I.
JUDUL PERCOBAAN
:Pembuatan n-butil asetat
II.
TUJUAN PERCOBAAN
:Mahasiswa diharapkan dapt memahami reaksi pembuatan n-butil asetat melalui reaksi esterifikasi
III.
TANGGAL PERCOBAAN :Jumat, 05 Mei 2017 pukul 08.00-13.00
IV.
DASAR TEORI Senyawa-senyawa ester scara komersial telah banyak diproduksi oleh industri. Salah satu diantaranya adalah ester asetat dari alkohol yang diperlukan untuk berbagai kegunaan misal etil butil, isopropil, dan amil asetat yang digunakan sebagai pelarut untuk selulosa nitrat (Abraham, 2010). Ester memiliki sifat fisik yang khas yaitu memberikan aroma atau bau yang wangi, beberapa ester memiliki aroma buah-buahan (Fessenden & Joan, 1986) Esterifikasi adalah perubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi esterifikasi dengan katalis asam merupakan reaksi yang reversibel (Parlan & Wahjudi, 2013)
As. karboksilat
Ester (Fessenden & Joan, 1986)
Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah struktur molekul dari alkohol suatu proses, dan konsentrasi katalis maupun reaktan (Hart, 2003) 1. Kereaktifan alkohol terhadap esterifikasi CH3OH > Primer > Sekunder > Tersier 2. Kereaktifan asam karboksilat terhadap esterifikasi HCOOH > CH3COOH > RCH2COOH > R2CHCOOH > R3CCOOH (Fessenden & Joan, 1986)
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 1
Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Secara umum laju reaksi esterifikasi memiliki sifat : 1. Alkohol primer beraksi paling cepat, kemudian alhohol sekunder, dan paling lambat alkohol tersier 2. Ikatan rangkap menghambat reaksi 3. Asam aromatik bereaksi lambat 4. Makin panjang rantai alkohol cenderung mempercepat reaksi atau tidak berpengaruh terhadap reaksi (Riswiyanto, 2009) Beberapa macam metode esterifikasi antara lain: Cara fischer Mekanisme reaksi esterifikasi ficher terdiri dari beberapa langkah: 1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen kargonol, sehingga meningkatkan nukleofilitas dari atom karbonil. 2. Atom karbon karbonil kemudian diserang atom oksigen dari alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium. 3. Terjadi pelepasan proton dari gugs hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks teraktivasi. 4. Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil yang diikuti pelepasan molekul air menghasilkan ester (Hart, 2003) Esterifikasi dengan asilhalida Asil halida merupakan turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asil halida biasanya dibuat dari asam dengan tionil klorida atau fosforus penta klorida.Asil halida bereaksi cepat dengan alkohol membentuk ester .
Benzil klorida
Metil benzoat
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 2
Esterifikasi antara asam karboksilat dengan conjugated diene Esterifikasi dengan menggunakan asam karboksilat dengan conjugated diene yang tidak disertai oksigen yang disertai katalis asam saat ini juga telah banyak dikembangkan. Hasil esterifikasi antara asam karboksilat dengan conjugated diene yang banyak dijumpai adalahn-butil asetat, 2-metil-2-butil butanoat, sikloheksana-3-yl-benzoat dan lainnya. N-Butil Asetat Senyawa n-butil asetat merupakan suatu ester dari asam asetat dan nbutanol. Senyawa tersebut dibuat melalui reaksi esterifikasi dan katalis asam kuat. Misalnya H2SO4 (Tim, 2017). N-butil asetat juga dikenal sebagai butil etanoat atau butil asetat merupakan salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan sebagai solven dalam produksi berbagai macam bahan kimia. N-butil asetat adalah ester yang tidak berwarna (cairan) yang mudah terbakar. Butil asetat bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan yang memberikan rasa dan bau khas seperti pisang yang biasa juga digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kue (Hart, 2003) V.
ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Gelas ukur 25 mL
1 buah
2. Gelas ukur 10 mL
1 buah
3. Labu dasar bulat
1 buah
4. Batu didih
1 buah
5. Spatula
1 buah
6. Gelas kimia 50 mL
1 buah
7. Cawan petri
1 buah
8. Corong pemisah
1 buah
9. Erlenmeyer 100 mL
1 buah
10. Pendingin refluks
1 buah
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 3
11. Statif dan klem
1 buah
Bahan
VI.
