MEMBONGKAR KESESATAN DAN PENYIMPANGAN GERAKAN-GERAKAN DA’WAH (Jama’ah Islam (JI), Jama’ah Tabligh (JT), Hizbut Tahrir (HT), Ikhwanul Muslimin (IM) Muqaddimah Alloh telah memerintahkan kita untuk saling memberi nasehat sebagai mana firmannya :
Èd,ysø9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ωÎ) ∩⊄∪ Aô£äz ’Å∀s9 z⎯≈|¡ΣM}$# ¨βÎ) ∩⊇∪ ÎóÇyèø9$#uρ ∩⊂∪ Îö9¢Á9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Artinya:”Demi masa sesungguhnya manusia dalam kerugian yang nyata kecuali orang-orang beriman dan beramal shalih dan mensehati dalam kebaikan dan menasehati dalam kesabaran”(Qs: Al-‘Ashr:1-3). Dan Alloh berfirman:
∩∉∇∪ îw¾¾$tΡî⎦⎫ÏΒr& ö/ä3s9 O$tΡr&uρ Artinya: ”Dan aku adalah penasehat yang amanah bagi kalian”. (Qs Al-A’raf: 68) Demikian pula dalam banyak hadits Rosululloh menganjurkan kepada kaum muslimin untuk saling memberi nasehat. Beliau bersabda :
ﻟﻠﻠﻪ ﻭﻟﻜﺘﺎﺑﻪ ﻭﻟﺮﺳﻮﻟﻪ ﻭﻷﺋﻤﺔ ﺍﳌﺴﻠﻤﲔ ﻭﻋﺎﻣﺘﻬﻢ: ﳌﻦ؟ ﻗﺎﻝ: ﻗﻠﻨﺎ.ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻨﺼﻴﺤﺔ
“Agama itu nasehat, kami bertanya : untuk siapa ?, jawab Nabi : Untuk Alloh, kitab-Nya, Rosul-Nya, Imam-imam kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin”1
Salah satu hak kaum muslimin adalah apabila ia minta nasehat padamu maka berilah nasehat kepadanya. Kemudian salah satu bentuk nasehat itu adalah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar ditengah-tengah manusia. Alloh telah menjadikan salah satu ciri dan keistimewaan dari orang beriman. Alloh berfirman:
3 «!$$Î/ tβθãΖÏΒ÷σè?uρ Ìx6Ζßϑø9$# Ç⎯tã šχöθyγ÷Ψs?uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ tβρâß∆ù's? Ĩ$¨Ψ=Ï9 ôMy_Ì÷zé& >π¨Βé& uöyz öΝçGΖä. Artinya: “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan ditengah manusia, mengajak yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Alloh” (Qs : Ali Imran : 110) Dalam ayat lain Alloh berfirman:
Ìs3Ζßϑø9$# Ç⎯tã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ šχρâß∆ù'tƒ 4 <Ù÷èt/ â™!$uŠÏ9÷ρr& öΝßγàÒ÷èt/ àM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$#uρ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ Artinya: ”Orang mu’min laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong bagi yang lainnya, karena menganjurkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar…” (Qs : At-Taubah :71) Rosululloh telah bersabda dalam haditsnya yang artinya: ”Tiada seorang Nabipun yang diutus sebelum aku kecuali mempunyai sahabat-sahabat yang setia yang mengikuti sunnahnya dengan sebenar-benarnya, kemudian akan datang setelah mereka generasi yang hanya banyak bicara dan tidak suka mengamalkan dan mengerjakan apa-apa yang tidak diperintahkan. Maka 1
HR.Muslim No. 55, lihat Fathul Bari 1/138
barang siapa yang membenci mereka dengan hatinya maka ia adalah mu’min selain itu tidak ada lagi iman walau seberat biji sawi2” Dalam hadits lain Rosululloh bersabda : Artinya “perumpamaan orang yang tengah menjalankan hukum Alloh dan orang yang terjerumus didalamnya bagaikan orang yang mengundi tempat diatas perahu. Sebagian mendapat tempat di atas dan sebagian mendapat tempat di bawah. Yang di bawah apabila membutuhkan air harus naik ke atas dan sudah tentu mengganggu orang yang di atas, maka berkatalah orang-orang yang di atas :”kami tidak akan biarkan kalian naik kemari karena mengganggu kami”maka orang yang dibawah pun berkata” lebih baik kita lubangi saja tempat kita ini supaya tidak mengganggu orang yang di atas!!”. Apabila tindakan mereka dibiarkan oleh orang-orang yang di atas pasti binasalah semua penumpang perahu itu, tetapi jika tindakan itu bisa dicegah maka selamatlah semua penumpang perahu itu3”. Tentu saja nasehat serta amar ma’ruf nahi munkar ini jangan disalah artikan dengan hujatan dan caci makian atau sejenisnya. Sebab seorang mukmin bukanlah seorang tukang cela, tukang laknat dan suka berkata keji sebagaimana yang tersebut dalam hadits nabi 4 dan juga berlawanan dengan maksud nasehat itu sendiri, yaitu agar kembali pada kebenaran dan memperbaiki kesalahan dan kekeliruan yang ada. Seorang muslim yang ikhlas tentunya ia akan mencari kebenaran dimana saja ditemukan kebenaran baginya. Ibarat barang yang hilang yang selalu dicarinya5 jangan sekali-kali ia anggap nasehat saudaranya seagama sebagai suatu yang negatif dan dipandang sinis seperti yang mengatakan : mengapa harus mencerai beraikan barisan kaum muslimin ? atau jangan hembuskan perbedaan dan permusuhan ditengah-tengah umat !! atau yang berkata : jangan melempar debu dari luar atau jangan membuat lemah barisan kaum muslimin. Dan banyak lagi seruan yang lain. Seruan-seruan itu justru akan melemahkan kaum muslimin yaitu dengan runtuhnya benteng nasehat yang dimiliki umat ini dan justru membuat gembira musuh-musuh Islam. Bukankah dengan nasehat yang penuh kasih sayang, kesabaran diatas kebenaran umat ini akan terpelihara diatas kebenaran? siapakah yang menjamin dirinya terbebas dari kesalahan??. Maka janganlah dada kita sesak untuk menerima nasehat tersebut. PERINTAH BERSATU DI ATAS AL-HAQ Alloh telah memerintahkan kita agar kita berpegang teguh dengan talinya dan jangan bercerai berai. Persatuan yang diidam-idamkan kaum mulimin adalah persatuan diatas aqidah yang satu. Sebab persatuan yang tidak diatas aqidah yang satu adalah persatuan yang semu yang malah mendatangkan perpecahan dan permusuhan diantara kaum muslimin dan akan tercipta jurang pemisah diantara mereka. Alloh berfirman :
( 5−$s)Ï© ’Îû öΝèδ $oÿ©ςÎ*sù (#öθ©9uθs? βÎ)¨ρ ( (#ρy‰tG÷δ$# ωs)sù ⎯ϵÎ/ Λä⎢ΨtΒ#u™ !$tΒ È≅÷VÏϑÎ/ (#θãΖtΒ#u™ ÷βÎ*sù 2
HR.Muslim No. 50 HR.Bukhori no. 2493 dan Ahmad IV/269 dan 270, dengan sanad SHAHIH 4 Beliau mengisyaratkan dalam haditsnya, yang artinya : “Bukanlah orang mu’min itu tukang cela, tukang laknat, pandir dan berkata kotor” (HR.Tirmidzi 1984, Ahmad I/405, Thabrani dalam Mu’jamul Kabir 10/225 no. 1048, Al Hakim dalam Al Mustadrak 30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 320 dan Shahih Adabul Mufrad 312) 5 Alangkah indahnya kebenaran, sebagaimana syair : Kembali kepada kebenaran merupakan fadhilah dan terus-menerus di atas kebathilan merupakan kehinaan Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qoyyim dalam Madaarijus salikin juz 2 hal 38 : Kami sangat mencintai Syaikhul Islam, tapi kami lebih mencintai kebenaran daripadanya. Dan ketahuilah semua orang selain Rasulullah dapat diambil perkataannya dan ditinggalkan. 3
“Maka jika mereka beriman sebagaimana kamu beriman sungguh mereka telah mendapat petunjuk, namun jika mereka berpaling sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan” (Qs :Al-Baqarah ayat :137) Telah banyak usaha untuk menyatukan umat ini namun segala usaha itu sia-sia sebabnya adalah persatuan yang diusahakan tidak berdasarkan pada aqidah yang satu6 dan tidak diupayakan melalui saluran nasehat dan amar ma’uf nahi munkar. Akan tetapi justru dibangun diatas sikap saling toleran diatas kesalahan yang ada saling menutup mata dengan kesalahan yang terjadi. Apakah dengan cara ini umat akan bersatu ?? dan apakah dengan cara ini umat akan jaya ? Apa yang dicari umat ini ? Bukankah mereka mencari ridha Alloh ? jika demikian mengapa menutup-nutupi kesalahan saudaranya? Bukankah saudaranya butuh nasehat dan bimbingan darinya ? Bukankah dengan menutup-nutupi kesalahan saudaranya berarti ia telah mengkhianati saudaranya? Lalu apakah pantas setelah itu ia meneriakkan persatuan? Wahai saudaraku persatuan seperti apakah ini? Ataukah ini justru pangkal dari sumber perpecahan. Pada kesempatan kali ini kami akan mengetengahkan pembahasan tentang beberapa kelompok-kelompok da’wah dalam rangka menegakkan pilar nasehat dan upaya mengakkan amar ma’ruf nahi mungkar ditengah-tengah umat dalam rangka membela sunnah Rosul dan manhaj salafushalih. Yahya bin Yahya berkata : ”Membela sunnah itu lebih utama dari pada Jihad fisabilillah“7 Semoga kita semua dapat mengambil manfaat darinya. Amiin
ISLAM JAMA’AH – LEMKARI – LDII Islam jama’ah adalah satu nama jama’ah sempalan yang sangat identik dengan khawarij. Kelompok ini pusatnya di Indonesia8 dan hampir tidak terdengar namanya di luar Indonesia, walaupun mereka mengaku-ngaku bahwa jama’ah mereka ini telah mendunia. Jama’ah ini didirikan oleh seseorang yang bernama NUR HASAN UBAIDAH yang menurut pengakuannya jama’ah ini ada sejak tahun 1941. Namun yang benar ia baru dibai’at pada tahun 1960. Kelompok ini awalnya bernama DARUL HADITS kemudian berganti dengan YPID (Yayasan Pendidikan Islam Djama’ah). Lalu berganti LEMKARI pada tahun 1991, dan berganti lagi dengan LDII (Lembaga Da’wah Islam Indonesia). Penggantian nama ini dalam rangka menyesuaikan keadaan dan agar tidak ketahuan jejak mereka jika mulai timbul ketidaksukaan dari masarakat. Berikut sekilas tentang jamah ini a. Sistem Pengajian Sistem pengajian mereka disebut manqul artinya kajian hadits dan Al Qur’an harus memakai isnad. Mereka berdalil dengan perkataan Ibnu Mubarak :
ﺍﻹﺳﻨﺎﺩﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻟﻮﻻ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ ﻟﻘﺎﻝ ﻣﻦ ﺷﺎﺀ ﻣﺎﺷﺎﺀ
“Isnad itu bagian dari agama, seandainya tanpa isnad maka siapa saja akan berkata sesukanya”9. 6
Syaikh Fauzan Al Fauzan berkata : Tidak mungkin kaum muslimin dapat bersatu kecuali di atas kalimat tauhid dan manhaj salaf. Jika tidak demikian maka ketahuilah mereka akan berpecah-belah dan berselisih sebagaimana kenyataan sekarang ini. (Lihat Al-Ajwabatul Mufidah hal. 100-103 Daar As-Salaf cet. 2) 7 Majmu’ Fatawa juz 4 hal 13. Syaikhul Islam menegaskan :”Maka orang yang membantah ahlul bid’ah dia adalah Mujahid (pejuang)”. 8 Kota Kediri-Jawa Timur. 9 Lihat Muqadimah Shahih Muslim.
