Mukjizat Al-qur'an.docx

  • Uploaded by: Asna Musharofah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mukjizat Al-qur'an.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,177
  • Pages: 9
MUKJIZAT AL_QUR’AN LATAR BELAKANG Kehadiran al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, merupakan sebuah Maha Karya yang Agung dari Allah Swt sebagai sebuah landasan dan pedoman hidup manusia. Yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Dengan kedatangan al-Qur’an dari Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw merupakan penyempurna terhadap kitabkitab sebelumnya. Ini merupakan bukti kemukjizatan al-Qur’an yang tiada seorangpun yang dapat menirunya dan mendatangkan hal semisal dengannya. Al-Quran menantang orangorang Arab yang meragukan kebenaran al-Qur’an untuk membuat hal yang serupa dengan alQur’an, Allah Swt berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 23       









          Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.1 Sebagai mukjizat bagi kerasulan Muhammad saw Al-qur’an sangat luar biasa baik mengenai informasi2 ghaib yang disampaikannya, isyarat-isyarat ilmiahnya, maupun gagasan bahasanya yang sangat memikat menurut para ahli bahasa Arab. Semua ini dapat melemahkan para penentang kerasulannya. Mukjizat Al-Qur’an nampak dalam ramalan-ramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti kebenarannya. Dalam makalah ini penulis akan mencoba memberikan gambaran secara umum mengenai pengertian, pembagian mukjizat, kadar mukjizat, segi kemukjizatannya, SYARAT-

SYARAT DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA MUKJIZAT,serta pendapat para ulama dah hikmah mukjizat al-Qur’an.

A. PENGERTIAN MUKJIZAT AL-QUR’AN Dalam B. Arab kata yang biasa digunakan adalah istilah I’jaz al-qur’an atau mu’jizat al-qur’an . I’jaz (Kemukjizatan) bermakna melemahkan. I’jaz Al-qur’an bisa bermakna upaya 1

Al-qur’an.

1

pengokohan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang mampu melemahkan berbagai tantangan untuk penciptaan karya yang sejenis. Jadi, al-qur’an sebagai mukjizat berarti bahwa al-qur’an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tantangan manusia yang berusaha menciptakan karya yang serupa.2 Adapun kata mukjizat dalam kamus besar B indonesia berarti kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia3. Dalam kaitannya dengan fungsi kerasulan dan kenabian Muhammad saw terhadap umatnya, kemukjizatan al-qur’an tersebut berarti memperlihatkan kebenaran kerasulan dan fungsi kenabiannya, serta kitab suci yang dibawanya untuk memperlihatkan kekeliruan bangsa arab yang menentangnya karena tantangan-tantangan yang dilontarkan Allah swt dalam al-qur’an tidak dapat mereka yakini. Mukjizat hanya dimiliki hanya oleh para Nabi sebagai pemberian Allah untuk menghadapi para penentangnya, dan memperlihatkan kebenaran kerasulan serta kenabiannya sehingga ajaran dan nilai yang dibawanya dapat diterima oleh umat manusia4. PEMBAGIAN JENIS MUKJIZAT 1. Mu’jizat indrawi( Hissiyyah) ialah yang dapat dicapai oleh panca indra. Mu’jizat ini sengaja ditunjukan atau diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka yang tidak bisa menggunakan kecerdasan fikirannya. Seperti Nabi Isa yang dapat menghidupkan orang meninggal, menyembuhkan orang yang sakit buta dengan izin Allah. 2.

Mu’jazat Rasional (‘aqliyah) ialah mu’jizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan

kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan pikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mu’jizat ini melainkan orang yang berfikir sehat, bermata hati, berbudi luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan berfikirnya dengan jernih serta jujur. Seperti kemukjizatan al-qur’an yang tidak dapat berakhir dengan wafatnya Rasulullah. Al-qur’an tetap menentang siapa saja yang ingin dan berusaha untuk menyainginya, termasuk generasi manusia setelah Rasul. Bahkan umat manusia hari ini, esok, dan terus sampai hari akhir. 5 B.KADAR KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