1. N-butanol
10 mL
2. Asam asetat glacial
30 mL
3. Asam sulfat pekat
2 tetes
4. Aquades
30 mL
5. NaHCO3
7 mL
6. Na2SO4
1,5 gram
ALUR PERCOBAAN 10 mL n-butanol Dimasukkan ke dalam labu dasar bulat Ditambahkan 1 butir batu didih Ditambahkan sedikit demi sediit 2 tetes H2SO4 pekat (dicatat mL) Ditambahkan 30 mL CH3COOH glassial Dipasang pendingin refluks Dipanaskan campuran pada suhu 90-100 ̊C selama 2 jam Didinginkan Dimsukkan campuran reaksi ke dalam corong pemisah Ditambahkan 30 mL air dan dikocok dengan kuat Dipisahkan
Filtrat (Lapisan bagian bawah)
Residu (Lapisan bagian atas)
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 4
Residu (Lapisan bagian atas) Ditambah 25 mL air Ditambahakn 7 mL NaHCO3 jenuh Dikocok Dipisahkan dengan corong pemisah
Filtrat
Residu Ditambah 1,5 gr Na2SO4 Dikocok dan disaring
Filtrat
Residu
Massa Eter Dihitung rendemennya % Rendemen
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 5
VII. HASIL PENGAMATAN No.
Prosedur Percobaan 10 ml n-butanol Dimasukkan kedalam labu dasar bulat Ditambahkan 2 butir batu didih Ditambahkan 3 tetes asam sulfat pekat tetes demi tetes Ditambahkan 30 mL CH3COOH glassial Dipasang refluks Dipanaskan campuran Campuran reaksi pada suhu 90-100 ̊C 2 jam dalam corong - selama Dimasukkan pisah - Ditambahkan air sebanyak 30 ml - Dikocok dengan kuat Lapisan Lapisan -bawah Dipisahkan larutanatastersebut, dimana ester
lapisan atas adalah (ester)
Hasil Pengamatan Sebelum: Larutan
Dugaan/Reaksi Reaksi yang terjadi pada n-
n-butanol: percobaan
merupakan direaksikan
tidak reaksi esterifikasi
larutan
asam
berwarna Larutan
H2SO4
pekat: larutan
- C4HgOH(aq)
+
CH3COOH(aq) ↔
O ║ Batu didih :bulat, CH3-C-O-(CH2)3CH3(aq) + H2O(aq) berwarna putih
Larutan
tidak
berwarna Air : larutan tidak berwarna Larutan
NaHCO3
jenuh : larutan tdak
- Na2SO4(s) + xH2O(l)
glacial
menghasilkan
n-butil
asetat yang merupakan esterifikasi
dengan katalis H2SO4 pekat. Massa dihasilkan
→ Na2SO4.xH2O
dengan
asetat
reaksi
tidak berwarna
CH3COOH glasial:
Kesimpulan butyl alkohol
ester
yang
sebesar 5,6
gram - NaHCO3(aq)
+
CH3COOH(aq)
→ Rendemen
CH3COONa(aq)
+ dihasilkan
CO2 ↑ + H2O(l)
memiliki
yang 44% bau
dan seperti
pisang yang menyengat.