Dalam masalah hadis, Nur Hasan Ubaidah mengaku mempunyai isnad sampai ke Imam Bukhari dan imam-imam lainya, sedang dalam masalah Al-Quran dia mengaku mempunyai isnad sampai ke Ali bin Abi Thalib dan Usman bin Affan bahkan sampai ke Malaikat Jibril. Siapa saja yang memiliki isnad-isnad selain dari Islam Jama’ah dianggap tidak sah dan palsu. Menurut mereka, barang siapa yang beramal tanpa isnad maka amalnya tidak sah dan tidak diterima oleh Alloh , sehingga wajar saja jika kita masuk masjid atau rumah mereka mereka selalu mengepel bekas kita, karena mereka menganggap thoharoh kita tidak sah, sehingga kita membawa najis. b. Islam Jama’ah dan Hadits Palsu Menurut mereka shahih tidaknya suatu hadits tergantung dari amir mereka. Sebuah hadits palsu bisa dianggap shahih bila menurut amir mereka hadits shahih. c. Sistem Keamiran Menurut mereka mendirikan jama’ah dan berbaiat kepada amir hukumnya wajib. Dalil-dalil yang mereka gunakan adalah : 1. Hadits tentang iftiraq (terpecah) umat menjadi 73 golongan. Dalam suatu lafadz tersebut Rosululloh menjelaskan hanya satu golongan yang masuk surga yaitu Al-Jama’ah10. Menurut mereka, yang yang dimaksud Nabi adalah jama’ah mereka. 2. Sebuah hadits menurut mereka diriwayatkan oleh Imam Ahmad tetapi sebenarnya tidak ada yaitu hadits:
ﻻ ﺇﺳﻼﻡ ﺇﻻﲜﻤﺎﻋﺔ ﻭﻻ ﲨﺎﻋﺔ ﺇﻻ ﺑﺈﻣﺎﺭﺓ ﻭﻻ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﺇﻻﺑﺒﻴﻌـﺔ “ Tidak ada Islam kecuali dengan jama’ah dan tidak ada jama’ah kecuali dengan amir dan tidak ada amir kecuali dengan bai’at”. Yang benar adalah ucapan Umar bin Khattab yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Daarimi dengan sanad yang Dhoif. Didalam sanadnya ada perawi yang majhul dan lemah 11. 3. Surat Al-Isra’ ayat 71:
óΟßγt7≈tGÅ2 tβρâ™tø)tƒ šÍׯ≈s9'ρé'sù ⎯ϵÏΨŠÏϑu‹Î/ …çµt7≈tFÅ2 u’ÎAρé& ô⎯yϑsù ( ÷ΛÏιÏϑ≈tΒÎ*Î/ ¤¨$tΡé& ¨≅à2 (#θããô‰tΡ tΠöθtƒ ∩∠⊇∪ Wξ‹ÏFsù tβθßϑn=ôàムŸωuρ “Pada hari yang kami panggil setiap orang dengan imamnya (kitab amalan catatan amalan). Maka barangsiapa yang didatangkan kitabnya dari kanannya maka mereka membaca kitabnya dan mereka tidak dirugikan sedikitpun”. Menurut mereka, pada hari kiamat nanti setiap orang akan dipanggil dengan imamnya yaitu amirnya. Barangsiapa yang tidak punya amir maka dia akan dikumpulkan bersama orang-orang kafir. Anggota Islam Jama’ah sangat taat dengan amirnya dengan dalil surat AnNisaa ayat 59 :
( óΟä3ΖÏΒ Íö∆F{$# ’Í<'ρé&uρ tΑθß™§9$# (#θãè‹ÏÛr&uρ ©!$# (#θãè‹ÏÛr& (#þθãΨtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ 10
Hadits-hadits tentang Iftiraqul Ummah sanadnya SHAHIH, dengan banyak jalan periwayatannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sayikh Albani (ada 7 jalan) dalam Ash-Shahihah 204, Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa juz III/345, Al Hakim dalam Mustadrak-nya juz I/151. Adapun lafadz Al-Jama’ah diriwayatkan oleh Abu Dawud (4597), Ahmad (4/102 no.16876), Al-‘Ajuri dalam Asy-Syariah no.19 dan Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah no 65 dishahihkan oleh Al -Albani dalam AshShahihah no 204 dari jalan Muawiyah dan diriwayatkan oleh Ibnu Majah no.3993 dan Ibnu Abi ‘Ashim no.64 dan dishahihkan oleh Al-Albani dari jalan Anas bin Malik . 11 Lihat Silsilah Fataawa Syar’iyah no. 38 oleh Syaikh Abul Hasan As-Sulaimani.
Artinya: ”Hai orang-orang beriman taatlah kalian dengan kepada Alloh dan taat kepada rosul dan ulil amri diantara kalian, ”. Menurut mereka, hanyalah disebut orang beriman jika telah taat kepada Alloh , Rosululloh , dan amir mereka. Jadi perintah Alloh sama dengan perintah Rosul dan sama dengan perintah amir mereka. Bahkan jika mereka berbuat maksiat kepada Alloh bisa dimaafkan dengan cukup beristighfar, namun jika bersalah kepada amir maka tidak cukup dengan beristighfar, tapi juga harus dengan membuat surat pernyataan taubat (yang hal ini merupakan tasabbuh dengan orang-orang kristen katolik) dan membayar kafarat yang ditentukan menurut selera amir mereka. d. Perekonomian Jalan kegiatan amir dan para pengurus jama’ah mereka yaitu dengan menarik shadaqoh wajib dari setiap anggotanya sekian persen dari pendapatannya. Besar shadaqah wajib (lebih cocok disebut pajak) ini berubah-ubah sesuai dengan keputusan amir dan setiap anggota tidak sama berdasarkan kekayaan mereka. e. Pengkafiran Terhadap Orang-Orang Diluar Jama’ah Mereka Perlu diketahui bahwasanya jenis anggota mereka secara umum terbagi dua, yaitu fanatik (bersifat keras tanpa toleransi) dan moderat (ada sedikit toleransi terhadap orang-orang diluar jama’ah mereka). Yang moderat ini biasanya adalah anggota- anggota yang baru yang mereka anggap seperti muallaf. Mereka masih mau shalat dengan orang-orang diluar jama’ah mereka namun lama kelamaan juga akan sama dengan yang fanatik. Sedangkan mereka yang fanatik, menganggap semua orang yang di luar kelompok mereka adalah kafir, sehingga mereka tidak mau shalat di imami atau di masjid orang yang bukan anggota jama’ah mereka. Bahkan mereka boleh mengambil harta orang di luar jama’ah mereka (mencuri-pen) asal tidak membahayakan mereka. f. Aqidah Mereka Menurut mereka pelaku dosa besar adalah kekal di dalam neraka. Dan orang-orang yang tidak membai’at imam mereka dianggap kafir dan najis. Selain itu, mereka mempunyai suatu aqidah yang identik dengan taqiyahnya orang syi’ah (berpura-pura dengan menampakkan bahwa aqidahnya sesuai dengan obyek dakwah). Mereka menamakannya fathanah, Bithanah, Budi luhur, Luhuring budi karena Alloh yaitu bolehnya berbohong demi kepentingan jama’ah mereka. Mereka berdalil dengan kisah berbohongnya Nabi Ibrahim ketika berkata; Bahwa patung besarlah yang menghancurkan patung-patung kecil itu. g. Sistem Doktrin Ajaran Mereka. Kekuatan doktrinnya tertumpu pada sistem 354, yaitu: 3 = Jama’ah, Qur’an dan Hadits. 5 = Program lima bab, berisi janji sumpah bai’at kepada sang amir yaitu: mengaji, mengamal, membela, sambung jama’ah dan taat amir. 4 = Tali pengikat imam yang terdiri dari: syukur kepada amir, mengagungkan amir, bersungguh-sungguh dan berdo’a. h. Peringatan !!! Kita harus hati-hati terhadap mereka, jangan sampai tertipu oleh mereka. Sering sekali mereka menutup-nutupi sifat-sifat mereka. Sehingga ketika mereka mendakwahi orang awam seolah-olah seperti orang biasa yang mau berjabat tangan dengan orang lain, tidak mengkafirkan
orang lain dan tidak menganggap najis orang lain dsb. Padahal ini adalah tipuan mereka yang mereka buat dengan Bithonah agar bisa mempunyai anggota sebanyak-banyaknya12.
JAMA’AH TABLIGH (JT) Gerakan dakwah ini dimotori oleh Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy, ini merupakan salah satu gerakan dakwah tasawwuf, yang sudah menyebar ke berbagai negara Islam maupun non Islam. Secara lahir gerakan ini nampak baik karena banyak orang yang dahulunya berandalan menjadi terbimbing melaksanakan ibadah lewat jama’ah ini13. Namun ahirnya para ‘ulama mengetahui kebobrokan aqidah jama’ah ini, satu persatu ketahuan bid’ah-bid’ah yang ada dalam gerakan ini. Selain itu pada dasarnya gerakan ini diilhami dari pemahaman tasawwuf atau thariqat. Syaikh Al-Albani menilai mereka sebagai Shufiyah Ash-riyyah (tasawwuf modern). Syaikh Hamud bin Abdillah At-Tuwaijiri berkata: ”Jama'ah Tabligh merupakan Jama’ah Bid’ah dan Sesat. Mereka tidak menempuh jejak Nabi , para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti jalannya. Bahkan mereka menempuh ajaran sufiyyah dan manhaj-manhaj bid’ah14 Gerakan ini berbasis di India dan disanalah pertama kali gerakan ini pertama kali muncul, demikian pula di Pakistan dan Bangladesh. Sehingga ketiga negara terebut merupakan daerah sasaran utama bagi anggota-anggota mereka untuk khuruj. Di Indonesia jama’ah ini sangat berkembang terutama di daerah timur Indonesia. Sekilas Tentang Ajaran Mereka a. Makna Kalimat Tauhid Menurut Jama’ah Tabligh Jama’ah Tabligh mempunyai kalimat rahasia yang digunakan sebagai asas tegaknya jama’ah mereka yaitu : ”Segala sesuatu (walaupun merupakan kebenaran) yang bisa menyebabkan orang lari atau terpecah belah atau berselisih, maka harus ditinggalkan dan disingkirkan jauhjauh”. Oleh karena itu mereka menafsirkan kalimat tauhid ﻻﺇﻟــﻪ ﺇﻻ ﺍﷲdengan makna rububiyah karena dengan penafsiran beginilah kaum muslimin tidak akan berselisih dan berpecah belah. Sebab jika ditafsirkan dengan makna uluhiyah dan asma’ wa sifat maka hal ini akan membuat kaum muslimin lari dari mereka, tidak mau menerima dakwah mereka dan lebih parah lagi anggota-anggota mereka akan bubar. Hal ini disebabkan karena anggota mereka ada yang Maturidiyah, Asy-Sya’irah dsb15.
