Nama : Monita Nanda Karisma NPM : 1631010002
Bukan Bahan Peledak/Bakar Tetapi Dapat Meledak/Terbakar Methyl Nitrite Metil nitrat adalah metil ester dari asam nitrat dan memiliki rumus kimia CH3NO3. Ini adalah cairan volatil tidak berwarna yang eksplosif. Metil nitrat adalah cairan yang sangat mudah menguap, dan brisansinya hampir sama dengan nitrogliserin. Uapnya mudah terbakar dan eksplosif dan menghasilkan sakit kepala. Metil nitrat melarutkan nitroselulosa, menghasilkan gel, dari mana ia cepat menguap. Metil nitrat dapat dibuat dengan memasukkan metil alkohol ke dalam campuran nitrasi pada suhu rendah atau dengan distilasi metanol dengan asam nitrat pekat sedang. Metil nitrat merupakan bahan yang sensitif dan mudah meledak. Ketika dipicu akan terbakar dengan sangat dasyat dengan api berwarna biru keabu-abuan. Metil nitrat adalah bahan yang mudah meledak yang sangat kuat, seperti Nitrogliserin, Etilena glikol dinitrat, termasuk ester nitrat lainnya. Sensitivitas metil nitrat untuk inisiasi oleh detonasi adalah yang paling dikenal, daya ledak terendah yang paling kecil, menghasilkan peledakan jarak dekat yang eksplosif. Meskipun metil nitrat memiliki sifat eksplosif yang unggul, hal ini belum cukup untuk memasukkan metil nitrat ke dalam kategori bahan peledak karena sebagian besar volatilitasnya tinggi, yang mencegahnya dari disimpan atau ditangani dengan aman. Metil nitrat digunakan sebagai bahan bakar roket oleh Jerman dalam Perang Dunia II, dalam campuran yang mengandung 25% metanol, yang diberi nama "myrol". Campuran ini akan menguap dengan laju yang konstan sehingga komposisinya tidak akan berubah seiring waktu. Ini menyajikan sedikit bahaya eksplosif (agak sulit untuk diledakkan) dan tidak mudah meledak melalui syok. CH3-O-NO2 cairan volatil yang tidak berwarna rumus empiris: CH3NO3 berat molekul: 77,0 energi formasi: - 456,7 kkal / kg = –1911 kJ / kg
entalpi pembentukan: - 483,6 kkal / kg = –2023,6 kJ / kg keseimbangan oksigen: –10,4% kandungan nitrogen: 18,19% volume gas ledakan: 873 l / kg panas ledakan (H2O liq.): 1613 kkal / kg = 6748 kJ / kg (H2O gas): 1446 kkal / kg = 6051 kJ / kg energi spesifik: 123 mt / kg = 1210 kJ / kg densitas: 1,217 g / cm3 titik didih: 65 ° C = 149 ° F tes blokir timbal: 610 cm3 kecepatan detonasi, terbatas: 6300 m / s = 20 700 ft / d pada r = 1.217 g / cm deflagration: evaporasi, tidak ada deflagration sensitivitas dampak: 0,02 kp m = 0,2 N m sensitivitas gesekan: hingga 36 kp = 353 putik beban tidak ada reaksi diameter kritis uji lengan baja: 18 mm Meyer, R.; Köhler, J.; Homberg, A. (2007). Explosives (pdf) (6th ed.). Wiley-VCH. p. 212. ISBN 978-3-527-31656-4. Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin: 1. Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium. 2. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium. 3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun 4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan. Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut: 1. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. 2. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium. 4. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain. 5. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K). 6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja 7. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan kepala Laboratorium. 8. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di laboratorium 9. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja kerja. Pakaian di Laboratorium Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut : 1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu safety yang memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety khusus wanita. 2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar. 3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik meskipun, penggunaan
alat
alat
keselamatan
menjadikan
tidak
nyaman.
Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus ( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung ) d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal) Memindahkan Bahan Kimia
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut: 1. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat. 2. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan 3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan 4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia Cair. Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut. 2. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran yang ada diatas meja. 3. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan. 4. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah. Memindahkan Bahan Kimia Padat Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut: 1. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam. 2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan. 3. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu 4. sendok untuk bermacam macam keperluan. Terkena Bahan Kimia Kecelakaan kerja biasa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut: 1. Jangan panik. 2. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja sendirian di laboratorium. 3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
4. Bila kena kulit, jangan digaruk, supaya tidak merata. 5. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen. 6. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya. Terjadi Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka: 1. Jangan Panik 2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya. 3. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram dengan air) 4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan sapu tangan. 5. Gunakan sepatu safety yang tahan minyak. 6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat. 7. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karenanya No Telpon Pemadam Kebakaran harus ada di Lab. Kombinasi Bahan yang harus dihindari Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus dihindari. 1. Natrium atau Kalium dengan air 2. Amonium nitrat, serbuk seng dan air 3. Kalium nitrat dengan natrium asetat 4. Nitrat dengan ester 5. Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium 6. Benzena atau alkohol dengan api https://www.safetyshoe.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-laboratorium-kimia/ Penanganan dan SOP Penanganan bahan-bahan tidak stabil (seperti asetilen, diazo, nitroso, oksim, n-halogen, hipohalida, perkloril, dan peroksida) harus berhati-hati, karena ada beberapa faktor yang amat berpengaruh pada proses terjadinya ledakan, yakni:
a. Suhu penyimpanan: semakin tinggi suhu, semakin mudah terjadi reaksi eksplosif. b. Benturan, gesekan mekanik: dapat menimbulkan pemanasan lokal yang eksplosif. Hal ini dapat terjadi saat proses pencampuran, penggerusan, dan pengangkutan. c. Kelembaban: kelembaban yang tinggi dalam penyimpanan akan menyebabkan adsorpsi air yang memudahkan reaksi kimia terjadi. Dengan sendirinya tempat penyimpan harus bebas dari atap yang bocor di waktu hujan. d. Listrik: yang mungkin dapat memberikan pemanasan dan atau loncatan api. e. Pengaruh bahan kimia lain dalam penyimpanan: bahan kimia reduktor akan berbahaya bila dicampur atau berdekatan dengan bahan oksidator yang tidak stabil. Adanya kemungkinan terjadinya ledakan di area dengan bahan-bahan yang mudah meledak, maka dalam penyimpanannya beberapa hal perlu diperhatikan, seperti: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Ruangan dingin dan berventilasi. Jauhkan dari panas dan api. Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis. Berjarak minimal 60 m dari sumber tenaga, terowongan, dll. Ruang penyimpanan berupa bangunan kokoh dan tahan api. Lantai terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api. Sirkulasi udara yang baik. Penerangan dari alam/lampu listrik yang dapat dibawa/bersumber dari luar penyimpanan. Bangunan tidak boleh dekat dengan oli, bensin, sisa zat yang terbakar, api. Bebas rumput kering, sampah/material yang mudah terbakar.
Ulfa, A.M. 2014. Bahan Kimia Eksplosif. http://www.academia.edu/18289007/Makalah_Bahan_ Kimia_Eksplosif. Diakses 21 November 2018.
Cara Mencegah Terjadinya Kebakaran di Laboratorium Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran di laboratorium: 1, Menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang aman dari sumber nyala api. 2. Menggunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuang bahan cair yang mudah terbakar. 3. Jangan biarkan sampah (contohnya kertas yang tidak terpakai) menumpuk dan membakarnya di tempat sembarangan 4. Semua pintu keluar bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar. 5. Pastikan semua kabel dan peralatan listrik tidak rusak.
6. Jangan memberi beban berlebih pada sirkuit (rangkaian) listrik. 7. Buatlah peraturan dan tata tertib peringatan bahaya kebakaran dan semua orang yang bekerja di laboratorium harus mematuhinya. 8. Sediakan peralatan pemadam kebakaran yang paling sesuai (misalnya APAR), dan pastikan penempatannya tepat memenuhi kriteria berikut ini:
Mudah dijangkau
Mudah terlihat
Jarak yang tepat
Tidak terkunci
Jangan dalam keadaan kosong
9. Hindari kebiasaan buruk yang tidak pada tempatnya, khususnya di laboratorium, seperti:
Merokok
Menempatkan alat pemanas di sekitar bahan-bahan yang mudah terbakar
10.
Apabila terjadi kebakaran, segera lakukan evakuasi.
Cara Memadamkan Api/Kebakaran Pemadaman kebakaran dilakukan sesuai dengan golongan api. 1. Air Air digunakan untuk memadamkan api golongan A, tidak sesuai untuk golongan api lainnya. 2. CO2 Gas CO2 baik digunakan untuk memadamkan api golongan B dan C, khususnya untuk api yang timbul akibat listrik dan api yang melibatkan peralatan optik.
3. Bubuk kering Bubuk kering (biasanya natrium bikarbonat) dipakai untuk pemadakam api golongan A, B, dan C. Hal yang perlu diperhatikan adalah bubuk kering tersebut dapat merusak peralatan listrik dan optik.
4. Pemadam Halon (campuran karbon dan gas halogen) Digunakan untuk memadamkan api golongan C, terutama untuk dinstalasi komputer atau instrumentasi, karena bahan tersebut tidak merusak sirkuit pada instrumen. Sayangnya, pemadam jenis ini sekarang dilarang karena efek rumah kaca. 5. Senyawa pemadam api logam Digunakan untuk memadamkan api golongan D. Campuran ini mengandung pasir, soda abu, grafit, dan butiran plastik. Hartati., 2008. Handout, Manajemen Laboratorium, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Singarimbun, A., 2002. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, FMIPA ITB, Bandung BAGAN ALIR PENGKAJIAN RISIKO Bagan Alir Pengkajian Risiko ditujukan untuk personel laboratorium yang sudah memiliki gelar Sarjana Sains di bidang kimia atau sejenisnya. Bagan alir ini dibagi menjadi Mitigasi Risiko Proses dan Pengelolaan & Penyimpanan Zat Kimia. Pengguna akan menjawab serangkaian pertanyaan yang merujuk ke salah satu dari empat kemungkinan hasil: (1) Standar Laboratorium Sudah Mencukupi, (2) Diperlukan SOP Risiko Sedang, (3) Diperlukan SOP Risiko Tinggi, dan (4) Diperlukan SOP Matriks Penyimpanan.
National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. 2016. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia : Paduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Washington DC: The National Academies Press.