BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Pasal 39 ayat (2), UU no. 2/89 menegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat: 1. Pendidikan Pancasila 2. Pendidikan Agama, dan 3. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam penjelasan pasal 39 ayat (3) dinyatakan bahwa bahan kajian dan
pelajaran
bukanlah
sebuatan
mata
pelajaran
melainkan
sebuatan yang mengacu pada pembentukan kepribadian dan unsurunsur kemampuan yang diajarkan dan dikembangkan melalui pendidikan. Lebih dari satu unsur tersebut dapat digabung dalam satu mata pelajaran atau sebaliknya, satu unsur dapat dibagi menjadi lebih dari satu mata pelajaran. Ketentuan ini memberi kebebasan pada pengembangan kurikulum untuk melakukan pengorganisasian bahan kajian/pelajaran kedalam mata pelajaran. Penyatuan bahan kajian/pelajaran kedalam satu mata
pelajaran
didasarkan
kajian/pelajaran
yang
pengembangan
kurikulum
atas
keterkaitan
diperlukan. perlu
Disamping juga
antara
bahan
itu
prinsip
dijadikan
bahan
kajian/pelajaran tersebut. Berbagai prinsip yang digunakan sebagai dasar pengembangan kurikulum adalah prinsip penyederhanaan. Penyederhanaan kurikulum meliputi: 1. Bahasa dan peristilahan METODE
1
Diusahakan bahasa yang digunakan pada waktu menuangkan ide-ide dalam kurikulum, adalah bahasa yang mudah dipahami, dimengerti, tidak rancu dan peristilahan yang umum digunakan 2. Pengorganisasian bahan kajian/pelajaran tidak menimbulkan tumpang tindih dan tidak memperberat beban anak 3. Sistem penyajian GBPP lebih sederhana dalam menuangkan unsur-unsurnya Dalam rangka menyederhanakan kurikulum tersebut maka bahan kajian
dan
pelajaran
Pendidikan
Pancasila
dan
Pendidikan
Kewarganegaraan diorganisir dalam satu mata pelajaran yang disebut
mata
pelajaran
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan (PPKn). B. Arah Pembelajaran Penjelasan pasal 39 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedang pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warganegara dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Sesuai dengan ketentuan di atas maka pendekatan yang digunakan dalam
pengajaran
PPKn
adalah
pendekatan
pengembangan
kemampuan anak. Melalui pengajaran PPKn diharapkan peserta didik dapat berkembang menjadi warganegara yang bermoral Pancasila dan dapat diandalkan oleh bangsa dan negara yang dapat diwujudkan dalam berperilaku sehari-hari sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. METODE
2
Pendekatan ini tetap memperhatikan pada perlunya peserta didik memperoleh dan memahami sejumlah pengethuan. Penuangan konsep kurikulum seperti ini didasarkan atas: 1. Taraf perkembangan peserta didik 2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Pada kelas/tingkat rendah pengembangan kurikulum lebih diarahkan pada
kesesuaian
dengan
taraf
perkembangan
peserta
didik
sedangkan di kelas/tingkat yang lebih tinggi diarahkan pada kesesuaian dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB II METODE PEMBELAJARAN PPKn Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau proses komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Pembelajaran juga merupakan proses pengembangan sikap dan kepribadian siswa melalui berbagai tahap dan pengalaman. Proses pembelajran ini berlangsing melalui berbagai metode dan multi-media sebagai cara dan
alat
menjelaskan,
mengembangkan,
menilai
menganalisis, dan
menyimpulkan,
menguasai
(memakai:
mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan pencapaian sasaran (tujuan). A. Alasan Penentuan Metode Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan-pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya METODE
3
mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus). Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa, secara
psiko-pedagogis
(kemandirian,
KBS)
mengembangkan
mengutamakan sebagai
kemampuan
bekal dan
oto-aktivitas
siswa
pendewasaan penguasaan
diri
bidang
pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya, dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama (bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan aktab) gurusiswa, ialah suasana pembelajaran di dalam dan di luar kelas. PBM dan kerjasama guru-siswa mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara atu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah: 1) metode ini seseuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional 2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian) dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar 3) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa makin jelas 4) metode
dipilih
guru dengan asas
di atas
berdasarkan
pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar 5) metode yang berdayaguna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan METODE
4
pengajaran. B. Uraian Metode 1. Metode Ceramah a. Pengertian Metode
ceramah
ialah
suatu
cara
penyajian
bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya. b. Alasan penggunaan: 1) agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung 2) penyajian materi pelajaran sistimatis (idak berbelitbelit) 3) untuk merangsang siswa belajar aktif 4) untuk memberikan feed back (balikan) 5) untuk memberikan motivasi belajar c. Tujuan Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk: 1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran 2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar 3) memperjelas materi pelajaran d. Manfaat Metode ceramah dapat digunakan dalam hal: 1) jumlah siswa cukup besar METODE
5
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari 3) waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah dan ceramah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahankelemahan tersebut antara lain: 1) siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru,
sehingga
mengurangi
daya
kreativitas
dan
aktivitas siswa 2) mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme) 3) melemahkan
perhatian
dan
membosankan
siswa,
apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama 4) guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan e. Langkah-langkah penggunaan. Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi, disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya-jawab dan diskusi sebagai variasi: 1) Persiapan a) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) b) menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan c) merumuskan materi ceramah secara garis besar d) bila materi
ceramah terlalu luas,
dapat
dibagi
menjadi beberapa penggalan METODE
6
e) disarankan
materi
ceramah
diperbanyak
untuk
dimiliki tiap siswa
2) Pelaksanaan a) menjelaskan
kepada
siswa
tujuan
pembelajaran
khusus (TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir b) menjelaskan
kepada
siswa
pelaksanaan
metode
ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas. c) membagikan materi ceramah kepada siswa d) menyajikan materi ceramah e) Tanya jawab f) Guru
mengkomunikasikan
hal-hal
yang
harus
didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang disediakan untuk diskusi g) Pembentukan kelompok kecil terdiri dari lima atau tujuh orang h) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktu yang sudah ditetapkan i) Membuat
kesepakatan
satu
kelompok
untuk
melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas j) Penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah ditetapkan k) Mengatur
jalannya
penglasan
oleh
kelompok-
kelompok yang lain l) Diskusi kelas berakhir
METODE
7
2. Metode Tanya jawab a. Pengertian Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk emnyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang
dihayati.