12
Dinukil dengan ringkas dari kaset Kesesatan Islam Jama’ah oleh Ust. Hasyim Rifa’i (dahulunya beliau anggota islam jama’ah) dan dari buku “Bahaya Islam Jama’ah, Lemkari dan LDII”. 13 Syaikh Ali bin Hasan pernah ditanya: ”Apakah artinya bahwa jama’ah tabligh ada baiknya dikarenakan banyak pemuda yang masuk Islam melalui mereka ? Apakah perkataan ini benar ?. Beliau menjawab: Perkataan ini benar tapi kurang!!. Benar, memang Jama’ah Tabligh mendakwahi banyak manusia dan banyak mengubah orangorang yang awalnya ‘berandalan’ menjadi bertaubat. Tetapi, sebagaimana kata ulama kita bahwasanya hidayah itu ada dua: Hidayah ilaa thariq (ke jalan) dan fii thariq (di jalan). Ya, memang benar Jama’ah Tabligh mendakwahi manusia ilaa thariq. Tetapi,mereka tidak mendakwahi manusia fii thariq. bagaimana tidak!!. Aqidah mereka saja hancur. Mereka mengatakan dalam kitab mereka yang mashur ”tablighin nishob” yang penuh dengan khurafat serta penyimpangan-penyimpangan yang saya pun melihat dengan mata kepala saya … (simak kaset “Manhajussalaf” side A akhir). 14 15
Lihat Al-Qaulul Baligh hal. 7. Abu Ibrahim Ibnu Sulthan Al-Adnan dalam Al Qutbiyah hal 5.
Mereka menafsirkan makna ﻻﺇﻟــﻪ ﺇﻻ ﺍﷲbahwasanya hanya Alloh yang menciptakan, memberi rizki dan makna-makna lainnya yang merupakan makna-makna tauhid rububiyah, padahal kaum musyrikin Arab dahulu juga mengakui tauhid ini. Sehingga didapatkan diantara mereka ada yang menganggap bahwa sahabat Nabi tidak mengetahui dan memahami tauhid. Sebagaimana ada sebuah kisah seorang guru Jama’ah Tabligh yang mengajar di madrasah ibtidaiyyah dia menjelaskan tentang kecintaan kepada Khulafa Ar-Rasyidin. Lalu sampailah dia pada kisah Umar bin Khattab yang mana dimasa beliau pernah terjadi musim kelaparan dan paceklik. Lalu umar pun menulis surat pada amiramir kota agar membantu memberi bantuan padanya. Sehingga Umarpun dianggap menyeleweng dari agama disebabkan dia mengambil sebab (yaitu Umar meminta tolong kepada manusia). Kemudian guru tersebut berkata kepada murid-muridnya : ”Jika diantara kalian ada yang tertimpa kebakaran atau tenggelam maka janganlah dia berteriak meminta tolong kepada manusia, sebab hal itu merupakan kesyirikan”. Maka guru tersebut telah menghi-langkan pengambilan sebab dan telah menganggap Umar bin Khattab tidak me-mahami tauhid karena telah mengambil sebab yang menurut guru tersebut itu adalah syirik.16 b. Kitab Tabliigh An-Nashaab17(Fadhail ’Amal) Berisi Kesyirikan dan Khurafat, Kitab tersebut berisi : ¾ Tawasul dengan Nabi . ¾ Berlebih-lebihan dalam memuji Rosululloh . ¾ Meminta syafaat kepada selain Alloh . ¾ Berlebih-lebihan terhadap orang shalih. ¾ Widhatul wujud. ¾ Hikayat khurafat. ¾ Ajaran-ajaran sufiyah yang sesat. ¾ Hadits-hadits dhaif, dusta dan palsu. c. Khurujnya Jama’ah Tabligh Syaikh Al-Alamah Muhammad Nasiruddin Al-Albani dalam fatawa Al-Imarotiyah hal. 30 ditanya tentang Jama’ah Tabligh. Beliau menjawab sebagai berikut: ”Da’wah Jama’ah Tabligh adalah da’wah sufi masa kini, yang tidak berpijak pada kitabullah dan sunnah Rosul ”. Khuruj (keluar untuk berda’wah) yang mereka lakukan dan mereka tentukan selama 3 atau 40 hari tidak pernah menjadi amalan para generasi salaf dan bahkan tidak pernah pula menjadi amalan generasi kholaf (kaum mutaahirin).Yang sangat mengherankan mereka keluar untuk tabligh (menyampaikan da’wah) padahal mereka sendiri mengakui bahwa mereka bukanlah ahlinya dalam tabligh. Tabligh sepantasnya hanya dikerjakan oleh orang yang berilmu seperi halnya yang dilakukan oleh Rosululloh ketika mengutus delegasinya yang terdiri dari para sahabat yang ‘alim untuk 16
Lihat Al-Qaulul Baligh hal. 47-48 Oleh syaikh Hamud bin Abdillah At-Tuwaijiri Kitab Tabliighun Nishaab atau yang biasa dikenal Fadhaailul ‘Amal karya Muhammad Zakariya Al-Kandahlawy merupakan kitab pedoman Jama’ah Tabligh. Mereka mengagungkannya seperti halnya Ahlusunnah mengagungkan Shahih Bukhari dan Muslim. Syaikh At-Tuwaijiri berkata : “Dalam kitab Tabliighun Nishaab banyak sekali kesyirikan, kebid’ahan, khurafat dan hadist-hadist palsu dan lemah. Kitab tersebut sebenarnya kitab yang jelek, sesat dan fitnah Tetapi sayangnya Jama’ah Tabligh menjadikannya sebagai buku rujukan dan menyebarkan kebid’ahan mereka mewariskan kesesatan mereka kepeda umat yang bodoh dan jahil…..(lihat Al-Qoulul Baligh hal. 11) 18 Hal ini seperti cerita mantan Jama’ah Tabligh. Dia pernah mengisahkan sebab keluarnya dari Jama’ah Tabligh. “Ketika aku khuruj ke sebuah masjid bersama seorang teman yang saat itu hari jum’at, kamipun mendengarkan khutbah jum’at dengan materi pentingnya ilmu. Setelah selesai shalat jum’at, akupun berkata kepada temanku : Sungguh benar !! apa yang diucapkan oleh khatib tadi. Yaitu bahwasanya sebelum kita terjun da’wah, hendaknya kita berilmu. Sedangkan kita masih bodoh, bagaimana langsung berda’wah ??”. Demikianlah, akhirnya Allah menunjukinya ke jalan yang benar. 17
mengajarkan Islam kepada umatnya. Misalnya beliau mengutus Ali bin Abi Thalib seorang diri, Muadz bin Jabal seorang diri (untuk menyampaikan da’wah kepada umat) dan tidak pernah mengutus serombongan sahabat lain untuk meyertai individu-individu utusan Rosululloh tersebut. Sekalipun mereka juga sahabat-sahabat Nabi , namun ilmunya tidak menyamai individu-individu para sahabat yang diutus Rosul . Karena itulah kami menasehatkan agar mereka (Jama’ah Tabligh) mau memperdalam tentang pemahaman agama18. Kemudian dalam kepergiannya ke negeri kafir untuk berda’wah sesungguhnya mereka menghadapi fitnah yang jelas sekali. Padahal mereka tidak memahami bahasa orang-orang kafir tersebut disisi lain mereka berdalil dengan perkataan : ”Lihatlah para sahabat ……… mereka ada yang berasal dari Makkah dan Madinah. Namun kuburan-kuburan mereka terdapat di Bukhara dan negeri Samarkhand”. Jika demikian dalil mereka, maka jawabannya adalah : ” Betapa inginnya kita seandainya bisa keluar untuk berjihad dalam peperangan” Artinya Analogi (pengkiasan) orangorang Jama’ah Tabligh diatas adalah analogi yang tidak ada tempatnya. Kita tidak mengingkari amar ma’ruf nahi mungkar, tetapi kita mengingkari tandzim (pengorganisaian da’wah) yang bernama Jama’ah Tabligh ini. Sesungguhnya ada salah seorang tokoh Jama’ah Tabligh menyusun sebuah risalah ketika sampai pada penjelasan kalimat ﻻﺇﻟــﻪ ﺇﻻ ﺍﷲdengan penafsiran tidak ada yang disembah kecuali Alloh. Bagaimana mungkin tidak ada yang disembah selain Alloh, padahal berhala-berhala yang disembah (selain Alloh) jumlahnya banyak sekali. Para ‘ulama kita menafsirkan kalimat tersebut dengan tidak ada yang disembah dengan benar selain Alloh . Kalau yang disembah tidak benar, maka jumlahnya banyak. Latta disembah, Uzza disembah, Mannat disembah, Api disembah,dan seterusnya19. Beberapa point pokok yang perlu diperhatikan tentang Jama'ah Tabligh : Mereka tidak memiliki perhatian tentang masalah aqidah yang benar. Barang kali seseorang yang berteman dengan mereka selama 40 th akan tetap dengan aqidahnya yang bid’ah dan syirik. Mereka tidak mempunyai perhatian dengan ilmu. Maka anda lihat seorang diantara mereka yang masuk dalam jama’ah ini selama 20 th ia tetap dalam kejahilannya, padahal seorang da’i adalah manusia yang harus berilmu agar da’wahnya dibangun di atas ilmu. Sesungguhnya majlis satu orang ‘alim lebih mulia dari pada majlis seratus orang jahil. Sering menyampaikan hadits-hadits yang dhoif dan palsu-alias palsu.20
FATWA TERAKHIR SYAIKH MUHAMMAD BIN IBRAHIM DAN SYAIKH ABDUL AZIZ BIN BAAZ Rahimahullah Dalam buku yang berjudul Jilaalul Adzan karangan Ghulam Mustafa Hasan dicantumkan fatwa-fatwa syaikhain yang insya Alloh adalah dukungan dan rekomendasi bagi gerakan Jama’ah Tabligh ini, namun sangat disayangkan penulis buku tersebut tidak mencantumkan fatwa terakhir dari kedua syaikh tersebut. Selayaknya ia mencantumkan fatwa syaikh yang memansukh (menghapus) fatwa sebelumnya. Karena hal itu merupakan amanah ilmiah sehingga tidak timbul anggapan bahwa rekomendasi dari Syaikh Muhammad bin Ibrahim dan Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah masih tetap berlaku !! kedua fatwa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fatwa terakhir Syaikh Muhammad Bin Ibrahim
19 20
Lihat Majalah As-Sunnah 05/III/1419-1998 hal. 23-25. Lihat Al-Makhraj minal Fitnah hal. 102 oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wad’i.