berwarna Kristal Kristal
Na2SO4
:
berwarna
putih LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 6
-Dimasukkan dalam erlemeyer
Lapisan atas
tetes H2SO4 pekat =
- Ditambah 7 ml NaHCO3 jenuh
10 ml n-butanol + 3
larutan tak berwarna
tetes H2SO4 pekat +
- Dikocok
30 ml asam asetat
-Dipisahkan dengan corong pisah Lapisan bawah
glacial = larutan tak
- Ditambahkan 1,5 gram Na2SO4 anhidrat
- Disaring
10 ml n-butanol + 3
- Ditambahkan 25 ml air
- Dimasukkan dalam erlemeyer
- Dikocok
Sesudah:
berwarna Larutan dipanaskan = larutan berwarna kekuningan jernih Larutan dituangkan ke
dalam
corong
pisah + 30 ml air = terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas (ester) berwarna
kuning
seperti
minyak,
lapisan
bawah
larutan
tidak
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 7
berwarna Ester + 25 ml air + 7 Filtrat
Filtrat
ml
NaHCO3
larutan - Ditimbang massanya - Dihitung rendemen nbutil asetat
=
berwarna
putih keruh Dikocok = terdapat 2 lapisan. Lapisan atas larutan
berwarna
kekuningan jernih Rendemen n-butil asetat
Lapisan
bawah
larutan
tidak
berwarna Residu = berwarna putih Filtrat =
berwarna
kuning jernih Ditimbang
massa
ester = 5,6 gram Bau yang dihasilkan seperti pisang yang menyengat
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 8
VIII. ANALISIS PEMBAHASAN Percobaan pembuatan n-butil asetat bertujuan untuk memahami reaksi pembuatan ester nbutil asetat melalui reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi merupakan proses pembuatan ester dari reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Ester memiliki sifat fisik yang khas yaitu memberikan aroma atau bau wangi. Dalam pembuatan n-butil asetat senyawa asam karboksilat dan alkohol yang direaksikan yaitu asam asetat dan n-butanol. ketika asam asetat dan alkohol dipanaskan maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air. Ester dan air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu asam asetat maupun n-butanol. Dengan kata lain n-butil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam maupun basa menghasilkan asam asetat atau n-butanol kembali. Dengan adanya katalis H2SO4 pekat ini dapat menghambat hidrolisis. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut. C4H9OH (aq) + CH3COOH (aq) + H2SO4 (aq) C4H9COOCH3 (aq) + H2O (l) n-butanol
Asam asetat
n-butil asetat
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan 10 mL n-butanol (larutan tak berwarna), lalu dimasukkan kedalam labu dasar bulat yang sebelumnya telah ditambahkan 1 butir batu didih. Batu didih ini berfungsi agar ketika larutan dipanaskan tidak terjadi bumping (timbulnya letupan-letupan) pada larutan karena panas. Selain itu batu didih berfungsi agar panas dapat menyebar secara merata. Kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit 3 tetes H2SO4 pekat tidak berwarna. Penambahan H2SO4 dilakukan di dalam ruang asam, dikarenakan H2SO4 bersifat korosif. Adapun peran dari H2SO4 pekat adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi dengan cara memberikan jalan lain yang energi aktivasinya rendah. Selain itu juga H2SO4 pekat berperan sebagai penghidrasi dalam reaksi tersebut. Selanjutnya larutan ditambah 30 mL asam asetat glacial yang tidak berwarna dan berbau berbau menyengat, campuran larutan menjadi tidak berwarna. Asam asetat glasial berperan sebagai asam karboksilat dalam pembuatan ester pada percobaan ini. Langkah selanjutnya yaitu merangkai pendingin refluks dengan labu dasar bulat dipasang pada statif. Lalu selang dipasang pada lubang pendingin refluks sehingga air dapat dialirkan. Selanjutnya labu dasar bulat dipanaskan menggunakan heating mantel pada suhu 90-100oC selama kurang lebih 2 jam. Pemanasan ini berlangsung lama karena LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 9
karena semakin lama waktu reaksi berlangsung maka kesempatan molekul-molekul untuk bertumbukan menjadi lebih sering sehingga n-butil asetat yang diperoleh semakin banyak. Refluks merupakan metode pemanasan yang tidak mengurangi massa dan energi dari sistem reaktor. Hal ini terjadi karena uap hasil pemanasan mengalami pendinginan di kondensor sehingga terkondensasi kembali menjadi cairan dan masuk kembali kereaktor, sehingga lebih efisien. Setelah ±2 jam campuran yang telah direfluks menghasilkan larutan berwarna kuning, serta tercium aroma menyengat seperti pisang yang menandakan adanya ester. Kemudian refluks dihentikan dan campuran didinginkan dengan cara memdiamkannya pada suhu ruang atau membasahi kain lalu menempelkannya kepermukaan labu dasar bulat agar