Melalui
dengan
tanya
jawab
akan
memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut. b. Alasan Penggunaan 1) untuk meninjau pelajaran yang lain 2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang
telah
dicapai
sehingga
dapat
melanjutkan
pelajaran berikut 3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa c. Tujuan Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk: 1) mengetahui
penguasaan
bahan
pelajaran
melalui
ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca 2) mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak
meloncat-loncat
dalam
menangkap
dan
memecahkan suatu masalah). 3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran METODE
yang
dipandang
penting
serta
mampu 8
menyimpulkan
dan
mengikutsertakan
pelajaran
sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat. 4) Memperkuat dengan
lagi
kaitan
jawabannya
tumbuhnya
antara
sehingga
perhatian
siswa
suatu
pertanyaan
dapat
membantu
pada
pelajaran
dan
mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuand an pengalaman yang telah dimilikinya. 5) Membiasakan
siswa
mengenal
bentuk
dan
jenis
pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat. d. Manfaat penggunaan metode tanya jawab 1) pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru 2) pertanyaan
ingatan
yang
bersifat pengungkapan
meminta
jawaban
yang
kembali dapat memperkuat
ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban 3) pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan,
menafsirkan,
menganalisis
dan
menarik
kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis 4) pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa 5) jawaban yang salah segera dapat dikoreksi 6) pertanyaan
akan
merangsang
siswa
beripikir
dan
memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian 7) pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan METODE
9
penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah 8) pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat 9) pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang' 10)siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru 11)siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses
belajar
mengajar
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain 12)pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira 13)siswa
memperoleh
kesempatan
ikut
berpartisipasi
dalam proses kegiatan belajar mengajar 14)dari
jawaban-jawaban
merupakan
umpan
yang
balik
bagi
diperoleh, guru
dapat
mengenai
pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya. e. Langkah-langkah penggunaan 1) Persiapan a) menentukan topik b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) METODE
10
c) menyusun
pertanyaan-pertanyaan
secara
tepat
sesuai dengan TPK tertentu d) mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan
yang
mungkin diajukan siswa 2) Pelaksanaan a) menjelaskan
kepada
siswa
tujuan
pembelajaran
khusus (TPK) b) mengkomunikasikan
penggunaan
metode
tanya
jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain) c) guru
memberikan
permasalahan
sebagai
bahan
apersepsi d) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas e) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya,
sehingga
dapat
merumuskan secara sistematis f) tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara para siswa g) pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan
berani
menjawab
perlu dikendalikan
untuk
memberi kesempatan pada yang lain h) guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja i) pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran,
pertanyaan
mengungkapkan
kembali
pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang METODE
11
meminta
pendapat,
perasaan,
sikap,
serta
pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja. Beberapa cara mengajukan pertanyaan: 1. gunakan
variasi
pertanyaan
yang
terbuka
dan
tertutup 2. gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat 3. dengarkan baik-baik jawaban anak-anak 4. sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaanpertanyaan anak dan mengarahkannya kembali 5. jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana 6. mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid 7. akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan jawabannya 8. angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban 9. berikan setiap orang kesempatan untuk menjawab pada waktu tertentu 10.waspada jawaban
terhadap yang
pengalihan
"tolol"
dan
perhatian usahakan
atau untuk
meredamnya 11.gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti 12.jagalah agar pertanyaan itu singkat (Sumber: E.C Wragg, ketrampilan mengajar di Sekolah Dasar, Penerbit
diterjemahkan/disadur PT
Gramedia
oleh:
Anwar
Widiasarana
Jasin,
Indonesia,
Jakarta 1997) METODE
12
3. Metode Diskusi a. Pengertian. Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama b. Alasan penggunaan. Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bgian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah c. Tujuan Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu d. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk: 1) menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis 2) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis 3) memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial 4) membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar METODE
13
e. Langkah-langkah penggunaan 1) Persiapan a) menentukan topik yang akan didiskusikan b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) c) merumuskan masalah yang akan didiskusikan d) menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi 2) Pelaksanaan a) membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota) b) menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) c) membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi d) memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi e) mencatat ide dan saran-saran yang penting f) kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar kelompok g) hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan dikusi dalam bentuk tertulis
4. Metode Observasi a. Pengertian Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode ini ditandi pada umumnya dengan pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu METODE
14
dan
membuat
pencatatan-pencatatan
secara
obyektif
mengenai apa yang diamati Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Structured orm controller observation (observasi yang direncanakan, atu tes kontrol) b) Strukctures
or
informal
observation
(observasi
informal atau tidak direncanakan lebih dahulu) Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya. b. Alasan penggunaan metode observasi Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar, karena: 1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya 2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau gejala-gejala METODE
yang
dicatat
akan
dipadukan
dengan 15
pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas 3) melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas 4) memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan. c. Tujuan Tujuan digunakan metode observasi adalah: 1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas 2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu 3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa d. Manfaat 1) menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkunganny atau obyek yang diamati 2) melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadiankejadian yang ada dilingkungannya 3) menanamkan nilai moral pada siswa e. Langkah-langkah penggunaan Penggunaan metode observasi secara umum meliputi: 1) tahap persiapan atau perencanaan a) menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK) b) menetapkan obyek yang akan diobservasi c) menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan observasi d) membuat instrumen untuk mengadakan observasi METODE
16
2) tahap pelaksanaan a) siswa
secara
langsung
menuju
obyek
yang
diobservasi b) siswa mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diobservasi c) siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi d) mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim e) menyusun laporan sebagai hasil observasi 5. Metode Peragaan a. Pengertian: Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui
peragaan.