Dari Muhammad bin Ibrahim kepada Hadrat Putra Mahkota Kerajaan Al-Amir Khalid bin Su’ud. Ketua dewan kerajaan yang terhormat,
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﲪﺔ ﺍﷲ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ Saya telah menerima surat dari yang mulia no.37/4/5 dengan tanggal 21/1/1382 H yaitu permintaan dari Muhammad bin Abdul Hamid dan Syah Ahmad Nurani dan Abdussalam Al-Qadiry dan Su’ud Ahmad Dahlawi kepada paduka raja yang mulia tentang permintaan bentuk bantuan untuk proyek jam’iyah mereka yang bernama Kuliyatud Da’wah Wat Tabligh Islamiyyah demikian pula tentang tiga buah kitab yang disertakan bersama surat mereka. Saya jelaskan kepada yang mulia bahwa jam’iyyah ini tidak ada kebaikan padanya. sebab jam’iyyah ini bid’ah lagi sesat. Setalah membaca ketiga buku yang disertakan tersebut kami mendapatkan ketiga kitab itu penuh dengan kesesatan, bid’ah, ajakan penyembahan kepada kuburan, syirik dan banyak lagi perkara yang tidak bisa didiamkan begitu saja. Oleh karena itu kami akan membantahnya Insya Alloh dan menyingkap kesesatan serta memberantas kebathilannya. Sesungguhnya Alloh pasti menolong agamaNya dan meninggikan kalimatNya.
ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﲪﺔ ﺍﷲ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ 29/1/1382 H (Adapun surat dari Syaikh Muhammad bin Ibrahim kepada para ‘ulama di Al-ahsa’ dari kawasan timur yang isinya adalah permohonan agar memberikan bantuan kepada Jama’ah Tabligh tertanggal 19/1373 H yaitu 9 tahun sebelumnya). 2. Fatwa terakhir Syaikh Bin Baaz pada tahun 1416 H. Ada yang bertanya kepada Syaikh Bin Baaz sebagai berikut : Soal: Wahai Syaikh yang mulia, kami sering mendengar tentang Jama’ah Tabligh dan da’wah yang mereka lakukan, bolehkah saya berkecimpung dalam jama’ah ini? Saya mohon nasehat dan pengarahan dari anda. Semoga Alloh membalas anda dengan pahala yang besar. Jawab: ” Setiap orang yang menyeru kepada Alloh dia adalah mubaligh… Akan tetapi Jama’ah Tabligh dari India ini yang sudah dikenal ini terdapat khurafat, bid’ah dan perbuatan syirik pada mereka. Maka tidak boleh khuruj bersama mereka kecuali orang yang memiliki ilmu dengan maksud untuk meningkari kemungkaran-kemungkaran mereka dan memberikan pelajaran kepada mereka. Tetapi apabila hanya sekedar Khuruj mengikuti mereka maka hal itu tidak boleh. Disebabkan khurafat, kesalahan-kesalahan dan minimnya ilmu yang ada pada mereka. Apabila yang khuruj bersama mereka Adalah orang ‘Alim (yang berilmu) dalam rangka berda’wah di jalan Alloh dan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kebaikan sehingga meninggalkan cara mereka yang bathil dan agar mereka berpegang teguh kepada Manhaj Ahlussunnah wal jama’ah maka hal itu dibolehkan.21
21
Dicuplik dari kaset Ta’qib Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz’alaa An-Nadwah
HIZBUT
TAHRIR (HT)
Hizbut Tahrir merupakan suatu nama bagi gerakan da’wah yang didirikan oleh Taqiyuddin An-Nabhani. Dia telah menulis sebuah buku yang berjudul “Nidhoom Al-Islam” yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul ”Peraturan Hidup dalam Islam” terbitan Pustaka Thariqul Izzah. Gerakan ini berpusat di Yordania dan terus berkembang ke seluruh dunia hingga masuk ke Indonesia. Di Indonesia gerakan ini berpusat di Bogor. Tokoh mereka sekarang yang sering datang ke Bogor adalah Abdurahman Al-Bagdady. Di bogor pusat kegiatan mereka berada di perguruan tinggi IPB (Institut Pertanian Bogor). Sehingga banyak sekali Alumni-alumni dari IPB yang menjadi da’i-da’i gerakan da’wah ini. Gerakan da’wah ini dinilai oleh Syaikh Al-Albani sebagai gerakan yang terpengaruh oleh Mu’tazilah. karena menempatkan akal lebih dari tempat yang semestinya sehingga mereka dikenal dengan julukan Neo Mu’tazilah (Mu’tazilah gaya baru). Berikut Sekilas Tentang Hizbut Tahrir a. Asal Usul Hizbut Tahrir Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam buku mereka ”Strategi Da’wah Hizbut Tahrir” yang diterbitkan oleh Pustaka Tariqul Izzah hal. 21 – 23 bahwasanya Hizbut Tahrir merupakan sebuah gerakan yang bermula dari beberapa ‘ulama setelah merasakan berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin. Mereka lalu mempelajari realita umat Islam dimasa kini dan di masa lampau (hal. 22). Wal hasil setelah melalui berbagai studi secara intensif, mereka menghasilkan sebuah pemikiran yang khas, jernih dan jelas. Lalu mereka mendirikan Hizbut Tahrir berdasarkan pemikiran tersebut (hal. 23). b. Tujuan Utama Mendirikan Hisbut Tahrir Menurut mereka problematika utama yang dihadapi umat Islam bukanlah masalah menegakkan tauhid dan menjauhkan umat dari kesyirikan tetapi bagaimana caranya mendirikan Khilafah atau Daulah Islamiyah.22 Sebagaimana perkataan mereka “Sesungguhnya problematika utama yang dihadapi kaum muslimin saat ini adalah bagaimana menerapkan kembali hukum yang diturunkan Alloh , yaitu dengan menegakkan kembali sistem khilafah dan mengangkat seorang khalifah yang dibaiat berdasarkan kitabullah dan sunnah Rosul-Nya” (lihat hal.5). Bahkan mereka membatasi problematika umat Islam hanya dalam masalah ini, bukan pada masalah aqidah atau yang lainnya. Sebagaimana perkataan mereka “Dengan membatasi probelamatika utama kaum muslimin akan jelaslah tujuan yang harus diupayakan “ (hal. 5). Karena menurut mereka hanya dengan sistem khilafahlah baru bisa tegak hukum-hukum Islam. Hal ini dibangun atas anggapan mereka bahwa seluruh negara-negara termasuk (arab) telah menerapkan hukum-hukum kufur. Mereka berkata “Sementara negeri-negeri Islam termasuk arab sekalipun sangat disayangkan ternyata seluruhnya telah menerapkan perundang-undangan dan hukum-hukum kufur kecuali sebagian kecil“ (lihat hal. 6). Walaupun mereka agak melebihkan Arab Saudi dari yang lainnya namun anehnya mereka juga melebihkan Iran kata mereka “Sekalipun ada juga pengadilan-pengadilan yang menerapkan hukum syara’ selain yang disebutkan diatas namun hanya terdapat disebagian kecil negeri-negeri kaum muslimin 22
Kami tanyakan kepada mereka apakah khilafah itu ghoyah (tujuan utama) ataukah wasilah (perantara/sarana) ?? Jika yang pertama jelas salah. Jika yang kedua menganggap kalian sibuk dengan wasilah dengan melalaikan ghoyah. Ingatkah kalian ketika Rasulullah berdakwah bertahun-tahun di kota Mekah mengajak kepada tauhid dan melarang syirik sebelum beliau mengajak mereka untuk sholat, zakat, puasa, haji, jihad dan juga khilafah. Apakah kalian merasa lebih hebat dakwahnya dari pada Rosul ????!!!!!!
seperti Arab Saudi dan Iran“ (lihat hal. 6). Padahal kita ketahui bahwa Iran merupakan pusat perkembangan Syiah. c. Manhaj Dakwah Hizbut Tahrir Hanya Melalui Politik Mereka berkata “Oleh karena itu, usaha untuk menegakkan sistem khilafah dan mengembalikan penerapan hukum dengan apa yang diturunkan Alloh harus berupa amal jama’i dan berbentuk kelompok dakwah partai atau sebuah jama’ah. Dan amal jama’i inipun harus berupa aktivitas politik dan tidak boleh bergerak diluar aktivitas politik“ (lihat hal. 25). Mereka menganggap : “Kelompok-kelompok dakwah yang bergerak diluar bidang politik pada hakikatnya tidak berhubungan dengan masalah utama kaum muslimin“ (lihat hal. 25). Dan menurut mereka : “Termasuk kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok dakwah yang memfokuskan perhatiannya kepada hadits berikut takhrijnya“ (lihat hal. 27). Kita dapati banyak pemuda-pemudi Hizbut Tahrir yang terjun membahas masalah politik. Padahal hal ini sudah diluar kemampuan mereka dan bukan pula hak mereka untuk membahas masalah politik tidak semua orang berhak menjadi politikus. Yang berhak menangani masalah ini “Siyasah Syar’iyah“ hanyalah para ‘‘ulama . Tidak ada yang berhak memberikan fatwafatwa mengenai politik kecuali ‘ulama yang telah mencapai derajat mujtahid yang menguasai seluruh cabang-cabang seluruh masalah syari’at. Apalagi untuk menjadi imam yang dibai’at. Maka selayaknya dia adalah seorang mujtahid atau minimal didampingi oleh seorang mujtahid23. Hizbut Tahrir tidak berhak membahas masalah politik sebab mereka merupakan sekumpulan orang-orang awam yang tidak memahami hadits-hadits Rosululloh . Bagaimana mereka bisa mencela para ‘ulama yang sibuk mempelajari dan meneliti sanad haditshadits Rosululloh , padahal dari hadits-hadits Rosululloh tersebut lahirlah hukum-hukum syariat Islam yang harus dikuasai oleh seorang mujtahid. Berapakah ‘ulama yang ada pada gerakan Hizbut Tahrir ini yang telah mencapai derajat mujtahid ?? ataukah tidak ada sama sekali ?? d. Aqidah Mereka Hizbut Tahrir sangat terpengaruh dengan mu’tazilah yang sangat mengagungkan akal24, sehingga mereka menjadikan akal sebagai dasar pijak mengenai ”Thariiqul Iman” (Jalan Keimanan). Sebagaimana perkataan pendiri mereka (Taqiyuddin An-Nabhani) : “Apabila seorang muslim harus bersandar pada akal atau pada sesuatu yang telah terbukti dengan akal atau yang datang dari sumber berita yang yakin dan pasti, yaitu apa-apa yang telah ditetapkan oleh 23
Syaikh Dr. Sholeh Abdullah bin Abdillah Al fauzan berkata : “ Sesungguhnya berhukum dan mendirikan daulah Islamiyah semua ini termasuk penyempurnaan tauhid dan pelengkapnya. Maka bagaimana penyempurna tersebut diburu terlebih dulu, tetapi tujuan utama dilalaikan ??? ( lihat muqaddimah manhajul ambiya’ fidda’wah ilallah hal. 11 oleh Dr. Rabi bin Hadi Al-Madkhali cet. Maktabah Al-Ghuraba’ Al—Atsariyah ) 24 Demikianlah mereka !!! mereka menempatkan akal seperti hakim yang berkuasa. Sampai-sampai apabila ayat atau hadits shahih yang tidak sesuai dengan akal mereka, mereka pun menolaknya. Kami khawatir, kalau mereka yang termasuk difirmankan Allah daam Al-Qur’an-Nya :
.⎯ÏΒ ÏµƒÏ‰öκu‰ ⎯yϑsù Zοuθ≈t±Ïî ⎯ÍνÎ|Çt/ 4’n?tã Ÿ≅yèy_uρ ⎯ϵÎ7ù=s%uρ ⎯ϵÏèøÿxœ 4’n?tã tΛs⎢yzuρ 5Οù=Ïæ 4’n?tã ª!$# ã&©#|Êr&uρ çµ1uθyδ …çµyγ≈s9Î) x‹sƒªB$# Ç⎯tΒ |M÷ƒu™tsùr& ∩⊄⊂∪ tβρã©.x‹s? Ÿξsùr& 4 «!$# ω÷èt/ “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya. Dan meletakkan tutupan atas pengelihatannya ? maka siapakah yang akan memberinya peyunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?” (QS. Al-Jaatsiyah : 23).
