www.sofyan.phpnet.us
www.sofyan.phpnet.us
Mengenal Ibnu Taimiyyah, Dai dan Mujahid Besar! Beliau adalah imam, Qudwah, `Alim, Zahid dan Da`i ila Allah, baik dengan kata, tindakan, kesabaran maupun jihadnya; Syaikhul Islam, Mufti Anam, pembela dinullah daan penghidup sunah Rasul shalallahu`alaihi wa sallam yang telah dimatikan oleh banyak orang, Ahmad bin Abdis Salam bin Abdillah bin AlKhidhir bin Muhammad bin Taimiyah AnNumairy AlHarrany AdDimasyqy. Lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak antara sungai Dajalah (Tigris) dengan Efrat, pada hari Senin 10 Rabiu`ul Awal tahun 661H. Beliau berhijrah ke Damasyq (Damsyik) bersama orang tua dan keluarganya ketika umurnya masih kecil, disebabkan serbuan tentara Tartar atas negerinyaa. Mereka menempuh perjalanan hijrah pada malam hari dengan menyeret sebuah gerobak besar yang dipenuhi dengan kitabkitab ilmu, bukan barangbarang perhiasan atau harta benda, tanpa ada seekor binatang tungganganpun pada mereka. Suatu saat gerobak mereka mengalami kerusakan di tengah jalan, hingga hampir saja pasukan musuh memergokinya. Dalam keadaan seperti ini, mereka beristighatsah (mengadukan permasalahan) kepada Allah Ta`ala. Akhirnya mereka bersama kitabkitabnya dapat selamat. PERTUMBUHAN DAN GHIRAHNYA KEPADA ILMU Semenjak kecil sudah nampak tandatanda kecerdasan pada diri beliau. Begitu tiba di Damsyik beliau segera menghafalkan AlQur`an dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama, huffazh dan ahliahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut tercengang. Ketika umur beliau belum mencapai belasan tahun, beliau sudah menguasai ilmu Ushuluddin dan sudah mengalami bidangbidang tafsir, hadits dan bahasa Arab. Pada unsurunsur itu, beliau telah mengkaji musnad Imam Ahmad sampai beberapa kali, kemudian kitabuSittah dan Mu`jam AtThabarani AlKabir. Suatu kali, ketika beliau masih kanakkanak pernah ada seorang ulama besar dari Halab (suatu kota lain di Syria sekarang, pen.) yang sengaja datang ke Damasyiq, khusus untuk melihat si bocah bernama Ibnu Taimiyah yang kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia memberikan tes dengan cara menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu Taimiyah mampu menghafalkannya secara cepat dan tepat. Begitu pula ketika disampaikan kepadanya beberapa sanad, beliaupun dengan tepat pula mampu mengucapkan ulang dan menghafalnya. Hingga ulama tersebut berkata: Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai kedudukan besar, sebab belum pernah ada seorang bocah seperti dia. Sejak kecil beliau hidup dan dibesarkan di tengahtengah para ulama, mempunyai kesempatan untuk
www.sofyan.phpnet.us mereguk sepuaspuasnya taman bacaan berupa kitabkitab yang bermanfaat. Beliau infakkan seluruh waktunya untuk belajar dan belajar, menggali ilmu terutama kitabullah dan sunah Rasul Nya shallallahu`alaihi wa sallam. Lebih dari semua itu, beliau adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala larangan Nya. Beliau pernah berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga terpenuhi citacitaku. Begitulah seterusnya Ibnu Taimiyah, selalu sungguhsungguh dan tiada putusputusnya mencari ilmu, sekalipun beliau sudah menjadi tokoh fuqaha` dan ilmu serta dinnya telah mencapai tataran tertinggi. PUJIAN ULAMA AlAllamah AsSyaikh AlKaramy AlHambali dalam Kitabnya AlKawakib ADDarary yang disusun kasus mengenai manaqib (pujian terhadap jasajasa) Ibnu Taimiyah, berkata: Banyak sekali imamimam Islam yang memberikan pujian kepada (Ibnu Taimiyah) ini. Diantaranya: AlHafizh Al Mizzy, Ibnu Daqiq AlIed, Abu Hayyan AnNahwy, AlHafizh Ibnu Sayyid AnNas, AlHafizh Az Zamlakany, AlHafidh AdzDzahabi dan para imam ulama lain. AlHafizh AlMizzy mengatakan: Aku belum pernah melihat orang seperti Ibnu Taimiyah.. dan belum pernah kulihat ada orang yang lebih berilmu terhadap kitabullah dan sunnah Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam serta lebih ittiba` dibandingkan beliau. AlQadhi Abu AlFath bin Daqiq AlIed mengatakan: Setelah aku berkumpul dengannya, kulihat beliau adalah seseorang yang semua ilmu ada di depan matanya, kapan saja beliau menginginkannya, beliau tinggal mengambilnya, terserah beliau. Dan aku pernah berkata kepadanya: Aku tidak pernah menyangka akan tercipta manasia seperti anda. AlQadli Ibnu AlHariry mengatakan: Kalau Ibnu Taimiyah bukah Syaikhul Islam, lalu siapa dia ini ? Syaikh Ahli nahwu, Abu Hayyan AnNahwi, setelah beliau berkumpul dengan Ibnu Taimiyah berkata: Belum pernah sepasang mataku melihat orang seperti dia
