Mungkinkah Aceh Berkembang Secepat Quebe

  • Uploaded by: Nazaruddin Musa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mungkinkah Aceh Berkembang Secepat Quebe as PDF for free.

More details

  • Words: 1,100
  • Pages: 5
Mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? (Oleh: Nazaruddin Musa)

Ternyata banyak sekali kemiripan antara Quebec dan Aceh. Inilah kesan penulis setelah melakukan penelitian singkat tentang sejarah revolusi di Quebec. Namun Quebec yang merupakan salah satu provinsi di Canada,

jauh

lebih

maju. Sehingga

muncul

pertanyaan:

Dengan

memanfaatkan banyak kesamaan, mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? Secara historis, Quebec dan Aceh keduanya merupakan provinsi yang

memiliki tingkat kontroversial politik tertinggi dalam sejarah

negaranya masing-masing. Dengan kata lain, keduanya pernah memiliki keinginan kuat untuk memisahkan diri dari negara induknya. Khususnya lagi, penyebab dan isu kemerdekaan yang pernah disuarakan di kedua provinsi

inipun

tidak

jauh

berbeda,

yaitu

sebagai

akibat

adanya

diskriminasi dan keinginan hidup mandiri dengan budaya mereka masingmasing Claude Bélanger dalam “Three pillars of Survival” menguraikan bahwa

isu

kemerdekaan

yang

disuarakan

(keimanan), language (bahasa) dan

di

Quebec

adalah

faith

Institutions (institusi) ” (Notre foi,

notre langue, nos institutions/ our faith, our language, our institution)”. Intinya, mereka ingin mempertahankan kepercayaan mereka (Roman Catholic), mempertahankan bahasa Perancis sebagai bahasa agama mereka (the guardian of faith), serta penguasaan institusi-institusi sebagai penjamin terhadap exsistensi

kedua pilar lainya, faith dan language.

Mereka berkeyakinan bahwa selama masyarakatnya masih berpegang teguh pada pilar-pilar tersebut, maka mereka akan tetap eksis sebagai bangsa yang memiliki keunikan dari warga Amerika Utara lainnya. Meskipun dalam

beberapa sisi historis, antara Aceh dan Quebec

memiliki banyak kesamaan, namun perbedaan yang sangat mencolok terlihat pada bentuk respon negara induknya terhadap isu kemerdekaan di Mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? /Nazaruddin Musa

Page 1

kedua provinsi ini. Pemerintah Canada merespon isu tersebut dengan cara sangat persuasif. Mereka menyadari kalau ini adalah bola saju (snowball) yang harus diantisipasi secara cepat dan akurat. Sementara pemerintah Indonesia waktu itu, meresponnya dengan cara yang sangat represif, karena menganggap isu itu sebagai ”virus” yang mematikan. Meskipun akhirnya disadari kalau ternyata itu bukan cara terbaik. Semoga saja lembaran hitam sejarah Aceh ini bisa ditutup rapat dan membuka halaman baru Aceh yang lebih terang. Didasarkan pada banyak kesamaan di atas, maka untuk memulai halaman baru Aceh, sepertinya tidak keliru apabila kita melihat juga bagaimana cara pemerintah Quebec bangkit dalam mengembangkan provinsinya. Hal ini menarik karena perubahan di Quebec terjadi begitu dahsyat, dan

dalam waktu relatif singkat (1960-1966). Sampai-sampai

gerakan revolusi di Quebec ini mengagetkan pemerintah Federal Canada dan membuat iri provinsi-provinsi lain di Amerika Utara ini. Pada prinsipnya, revolusi di Quebec merupakan kompensasi dari tuntutan kemerdekaan yang terjadi pada era 1960an. Fenomena ini kemudian direspon oleh pemerintah Canada dengan melibatkan para politikus

untuk

memediasi

dan

mencari

solusi

terbaik

terhadap

permasalahan tersebut. Jean Lesage, salah seorang tokoh dari Partai Liberal yang menggantikan pemerintahan lama Maurice Duplessis adalah pahlawan dalam sejarah revolusi ini. Dengan pendekatan yang tenang, simpatik serta

semangat

perubahan yang tinggi, akhirnya mampu

meredam derasnya arus tuntutan kemerdekaan di Quebec. Inilah awal dari periode perubahan besar-besaran di Quebec yang dikenal dengan”The Quiet Revolution”(Bélanger,1999). Ada beberapa rahasia keberhasilan pemerintahan baru Lesage dalam merevolusi Quebec. Pertama, apa yang mereka lakukan adalah menunjukkan semangat dan tekad serta

keseriusan pemerintahannya

untuk merubah Quebec. Kedua, membangun semangat kebersamaan Mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? /Nazaruddin Musa

Page 2

kepada seluruh warga Quebec. Dalam hal ini, pemerintah baru Quebec mengkampanyekan kembali langkah-langkah dan agenda perubahan yang akan dilakukan. Dengan cara ini, rakyat merasa dihargai oleh pemimpinya yang telah mereka pilih. Hasilnya, semua lapisan masyarakat Quebec ikut berpartisipasi

menyukseskan

mereka tahu bahwa semua

program-program

pemerintah,

karena

itu adalah untuk kepentingan mereka dan

generasi baru Quebec. Lebih jauh, René Durocher dalam artikelnya “The Quiet Revolution” menyebutkan bahwa dengan semangat