Kegiatan
peragaan
dapat
berupa
meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya b. Alasan penggunaan: Hasil
belajar
yang
akan
diperoleh
khususnya
aspek
psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan c. Tujuan: Penggunaan metode peragaan dengan tujuan: 1) untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu 2) untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu d. Manfaat: 1) siswa
memperoleh
kejelasan
mengenai
cara
kerja
sesuatu (mengembangkan aspek motorik) METODE
17
2) siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu (menanamkan aspek afektif) 3) siswa
memperoleh
kejelasan
mengenai
pengertian/konsep mengenai sesuatu e. Langkah Penggunaan: 1) Persiapan: a) guru menyiapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK) b) guru menyiapkan alat yang akan diperagakan c) guru menyiapkan/merancang pola interaksi dalam kegiatan belajar mengajar 2..
Pelaksanaan: a) guru
mengemukakan
secara
singkat
materi
pelajaran b) guru menjelaskan proses dan
langkah-langkah
penggunaan metode ini c) guru menjelaskan perilaku tertentu yang akan diragakan d) siswa melakukan kegiatan peragaan e) guru bersama siswa mengevaluasi pelaksanaan kegiatan peragaan f) pengambilan kesimpulan Catatan: Bilamana peragaan mengenai cara kerja sesuatu alat, maka perlu disiapkan alat yang dimaksud. 6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) a. Pengertian: METODE
18
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada
proses
pemecahan
masalah
dengan
penentuan
alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapi
dalam
kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas
dari
kesulitan
atau
masalah
yang
harus
diselesaikan secara rasional
b. Alasan penggunaan 1) Metode
ini
dapat
membuat
pendidikan
di
sekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja 2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan
memecahkan
masalah
siswa
menghadapi
secara
terampil,
dan
hal
ini
merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia 3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam
proses
belajarnya,
siswa
banyak
melakukan
proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya. METODE
19
c. Tujuan: Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut: 1) Mencari
jalan
keluar
dalam
menghadapi
masalah-
masalah secara rasional 2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama 3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri. d. Manfaat: Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain: 1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional 2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis 3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat 4) Memberikan
pengalaman
proses
dalam
menarik
kesimpulan bagi siswa
e. Langkah-langkah Penggunaan 1) Persiapan a) Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik ini dapat ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya. METODE
20
Masalah ini harus tumbuh dan sesuai dengan taraf kemampuan serta kecerdasan siswa b) Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) c) Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah d) Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah yang terbaik 2) Pelaksanaan a) Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) b) Menjelaskan pemecahan masalah c) Merumuskan permasalahan d) Menelaah permasalahan e) Membuat dan merumuskan hipotesa f) Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis g) Pembuktian hipotesis h) Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan 7. Metode Karyawisata a. Pengertian Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek
tersebut
berada.
Karyawisata
dapat
dilakukan
dalamwaktu singkap beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
METODE
21
b. Alasan Penggunaan Metode Karyawisata 1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya: a) terlalu besar/berat b) berbahaya c) akan berubah bila berpindah tempat d) obyek terdapat di tempat tertentu 2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar c. Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain: 1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas 2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut 3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa d. Manfaat Penggunaan 1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan karyawisata 2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran e. Langkah-langkah Penggunaan Penggunaan metode karyawisata secara umum meliputi tiga tahap: 1) Tahap persiapan atau perencanaan, meliputi: a) Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK) b) Menetapkan obyek karyawisata c) Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata d) Menetapkan METODE
biaya,
transportasi,
keamanan
dan 22
sebagainya e) Mengadakan hubungan dengan sasaran f) Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama karyawisata, misal dengan metode interview, observasi dan
sebagainya.
Dan
menyusun
cara
laporan
karyawisata g) Pemantapan rencana 2) Tahap pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek wisata: a) Mengadakan
pertemuan
dengan
pimpinan
atau
penguasa b) Siswa
secara
menanyakan,
teratur
mencatat
melihat, dan
mengamati,
sebagainya
tentang
obyek wisata c) Selesai
mengadakan
pengamatan
obyek,
murid
dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan tanya jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata 8. Metode Inkuiri a. Pengertian Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar-mengajar di mana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk
kemudian
dicari
jawaban
atau
kesimpulannya.
Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat METODE
23
menemukan
hal-hal
yang
menyebabkan
timbulnya
keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan
antara
metode
inkuiri
dengan
metode
pemecahan masalah (Problem Solving) yang lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu. b. Alasan rasional penggunaan metode inkuiri Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk konsep,
mengamati,
mengalami
pengertian
yang
dan
terdapat
memehami dalam
suatu
lingkungan
kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya, guru dapat
menggunakan
metode
inkuiri
dalam
proses
pembelajaran c. Tujuan Penggunaan metode inkuiri bertujuan: 1) Mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu METODE
24
secara tepat ( obyektif) 2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis) d. Manfaat 1) Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curriousity) 2) Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif) e. Langkah-langkah Seperti telah dikemukakan di muka ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam hal inkuiri dilakukan dengan tanya jawab, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Persiapan: a) Merumuskan permasalahan sebagai topik b) Merumuskan
tujuan
pembelajaran
khusus
(TPK) c) Menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri 2) Pelaksanaan: Agar kegiatan mencapai tujuan yang ditentukan, maka hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Siswa diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicara jawabannya dan dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan pokok permasalahannya dan tujuan yang ingin dicapai b) Guru hendaknya memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi, mengemukakan kemungkinan pilihan jawaban ataupun bertanya. Guru hanya membatasi agar jangan keluar dari pokok pembicaraan c) Guru diharapkan mampu untuk memberikan pertanyaan METODE
25
pancingan, bilamana siswa kurang mampu menganalisa masalah d) Guru mengawasi, membatasi agar kegiatan siswa tidak menyimpang
dari
nilai-nilai,
seperti
nilai
agama,
Pancasila, dan sebagainya e) Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalah yang dihadapi 9. Metode Mengarang (Ekspresi) a. Pengertian: Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat
siswa
untuk
mengembangkan
kemampuan
berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu. b. Alasan pengunaan metode mengarang: Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya pikir dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang menjadi tujuan dalam pokok bahasan c. Tujuan: Metode mengarang bertujuan untuk mengembangkan: 1) Sikap kemandirian 2) Daya cipta dan daya pikir siswa d. Manfaatnya, terutama untuk: 1) Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis) siswa 2) Mengembangkan kemampuan menulis dan penguasaan cara komunikasi secara rasional dan tertulis 3) Mengembangkan daya analisis-rasional 4) Memahami dan memecahkan pokok masalah dan thema METODE
26
secara wajar dan ideal e. Langkah-langkah pengunaan 1) Persiapan a) Menetapkan TPK b) Menetapkan
bahan-bahan
yang
dapat
digunakan dalam mengarang c) Mengarahkan cara penulisan yang baik 2) Pelaksanaan Metode mengarang secara garis besarnya melalui tahapan: a) Menjelaskan kepada siswa tujuan mengarang b) Menetapkan pokok bahasan (thema) c) Petunjuk pola kerja dan sistematika karangan d) Pelaksanaan (siswa bekerja, menulis) e) Laporan
(mengumpulkan
naskah
karangan,
untuk
dimiliki guru) 10. Metode Pemberian Tugas a. Pengertian Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingku maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok. METODE
27
b. Alasan/Rasional Penggunaan Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain. c. Tujuan Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan: 1) menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif 2) mendorong perilaku kreatif 3) membiasakan berpikir komprehensif 4) memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran d. Manfaat Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk: 1) menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri 2) melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat 3) menumbuhkan
suasana
pembelajaran
yang
menggairahkan (rekreatif) e. Langkah-langkah Penggunaan 1) Tahap persiapan METODE
28
a) pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan
ditugaskan,
karangan,
misalnya:
mengumpulkan
membuat gambar,
ikhtisar
menyusun
kliping, melakukan observasi, dan lain-lain b) guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan melalui macam penugasan kepada para siswa c) menetapkan kelompok-kelompok dan waktu (penugasan pelaksanaan) 2) Tahap pelaksanaan a) siswa
secara
sendiri-sendiri
atau
kelompok
melaksanakan tugas yang telah ditentukan b) guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan penugasan berlangsung 3) Tahap penyelesaian a) siswa secara individual atau kelompok menyerahkan hasil penugasan kepada guru b) guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan dibahas dalam kelas c) guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan 11. Metode Simulasi a. Pengertian Simulasi berasal dari kata "Simulate" artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian
adalah
suatu
usaha
untuk
memperoleh
pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi METODE
29
tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya b. Alasan penggunaan Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru "mengalami" pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung ke dalam suasa alamiah (yang sebenarnya). c. Tujuan Metode simulasi digunakan untuk: 1) melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup seharihari 2) memperoleh
pemahaman
tentang
suatu
pengertian
(konsep) atau prinsip 3) latihan memecahkan masalah d. Manfaat Metode simulasi dapat untuk: 1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya 2) memberikan
motivasi
untuk
bekerja
sama
dalam
kelompok 3) melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok 4) menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa 5) melatih
siswa
untuk
memahami
dan
menghargai
pendapat, peran orang lain METODE
30
Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan yang sama untuk melakukan simulasi 2) tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masingmasing 3) simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar dapat menghadapi kenyataan dengan baik 4) disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau secara garis besar 5) dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan sesungguhnya e. Langkah-langkah Langkah-langkah penggunaan metode simulasi: 1) Persiapan a) menentukan topik b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) c) merumuskan petunjuk simulasi
2) Pelaksanaan a) menentukan topik dan tujuan simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama siswa b) guru menguraikan secara garis besar situasi yang akan disimulasikan c) menjelaskan
peranan-peranan
yang
akan
disimulasikan, dan proses simulasi METODE
31
d) pemilihan para pelaku atau pemeran e) memberi kesempatan bertanya f) pelaksanaan simulasi g) evaluasi, sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan h) latihan ulang 12. Metode Permainan a. Pengertian Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan
dalam
arti
permainan
pendidikan,
siswa
melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar
mengajar.