Al-Qur’an dan Hadits qot’i (hadits mutawatir). Apa saja yang tidak terbukti denag kedua jalan tadi (akal, Al-Qur’an dan hadits mutawatir) haram baginya untuk mengimaninya (menjadikannya sebagai aqidah). Sebab aqidah tidak boleh diambil kecuali dengan kepastian”. Mereka memanfaatkan istilah-istilah fiqhiyah Qoth’i Tsubut (jelas dan pasti sumber darinya dari Nabi), Dzonni tsubut (masih belum jelas sumbernya dari Nabi ), Qoth’i Dalaalah (pasti dan jelas penunjukkannya). Mereka menggunakan istilah-istilah tersebut untuk hal-hal yang menyimpang. Mereka berkata :”Tidak boleh bagi bagi seorang muslim membangun aqidahnya kecuali berdasarkan dalil yang qoth’i tsubut dan qoth’i dalaalah”. Kalau cuma salah satu maka tidak bisa. Sehingga hadits-hadits ahad tentang aqidah walaupun qoth’i dalaalah, mereka tolak karena tidak mutawatir. Bahkan ayat Al-Qur’an dalam masalah aqidah yang penunjukkanya tidak jelas (dzonni dalaalah) menurut mereka tidak wajib bagi seseorang untuk berpegang teguh dengan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Mereka berdalil dengan ayat Al-Qur’an :
∩⊄∇∪ $\↔ø‹x© Èd,ptø:$# z⎯ÏΒ ©Í_øóムŸω £⎯©à9$# ¨βÎ)uρ “Dan sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran“ (QS. AnNajm : 28). Anehnya, dalam masalah fiqh mereka menerima penetapan hukum-hukum fiqh dengan hadits ahad. Sehingga mereka menjadi kebingungan sendiri ketika kita tanyakan tentang sikap mereka terhadap hadits yang diriwayatkan dari jalan sahabat Abu Hurairah :
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﱐ ﺃﻋﻮﺫﺑﻚ ﻣﻦ: ﺇﺫ ﺟﻠﺲ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﰲ ﺍﻟﺘﺸﻬﺪ ﺍﻷﺧﲑ ﻓﻠﻴﺴﺘﻌﺬ ﺑﺎﷲ ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻊ ﻳﻘﻮﻝ ﻋﺬﺍﺏ ﺟﻬﻨﻢ ﻭﻣﻦ ﻋﺬﺏ ﺍﻟﻘﱪ ﻭﻣﻦ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﶈﻴﺎ ﻭﺍﳌﻤﺎﺕ ﻭﻣﻦ ﺷﺮ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﳌﺴﻴﺢ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ “Jika seseorang diantara kamu duduk dalam tasyahud akhir hendaklah ia berlindung dari empat hal; hendaklah dia berdo’a ‘Ya Alloh sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari siksa Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati dan dari jahatnya fitnah Al-Masih AdDajjal.”25 Menurut filsafat mereka hadits ini sangatlah aneh, hadits ini adalah ahad, anehnya disatu sisi mengandung masalah hukum fiqh (yaitu anjuran berdo’a diakhir shalat) yang harus mereka terima. Namun disisi lain mengandung masalah aqidah (yaitu tentang adanya adzab kubur) yang harus mereka tolak karena haditsnya tidak mutawatir26. Mereka sangat kebingungan untuk bisa menerima kedua hal yang saling bertolak belakang. Akhirnya karena kebingungan tersebut mereka berkata : ”kami membenarkan adzab kubur, tapi kami tidak mengimaninya”. Sungguh jelas ini adalah filsafat yang aneh sekali. Akibat dari pemahaman yang aneh ini pernah ada da’i dari Hizbut Tahrir yang berda’wah sendirian di Jepang. Ia menyampaikan serentetan tentang jalan iman. Diantara isi ceramahnya, ia 25
HR. Muslim (588), Ahmad (2/477), Abu Dawud (983), An Nasai (1309). Dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam “Irwanul Ghalil” No. 350. Lihat Sifat Shalat Nabi hal 182 cet Maktabah Al-Ma’arif. 26 Ini termasuk kejahilan mereka dalam masalah hadits. Syaikh Al-AlBani dalam “Ash-Shahihain” Juz 1 hal 295296 no. 159, setelah menyebukan hadits tersebut beliau menerangkan faedah hadits tersebut, antara lain : Iman kepada adzab kubur. Hadits-hadits tentang adzab kubur derajatnya mutawatir. Tidak boleh bagi seorang Muslim untuk meragukannya hanya dengan alasan bahwa haditsnya ahad !!!. Kalaulah memang haditsnya ahad masih tetap wajib diimani. Karena di dalam Al-Qur’an terdapat dalil yang menunjukkan tentang adzab kubur. “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka. Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung dengan adzab yang buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pagi dan petang. Dan pada hari Kiamat (dikatakan kepada Malaikat); masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras” (QS. Ghofiir : 45-46). Kalaulah memang tidak ada ayat yang menunjukkan tentang adzab kubur, maka hadits ini saja sudah cukup untuk menetapkan aqidah ini. Adapun anggapan sebagian jama’ah (baca : Hizbut Tahrir) bahwa masalah aqidah tidak boleh ditetapkan dengan hadits ahad, ini adalah anggapan yang bathil dan baru dalam Islam. Tidak pernah dikatakan oleh para ‘ulama atau Imam seperti imam empat. Ini hanyalah perkataan ‘ulama kalam yang tanpa dalil dan hujjah …
menjelaskan bahwa masalah aqidah tidak bisa ditetapkan berdasarkan hadits ahad. Ternyata diantara para hadirin peserta ceramah, ada pemuda yang pandai. Pemuda tersebut berkata kepadanya : ”Wahai ustadz anda datang sebagai da’i di Jepang sebuah negeri yang penuh dengan kesyirikan dan kekufuran. Sebagaimana anda katakan bahwa anda datang dalam rangka berda’wah agar masarakat Jepang masuk Islam. Anda mengatakan kepada mereka bahwasanya dalam Islam aqidah tidak bisa ditetapkan berdasarkan khabar ahad. Anda juga mengatakan”termasuk perkara aqidah yaitu tidak mengambil aqidah yang dibawa satu orang individu. Anda sekarang menyeru kami kepada Islam padahal anda seorang diri. Maka berdasarkan filsafat anda sebaiknya anda pulang saja ke negeri anda dulu, lalu bawalah kemari puluhan orang Islam seperti anda agar mengutarakan pernyataan seperti pernyataan anda. Dengan demikian khabar anda menjadi khabar yang mutawatir”27 e. Hizbut Tahrir Sulit Diharapkan Memperhatikan Masalah Aqidah. Setelah mengetahui aqidah mereka yang menolak hadits-hadits ahad, nampaklah bahwa Hizbut Tahrir tidak akan memperhatikan masalah-masalah tauhid. Baik Tauhid Asma’ Wa Sifat ataupun Tauhid Uluhiyah. Sebab pembahasan kedua tauhid tersebut banyak disandarkan pada hadits-hadits ahad. Dan lebih-lebih jangan diharapkan Hizbut Tahrir akan memberantas bid’ah sebab mereka sendiri adalah jama’ah bid’ah dan jama’ah yang mencela para ‘ulama yang melakukan pemeriksaan hadits-hadits Rosululloh .
IKHWANUL MUSLIMIN Ikhwanul Muslimin adalah pergerakan Islam yang didirikan oleh Hassan Al Banna (1906-1949) di Mesir pada tahun 1941 M. Diantara tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin adalah: Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al Ghazali, Umar Tilimsani, Mustafa As Siba’i dan sebagainya. Sejak awal berdirinya pergerakan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaluddin Al-Afghani, seorang penganut Syi’ah Babiyah yang berkeyakinan widhatul wujud. Dan keyakinan bahwa kenabian dan kerosulan dapat diperoleh dengan usaha sebagaimana halnya menulis dan mengarang. Dia (Jamaluddin Al-Afghani) kerap mengajak pendekatan antara Sunni-Syi’ah28, bahkan juga mengajak persatuan antar agama29.Gerakan itu lalu berkembang kebanyak negeri sepeti : Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Yaman, Sudan dan lain sebagainya30. Ia (Jamaluddin Al-Afghani) telah dihukumi oleh para ‘ulama negeri Turki dan sebagian Masyaikh Mesir sebagai orang ”Mulhid (penyeleweng), kafir, Zindiq dan keluar dari Islam”. Farid bin Ahmad bin Mansur menyatakan bahwa ”Ikhwanul Muslimin banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaluddin Al-Afghani pada beberapa hal diantaranya : 1. Menempatkan politik sebagai prioritas utama. 2. Mengorganisasikan secara rahasia. 3. Menyerukan peraturan hukum demokrasi. 4. Menghidupkan dan menyebarkan seruan Nasionalisme.
