Mengundang Berbuka Puasa

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mengundang Berbuka Puasa as PDF for free.

More details

  • Words: 341
  • Pages: 1
Hikmah Ramadhan: MENGUNDANG BERBUKA PUASA He-Man Dari Zaid bin Khalid al-Juhani r.a. ia berkata Rasulullah s.a.w.bersabda: "Siapa yang memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa baginya pahala seumpama orang yang berpuasa itu, dan orang yang berpuasa itu tidak dikurangi pahala sedikit pun."(HR Tirmizi dan Nasai) Mengundang seseorang untuk berbuka puasa bersama merupakan sebuah perbuatan yang dianjurkan untuk dilakukan selama bulan suci Ramadhan. Ini karena puasa Ramadhan bukanlah sekedar ibadah ritual belaka melainkan juga merupakan ibadah sosial. Mengundang seseorang untuk berbuka puasa bersama bertujuan untuk menyambung dan mempererat hubungan silaturahmi yang sangat diutamakan untuk dilakukan selama bulan suci Ramadhan. Imam Al Hasan pernah berkata "Semua nafkah yang dibelanjakan oleh seseorang itu pasti akan ada hisabnya , melainkan nafkah yang diberikan kawan-kawannya yang berupa makanan, sebab Allah s.w.t adalah Maha Lebih bermurah hai untuk meminta pertanggung jawaban yang sedemikian itu". Sifat bermurah hati dan memberi makanan pada seseorang sangat besar pahalanya di sisi Allah apabila didasari oleh niat yang ikhlas bukan untuk pamer ataupun bermegah-megah. Ada beberapa tuntutan atau adab dalam melakukan perjamuan ini. Pertama, jangan memaksakan diri.Hendaknya hidangan disediakan berdasarkan apa yang ada saja dengan tidak menyebabkan keluarga sendiri kekurangan. Kedua, hendaknya para tamu jangan sekali-kali mengusulkan atau menentukan makanan yang diinginkannya karena hal ini akan menyulitkan tuan rumah, apabila misalnya tuan rumah meminta tamunya untuk memilih makanan, sebaiknya pilihlah yang teringan dan termudah untuk disiapkan. Ketiga, Jangan mengkhusukan bagi orang-orang kaya saja, sabda Nabi s.a.w : Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah yang disitu diundanglah orang-orang yang kaya dan ditinggalkanlah orang orang yang fakir (HR Thabrani). Keempat, Sebaiknya jangan mengundang seseorang yang dikiranya akan sulit menerima undangan tersebut, sedang sekalipun dipaksakan datang maka akan menyusahkan hadirin yang lain. Oleh karena itu hendaknya undangan itu disampaikan kepada orang yang kirannya senang dan tidak berkeberatan sama sekali mengabulkan undangan itu. Kelima, dalam memenuhi undangan janganlah memiliki maksud untuk memuaskan perut, melainkan semata-mata untuk bersilaturahmi dan memuliakan saudara yang mengundangnya. Keenam, Jangan sekali-kali mencela makanan, Rasulullah s.a.w tidak pernah mencela makanan yang ada, apabila beliau menginginkannya maka akan dimakannya, bila tidak maka akan dibiarkannya saja.

Related Documents