Sebagai
metode
mengajar
metode
permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok b. Alasan/rasional penggunaan Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena
itu
metode
ini
dapat
menghasilkan
suatu
pengalaman yang berharga bagi siswa c. Tujuan Penggunaan metode permainan bertujuan untuk : 1) mengajarkan perngertian (konsep) 2) menanamkan nilai 3) memecahkan masalah
METODE
32
d. Manfaat Metode permainan, dapat bermanfaat untuk: 1) membangkitkan minat siswa 2) memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa 3) mengembangkan kreativitas siswa 4) menumbuhkan kesadaran siswa e. Langkah-langkah 1) Persiapan guru: a) menentukan topik b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) c) menyiapkan alat bahan bahan untuk permainan d) menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan 2) Pelaksanaan a) guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses permainan b) siswa dibagi atas beberapa kelompok c) caranya: misal: (1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan (2) siswa melakkan kegiatan permainan d) siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapa pegnertian atau konsep tertentu kepada guru 13. Metode Bermain Peran (Role Playing) a. Pengertian Bermain
peran
pendidikan
adalah
(education
salah games)
satu
bentuk
yang
permainan
dipakai
untuk
menjelasakan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang METODE
33
dan cara berpikir orang lain dengan memerankan peran orang lain. Bermain peran diperankan tanpa naskah dan bersifat
afektif
dengan
strategi
pemecahan
masalah.
Dengan perkataan lain bermain peran adalah suatu usaha memperjelas suatu masalah atau memecahkannya dengan memerankan tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Bermain peran dapat diberdakan atas dua macam yaitu bermain peran secara sederhana yakni tanpa tahap-tahap seperti uraian di bawah, dan bermain peran yang kompleks seperti dijelaskan berikut. Perbedaan antara bermain peran dengan dramatisasi adalah bahwa bermain peran dimainkan tanpa naskah/teks, sedang dramatisasi dimainkan atas dasar naskah yang ada. b. Alasan penggunaan Penanaman dan pengembangan spek nilai, moral dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai bilamana siswa secara langsung mengalami (memerankan) peran tertentu, dari pada
hanya
mendengarkan
penjelasan
ataupun
melihat/mengamati saja. c. Tujuan Metode bermain peran digunakan dengan tujuan: 1) agar
menghayati
suatu
kejadian
atau
hal
yang
sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan 2) agar memahami sebab akibat suatu kejadian 3) sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu 4) sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa METODE
34
5) pembentukan konsep diri (self concept) 6) menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan 7) menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan 8) membantu
siswa
dalam
mengklasifikasikan
atau
memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri 9) alat hubung untuk membina struktur sosial dan sistem nilai lingkunganya 10)membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir
kritis
analitis
berkominkasi,
hidup
dalam
kelompok dan lain-lain 11)melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya Metode bermain peran baik untuk mengungkap: 1) pertentangan antar pribadi (interpersonal conflicts): a) mengungkapkan
perasaan
orang-orang
yang
bertentangan b) menentukan cara-cara pemecahannya 2) hubungan
antar
kelompok
(intergroup
relations)
mengungkapkan masalah hubungan antarsuku, bangsa, kepercayaan, dan sebagainya 3) kemelut pribadi (individual dillemas) a) kemelut ini timbul bila seseorang terpaut antara dua nilai yang
berbeda
atau
antara
dua
kepentingan
yang
berbeda b) para siswa sulit memecahkan persoalan tersebut karena penilaian mereka masih mengutamakan dirinya sendiri METODE
35
(egosentris) 4) masalah-masalah
lampau
atau
sekarang
yang
mengandung problematika. Hal ini meliputi situasi yang kritis, pada waktu yang lampau atau sekarang dimana para pejabat
dan
pemimpin
politik
menghadapi
berbagai
permasalahan dan harus mengambil keputusan d. Manfaat penggunaan metode bermain peran: 1) membantu
siswa
menemukan
makna
dirinya
dalam
kelompok 2) membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok 3) memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah 4) memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah e. Langkah-langkah penggunaan 1) Persiapan a) menentukan permasalahan sebagai topik b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) c) merumuskan langkah-langkah bermain peran d) menyiapkan ceritera yang akan dimainperankan e) mengidentifikasikan peran yang diperlukan, lokasi, pengamat, dan sebagainya 2) Pelaksanaan a) pemanasan b) memilih peserta c) mengatur tempat main d) mempersiapkan pengamat METODE
36
e) memainkannya f) diskusi dan evaluasi g) memainkan kembali h) diskusi dan evaluasi i) mengemukakan pengalaman dan generalisasi 14. Metode Partisipatorik a. Pengertian Metode partisipatorik adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa diikutsertakan dalam kegiatan yang sebenarnya dalam kehidupan masyarakat. Metode
ini
dianjurkan
mengajarkan
konsep
untuk
yang
dipergunakan
diperkirakan
dalam
memerlukan
keterampilan siswa serta diperhitungkan bahwa konsep tersebut akan banyak kegunaan praktisnya bagi siswa. Salah satu tuntutan metode ini adalah guru harus memiliki relasi yang banyak dalam masyarakat, atau setidak-tidaknya sekolah dapat membantu komunikasi dengan masyarakat tersebut.