27
Lihat majalah As-Sunnah 03/III/1418 H-1997 M hal. 43-55 dari tulisan Syaikh Al-AlBani Tidak … Demi Allah hal ini tidak akan terwujud. Semua ini hanyalah khayalan belaka, laksana menanam api di lautan. Bagaimana tidak, dapatkah api bercampur dengan air? 29 Lihat Da’wah Ikhwanul Muslimin Fi Miizanil Islam oleh Farid bin Ahmad bin Mansur hal (36) 30 Lihat Al-Maushuu’ah Al-Muyassayaroh hal. 19-25. 28
5. Mengadakan peleburan dan pendekatan dengan Syi’ah Rafidhah, berbagai kelompok sesat bahkan kaum Yahudi dan Nasrani31. Oleh karena itu jama’ah Ikhwanul Muslimin banyak memiliki penyimpangan dari kaidah-kaidah Islam sebagaimana yang dipahami oleh para salaf sholeh, diantara penyimpangan tersebut diantaranya: 1) Tidak Memperhatikan Aqidah Dengan Benar32 Bukti nyata bahwa jama’ah Ikhwanul Muslimin tidak memperhatikan masalah aqidah dengan benar adalah : banyaknya anggota-anggota mereka yang jatuh dalam kesyirikan dan kesesatan, serta tidak memiliki konsep aqidah yang jelas. Hal itu juga terjadi pada tokohtokoh dan pemimpin mereka yang menjadi panutan anggotanya Seperti : Hasan Al Banna, Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al- Ghazali, Umar Tilimsani, Mustafa As-Siba’i dan sebagainya. Seorang tokoh Islam (Muhammad bin Saif Al ‘Ajami) menceritakan bahwa Umar Tilimsani yang menjabat Al-Mursyid Al-‘Am dalam organisasi Ikhwanul Muslimin yang cukup lama pernah menulis buku yang berjudul ”Syaahidul mihrab Umar bin Al Khattab “ (Umar ibnul khattab yang wafat dalam mihrab). Buku ini penuh dengan ajakan kepada kesyirikan, penyembahan kubur, membolehkan istighosah pada kuburan dan berdo’a kepada Alloh disamping kuburan. Tilimsani juga menyatakan, kita tidak boleh melarang keras para peziarah kubur yang melakukan amalan seperti itu. Coba simak teks pernyataannya pada hal 225-226 “ Sebagian yang menyatakan bahwa Rosululloh dapat memohonkan ampun untuk mereka (peziarah kuburnya) tatkala beliau masih hidup saja, tetapi saya tidak mendapatkan alasan pembatasan itu pada masa hidup beliau saja. Dan didalam Al-Quran tidak ada yang menunjukan adanya pembatasan tersebut” Disini dia menganggap bahwa memohon kepada Rosululloh sesudah kematian beliau, beristighosah, dan beristighfar dengan perantaraannya hukumnya boleh-boleh saja, pada hal.226 dia juga menyatakan “Oleh karena itu saya cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa beliau dapat memohonkan ampun dikala beliau masih hidup maupun sesudah matinya bagi siapa yang mendatangi kuburannya yang mulia” Pada halaman yang sama dia juga menyatakan “Oleh karena iu kita tidak perlu berlaku keras dalam mengingkari orang yang meyakini karamah para wali, sambil berlindung kepada mereka dikuburan-kuburan mereka yang disucikan. Berdo’a kepada mereka tatkala tertimpa kesulitan yang juga mereka yakini bahwa karamah para wali tersebut termasuk mu’jizat para Nabi” Kemudian pada hal.231 dia juga menyatakan” Maka kita tidak perlu memerangi wali-wali Alloh (menurut mereka) dan orang-orang yang menziarahi serta berdo’a di samping kuburan-kuburan mereka”. Demikianlah, tidak ada satupun bentuk syirik terhadap kuburan yang tidak dibolehkan oleh Mursyid Al-‘Am dari Ikhwanul Muslimin itu, karena kegandrungan-nya dan kecintaanya terhadap bentuk-bentuk perbuatan syirik dan kufur semacam ini. Sehingga Tilimsani menyatakan “Maka kita tidak perlu memerangi wali-wali Alloh (menurut mereka) dan orang-orang yang menziarahi serta berdo’a disamping kuburan-kuburan mereka”. 31 32
Lihat Da’wah Ikhwanul Muslimin Fi Miizanil Islam oleh Farid bin Ahmad bin Mansur hal (47) Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata sebagaimana dalam majalah Al-Majalah ed. 806 tgl 25/2/1416 H hal. 24 : “Harokah Ikhwanul Muslimin telah dikritik oleh para ahli ‘Ilmi yang mu’tabar. Salah satunya mereka tidak memperhatikan masalah da’wah kepada Tauhid dan memberantas Syirik dan Bid’ah. Maka sewajibnya bagi Ikhwanul Muslimin untuk memperhatikan da’wah salafiyah, da’wah kepada tauhid, mengingkari ibadah kepada kubur-kubur dan meminta pertolongan kepada orang-orang yang sudah mati seperti Hasan, Husein, Badawi dan sebagainya. Wajib bagi mereka untuk mempunyai perhatian khusus dengan makna ﻻﺍﻟﻪ ﺇﻻﺍﷲ. Karena inilah pokok agama dan yang sesuatu yang pertama kali didakwahkan oleh Rosul yang mulia di kota Mekkah !!!
Tilimsani juga hidup di Mesir yang terdapat kuburan-kuburan dimana dilakukan syirik terbesar bahkan lebih besar dari pada syirik umat jahiliyah pertama. Kuburankuburan yang dijadikan tempat untuk berthawaf dan tempat memohon segala sesuatu yang seharusnya ditujukan hanya kepada Alloh semata. Diantara yang mereka anggap wali kebanyakannya adalah kumpulan orang-orang zindiq dan mulhid. Seperti Sayyid Da’iyah Fatimi yang tidak pernah melakukan shalat. Diantaranya juga kaum sufi yang “keblinger” seperti Syaadili, Dasuki, Qonawi, dan lain sebagainya yang ada di setiap kota dan pedesaan. Orang-orang itulah yang dijadikan wali-wali mereka. Dan kuburan-kuburan mereka itulah yang dipublikasikan oleh pemimpin umum Ikhwanul Muslimin itu. Dia kembali menyatakan pada hal 231 sebagai berikut “Meskipun hati saya sudah demikian cinta dan bergantung kepada wali-wali Alloh itu dan meskipun saya amat gembira dan senang menziarahi mereka di tempat-tempat kediaman abadi mereka dengan melakukan hal-hal yang merusak aqidah tauhid –-menurut anggapannya-– akan tetapi saya tidak berorientasi penuh untuk mempropaganda-kannya.Hal itu sebatas hanya soal intuisi (perasaan). Dan saya katakan kepada mereka yang bersifat ekstrim dalam mengingkarinya ”tenanglah dalam perbuatan ini tidak ada perbuatan syirik, penyembahan berhala maupun kekufuran.” Maka apalagi yang bisa diharapkan daari keyakinan yang merancukan aqidah dan tauhid. Sehingga berdo’a kepada orang yang sudah mati disamping kuburan-mereka tatkala ditimpa kesusahan dianggap hanya soal perasaan yang tidak mengandung syirik dan penyembahan berhala. Seperti yang diungkapkan oleh Al-Mursyid Al-‘Am dari Ikhwanul Muslimin tersebut ??? Musthofa As-Siba’i Al-Mursydul Al-‘Am Ikhwanul Muslimin dari Syiria pernah mengubah kaidah yang dibacakannya dikuburan Nabi diantara bait-baitnya adalah:
Wahai Tuanku, kekasih Alloh Aku diambang pintu kediamanmu Mengadukan kesusahanku karena sakit Wahai Tuanku Telah berlarut rasa sakit dibadanku Karena sangat sakitnya Akupun tak dapat mengantuk mapun tidur33 Dari kedua ba’it diatas kita dapat memahami bahwa dia telah melakukan istighotsah kepada Rosululloh yang jelas merupakan perbuatan syirik yang dilarang Alloh . Hasan Al-Banna juga mengambil aqidah dari Thariqat Sufiyah Kuburiyah yang bernama “Al-Hashofiyah” dia berkata dalam kitabnya ”Mudzakkiratud Da’wah Wa Daiyah” hal 27 “Aku bersahabat dengan para anggota Hashofiyyah di Damanhur, dan aku selalu hadir setiap malam bersama mereka di Masjid At Taubah”. Berkata Jabir Razak dalam kitabnya “Hasan Al Banna Bi Aqlaami Talamidzatihi Wa’ Mu’asirihi” hal.8 “ Dan Damanhur menjadi kokohlah hubungan Hasan Al-Banna dengan anggota Hashofiyah dan beliau selalu hadir setiap malam bersama mereka di masjid AtTaubah. Dia ingin mengambil pelajaran thariqat mereka sehingga berpindah dari tingkatan”mahabbah” ketingkatan “At-Taabi’ Al-Mubaya”34 Bahkan Hasan Al-Banna sendiri (pendiri Ikhwanul Muslimin) nampak sebagai orang yang awam dalam masalah aqidah tauhid. Disebutkan dalam kitab Al-Waqafaat hal.21-22 bahwa dia pernah berkata ”Dan do’a kepada Alloh apabila disertai dengan tawasul (mengambil 33 34
Lihat Al- waqafaat hal 21-22 Lihat Da’wah Ikhwanul Muslimin hal. 63
perantara salah satu mahlukNya) merupakan perselisihan furu’ dalam cara berdo’a dan bukan termasuk perkara aqidah”. Dalam asma’wa sifat dia termasuk madzhab “tafwidh”. Yaitu madzhab yang tidak mau tahu dan menyerahkan /begitu saja perkara Asma wa’sifat kepadaNya (Alloh ) tanpa meyakini apaapa“ ini adalah madzhab sesat, bukan sebagimana madzhab salaf-shalih yang meyakini Asma’-asma’ dan sifat Alloh namun dengan menyerahkan hakikat (bagaimana) asma’ dan sifat tersebut kepada Alloh . Hasan Al-Banna menyatakan dalam bukunya “Al-Aqoid” hal. 74: “Sesungguhnya pembahasan dalam masalah ini (asma’ wa sifat) meskipun dikaji secara panjang lebar akhirnya akan menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu ‘Tahwidh’”35 Tokoh besar mereka yang lain, yang serupa dengan keadaannya (Al-Banna) adalah Said Hawwa. Dia beranggapan bahwa “Umat Islam pada setiap masanya, (kebanyakan) yang beraqidah Asy’ariyah maturidiyah (termasuk golongan pentakwil sifat). Sehingga dengan itu, dia beranggapan bahwa itu adalah aqidah yang sah dalam Islam”. 36 Sayyid Quthub37 pun memiliki aqidah Wihdatul Wujud. Dia berkata dalam kitabnya “Dzilaalul Qur’an” jilid IV halaman 4002 : “Hakekat yang ada adalah wujud yang satu. Maka di alam ini tidak ada yang hakekat kecuali hakekat Alloh. Dan di sana tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya. Perwujudan selain Alloh hanyalah sebagai perwujudan yang bersumber dari perwujudan yang hakiki itu” Selain itu, dia juga tidak bisa membedakan antara tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah. Dan dia menyangka bahwa yang menjadi perselisihan antara para nabi dengan umat mereka adalah dalam masalah tauhid Rububiyah, bukan Uluhiyah. Dia berkata dalam “Dzilaalul qur’an“ IV/1847, ”Bukanlah perselisihan seputar sejarah antara jahiliyah daqn Islam, dan bukan pula peperangan antara kebenaran dan Thaghut pada masalah uluhiyah Alloh …..” Dan juga perkataannya dalam halaman 1852 : “Hanya saja perselisihan dan permusuhan adalah pada masalah siapakah Rabb manusia yang menghukumi manusia dengan syariat-Nya dan mengatur mereka dengan perintah-Nya dan memerintahkan mereka untuk beragama dan taat kepada-Nya.38 2) Menghidupkan Bid’ah Jamaah Ikhwanul muslimin juga banyak sekali menghidupkan bid’ah. Said Hawa mengatakan dalam bukunya “At-Tarbiyah Ar-Rukiyah“ (Pembinaan Mental) : “Ustadz Al– Banna beranggapan bahwa menghidupkan hari-hari besar Islam (selain dua hari ‘Id), adalah 35