mempercepat proses pendinginan. Setelah dingin hasil esterifikasi tersebut dimasukkan kedalam corong pemisah. Pemisahan ini dilakukan karena n-Butil asetat yang dihasilkan masih belum murni, karena masih terdapat pengotor seperti asam sulfat (H2SO4), sisa asam asetat maupun sisa n-butanol, dan air sehingga perlu melakukan pemurnian. Setelah dimasukkan kedalam corong pisah, langkah selanjutnya yaitu menambahkan 30 ml akuades dan terbentuk 2 lapisan. Penambahan akuades ini bertujuan untuk memisahkan air dan zat-zat pengotor lain yang dihasilkan dari proses esterifikasi. Akuades dipilih untuk pemisahan karena air merupakan senyawa polar sedangkan ester merupakan senyawa organic yang bersifat nonpolar, sehingga senyawa ester yang dihasilkan tidak dapat larut dalam air sedangkan pengotornya dapat larut dalam air, sehingga diperoleh senyawa ester yang murni. Langkah selanjutnya yaitu mengocok corong pisah dengan kuat dengan menggerakkan corong pisah satu arah, serta sesekali dibuka krannya agar gas CO2 dapat keluar. Pengocokan ini menghasilkan larutan 2 lapis, yaitu lapisan atas lapisan atas ialah ester yang berupa larutan yang berwarna kuning (-) dan lapisan dibawah adalah air yang tidak berwarna dan sedikit keruh yang mungkin masih mengandung asam asetat glasial dan H2SO4. Ester berada dilapisan atas karena berat jenis air lebih besar daripada ester. Metode ini disebut dengan metode ekstraksi. Setelah dikocok campuran didiamkan beberapa saat agar larutan benar-benar terpisah. Setelah itu lapisan bawah dipisahkan dengan cara membuka kran lalu menampungnya kedalam gelas kimia. Sedangkan lapisan atas ditambahkan 25 ml akuades, lalu ditambah NaHCO3 jenuh dan tutup dengan segera, karena LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 10
penambahan NaHCO3 jenuh menimbulka reaksi. Fungsi penambahan NaHCO3 jenuh bertujuan untuk menghilangkan kelebihan asam asetat yang kemungkinan masih ada dalam lapisan ester. Ion HCO3- dari larutan NaHCO3 jenuh dapat mengikat H+ dari larutan asam sehingga membentuk gas CO2 dan H2O. Kemudian corong pemisah dikocok dengan kuat. Setelah dikocok kran dibuka untuk menghilangkan gas CO2. Pengocokan dilakukan lagi sampai gas habis. Reaksi dengan NaHCO3 adalah sebagai berikut: CH3COOH (aq) + NaHCO3 (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l) + CO2 (g) Setelah itu campuran didiamkan beberapa saat menghasilkan larutan 2 lapis yaitu lapisan atas merupakan ester yang berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna keruh. Lapisan bawah dipisahkan dan ditampung dalam Erlenmeyer, sedangkan lapisan atas dimasukkan kedalam gelas kimia. Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan 1 gram Na2SO4 berupa serbuk putih lalu menempatkannya kedalam cawan. Selanjutnya memasukkan lapisan ester kedalam cawan menghasilkan campuran berwarna kuning dan endapan putih. Penambahan Na2SO4 berfungsi untuk menghilangkan air dari ester, karena Na2SO4 bersifat menyerap air (dehidrator) sehingga nantinya n-butil asetat yang dihasilkan murni. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut : Na2SO4(s) + 7H2O (l) → Na2SO4.7H2O(s) Selanjutnya campuran didekantasi untuk memisahkan larutan dengan padatan dengan cara menuangkan cairan perlahan-lahan kedalam gelas kimia, sehingga endapan tertinggal didasar cawan. Larutan hasil dekantasi ini merupakan n-butil asetat yang berupa larutan kuning dan berbau menyengat seperti pisang busuk. Kemudian larutan ini ditimbang, sehingga diperoleh massa ester sebesar 5,6 gram. Massa ini digunakan untuk menghitung massa ester hasil
rendemen dengan persamaan % rendemen = massa ester perhitungan × 100%, sehingga dihasilkan rendemen sebesar 44 %.
IX. KESIMPULAN
Pembuatan ester n-butil asetat dapat dilakukan melalui proses esterifikasi, yaitu suatu reaksi reversibel antara asam karboksilat (CH3COOH glasial) dengan suatu senyawa
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 11
alkohol (n-butanol) yang berkatalis asam (H2SO4 pekat) menghasilkan suatu ester (n-butil asetat) yang memiliki aroma seperti pisang yang menyengat.
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diperoleh massa ester = 5,6 gram dan rendemen yang dihasilkan sebesar 44 %.
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 12
X.
Jawaban Pertanyaan 1. Tuliskan mekanisme reaksi pembentukan n-butil asetat! Jawab : Senyawa n – butil asetat merupakan suatu ester dari n-butanol (C4H10O)dan asam asetat glasial (CH3COOH) Senyawa tersebut dibuat melalui reaksi esterifikasi dengan katalis asam kuat, misal H2SO4 pekat.