b. Alasan penggunaan 1) sekolah
mempersiapkan
warganegara berpartisipasi
yang dalam
baik
siswa dan
untuk
berguna
kehidupan
serta
masyarakat
menjadi dapat sesuai
dengan kemampuan dan statusnya 2) dalam kehidupan masyarakat banyak kegiatan yang memerlukan partisipasi generasi muda 3) siswa sebagai salah satu unsur generasi muda juga METODE
37
merasa perlu untuk berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat mengingat dirinya sebagai calon pengganti generasi tua 4) belajar tidak hanya menekuni buku dan tinggal di kelas. Belajar memerlukan pula kegiatan nyata sebagai sarana latihan maupun percobaan dalam menerapkan ilmu c. Tujuan 1) untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa sekolah hanya mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang baik dan berguna tidak dilibatkan dalam kegiatan nyata dalam kehidupan masyarakat 2) untuk
merangsang
dan
mengembangkan
aspek
intelektual, etika dan moral siswa d. Manfaat 1) partisipasi langsung akan menjadi pelajaran yang sangat berharga dan akan mampu menjadi guru yang baik serta dapat menjadi bahan renungan atau umpan balik untuk penelaahan lebih lanjut 2) membiasakan diri hidup dalam kondisi tertentu agar dapat menyesuaikan diri secara wajar e. Langkah-langkah penggunaan 1) persiapan: a) guru menentukan topik b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) c) menyusun
petunjuk
pelaksanaan
metode
partisipatorik 2) pelaksanaan: METODE
38
No 1.
KBM Penetapan tujuan pembelajaran khusus
Pelaksana Oleh guru berdasarkan kurikulum
2. 3.
(TPK) Pengajaran konsep Penentuan pilihan topik/masalah untuk
Guru memberikan pelajaran Oleh guru atau siswa, baik bersama-sama
4.
proyek partisipasi Pembuatan skenario
maupun kelompok sesuai minatnya Oleh guru atau siswa dengan bantuan guru
(merupakan
naskah tulisan yang memuat antara lain topik
pilihan,
tujuan
proyek,
lokasi,
pembagian kerja, waktu, dan biaya). 5.
Pilihan Partisipatorik Diskusi kelas
6.
Latihan
dan
Oleh siswa, membahas rancangan proyek
persiapan
proyek
partisipatorik
seitap kelompok yang diarahkan Setiap pimpinan kelompok dan para anggota melatih peranannya masing-masing serta
7.
Kegiatan
pelaksanaan
8.
partisipatorik Membuat laporan kerja
proyek
melakukan persiapan seperlunya Siswa melakukan kegiatan; guru membina, membantu dan mendorong Siswa dan kelompok membuat
laporan
secara tertulis. Guru membantu membuat 9.
kerangka umum Kelompok melaporkan pengalamannya dan
Diskusi kelas
siswa
lain
mendiskusikannya. 10.
memanfaatkan Guru
dan
membantu
seperlunya Guru membuat kesimpulan, siswapun diberi
Penyimpulan proyek
kesempatan memberikan kesimpulan
15. Teknik Pembinaan Nilai (Value Clarification Technique) a. Pengertian Teknik pembinaan nilai (VCT) merupakan salah satu cara penyajian materi pelajaran untuk membina siswa agar mampu
mengidentifikasi,
mengklarifikasi,
menilai
dan
mengambil keputusan nilai mana yang akan dipilihnya secara nalar dan penuh keyakinan. Terdapat banyak teknik yang dapat digunakan dalam metode VCT diantaranya adalah sebagai berikut: 1) percontohan (example of the examploratory) 2) analisis nilai a) model repotasi/liputan
METODE
39
b) model analisis akurat c) model analisis ceritera tidak selesai 3) VCT daftar a) daftar baik buruk (DBB) b) daftar tingkat urutan (DTU) c) daftar skala sikap (DSS) d) daftar gejala kontinum (DGK) e) perisai kepribadian (PK) f) daftar membaca perkiraan orang lain tentang diri kita 4) VCT klarifikasi nilai dengan kartu keyakinan (evidence card) 5) VCT melalui teknik wawancara 6) Teknik yurisprudensi 7) Teknik inkuiri nilai dengan pertanyaan acak (value inquiry random questioning technique = VIRQT) b. Alasan penggunaan Nilai (value) merupakan salah satu wujud dari ranah afektif (afektive domain) yang berada pada diri seseorang. Nilai itu sendiri merupakan suatu sistem, dimana aneka jenis nilai seperti nilai keagamaan, sosial budaya, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain berpadu jalin menjalin dan saling meradiasi
(mempengaruhi
secara
kuat)
sebagai
satu
kesatuan yang utuh yang dinamakan sistem nilai (value system). Sistem nilai itu sangat kuar mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang, karena merupakan pegangan emosional
seseorang.