Syaikhul Islam berkata dalam kitabnya “Daaru ta’arubil aqli wa naqli” juz I hal. 201-205 : “Adapun tafwidh maka sudah merupakan hal yang maklum. Bahwa Allah memerintahkan kita semuanya untuk merenungi AlQur’an, memahami dan menghayatinya, maka bagaimanakah kita akan berpaling dari memahami dan mendalaminya …… hingga beliau berkata : “Dari sini jelaslah bahwa perkataan ahlu tafwidh yang mengaku mengikuti Sunnah dan Salaf termasuk sejelek-jelek perkataan ahlul bid’ah dan ilhaq (lihat pula Qowaaidul Mutsla hal. 44) oleh Syaikh Utsaimin. 36 Lihat “Jaulah fil Fiqhain” karya Said Hawwa 37 Tentang Sayyid Quthub, maka sungguh Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali telah mewakili segenap para ‘ulama dan penuntut ilmu dalam mengungkap kesesatan dan penyimpangannya, yaitu dalam 4 buah kitabnya : 1. Adzwa’ Islamiyah ‘alaa Aqidati Sayyid Quthub 2. Mathoin Sayyid Quthub fii Ash-Shahabah (celaan Sayyid Quthub terhadap sahabat) 3. Al-Awaashim minma fii Kutubi Sayyid Quthub min Al-Qawasim 4. Al-Haddul Faashil Bainal Haqqi wal Bathil Ringkasnya : Celaannya terhadap Musa , celaan kepada shahabat khususnya Utsman bin Affan , perkataannya bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, beraqidah wihdatul wujud, menta’thil (mengingkari) sifat-sifat Allah sebagaimana JAHMIYAH, tidak menerima hadits-hadits ahad yang shahih dalam masalah aqidah ….. dsb (lebih jelasnya bacalah kitab-kitab di atas dan kitab-kitab tersebut sudah tercetak) 38 Lihat “Adwa’un Islahiyah “ karya Syaikh Rabi’ Ibnu Hadi Al – Madkhali pada halaman 65
termasuk tugas harokah-harokah (gerakan Islam) “. Beliau juga mengangap bahwa: ”Suatu hal yang aksiomatik (pasti), kalau dikatakan bahwa pada zaman modern ini memperingati hari besar semacam Maulid Nabi dan sejenisnya dapat diterima secara fiqh dan harus mendapat prioritas tersendiri.” Dikisahkan juga oleh Mahmud Abdul Halim dalam bukunya “Ahdas Sana‘atho Ath– thariq“ (juz 1/109) bahwa ia sering bersama-sama Hasan Al–Banna menghadiri Maulid Nabi . Ia (Hassan Al-Banna) sendiri terkadang maju pentas untuk nasyid (nyanyian) Maulid Nabi dengan suara dengan suara keras dan nyaring. Setelah menukik banyak kisah Al-Banna tersebut, Syaikh Farid berkomentar : “Semoga Alloh memerangi pelaku bid’ah. Alangkah bodohnya mereka, alangkah lemahnya akal mereka. Sesungguhnya mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas dilakukan bahkan oleh anak kecil sekalipun.“ Dalam lembaran-lembaran majalah Ad-Da’wah yang dipimpin oleh Umar Tilimsani. Tatkala dia masih menjabat salah satu mursyid partai Ikhwanul Muslimun (no. 21 hal. 16 /Rabbiul Awal 1398 H), tercetus ungkapan penuh dengan kebid’ahan dan ghuluw (penkultusan/berlebih-lebihan) terhadap Nabi . Diantaranya dalam makalah di bawah judul “Fii Dzikri Maulidika Ya Dhiya’ Al-‘Alamin” (dalam memperingati hari kelahirannya, Wahai sinar alam semesta). 3) Ta’sub – Fanatik Terhadap Pendapat ‘Alim ‘Ulamanya Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menyatakan dalam “Al–Makhroj min Al– Fitan“ hal. 86 “(banyak) dari kalangan Ikhwanul Muslimun yang mengetahui bahwa mereka bodoh dalam masalah dien (agama).” Jika kita mengatakan kepadanya : ini halal, atau ini haram dan sudah kita tegakkan dalil-dalilnya, ia akan mengelak, sambil menjawab : “Yusuf Qordhowi di dalam Al-Hala wal Haram bilang begini, Sayyid Sabiq dalam Fiqh As-Sunnah bilang begini, atau Hasan Al-Banna dalam Ar-Rasaail bilang begini, atau Sayyid Quthub dalam tafsir Fii Dzilaiiil Qur’an bilang begini !!! Bolehkah dalil-dalil yang jelas dipatahkan dengan ucapan-ucapan mereka ???” Karena itulah banyak diantara mereka yang masih meremehkan hukum “merokok” Misalnya, yang telah ditegaskan keharamannya oleh ‘ulama ahli hadits lewat berbagai tinjauannya, hanya karena mengikuti fatwa mereka, Yusuf Qardhawi yang tidak jelas dalam menerangkan hukumnya. 4) Manhaj Da’wah yang Meleneng dari Syari’ah Kerusakan manhaj dakwah mereka diawali oleh propaganda “Tauhidu Ash-Shuhuf“ (Menyatukan barisan kaum muslimun) yang mereka dengung-dengungkan. Dimana propaganda itu berkonotasi mengabaikan adanya berbagai penyimpangan aqidah yang membaluti tubuh umat Islam menurut mereka, cukup kita meneriakkan : “Wa Islamah“ (Wahai Islam), maka kitapun bersatu. Hasan Al-Banna pernah berkata: “Dakwah Ikhwanul Muslimun tidaklah ditujukan untuk melawan satu aqidah atau agama ataupun golongan, karena faktor pendorong perasaan jiwa para pengemban dakwah jama’ah ini adalah berkeyakinan fundamental, bahwa semua agama samawi berhadapan dengan musuh yangn sama yaitu, atheisme.”39 Utsman Abdussalam Nuh mengomentari ucapan itu dalam bukunya “Ath-Thariq ilaa Jamaa’ati Al-Umm “ halaman 173 : “Bagaimana bisa disebut dakwah Islamiyah kalau tidak sedih memerangi aqidah-aqidah yang menyimpang, sedangkan Islam sendiri diturunkan
39
Lihat Qafilah Al-Ikhwan Asy-Syiyasi Juz I/211
untuk memberantas berbagai penyimpangan keyakinan dan membersihkan hati manusia dari keyakinan-keyakinan itu.” Inti pemahaman inilah yang akhirnya melahirkan gerakan yang disebut PAN ISLAMISME, yang menyatukan umat Islam dengan berbagai keyakinannya di bawah satu panji. Ikhwanul Muslimun juga banyak menggunakan berbagai sarana yang tidak sesuai dengan syari’at untuk mengemban dakwahnya. Di antaranya : mengadakan pertunjukan sandiwara.39 Dalam hal ini, Syaikh Muqbil Ibnu Hadi Al-Wadi’i memberikan tanggapan ; “Sesungguhnya pertunjukan sandiwara itu, kalaupun tidak dikatakan dusta, amatlah dekat dengan kedustaan. Kita meyakini keharamannya, selain itu juga bukan merupakan sarana dakwah yang digunakan ‘ulama kita terdahulu.” Imam Ahmad41 meriwayatkan satu hadits dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosululloh bersabda :
ﺍﺷﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﺬﺍﺑﺎﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔﺭﺟﻞ ﻗﺘﻠﻪ ﻧﱯ ﺍﻭﻗﺘﻞ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺇﻣﺎﻡ ﺿﻼﻟﺔ ﻭﳑﺜﻞ ﻣﻦ ﺍﳌﺜﻠﲔ “Manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat nanti adalah orang yang dibunuh oleh Nabi atau seorang yang membunuh seorang Nabi, seorang pemimpin yang sesat dan menyesatkan dan pemain lakon (sandiwara)“ Beliau melanjutkan “Yang dimaksud mumatstsil di situ adalah pelukis atau orang yang melakonkan perbuatannya dihadapan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam kamus.”42 Para ulama juga lebih mengharamkan sandiwara lagi, tatkala sering terjadi dalam sandiwara seorang harus memerankan diri sebagai orang kafir, bahkan penyembah berhala yang mempraktekkan ibadahnya dihadapan patung. Dan banyak lagi yang lainnya. 5) Mendahulukan Urusan Politik43 Daripada Syari’at Meski secara lahir, jama’ah Ikhwanul Muslimun selalu menggembar-gemborkan harus tegaknya kekuasaan Islam, namun secara mengenaskan mereka hanya menjadikan hal itu sebagai slogan umum yang aplikasinya meninggalkan dakwah tauhid dan menjejali orang awam hanya dengan propaganda politik mereka.
40
Syaikh Dr. Sholeh Al-Fauzan menjelaskan : “Pendapat saya, bahwa sandiwara tidak boleh. Karena beberapa sebab : 1. Tujuan sandiwara adalah membuat hadirin tertawa 2. Tasyabbuh dengan orang-orang yang tidak baik 3. Cara dakwah seperti ini bukanlah cara dakwah yang dicontohkan Nabi dan para Salaf AshSholih Sandiwara-sandiwara tersebut tidaklah dikenal kecuali dari orang-orang kafir yang menular kepada kaum muslimin dengan alasan dakwah. Adapun menjadikan sandiwara sebagai wasiah dakwah ini juga tidak benar. Karena wasilah dakwah itu tauqifiyah/sudah diatur/tetap. (lihat Al-Aljwibatu Mufidah hal. 62 – 63) Syaikh Abu Bakar Abu Zaid berkata dalam bukunya “At-Tamtsil” hal. 18 : “Akhirnya para ulama peneliti mengetahui bahwa bibit sandiwara ini dari syiar ibadah orang-orang Yunani.” Syaikh Hamud bin Abdillah At Tuwaijiri juga menegaskan : “Sesungguhnya menjadikan sandiwara sebagai sarana dakwah kepada Allah bukanlah termasuk sunnah Rosul dan sunnah Khulafa Ar-Rasyidin. Akan tetapi acara ini adalah cara dakwah yang diada-adakan di zaman kita.” Lihat Al-Hujajul Qowiyyah hal. 64-65 oleh Syaikh Abdussalam bin Barjas cet. Daarussalaf. 41 Dalam Musnadnya I/407, berkata Ahmad Sakir dalam ta’liqnya IV/65 sanadnya shahih dan dishahihkan pula oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 281. 42 Lihat Al-Makhraj mina Al-Fitan hal. 90. 43 Kita sudah bosan dengan dengungan politik yang membuat manusia jahil dengan agamanya, mereka hidup berpecah belah dengan tidak mengenal agamanya, tidak mengenal bagaimana shalat yang sesuai dengan perintah Rosulullah . Apakah kita akan menyibukkan manusia dengan politik ?? padahal keadaan umat seperti ini ??? mengapa manusia tertipu dengan slogan ini. Padahal jika manusia belajar dien, maka dengan sendirinya manusia akan menolak yang berasal dari luar agamanya.
Contohnya, ketika mereka mengakui bahwa syarat pemimpin Islam yang ideal adalah ilmu dan taqwa, mereka justru mengangkat Mujadidi sebagai pemimpin Afganistan, hanya demi menyenangkan banyak pihak termasuk dunia barat. Hal itu diungkapkan oleh Abdullah Al‘Adzon dalam majalah Al-Jihad no. 52 Maret 1989 : “Mujadidi adalah profil pemimpin ideal menurut dunia internasional khususnya barat. Hal itu akan memuluskan Afganistan untuk menjadi negara yang diakui di dunia secara formal….”44 Juga akan kita dapati bahwa para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimun lebih banyak berbicara dan mengulas tentang masalah politik daripada aqidah dalam majalah, bukubuku, bahkan di podium-podium, sampai-sampai dalam khutbah Jum’at. Masih banyak lagi penyimpanan dakwah Ikhwanul Muslimun yang tak mungkin dirinci di sini satu persatu. Semuanya sudah banyak diulas ulang oleh para ‘ulama ahlul hadits. Yang jelas, gerakan ini turut membidani kelahiran berbagai gerakan sejenis di berbagai negara. Di Lebanon, seperti At-Tauhid, di Palestina Hammas, di Mesir Jama’ah Islamiyah, di Aljazair FIS, di Malaysia Darul Arqam. Di Indonesia seperi NII (Negara Islam Indonesia) yang sebelumnya dkenal dengan Darul Islam (DI/TII), Al-Usrah, Komando Jihad, Jamus (Jama’ah Muslimun), dan kelompok-kelompok haroki sekarang ini. dan lain-lain.