It's time for a change.! dalam

waktu dua tahun pemerintahan baru Lesage mampu merancang fondasi (platform) revolusi yang sangat kuat di Quebec. Langkah ketiga yang dilakukan pemerintah adalah mendata dan menganalisa segala persoalan di Quebec. Kemudian, semua perencanaan itu dikaji dan didiskusikan secara mendalam dengan para pakar lokal Quebec. Pemerintah mendata dan memanggil semua pakar dalam berbagai bidang, dimanapun mereka berada untuk pulang membangun Quebec. Konsequensinya, dalam waktu dua tahun pertama pemerintah baru ini telah mampu melakukan beberapa gebrakan

awal

(fundamental),

diantaranya

mereformasi

sistem

pengelolaan keuangan daerah, membatasi pengeluaran dana pemilu, mereformasi

sistem

pemilu

yang

lebih

representatif

agar

dapat

mengakomodir seluruh suara masyarkat, termasuk menurunkan batas usia pemilih dari 21 menjadi 18 tahun. Ternyata, semua itu

bukanlah sebatas retorika dan agenda

pemerintah baru Lesage, dalam masa dua tahun pemerintah ini mampu mendongkrak pertumbuhan pendapatan daerah dari

745 juta dolar

menjadi 2.2 milyar dolar. Singkatnya, dalam masa enam tahun Quebec

mampu

disulap

menjadi

salah

satu

propinsi

yang

propinsi sangat

diperhitungkan di antara propinsi-propinsi lain di Canada. Memang

hubungan

antara

pemerintah

daerah

Quebec

dan

pemerintah federal Canada selama periode ”the Quiet revolution” tidak begitu mesra. Hal tersebut karena pemerintahan baru Lesage terkadang Mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? /Nazaruddin Musa

Page 3

sedikit batat alias tidak selalu sependapat dengan pemerintah pusatnya. Namun menariknya, hal ini dapat dimaklumi oleh pemerintah Canada, kalau ”anaknya” sedang sangat serius membangun ”rumah kecil” mereka sendiri. Mereka sadar kalau ”anaknyalah” yang tahu persis bagaimana keinginan ”keluarga” mereka mau hidup. Sifat permissive pemerintah induk ini ternyata juga membawa dampak

positif

bersemangat

dalam

dan

hal

kreatif

ini.

dalam

Pemerintah

daerah

memikirkan

dan

menjadi

lebih

mengembangkan

program-program daerahnya. Dengan kata lain, kelonggaran yang didapat itu tidak disia-siakan, tetapi diisi dengan tekad dan semangat perubahan dalam

berbagai

aspek

kehidupan

yang

sesuai

dengan

kultur

masyrakatnya. Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa, Semangat, Sepakat, Serius, Skill dan Saling menghormati (5S) merupakan satu rangkaian faktor penggerak (generating factors) yang sangat diperlukan dalam sebuah proses perubahan. Faktor ini juga sepertinya perlu dianalisa kembali dalam konteks perubahan Aceh hari ini. Terutama karena masih terkesan lambannya laju perubahan (reformasi dan rekonstruksi) yang terjadi di Aceh. Artinya perlu dilihat kembali apakah ke lima faktor di atas sudah terbangun dan terjalin dengan baik atau belum. Oleh

karena

mengawali

agenda

tahun

2008 ini,

sebaiknya

pemerintah dan masyarakat Aceh perlu perlu menjadikannya sebagai momontum evaluasi dan introspeksi, untuk memastikan apakah benar pemerintah baru IRNA (Irwandi-Nazar) masih memiliki semangat dan keseriusan dalam membangun Aceh?, memastikan apakah benar apa yang sedang dan akan di bangun pemerintah merupakan hasil kesepakatan masyarakat

Aceh?,

memastikan

apakah

benar

pemerintah

telah

memaksimalkan pemanfaatan keahlian (skills) para pakar daerah sebagai local assets dalam berbagai bidang? Memastikan apakah benar kita telah membangun rasa saling hormat menghormati, baik personal antar masyarakat maupun eksternal kelembagaan. Faktor ini adalah sangat Mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? /Nazaruddin Musa

Page 4

penting sebagai penjamin terhadap eksistensi ke empat faktor S lainnya. Karena akan sangat mustahil bisa melahirkan semangat, sepakat serius, skills tanpa diawali rasa saling hormat menghormati. Penulis optimis, jika kesemua faktor tersebut diatas

sudah

terbangun dan terjalin dengan baik di Aceh, maka tidak mustahil Aceh juga akan bisa berkembang secepat dan sehebat Quebec. Semoga!

Mungkinkah Aceh berkembang secepat Quebec? /Nazaruddin Musa

Page 5

Related Documents

Negara Berkembang
October 2019 39
Mungkinkah Syiah
October 2019 43
Kerajaan Aceh
November 2019 55
Negara Maju Dan Berkembang
November 2019 52

More Documents from "umar"