Wujud
lain
dari
ranah
afektif
diantaranya adalah sikap (attitude), penghayatan, cita rasa, emosi, kemauan, dan keyakinan (belief) yang merupakan tingkat tertinggi yang paling mantap. Untuk menggunakan ranah afektif, siswa tidak cukup hanya METODE
40
mengajarkan pengathuan tentang segala aspek dari ranah tersebut,
melainkan
harus
dilakukan
pembinaan
yang
sugnguh-sungguh pada pembinaan siswa agar mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, menilai dan mengambil keputusan
dalam
menentukan
nilai
mana
yang
akan
dipilihnya amat relevan untuk maksud tersebut. c. Tujuan Tujuan digunakannya metode VCT adalah sebagai berikut: 1) membantu siswa dapat mengambil nilai menjadi nilai yang diyakini 2) jika nilai tersebut sudah ada akan semakin disadari dan diyakini. Sedangkan jika nilai tersebut baru, diharapkan akan menjadi disadari sebagai nilai yang luhur d. Manfaat Adapun manfaat VCT adalah siswa dapat menentukan pilihan nilai dengan keyakinan yang kukuh e. Langkah-langkah penggunaan Langkah-langkah
penggunaan
metode
VCT
sebenarnya
tergantung pada teknik yang diambilnya. Akan tetapi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut: N o. 1. 2.
Tahapan
Pelaksanaan
Penentuan stimulus Stimulus
harus
bersifat
Menyajikan
memuat konflik nilai/moral Dapat melalui kegiatan
stimulus
a)
mengidentifikasikan
dilematis
masalah
dan
(konflik
nilai/moral) b)
METODE
mengidenitifkasikan fakta yang dimuat
41
dalam stimulus
3.
c)
menentukan kesamaan pengertian
d)
menentukan masalah utama yang akan
Menentukan
dipecahkan Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi
pilihan/posisi
melalui: a) pilihan/posisi perorangan b) pilihan/posisi kelompok c) mengklarifikasi pilihan/posisi tersebut
N
Tahapan
o. 4.
Menguji alasan
Pelaksanaan Dilakukan dengan cara: a) meminta argumen siswa/kelompok/kelas b) pemantauan argumen melalui: 1) mempertentangkan
argumen
demi
argumen 2) penerapan kejadian secara analogis 3) mengkaji
akibat-akibat
penerapan
tersebut 5.
Penyimpulan pengarahan
(4) mengkaji kemungkinan dari kegiatan dan Dapat melalui: a) kesimpulan siswa/kelompok/kelas b) keseimpulan
dan
pengarahan
sesuai
dengan target materi pelajaran (konsep, 6.
Tindak lanjut
nilai, moral dan norma) Dapat berupa: a) kegiatan perbaikan/remedial/pengayaan
METODE
42
b) kegiatan
ekstra/latihan/penerapan
uji
coba
BAB III PENILAIAN A. Pengertian Penilaian
atau
evaluasi
diartikan
sebagai
tindakan
untuk
menentukan nilai atau harga sesuatu. Bila dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar, penilaian diartikan sebagai tindakan menentukan hasil belajar siswa atau dasar kriteria tertentu. B. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan penilaian adalah untuk: a) mengambil keputusan mengenai hasil belajar b) mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran
METODE
43
c) memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran 2) Sasaran penilaian sangat penting agar memudahkan guru dalam menyusun alat penilaian. Sasaran penilaian dalam hal ini adalah
mengenai
hasil
belajar.
Sasaran
penilaian
dapat
dibedakan atas: a) aspek kognitif, yakni berupa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran b) aspek
afektif,
seperti
sikap,
minat,
kesadaran,
tanggungjawab c) aspek
psikomotor,
misalnya
mengenai
keterampilan
bermusyawarah C. Komponen Penilaian Penilaian hasil belajar-mengajar sesungguhnya menilai (prestasi) siswa sekaligus juga menilai (hasil) kerja, atau prestasi guru. Artinya, bila prestasi siswa satu kelas, atau seorang siswa masih belum
memuaskan,
maka
guru wajib meneliti sebab-sebab
keadaan itu, kemungkinan sumber sebab ini berasal dari beberapa faktor, seperti: 1) materi yang amat sukar, atau 2) metode yang dipakai guru menjelaskan belum berdaya guna Berdasarkan pertimbangan ini, asas penilaian: evaluasi ialah evalausi diri, artinya menilai kerja (mendidik, mengajar) guru, karena itu, penilaian dalam belajar mengajar mempunyai sifat ganda : menilai siswa sekaligus guru (sebagai pengelola kelas) Komponen-komponen penilaian, terutama instrumen penilaian yang dipilih, didasarkan atas pertimbangan tujuan apa yang akan dinilai, diukur oleh guru dalam penilaian dimaksud. Dalam PPKn yang dinilai adalah ranah afektif, kognitif dan psikomotor secara METODE
44
proporsional. Berdasarkan proporsi ini disusun alat penilaian yang memadai. Komponen-komponen dimaksud, meliputi: 1. Sumber penilaian Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Penilaian juga merupakan salah satu upaya untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran secara menyeluruh, dan utuh. Penilaian ibarat dua mata pisau, yang bermanfaat bagi guru dan siswa. Oleh karena itu hasil penilaian merupakan indikator keberhasilan atau perolehan dari suatu proses pembelajaran. Dilihat dari hasil perolehan pembelajaran yang melibatkan guru, siswa, orang tua dan lingkungan, yang dinilai adalah perubahan perilaku siswa, penugasan bahan pelajaran dan proses pembelajarannya. Untuk menilai hasil belajar siswa, dapat digunakan informasi yang berasal dari kepustakaan, guru, orang tua dan nara sumber. a) Kepustakaan Untuk menyusun test dapat digunakan sumber kepustakaan, misalnya: buku paket, atau buku wajib siswa b) Guru Guru mata pelajaran adalah salah satu sumber penting untuk memperoleh informasi perolehan siswa dalam proses pembelajaran, guru tidak dapat menggunakan tehnik test dan non test untuk menilai keberhasilan siswa c) Orang tua Kedudukan
orang
tua
dapat
dilibatkan
dalam
proses
penilaian hasil belajar, ia merupakan sumber informasi dalam proses penilaian d) Nara sumber Sumber informasi penilaian dapat juga berasal dari orangMETODE
45
orang yang dinilai dapat dimintakan informasinya dalam proses
penilaian.
