!!!” Aku menjitak kepalanya. Yunho menoleh dan malah nyengir. “Na, minna!!! Ini dia, Kim “ore-wa-onna-ga-kirai” Jaejung datang sama pacarnya!!!” teriak Yunho. Kuso!!! Aku menyeret Yunho dan Boa ke dalam sekolah dan bersembunyi di kelas. “Boa-chan!” panggil Yui sambil menghampiri kami. “Ah, Yui, ohayou!” “Bagaimana kemarin? Kalian sudah jadian?” tanya Yui antusias. “Sssh! Janggan keras-keras. Tadi saja belum sampai gerbang Jaejung sudah diserbu fansnya minta kejelasan,” kata Boa sambil meletakkan tasnya. “Sou! Mendokusai! Merepotkan sekali sih…” sambungku. “Ah, Yui, arigato na! Kau sudah banyak membantuku,” kataku. “Douitashimashite! Sama-sama. Ah Boa-chan, bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita rayakan jadianmu sama Jaejung-kun? Ne? Ah Yunho-tachi mou! Kalian juga ikut ya! Biar ramai. Nanti aku bawakan makanan—“ “Chotto, Yui-chan…” putus Boa. “Aku tidak bisa. Pulang sekolah aku ada klub dance,” kata Boa. “Kalau begitu kita mulai duluan. Ne, Jaejung-kun?” tanya Yui. “Eh, aku…” aku melirik Yunho. Sebenarnya aku ada janji mau membantu klub tenis Yunho. “Ii wa! Baiklah! Aku ikut,” kata Yunho. “Sudahlah, Jaejung-kun, sekali-kali kita bersenangsenang. Aku juga lagi malas kok.” “Demo, omae wa buchou darou? Tapi kamu kan kapten!” kataku. “Aaah mana peduli! Pokoknya nanti pulang sekolah kita kumpulkan semua makanan dan kumpul di apartemen Yunho. Na?!” kata Yunho. “Haaaai’!!!” seru Junsu-tachi dan Yui. Aku dan Boa berpandangan dan hanya bisa tersenyum. Aku bersyukur mempunyai teman seperti mereka. Saat istirahat, bahkan aku tidak berani keluar selangkah pun dari kelas. Adik-adik kelas teruuus saja datang menanyakan apakah aku pacaran dengan Boa. “Aaah, doushiyo ka naaa? Bagaimana ini? Jangan-jangan sebentar lagi aku bakal mati,” kata Boa saat istirahat. “Eh? Naze? Kenapa?” tanya Yuchun. “Dengan fans Jaejung yang sebanyak itu, aku tidak akan bisa pulang dengan aman kan?” kata Boa sambil menunjuk adik-adik kelas yang mengintip lewat jendela kelas. “Daijoubu. Ore ga mamoru kara. Tidak usah khawatir, aku akan selalu melindungimu,” kataku. 女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

“Hyu hyuuu!!!” teman-teman sekelas yang mendengar langsung menyorakiku. Kuso, apa aku salah bicara?! “Oh, Juliet!!!” Yunho berlutut dan mengarahkan tangannya ke Junsu yang tiba-tiba berubah jadi feminin-mode. “WATASHI WA ANATA GA MAMORU!!! ZUTTO!!! AKU AKAN SELALU MELINDUNGIMU!!!” teriak Yunho dengan nada puitis. “Romeooo… ANATA WO AISHITERU!!! AKU CINTA KAMU!!” kata Junsu sambil meninggikan suaranya—yang dari asalnya memang sudah tinggi—menjadi seperti perempuan. “Julieeet!!!” “Romeooo!!!” Lalu mereka berpelukan. Kimochiwaru! Menjijikkan! Semua yang ada di kelas bertepuk tangan melihat drama menjijikkan itu. Bahkan Boa juga ikut tertawa. Aku menjitak kepala Yunho dan Junsu. “Oi, jangan membuatku malu dong!” kataku. “Lho, yang bilang kan kamu. Kami hanya memperjelas. Na, Junsu?” kata Yunho. “Sou da yo! Benar!” “Maa ii. Percuma aku ceramah sampai mati pun kalian tidak akan mau mendengarkanku,” kataku sambil membuka-buka buku. “Ne, Jaejung-kun… nanti malam mau makan apa?” tanya Boa. “Hyu hyuuu… pengantin baru niiih!!!” teriak anak-anak sekelas. Oi, masa’ setiap kalimat mau mereka komentari sih? “Anata, nanti malam kamu mau makan apa???” tanya Junsu dengan nada cewek. (A/N : anata bisa berarti “kamu”. Tapi kalau dipakai istri buat suami, it means “hubby” ^^) “Apa saja boleh, asal istriku yang memasaknya…” kata Yunho sambil memegang tangan Junsu. “Yamete yo! Sudah, hentikan!” kataku sambil tertawa. 女の男の子 Pulang sekolah, aku pulang sendiri. Boa sedang ada kegiatan klub. Yunho-tachi masih mengumpulkan makanan untuk pesta. Sampai di rumah, aku merapikan ruang tengah, lalu mengeluarkan makanan yang ada di kulkas. Beberapa menit kemudian aku melepas seragamku dan melemparkannya ke sofa. Lalu aku menyalakan TV. TOK TOK TOK Hm, itu pasti Yunho-tachi. Aku bangkut lalu membukakan pintu. Ternyata baru Yui. “Oi, Jaejung-kun! Kau suka sekali sih bertelanjang dada!” kata Yui sambil meletakkan tas kresek besar. Aku membantu mengangkatnya. “Biarin,” jawabku singkat. “Ah, tutup pintunya!” Setelah menata makanan yang dibawa Yui—dan memakai kaos, kami duduk di sofa. “Ne, setelah aku dan Yunho pergi, apa yang kalian lakukan?” tanya Yui. “Nanimo… nggak ngapa-ngapain…” mana mungkin aku menceritakan tentang itu! “Usotsuki! Pembohong! Jadi begitu sikapmu pada orang yang sudah membantumu?” tanya Yui. “Hontou da! Benar, kami tidak melakukan apa-apa! Aku hanya menceritakan tentang masa kecilku, alasan kenapa aku membenci perempuan, lalu aku bilang kalau aku suka padanya,” ceritaku. Yui hanya mengangkat alis, masih tidak percaya. “Maa ii. Itu rahasia kalian,” kata Yui sambil membuka botol Pocari Sweat. Beberapa menit kemudian Yunho-tachi datang. CHAPTER 9 おしまい

女の男の子 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

Related Documents