. . Kemudian melalui baitbait syairnya, beliau banyak memberikan pujian kepadanya. Penguasaan Ibnu Taimiyah dalam beberapa ilmu sangat sempurna, yakni dalam tafsir, aqidah, hadits, fiqh, bahasa arab dan berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam lainnya, hingga beliau melampaui kemampuan para ulama zamannya. Al`Allamah Kamaluddin bin AzZamlakany (wafat th. 727 H) pernah berkata: Apakah ia ditanya tentang suatu bidang ilmu, maka siapa pun yang mendengar atau melihat (jawabannya) akan menyangka bahwa dia seolaholah hanya membidangi ilmu itu, orang pun akan yakin bahwa tidak ada seorangpun yang bisa menandinginya. Para Fuqaha dari berbagai kalangan, jika duduk bersamanya pasti mereka akan mengambil pelajaran bermanfaat
www.sofyan.phpnet.us bagi kelengkapan madzhabmadzhab mereka yang sebelumnya belum pernah diketahui. Belum pernah terjadi, ia bisa dipatahkan hujahnya. Beliau tidak pernah berkata tentang suatu cabang ilmu, baik ilmu syariat atau ilmu lain, melainkan dari masingmasing ahli ilmu itu pasti terhenyak. Beliau mempunyai goresan tinta indah, ungkapanungkapan, susunan, pembagian kata dan penjelasannya sangat bagus dalam penyusunan bukubuku. Imam AdzDzahabi rahimahullah (wafat th. 748 H) juga berkata: Dia adalah lambang kecerdasan dan kecepatan memahami, paling hebat pemahamannya terhadap AlKitab wasSunnah serta perbedaan pendapat, dan lautan dalil naqli. Pada zamannya, beliau adalah satusatunya baik dalam hal ilmu, zuhud, keberanian, kemurahan, amar ma`ruf, nahi mungkar, dan banyaknya bukubuku yang disusun dan amat menguasai hadits dan fiqh. Pada umurnya yang ke tujuh belas beliau sudah siap mengajar dan berfatwa, amat menonjol dalam bidang tafsir, ilmu ushul dan semua ilmuilmu lain, baik pokokpokoknya maupun cabang cabangnya, detailnya dan ketelitiannya. Pada sisi lain AdzDzahabi mengatakan: Dia mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai rijal (mata rantai sanad), AlJarhu wat Ta`dil, Thabaqah Thabaqah sanad, pengetahuan ilmuilmu hadits antara shahih dan dhaif, hafal matanmatan hadits yang menyendiri padanya .. Maka tidak seorangpun pada waktu itu yang bisa menyamai atau mendekati tingkatannya .. AdzDzahabi berkata lagi, bahwa: Setiap hadits yang tidak diketahui oleh Ibnu Taimiyah, maka itu bukanlah hadist. Demikian antara lain beberapa pujian ulama terhadap beliau. DA`I, MUJAHID, PEMBASMI BID`AH DAN PEMUSNAH MUSUH Sejarah telah mencatat bahwa bukan saja Ibnu Taimiyah sebagai da`i yang tabah, liat, wara`, zuhud dan ahli ibadah, tetapi beliau juga seorang pemberani yang ahli berkuda. Beliau adalah pembela tiap jengkal tanah umat Islam dari kedzaliman musuh dengan pedannya, seperti halnya beliau adalah pembela aqidah umat dengan lidah dan penanya. Dengan berani Ibnu Taimiyah berteriak memberikan komando kepada umat Islam untuk bangkit melawan serbuan tentara Tartar ketika menyerang Syam dan sekitarnya. Beliau sendiri bergabung dengan mereka dalam kancah pertempuran. Sampai ada salah seorang amir yang mempunyai diin yang baik dan benar, memberikan kesaksiannya: tibatiba (ditengah kancah pertempuran) terlihat dia bersama saudaranya berteriak keras memberikan komando untuk menyerbu dan memberikan peringatan keras supaya tidak lari. Akhirnya dengan izin Allah Ta`ala, pasukan Tartar berhasil dihancurkan, maka selamatlah negeri Syam, Palestina, Mesir dan Hijaz. Tetapi karena ketegaran, keberanian dan kelantangan beliau dalam mengajak kepada alhaq, akhirnya justru membakar kedengkian serta kebencian para penguasa, para ulama dan orangorang yang tidak senang kepada beliau. Kaum munafiqun dan kaum lacut kemudian meniupkan racun racun fitnah hingga karenanya beliau harus mengalami berbagai tekanan di pejara, dibuang, diasingkan dan disiksa.
