Obesitas.docx

  • Uploaded by: Black Clover
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Obesitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,229
  • Pages: 12
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN OBESITAS

DOSEN PENGAMPU Hj. Jawiah, S.Pd, M.Kes DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 1. Afifah Tri Wahyuni (PO.71.20.1.17.002) 2. Audya Pansela (PO.71.20.1.17.008) 3. Ayu Anggraini (PO.71.20.1.17.010) 4. Gunawan (PO.71.20.1.17.023)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG DIII KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Laporan Pendahuluan A. Pengertian Obesitas Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. B. Klasifikasi Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok: 1. Obesitas ringan

: kelebihan berat badan 20-40%

2. Obesitas sedang

: kelebihan berat badan 41-100%

3. Obesitas berat

: kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)BMI Klasifikasi < 18.5 berat badan di bawah normal 18.5–24.9

Normal

25.0–29.9

normal tinggi

30.0–34.9

Obesitas tingkat 1

35.0–39.9

Obesitas tingkat 2

≥ 40.0 Obesitas tingkat 3

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Dengan Rumus: Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2 Rumus :BMI = b / t2 dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam meter. C. Komplikasi Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain: 1. Hipertensi. Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah. 2. Diabetes. Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan. 3. Dislipidemia. Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis. 4. Penyakit jantung koroner dan Stroke Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis. 5. Osteoartritis. Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi. 6. Apnea tidur. Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.

7. Asthma Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik. 8. Kanker Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat. 9. Penyakit perlemakan hati Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis. 10. Penyakit kandung empadu Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu. D. Etiologi Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan. E. Manifestasi klinis Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas : a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing.

b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk ganda. c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan. d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu. e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan trisebnya Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki. F. Patofisiologi Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang

berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya. G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain: 1. Gaya hidup Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat. Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlsssah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV. 2. Bedah bariatrik Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%. 3. Obat-obat anti obesitas Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap.

Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru. 4. Balon Intragastrik Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan. 5. Pintasan Usus Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.

H. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan metabolik atau endorin Dapat menyatakan ketidak normalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan pada insulin, hiperglikemi. Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia. 2. Pemeriksaan antropometrik Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.

Konsep Asuhan keperawatan dengan obesitas 1. Pengkajian a. Identitas Pasien Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register. b. Riwayat kesehatan Riwayat Kesehatan sekarang

: keluhan pasien saat ini

Riwayat Kesehatan masa lalu

: kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah

menderita obesitas. Riwayat kesehatan keluarga

:

kaji apakah ada ada di antara keluarga yang

mengalami penyakit serupa atau memicu Riwayat psikososial, spiritual

: kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,

kepercayaan c. Pemerikasaan fisik Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung. Sistem respirasi : Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang. Sistem muskuloskeletal :Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening d. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin) 2. Pola fungsi kesehatan

a. Aktivitas istirahat Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas. b. Sirkulasi Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi c. Makanan / cairan Mencerna makanan berlebihan d. Kenyamanan Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang belakang e. Pernafasan Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea f. Seksualitas Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul a. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang berlebih b. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri c. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial d. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma 3. Perencanaan Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.

Diagnosa 1 Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang berlebih. Tujuan : Kebutuhan nutrisi kembali normal Kriteria hasil : 

Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan



Menunjukan penurunan berat badan Intervensi :

1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien 2. Timbang berat badan secara periodik 3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat badan 5. Kolaborasi

dengan

dokter

dalam

pemberian

obat

penekan

nafsu

makan

(ex.dietilpropinion) Rasional : 1.

Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi

2.

Memberikan informasi tentang keefektifan program

3.

Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana

4.

Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal

5.

Penurunan berat badan

Diagnosa 2 Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri Tujuan : Menyatakan gambaran diri lebih nyata Kriterian hasil : 

Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme



Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri

Intervensi : 1. Beri privasi kepada px selama perawatan 2. Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut 3. Waspadai mitos px / orang terdekat 4. Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik 5. Waspadai makan berlebih 6. Kolaborasi dengan kelompok terapi Rasional : 1. Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri 2. Pasien mengungkapkan beban psikologisnya 3. Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan berat badan 4. Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya 5. Pola makan terjaga 6. Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi

Diagnosa 3 Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial

Tujuan : Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk Kriteria hasil : 

Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal

Intervensi : 1. Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial 2. Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien 3. Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.

Rasional :

1. Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien 2. Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi 3. Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan Diagnosa 4 Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma Tujuan : Mengembalikan pola napas normal Kriteria hasil : 

Mempertahankan ventilasi yang adekuat



Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain

Intervensi : 1. Awasi , auskultasi bunyi napas 2. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat 3. Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi 4. Ubah posisi secara periodik 5. Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain

Rasional : 1. Peranapasan

mengorok/

pengaruh

anastesi

menurunkan

ventilasi,

potensial

atelektasis, hipoksia 2. Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman 3. Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal 4. Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas

More Documents from "Black Clover"