2. Termasuk reaksi apakah reaksi di atas ? Jawab : Reaksi diatas merupakan Reaksi Esterifikasi 3. Apakah fungsi asam sulfat, dan dapatkah asam sulfat tersebut diganti dengan asam lainnya ? Jelaskan! Jawab : Fungsi H2SO4 pekat adalah sebagai katalis sehingga mempercepat tercapainya kesetimbangan. Selain
itu untuk
mencegah terjadinya
hidrolisis
saat
terjadi
kesetimbangan. H2SO4 dapat diganti dengan asam kuat lainnya seperti HCl dengan catatan konsentrasi yang dimiliki sama. 4. Jelaskan fungsi penambahan NaHCO3 jenuh dan MgSO4 anhidrat! Jawab : Fungsi penambahan NaHCO3 jenuh adalah untuk menghilangkan sisa asam dari penambahan H2SO4 dan menghilangkan pengotor-pengotor yang lain dengan membentuk gas CO2 apabila bereaksi dengan n-butanol dan asam asetat glasial. Fungsi penambahan MgSO4 anhidrat adalah untuk mengikat air yang masih terdapat pada ester yang dihasilkan dengan membentuk garam hidrat. 5. Sebutkan bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai pengganti MgSO4! Jawab : Bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai pengganti yaitu : -
Na2SO4.XH2O
-
CaSO4.XH2
- CaCl2.XH2O
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 13
LAMPIRAN FOTO No. 1.
2.
Alur Kerja Disiapkan alat-alat praktikum sebelum melakukan percobaan
Gambar
Disiapkan bahanbahan sebelum melakukan percobaan
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
-
Keterangan Erlenmeyer Gelas ukur Corong pemisah Pendingin refluks Labu dasar bulat Corong kaca Batu didih Spatula dan pipet tetes Cawan Gelas kimia Heating mantle Cawan porselin
- n-butanol (C4H10O) - Asam asetat glasial (CH3COOH) - H2SO4 pekat 96-98% - Larutan NaHCO3 jenuh - Na2SO4 kristal - aquades
Page 14
3.
Disiapkan nbutanol dan diukur 10 mL menggunakan gelas ukur
- Larutan n-butanol : tidak berwarna
4.
batu didih dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
- batu didih : berwarna putih
5.
10 mL Larutan nbutanol dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
- Larutan tidak berwarna
6.
Larutan n-butanol ditambahkan 2 tetes Larutan H2SO4 pekat
- Larutan H2SO4 pekat : tidak berwarna
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 15
7.
Disiapkan CH3COOH glasial dan diukur 30 mL menggunakan gelas ukur
- Larutan CH3COOH glasial : tidak berwarna
8.
Larutan nbutanol+H2SO4 pekat ditambahkan 30 mL CH3COOH glasial
- Larutan nbutanol+H2SO4 pekat+CH3COOH glasial : larutan tidak berwarna
9.
Dirangkai alat untuk proses esterifikas
- Dipasang pendingin refluks
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 16
10.
Campuran larutan n-butanol dan H2SO4 pekat serta CH3COOH glasial dipanaskan menggunakan heating mantle
- Dipanaskan selama 2 jam sehingga terbentuk ester
11.
Larutan ester yang terbentuk didinginkan dengan kain yang dibasahi
- Larutan ester berwarna kecoklatan
12.
Larutan ester yang terbentuk disaring
- Disaring dengan kertas saring sebanyak 3 kali karena ester yang terbentuk tercampur dengan karet ban yang meleleh
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 17
13.
Ester yang telah disaring dimasukkan dalam corong pisah
- Ester berwarna coklat
14.
Disiapkan aquades dan diukur 30 mL menggunakan gelas ukur
- Aquades : tidak berwarna
15.
30 ml Aquades ditambahkan ke dalam corong pemisah yang berisi ester
- Terbentuk 2 lapisan yang belum terpisah sempurna
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 18
16.
Kemudian larutan ester+aquades tersebut dikocok dengan kuat
- Larutan bercampur kemudian membentuk 2 lapisan yang terpisah
17.
Setelah larutan ester+aquades dikocok
- Terbentuk 2 lapisan kembali, lapisan atas berwarna kecoklatan (fasa organik), lapisan bawah tidak berwarna (fasa air)
18.