www.sofyan.phpnet.us KEHIDUPAN PENJARA Hembusanhembusan fitnah yang ditiupkan kaum munafiqin serta antekanteknya yang mengakibatkan beliau mengalami tekanan berat dalam berbagai penjara, justru dihadapi dengan tabah, tenang dan gembira. Terakhir beliau harus masuk ke penjara Qal`ah di Dimasyq. Dan beliau berkata: Sesungguhnya aku menunggu saat seperti ini, karena di dalamnya terdapat kebaikan besar. Dalam syairnya yang terkenal beliau juga berkata: Apakah yang diperbuat musuh padaku !!!! Aku, taman dan dikebunku ada dalam dadaku Kemanapun ku pergi, ia selalu bersamaku dan tiada pernah tinggalkan aku. Aku, terpenjaraku adalah khalwat Kematianku adalah mati syahid Terusirku dari negeriku adalah rekreasi. Beliau pernah berkata dalam penjara: Orang dipenjara ialah orang yang terpenjara hatinya dari Rabbnya, orang yang tertawan ialah orang yang ditawan orang oleh hawa nafsunya. Ternyata penjara baginya tidak menghalangi kejernihan fitrah islahiyahnya, tidak menghalanginya untuk berdakwah dan menulis bukubuku tentang aqidah, tafsir dan kitabkitab bantahan terhadap ahliahli bid`ah. Pengagumpengagum beliau diluar penjara semakin banyak. Sementara di dalam penjara, banyak penghuninya yang menjadi murid beliau, diajarkannya oleh beliau agar mereka iltizam kepada syari`at Allah, selalu beristighfar, tasbih, berdoa dan melakukan amalanamalan shahih. Sehingga suasana penjara menjadi ramai dengan suasana beribadah kepada Allah. Bahkan dikisahkan banyak penghuni penjara yang sudah mendapat hak bebas, ingin tetap tinggal di penjara bersamanya. Akhirnya penjara menjadi penuh dengan orangorang yang mengaji. Tetapi kenyataan ini menjadikan musuhmusuh beliau dari kalangan munafiqin serta ahlul bid`ah semakin dengki dan marah. Maka mereka terus berupaya agar penguasa memindahkan beliau dari satu penjara ke penjara yang lain. Tetapi inipun menjadikan beliau semakin terkenal. Pada akhirnya mereka menuntut kepada pemerintah agar beliau dibunuh, tetapi pemerintah tidak mendengar tuntutan mereka. Pemerintah hanya mengeluarkan surat keputusan untuk merampas semua peralatan tulis, tinta dan kertaskertas dari tangan Ibnu Taimiyah. Namun beliau tetap berusaha menulis di tempattempat yang memungkinkan dengan arang. Beliau tulis suratsurat dan bukubuku dengan arang kepada sahabat dan muridmuridnya. Semua itu
www.sofyan.phpnet.us menunjukkan betapa hebatnya tantangan yang dihadapi, sampai kebebasan berfikir dan menulis pun dibatasi. Ini sekaligus menunjukkan betapa sabar dan tabahnya beliau. Semoga Allah merahmati, meridhai dan memasukkan Ibnu Taimiyah dan kita sekalian ke dalam surganya. WAFATNYA Beliau wafatnya di dalam penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang muridnya yang menonjol, Al`Allamah Ibnul Qayyim Rahimahullah. Beliau berada di penjara ini selama dua tahun tiga bulan dan beberapa hari, mengalami sakit dua puluh hari lebih. Selama dalam penjara beliau selalu beribadah, berdzikir, tahajjud dan membaca AlQur`an. Dikisahkan, dalam tiap harinya ia baca tiga juz. Selama itu pula beliau sempat menghatamkan AlQur`an delapan puluh atau delapan puluh satu kali. Perlu dicatat bahwa selama beliau dalam penjara, tidak pernah mau menerima pemberian apa pun dari penguasa. Jenazah beliau dishalatkan di masjid Jami`Bani Umayah sesudah shalat Zhuhur. Semua penduduk Dimasyq (yang mampu) hadir untuk menshalatkan jenazahnya, termasuk para Umara`, Ulama, tentara dan sebagainya, hingga kota Dimasyq menjadi libur total hari itu. Bahkan semua penduduk Dimasyq (Damaskus) tua, muda, laki, perempuan, anakanak keluar untuk menghormati kepergian beliau. Seorang saksi mata pernah berkata: Menurut yang aku ketahui tidak ada seorang pun yang ketinggalan, kecuali tiga orang musuh utamanya. Ketiga orang ini pergi menyembunyikan diri karena takut dikeroyok masa. Bahkan menurut ahli sejarah, belum pernah terjadi jenazah yang dishalatkan serta dihormati oleh orang sebanyak itu melainkan Ibnu Taimiyah dan Imam Ahmad bin Hambal. Beliau wafat pada tanggal 20 Dzul Hijjah th. 728 H, dan dikuburkan pada waktu Ashar di samping kuburan saudaranya Syaikh Jamal AlIslam Syarafuddin. Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyah, tokoh Salaf, da`i, mujahidd, pembasmi bid`ah dan pemusnah musuh. Wallahu a`lam. []
Dinukil dari buku: Ibnu Taimiyah, Bathal AlIslah AdDiny. Mahmud Mahdi AlIstambuli, cet II 1397 H/1977 M. Maktabah DarAlMa`rifah Dimasyq. hal. Depan.