2

Ahmad Izzan, “Ulumul Qur’an”,(Bandung: Tafakur, 2011), 140. Kamur besar bahasa indonesia 4 Ahmad Izzan, “Ulumul Qur’an”,(Bandung: Tafakur, 2011), 140. 3

Said Agil Husin Al Munawar, “Al-Qur’an membangun tradisi kesalehan hakiki.” (Ciputat: PT.Ciputat Press. 2005), 30. 5

2

1. Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa kemukjizatan itu berkaitan dengan keseluruhan al-qur’an, bukan dengan sebagiannya, atau dengan setiap surahnya secara lengkap. 2. Sebagian ulama berpendapat, sebagian kecil atau sebagian besar dari al-qur’an, tanpa harus satu surah penuh, juga merupakan mukjizat, berdasarkan firman Allah: “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal dengan al-quran…”(atTur[52]:34). 3. Ulama yang lain berpendapat, kemukjizatan itu cukup hanya dengan satu surah lengkap sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surah, baik satu ayat atau beberapa ayat.6 C. SEGI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN 1. SEGI BAHASA DAN SUSUNAN REDAKSINYA ( I'JAZ LUGHOWI) Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran telah mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada didunia ini, baik sebelum dan sesudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa (balaghah). Mereka juga telah meramba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam kesempurnaan menyampaikan penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun kata-kata, serta kelancaran logika. Oleh karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa dan seni sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa yang tidak bisa dicapai orang lain seperti kemahiran dalam berpuisi, syi’ir atau prosa (natsar), memberikan penjelasan dalam langgam sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu mereka tetap dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan al-Quran.7 2.

SEGI ISYARAT ILMIAH ( I'JAZ ILMI) Pemaknaan kemukjizatan al-Quran dalam segi ilmiyyah diantaranya : 1) Al-Qur’an mendoromg umat islam agar memikirkan dirinya sendiri, bumi yang ditempatinya, dan alam yang mengintarinya.( QS. az-zariyat: 51:20-21). 2) Al-Qur’an membangkitkan pada diri setiap muslim kesadaran ilmiah untuk memikirkan, memahami, dan menggunakan akal. (QR.al-baqarah 2:219). 3) Al-Qur;an mengangkat kedudukan orang karena ilmu (QS al-mujadalah 58:11) 4) 4. Al-qur’an tidak menyamakan antara orang berilmu dengan orang tak berilmu (QS azzumar 39:9). 8

6 7

8

Manna’ khalil Al-Qaththan, “Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an”. (bogor: Pustaka =Lintera AntarNusa, 2013), 378. Manna’ khalil Al-Qaththan, “Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an”. (bogor: Pustaka =Lintera AntarNusa, 2013), 380 Ibid, 387-388.

3

Al-Quran dalam mengemukakan dalil-dalil, argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet dan penaklukan angkasa luar sekarang ini. Diantaranya adalah : a.

Isyarat tentang Sejarah Tata Surya . Allah SWT berfirman : “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30).

b.

Isyarat tentang Fungsi Angin dalam Penyerbukan Bunga Allah SWT berfirman : “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuhtumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr: 22)

c.

Isyarat tentang Sidik Jari manusia Allah SWT berfirman : “ Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna" . (QS Al-Qiyamah 4).9

3.

Segi Sejarah & pemberitaan yang ghaib (I'jaz tarikhiy) Surat-surat dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas al-Quran dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan menjadi syarat utama penopang eksistensinya sebgai kitab mukjizat. Diantara contohnya adalah:

1.

Sejarah / Keghaiban masa lampau. Al-Quran sangat jelas dan fasih sekali dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan menjadi saksi mata yang langsung mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada satupun dari kisah-kisah tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya adalah: Kisah nabi Musa & Firaun, Ibrahim, Nabi Yusuf, bahkan percakapan antara anak-anak Adam as.

2.

Kegaiban Masa Kini Diantaranya terbukanya niat busuk orang munafik di masa rasulullah. Allah SWT berfirman : Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.(QS. Al-Baqoroh: 204)

3.

Ramalan kejadian masa mendatang Diantaranya ramalan kemenangan Romawi atas Persia di awal surat ar-Ruum.10

4.