Nara
sumber
itu
misalnya,
pakar
pendidikan, psycholog, pengawas atau penilik sekolah e) Alat penilaian Alat penilaian adalah perangkat evaluasi yang berupa lembar test dan non-test yang digunakan untuk menilai kemampuan
siswa
dalam
aspek
kognitif,
afektif
dan
psikomotor. Lembar test berupa perangkat evaluasi untuk mengukut penguasaan bahan pelajaran, perubahan sikap dan tingkah laku, serta penampilan yang mencerminkan nilai-nilai,
moral
Pancasila
dan
hidup
bermasayrakat,
berbangsa dan bernegara 2. Prosedur Penilaian Prosedur penilaian yang dianjurkan untuk dilakukan guru meliputi: a) test pendahuluan b) test dalam proses c) test akhir Test Pendahuluan. Dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai. Bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar awal yang dimiliki anak agar guru dapat memberikan perlakuan yang tepat. Tehnik yang digunakan dapat disesuaikan dengan keperluan, baik test maupun non-test. Test Dalam Proses. Dilaksanakan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Bertujuan untuk mendiagnosa daya serap siswa. Sehingga jika METODE
46
diperlukan guru dapat mengubah metode pembelajaran, jika hasil test menunjukkan daya serap siswa terhadap pelajaran rendah. Tehnik yang digunakan disesuaikan dengan keperluan, tetapi sekurang-kurangnya menggunakan tanya jawab secara lisan. Test Akhir. Dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir. Bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tujuan pembelajaran dapat dicapai siswa. Tehnik yang digunakan disesuaikan dengan keperluan baik test maupun non-test. 3. Tehnik Penilaian Dalam
menyelenggarakan
penilaian
dianjurkan
untuk
menggunakan: a) tehnik test b) non-test Yang
dimaksud
dengan
test
adalah
suatu
cara
untuk
mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga dapat dihasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh siswa yang lainnya atau dengan nilai standar yang telah ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan non-test adalah cara mengadakan penilaian yang tidak berbentuk suatu tutas yang harus dikerjakan oleh siswa. Jenis non-test sangat efektif apabila digunakan untuk menilai aspek-aspek sikap dan tingkah laku. Bentuk non-test ini dapat dibedakan menjadi: a) observasi yakni: pengamatan tingkah laku pada situasi METODE
47
tertentu b) wawancara yakni: berkomunikasi langsung antara yang menginterview dengan yang diinterview c) studi kasus yakni: mempelajari individu dalam periode tertentu
secara
terus
menerus
untuk
melihat
perkembangannya d) skala penilaian (rating scale). Ini merupakan salah satu alat penilaian dengan mempergunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif, sehingga pada skala tersebut penilai tinggal membubuhi tanda cek saja, contoh: Aspek Yang
Skala Nilai
Dinilai Kuran
Sedang
Baik
Baik sekali
g Pengetahuan Pemahaman Kecakapan Perhatian e) Check List
V V V V
Check list sebenarnya hampir menyerupai skala penilaian, hanya dalam skala ini tidak perlu disusun kriteria dari negatif
sampai
pada
yang
positif.
Cukup
dengan
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan diminta dari yang dinilai. f) Inventory Yaitu pertanyaan dimana yang ditanya tinggal memilih alternatif jawaban apakah "setuju" atau "tidak setuju". Bentuk non-test ini adalah untuk mengetahui sikap yang dimiliki para siswa setelah menyelesaikan program bidang studi. METODE
48
4. Alat Penilaian Alat penilaian disesuaikan dengan tehnik penilaian yang digunakan, misalnya lembar test, lembar observasi, laporan dan sebagainya. 5. Waktu dan Tahap Penilaian Waktu dan tahap penilaian terdiri atas ulangan harian, ulangan umum dan ujian. Ulangan harian diselenggarakan setiap akhir proses pembelajaran satu satuan pelajaran. Ulangan umum diselenggarakan
pada
akhir
setiap
catur
wulan.
Ujian
diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan. 6. Kriteria Penilaian Penilaian didahului dengan mengadakan pembobotan, misalnya soal
yang
berbentuk
obyektif
bobotnya
lebih
rendah
dibandingkan soal yang berbentuk uraian. Kriteria penilaian dapat berupa angka dan predikat. Kriteria penilaian yang berupa angka (1 - 10 atau 10 - 100) adalah penilaian terhadap aspek kognitif atau indikator-indikator ranah afektif/psikomotor. Sedangkan penilaian dengan predikat seperti: baik sekali, baik, sedang/cukup,
kurang
dan
kurang
sekali
merupakan
transformasi dari penilaian yang berupa angka atau merupakan hasil akhir khususnya dalam penilaian ranah afektif/psikomotor.
METODE
49