www.sofyan.phpnet.us
Jawaban Fitnah Terhadap Syaikhul Islam Ibn Taimiyah Disebutkan dalam buku karangan Sirajuddin Abbas bahwa satu dari sekian banyak tuduhan yang diarahkan kepada Syeikh Islam Ibn Taimiyah adalah apa yang dituliskan oleh Ibnu Bathuthah dalam karyanya “Rihlah”, Ibnu Bathuthah mengatakan, “Aku masuk Ba’labak siang hari, lalu aku keluar darinya pada pagi hari, karena sangat rinduku terhadap kota Damsyik. Dan aku sampai ke kota Damsyik, Syam, pada hari Kamis, 9 Ramadhan yang berbarakah tahun 726 H. Aku pun singgah disana, di Madrasah al Malikiyah yang dikenal asy Syarabisyiyah. Di Damsyik, salah seorang ulama fikih terkemuka dari kalangan madzhab Hanbali adalah Taqiyuddin bin Taimiyah, sesepuh Syam, ia berbicara mengenai cabangcabang ilmu (funun). Lalu aku mendatanginya (Ibnu Taimiyyah) pada hari Jum’at, saat ia berada di atas mimbar Masjid Jami’ sedang menasehati kaum muslimin dan mengingatkan mereka. Adapun dari sekian perkataannya, ia (Ibnu Taimiyyah) berkata, ‘Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia seperti turunku ini’, lalu ia turun satu tangga dari mimbar. Maka seorang ahli fikih bermadzhab Maliki yang dikenal dengan nama Ibnu az Zahra menentangnya” Bantahan terhadap kisah di atas Pada Kitab Syarah Qashiidah Ibnul Qayyim (Juz 1, hal. 497) dikatakan, “Kebohongannya sudah tampak jelas, tidak memerlukan lagi berpanjang ulasan. Dan Allah lah Yang Maha Penghitung kebohongan pendusta ini. Dia (Ibnu Bathuthah) menyebutkan dia masuk ke Damsyik 9 Ramadhan 726 H, padahal Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika itu sudah ditahan di benteng (al Qal’ah) sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama terpercaya, seperti murid beliau sendiri, al Hafizh Muhammad bin Ahmad bin ‘Abdul Hadi dan al Hafizh Abil Faraj ‘Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab dalam kitab Thabaqat Hanabilah. Ia berkata mengenai biografi Syaikh (Ibnu Taimiyyah) dalam Thabaqatnya tersebut, ‘Syaikh telah ditahan di benteng itu dari bulan Sya’ban tahun 726 H sampai Dzulqa’dah tahun 728 H’. Ibnu ‘Abdul Hadi menambahkan, ‘Ia (Ibnu Taimiyyah) memasuki (tahanan) di benteng itu pada 6 Sya’ban’ Maka lihatlah pendusta ini (Ibnu Bathuthah) yang menyebutkan bahwa dia telah
www.sofyan.phpnet.us menyaksikan Ibnu Taimiyyah sedang memberi nasihat kepada kaum muslimin di atas mimbar mesjid jami’. Padahal Syaikh (Ibnu Taimiyyah) rahimahullah setelah masuk ke benteng (tahanan) tersebut pada tanggal tersebut pula, maka beliau tidak pernah keluar darinya kecuali di atas kereta jenazah (pada hari wafatnya, Dzulqa’dah 728 H)”