Segi petunjuk penetapan hukum ( I'jaz Tasyri'i) 9

Hatta Syamsuddin,”Ulumul Qur’an 1” (Surakarta:Tnp,2008), 24-25.

10

Ibid.

4

Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya selain bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya syari’at paling ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi kehidupanya, yang dibawa Al-Qur’an untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Diantaranya adalah: a.

Hukuman Hudud bagi pelaku Zina, Pencurian,(QS An-Nuur 2-3)

b.

Hukuman Qishos bagi Pembunuhan ( QS Al-Baqoroh 178-180)

c.

Hukum Waris yang detil (QS An- Nisa 11-12)

d.

Hukum Transaksi Keuangan dan Perdagangan.(QS Al-Baqoroh 282)

e.

Hukum Perang & Perdamaian. (QS Al-Anfal 61)11 D. SYARAT-SYARAT DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA MUKJIZAT 1. Harus berupa suatu hal yan diluar kebiasaan, baik berupa ucapan seperti bacaan tasbihnya sebuah batu. Perbuatan atau tingkah laku, seperti keluarnya air dari jari-jari nabi Saw.12 Hal2 yang berada diluar kebiasaan tersebut merupakan ciptaan Allah swt. dan atas kehendak serta kekuasaan-Nya. Sebagaimana firman Allah 









                    















  dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.(QS. AlMu’min 40:78).13  

 

 



     

11

Ibid. Tim Karya Ilmiah Raden, “Al-Qur’an Kita”, (Kediri: Lirboyo Press, 2011)80. 13 Al-qur’an. 12

5

           mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah". dan Apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman.14 2. Tidak bisa dilawan dan dikalahkan oleh para penentang Rasulullah. 3. Mukjizat terjadi harus sesuai dengan pernyataan orang yang mengklaimnya, (tidak bertentangan dengan ucapannya sendiri). 4.Terdapat unsur tantangan (al-tahddi). Syarat ini merupakan syarat pokok bagi sebuah mukjizat yang diterapkan dengan tujun untuk menetapkan kelemahan para penentangnya serta membuat hujjah yang bisa mengalahkan mereka. 5. seseorang yang mengklaim dirinya sebagai rasul harus memberikan persaksian bahwa allah swt menjadikan mukjizat kepadanya sebagai bukti atas kebenaran risalah yang dibawanya dan menisbatkan mukjizat tersebut kepada allah swt. mislnya seperti perkataan seorang Rasul:”Bukti dari apa yang saya sampaikan adalah Allah swt menghidupkan mayat ini ketika saya mengatakan: Bangunlah”. 6. mukjizat datang tidak mendahului pengakuan risalah kenabian. Hal ini dikarenakan mukjizat berposisi sebagai bukti, dan bukti ataupun sanksi tidak akan ada kecuali setelah adanya pengakuan.15 E. PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG I’JAZ AL-QUR’AN Setelah para ulama telah sepakat bahwa kemuk’jizatan Al-Qur’an itu karena dzatnya, serta tidak seorangpun yang sanggup mendatangkan suatu yang sebanding dengannya, maka pandangan ulama berbeda-beda dalam meninjau segi kemu’jizatannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemu’jizatan itu terkandung dalam Al-Qur’an itu sendiri, yaitu susunan yang asing yang berbeda dengansusunan orang orab pada umumnya. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan itu terkandung dalam lafallafalnya yang jelas, redaksinya yang bersastra dan susunannya yang indah. Karena Al-Qur’an sastranya termasuk yang yang tidak ada bandingnya. Ulama lain berpendapat bahwa kemu’jizatan itu karena Al-Qur’an itu terhindar dari adanya pertentangan, serta mengandung arti-arti yang lembut dan hal-hal yang gaib diluar 14 15

Ibid. Tim Karya Ilmiah Raden, “Al-Qur’an Kita”, (Kediri: Lirboyo Press, 2011)81-82.