Larutan ester dipisahkan dengan corong pemisah
- Filtrat : aquades (lapisan bawah) - Residu : ester (lapisan atas)
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 19
19.
25 mL aquades ditambahkan ke dalam corong pemisah yang berisi larutan ester
- Aquades : tidak berwarna
20.
Disiapkan larutan NaHCO3 jenuh dan diukur 7 mL menggunakan gelas ukur
- Larutan NaHCO3 jenuh : tidak berwarna
21.
Larutan ester+aquades ditambahkan 7 mL larutan NaHCO3 jenuh
- Terbentuk 2 lapisan
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 20
22.
Larutan ester+aquades serta larutan NaHCO3 jenuh dibiarkan bereaksi terlebih dahulu setelah itu, dikocok dengan kuat
- Larutan bercampur kemudian membentuk 2 lapisan kembali
23.
Setelah larutan ester+aquades serta larutan NaHCO3 jenuh dikocok
- Terbentuk 2 lapisan kembali, lapisan atas berwarna kecoklatan (fasa organik), lapisan bawah berwarna putih keruh (fasa air)
24.
Larutan ester dipisahkan dengan corong pemisah
- Filtrat : larutan putih keruh (lapisan bawah) - Residu : larutan berwarna kecoklatan (lapisan atas)
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 21
25.
2,5 gram kristal Na2SO4 ditimbang menggunakan neraca empat lengan
- Kristal Na2SO4 : berwarna putih
26.
2,5 gram Kristal Na2SO4dicampur dengan ester hasil pemisahan
- Campuran ester dan Na2SO4
27.
Menimbang gelas kimia kosong
- Massa gelas kimia kosong
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 22
28.
Dekantasi campuran ester dan Na2SO4
- Memisahkan ester dan kadar air dalam ester (dengan penambahan Na2SO4) ke dalam gelas kimia yangtelah diketahui massanya untuk menghitung massa ester yang didapat
29.
Hasil pemisahan ester dengan Na2SO4
- Dalam cawan petri : Na2SO4dan kadar air dalam ester - Dalam gelas kimia : ester
30.
Menimbang massa ester
- Massa ester
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 23
31.
Menyimpang ester yang dihasilkan ke dalam botol penyimpanan
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
- Ester hasil percobaan
Page 24
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui
: 𝑉𝑛−𝐵𝑢𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 10 mL
Mr n-butanol = 74 g/mol
Massa butanol = 𝜌 . V = 0,81000 gram/ml x 10 ml = 8,100 gram Mol butanol =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑀𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
8,00 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 74 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0,1095 mol
𝑉𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 = 20 mL
Mr CH3COOH = 60g/mol
Massa CH3COOH = 𝜌 . V = 1,05 gram/ml x 30 ml = 31,5 gram Mol butanol =
Ditanya
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CH3COOH 𝑀𝑟 CH3COOH
31,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 60 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0,525 mol
:
1. massa n-butil asetat…..? Persamaan Reaksi
:
m:
0,525 mol
0,1095 mol
r:
0,1095 mol
0,1095 mol
s:
0,4155 mol
_
-
0,1095 mol
0,1095 mol
0,1095 mol
0,1095 mol
+
mol n-butil asetat = 0,1095 mol Massa n-butil asetat = mol x Mr = 0,1095 mol x 116 gram/mol = 12,702 gram 2. Menghitung rendemen n-butil asetat Diketahui :
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 25
Massa ester percobaan = massa gelas kimia akhir – awal = 32,2 – 26,6 = 12,702 gram Massa ester teoritis = 12,702 gram Ditanya : Massa rendemen ….? Jawab : Massa rendemen =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
x 100%
5,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12,702 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100% = 0,44 x 100% = 44%
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 26
DAFTAR PUSTAKA Abraham. (2010). Penuntun Kimia Organik II. Kendari: Universitas Haluloen. Fessenden, R. J., & Joan, S. F. (1986). Kimia Organik Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Hart, H. (2003). Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. (Terjemahan oleh Suminar Achmadi) Jakarta: Erlangga. Parlan, & Wahjudi. (2013). Kimia Organik I. Malang: IMSTEP. Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Tim Dosen Kimia Organik. (2017). Penuntun Praktikum Kimia Organik1. Surabaya: Kimia,Fmipa UNESA.
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK “PEMBUATAN n-BUTIL ASETAT”
Page 27