Obesitas.docx

  • Uploaded by: Nancy Cynthia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Obesitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 434
  • Pages: 2
2.4 Obesitas Obesitas merupakan keadaan patologis, dimana terjadi penimbunan lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih,1995). Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji / fast food yang tersedia di gerai makanan. Selain itu, obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan bayi/anak (Ayu Ratu, 2011) Obesitas adalah penyakit multifaktorial yang diduga disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional (Ahima RS, 2000). Salah satu indikator biologis yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah leptin, dimana individu dengan jaringan lemak yang berukuran besar akan mengandung lebih banyak leptin dibandingkan dengan individu yang memiliki jaringan lemak yang lebih kecil.(Miner JL,2004). Perbedaan kadar leptin memiliki makna yang penting pada anak normal maupun pada anak obesitas. (Permatasari R, 2012; Mc. Donald RE, 2011)

2.4.1 Hubungan Obesitas dengan Karies Perubahan yang terjadi pada rongga mulut anak obesitas terutama terjadi pada saliva yaitu anak obesitas memiliki total protein saliva yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal. Kolonisasi S.mutans dapat dipengaruhi dan dikontrol oleh protein saliva dengan cara mengurangi adhesi awal bakteri ke permukaan gigi sekaligus menetralisir enzim ekstraseluler. Salah satu protein hormon dari saliva adalah leptin, leptin bekerja dengan dua cara yaitu dapat mencegah perlekatan antara S. mutans dengan gigi dengan menghambat polisakarida ekstraselular sehingga S. mutans tidak bisa berkembang dan menempel di permukaan gigi, dan leptin juga dapat menginduksi produksi sitokin yang mempengaruhi sistem imun dalam rongga mulut. Sitokin merupakan protein pembawa pesan kimiawi, atau perantara dalam komunikasi antar sel yang sangat poten. Sitokin berperan sebagai autocrine

hormone dan juga berperan dalam aktivasi sel T, sel B, monosit, makrofag, inflamasi dan induksi sitotoksisitas. sIgA merupakan produk dari mucosa immune system (MIS) yang terdiri dari limfosit T dan B. Hambatan kolonisasi S.mutans oleh sIgA secara in vitro, diperkirakan karena sIgA menghambat kerja GTF sehingga glukan tidak terbentuk, akibatnya tidak terjadi perlekatan kuman pada mekanisme pembentukan plak gigi. (Atzmaryanni E., 2013) Dalam penelitian yang terdahulu, anak obesitas selalu dikaitkan dengan kadar leptin, bahwa anak obesitas memiliki kadar leptin yang lebih tinggi dan indeks karies yang rendah daripada anak normal hal ini terjadi karena terdapat perubahan komposisi saliva dengan kadar leptin yang meningkat dan laju alir saliva yang lebih tinggi pada anak obesitas yang dapat mencegah awalnya perlekatan bakteri sehingga menyebabkan rendahnya insiden karies dibandingkan dengan anak normal. (Atzmaryanni E., 2013)

More Documents from "Nancy Cynthia"