6

kemampuan manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya, seperti halnya AlQur’an bersih dan selamat dari pertentangan dan perselisihan pendapat. Ada lagi yang berpendapat bahwa kemu’jizatan Al-Qur’an adalah karena adanya keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan keindahan-keindahan yang menarik yang terkandung dalam Al-Qur’an, baik permulaan, tujuan, maupun dalam menutup setiap surat.16 F. HIKMAH I’JAZ AL-QUR’AN. 1. Membuktikan bahwa nabi Muhammad SAW yang membawa mu’jizat kitab al-qur’an itu adalah benar-benar seorang nabi/Rasul Allah SWT. 2. Membuktikan bahwa al-qur’an itu adalah benar – benar wahyu allah SWT, bukan buatan Malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad SAW.karena sudah kita ketahui bersama bahwa Nabi Muhammad SAW orang yang ummi (tidak pandai menulis dan membaca). 3. Menunjukan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Meraka ingkar tidak mau beriman mempercayai wahyu al-qur’an dan sombong tidak mau menerimanya. Mereka menuduh bahwa al-qur’an hasil buatan Nabi Muhammad SAW sendiri, kenyataannya para pugangga sastra arab tidak mampu membuat tandingan yang seperti Al-qur’an itu, walaupun hanya satu ayat. 4. Menunjukan kelemahan mutu sastra dan balaghah manusia, karena terbukti para pakar – pakar pujangga sastra dan seni arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang seperti al-qur’an yang telah ditantang kepada mereka dalam berbagai tinggat.17 III. KESIMPULAN

Kemu’jizatan al-Qur’an dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: segi bahasa dan susunan redaksinya, segi isyarat ilmiah, segi pemberitaan yang gaib dan segi petunjuk penetapan hukum syara’. 5. Pandangan ulama berbeda-beda dalam meninjau segi kemu’jizatan. 16

Muhammad Ali Ash Shabuni.” Pengantar study Al-Qur’an” ter. Muhammad Khudori Umat dan Muh.Matsnahs, (Bandung:Al Ma’arif,1987), 117-118. 17

Lia Nurjanah, “I’jazul Al-Qur’an”, dalam file:///E:/TEMPATNYA%20REFERENSI/I%E2%80%99JAZUL%20ALQUR%E2%80%99AN.htm

7

a. Segi kemu’jizatan al-Qur’an adalah sesuatu yang terkandung dalam al-Qur’an itu sendiri. b. Terkandung dalam lafadz-lafadznya yang jelas, redaksinya yang bersastra dansusunannya yang indah. c. Terhindar dari adanya pertentangan, serta mengandung arti-arti yang lembut dan hal-hal yang gaib diluar kemampuan manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya d. Adanya keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan keindahan-keindahan yang menarik yang terkandung dalam al-qur’an.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Izzan, “Ulumul Qur’an”,(Bandung: Tafakur, 2011), 140. Kamur besar bahasa indonesia Said Agil Husin Al Munawar, “Al-Qur’an membangun tradisi kesalehan hakiki.” (Ciputat: PT.Ciputat Press. 2005), 30. Manna’ khalil Al-Qaththan, “Studi Ilmu-ilmu

Al-Qur’an”. (bogor: Pustaka =Lintera

AntarNusa, 2013), 380 Hatta Syamsuddin,”Ulumul Qur’an 1” (Surakarta:Tnp,2008), 24-25. Tim Karya Ilmiah Raden, “Al-Qur’an Kita”, (Kediri: Lirboyo Press, 2011)80. Muhammad Ali Ash Shabuni.” Pengantar study Al-Qur’an” ter Muhammad Khudori Umat dan Muh.Matsnahs, (Bandung:Al Ma’arif,1987), 117-118.

8

Lia Nurjanah, “I’jazul Al-Qur’an”, dalam file:///E:/TEMPATNYA%2REFERENSI/I%E2%80%99JAZUL%20ALQUR%E2%80%99AN.htm

9

Related Documents

Mukjizat
June 2020 35
Mukjizat Lebah
April 2020 25
Mukjizat Ilmiah
June 2020 19
Mukjizat Bismillah
April 2020 48
Mukjizat Embriologi
April 2020 19
Kepentingan Mukjizat
June 2020 21

More Documents from "Shazana Binti Muhamed Sa'ad"