ﻭﺍﷲ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ Diketik ulang oleh Abu Mubarok. Ahad Siang, 16 Romadhon 1427 H Dari tulisan Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Maedany th 1421 H
44
Lihat Ath-Thariq hal. 214.
AHMADIYAH Berikut ini adalah kesesatan-kesesatan dan kedustaan Ahmadiyah : Aliran Ahmadiyah Qodiyan mempunyai keyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah “nabi” dan ”rosul”, kemudian barang siapa yang tidak mempercayainya maka dia kafir. Ahmadiyah Qodiyan memang mempunyai “Nabi” dan “Rosul” sendiri yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari India dan juga mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci “Tadzkirah” yang merupakan kumpulan wahyu yang diturunkan “tuhan” kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan kitab suci Al-Quran, karena sama-sama wahyu dari tuhan (itu anggapan mereka-pen), bahkan tebalnya melebihi tebalnya Al Qur’an. Selain itu mereka juga mempunyai tempat suci tersediri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qodiyan di India. Mereka mengatakan: ”Alangkah celakanya orang yang melarang dirinya bersenangsenang dalam haji akbar di Qodiyan, Haji ke Makkah tanpa haji ke Qodiyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Padahal selama hidupnya “nabi” Mirza belum pernah haji ke Makkah. Dalam keyakinan Islam Nabi dan Rosul yang wajib dipercayai ada 25 orang. Namun dalam ajaran Ahmadiyah Nabi dan Rosul yang wajib dipercayai itu ada 26 orang, “Nabi” dan “Rosul” yang ke 26 yaitu “Mirza Ghulam Ahmad”. Dalam ajaran Islam, kitab samawi yang dipercayai ada 4 buah yaitu : Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Tetapi menurut orang-orang sesat tersebut (penganut Ahmadiyah Qodiyan) bahwa kitab suci yang wajib dipercayai ada 5 buah dan yang ke-5 adalah kitab suci tadzkirah yang diturunkan kepada “Nabi” Mirza Ghulam Ahmad. Orang Ahmadiyah Qodiyan memiliki perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama bulan Ahmadiyah adalah : 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang basa mereka singkat dengan HS. Dan tahun Ahmadiyah sekarang adalah tahun 1383 HS (2004 atau 1425 H) kewajiban menggunakan tanggal, bulan, tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas, merupakan perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Basyiruddin Mahmud Ahmad. Berdasarkan firman “tuhan” yang diterima oleh “nabi” dan “rosul” Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci tadzkirah yang berbunyi : ⎯Ï&Íj#à2 Ç⎯ƒÏe$!$# ’n?tã …çνtÎγôàã‹Ï9 Èd,ysø9$# È⎦⎪ÏŠuρ 3“y‰ßγø9$$Î/ …ã&s!θß™u‘ Ÿ≅y™ö‘r& ü”Ï%©!$# uθèδ Artinya : “ Dialah tuhan yang mengutus rosulnya ‘Mirza Ghulam Ahmad’dengan membawa ptunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkan atas segala agama semuanya” (kitab suci tadzkirah hal.621). Berdasarkan keterangan yang ada dalamkitag suci tadzkirah yang tersebut diatas BAHWA AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM, TETAPI MERUPAKAN SUATU AGAMA YANG HARUS DIMENANGKAN TERHADAP SEMUA AGAMAAGAMA YANG LAINNYA TERMASUK AGAMA ISLAM. Mereka juga mempunyai khalifah sendiri yang sekarang khalifah ke-4 yang bermarkas di Inggris bernama Thahir Ahmad. Semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve pada pemerintahnya. Orang diluar Ahmadiyah adalah kafir dan bagi wanita Ahmadiyah haram kawin dengan laki-laki diluar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran. Berdasarkan ayat kitab suci Ahmadiyah ’tadzkirah’ bahwa tugas dan fungsi Nabi muhammad sebagai Nabi dan rosul terakhir yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al-Quran dibatalkan dan diganti oleh “nabi” orang Ahmadiyah; Mirza Ghulam Ahmad. Berikut ini beberapa firman “tuhan” (bajakan) dalam kitab suci tadzkirah : (yang menunjukkan bahwa mereka menyitirnya dari kitab suci Al-Qur’an-pen)
ﺇﻧﺎ ﺃﻧﺰﻟﻨﺎﻩ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺎﺩﻳﺎﻥ – ﻭﺑﺎﳊﻖ ﺃﻧﺰﻟﻨﺎ ﻭﺑﺎﳊﻖ ﻧﺰﻝ Artinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci ”Tadzkirah” ini dekat dengan Qodiyan-India. Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun” (kitab suci tadzkirah hal.637). ‘ÏΡθãèÎ7¨?$$sù ©!$# tβθ™7Åsè? óΟçFΖä. βÎ) ö≅è% Artinya: ”Katakanlah wahai—Mirza Ghulam Ahmad--’jika kamu benar-benar mencintai Alloh
maka ikutilah aku” (kitab suci tadzkirah hal.630)
š⎥⎫Ïϑn=≈yèù=Ïj9 ZπtΗôqy‘ ωÎ) š≈oΨù=y™ö‘r& !$tΒuρ Artinya: ”Dan kami tidak mengutus engkau—wahai Mirza Ghulam Ahmad—kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam” (kitab suci tadzkirah hal. 634) ¥’n<Î) #©yrθムö/ä3è=÷WÏiΒ ×|³o0 O$tΡr& !$yϑ¯ΡÎ) ö≅è% Artinya: ”Katakanlah wahai Mirza Ghulam Ahmad,-- sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepadaKu”. (kitab suci tadzkirah hl.633) trOöθs3ø9$# š≈oΨø‹sÜôãr& !$¯ΡÎ) Artinya: ”Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu ‘wahai Mirza Ghulam Ahmad’-kebaikan yang banyak” (kitab suci tadzkirah hal. 652) ( $YΒ$tΒÎ) Ĩ$¨Ψ=Ï9 y7è=Ïæ%y` ’ÎoΤÎ) Artinya: ”Sesungguhnya kami telah menjadikan engkau -wahai Mirza Ghulam Ahmad- imam bagi seluruh manusia”. (kitab suci tadzkirah hal. 630) ËΛ⎧Ïm§9$# Í“ƒÍ•yèø9$# Ÿ≅ƒÍ”∴s? 5ΟŠÉ)tGó¡•Β :Þ≡uÅÀ 4’n?tã t⎦⎫Î=y™ößϑø9$# z⎯Ïϑs9 y7¨ΡÎ) û§ƒ Artinya: ”Oh, pemimpin sempurna, engkau –wahai Mirza Ghulam Ahmad—seorang dari rosulrosul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh Yang Maha Kuasa Yang Rahim”. (kitab suci tadzkirah hal. 658-659) Í‘ô‰s)ø9$# Ï's#ø‹s9 ’Îû çµ≈oΨø9t“Ρr& !$¯ΡÎ) Artinya: ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam lailatul qadr”. (kitab suci tadzkirah hal. 658-659)
ﺍﻟﺮﲪﻦ ﻋﺎﻡ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ4 4’tΓu‘ ©!$# ∅Å3≈s9uρ |Mø‹tΒu‘ øŒÎ) |Mø‹tΒu‘ $tΒuρ Artinya: ”Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allohlah yang melempar. (Tuhan) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Quran” (kitab suci tadzkirah hal. 620). Dan masih banyak lagi ayat-ayat kitab suci Al-Quran yang dibajaknya. Ayat-ayat kitab suci Ahmadiyah “tadzkirah” yang dikutip diatas, adalah penodaan dan bajakanbajakan dari kitab suci umat Islam Al-Quran. Dan Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada umatnya orang Ahmadiyah, bahwa ayat-ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari “Tuhannya” di India. PENODAAN AGAMA DAN HUKUM ¾ Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb : pasal 56 a :
¾
¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Pidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan : a. yang pokoknya bersifat permusuhan. Penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama di Indonesia. Surat edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/BA.01/3009/84 tanggal 20 September 1984, a.l. : Pengkajian terhadap aliran Ahmadiyah menghasilkan bahwa Ahmadiyah Qodiyan dianggap menyimpang dari Islam karena mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, sehingga mereka percaya bahwa Nabi Muhammad bukan agama terakhir. Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975. Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Brunei Darussalam. Rabithah ‘Alam Islamy yang berkedudukan diMekah telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah KAFIR dan KELUAR DARI ISLAM. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah KAFIR dan TIDAK BOLEH PERGI HAJI KE MEKAH. Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan minoritas non muslim.
KESIMPULAN a. Ahmadiyah sebagai perkumpulan atau jema’at didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di Qodiyan, India (sekarang Pakistan) tahun 1889, yang karena perbedaan pandangan tentang penerus kepemimpinan dalam Ahmadiyah dan ketokohan pendirinya berkembang dua aliran, yaitu Anjuman Ahmadiyah (Ahmadiyah Qodiyan) dan Anjuman Ishaat Islam Lahore (Ahmadiyah Lahore). Kedua aliran tersebut mengakui kepemimpinan dan mengikuti ajaran serta faham yang bersumber dari ajaran Mirza Ghulam Ahmad. b. Ahmadiyah masuk dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1920-an dengan menamakan diri Ajuman Ahmadiyah Qodiyan departemen Indonesia dan kemudian dinamakan Jema’at Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang dikenal, dengan Ahmadiyah Qodiyan, dan Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GIA) yang dikenal Ahmadiyah Lahore. c. Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima wahyu, dan dengan wahyu itu dia diangkat sebagai Nabi, Rosul, Al-Masih Mau’ud dan Imam Mahdi. Ajaran dan faham yang dikembangkan oleh pengikut jema’at Ahmadiyah Indonesia khususnya terdapat penyimpangan dari ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menjadi keyakinan umat Islam umumnya, antara lain tentang kenabian dan kerosulan Mirza Ghulam Ahmad sesudah Rosulullah (BALITBANG DEPAG RI, Jakarta 1995, hal. 19-21) Ingatlah sebuah ayat Al-Qur’an yang mengancam orang yang berdusta menerima wahyu kemudian menulisnya, dan mengaku berasal dari sisi Alloh. Sebagaimana yang dilakukan oleh Mirza Al-Kadzab. Alloh berfirman : $£ϑÏiΒ Νßγ©9 ×≅÷ƒuθsù ( WξŠÎ=s% $YΨyϑrO ⎯ϵÎ/ (#ρçtIô±uŠÏ9 «!$# ωΨÏã ô⎯ÏΒ #x‹≈yδ tβθä9θà)tƒ §ΝèO öΝÍκ‰Ï‰÷ƒr'Î/ |=≈tGÅ3ø9$# tβθç7çFõ3tƒ t⎦⎪Ï%©#Ïj9 ×≅÷ƒuθsù ∩∠®∪ tβθç7Å¡õ3tƒ $£ϑÏiΒ Νßγ©9 ×≅÷ƒuρuρ öΝÍγƒÏ‰÷ƒr& ôMt6tGŸ2 Artinya: “Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis al Kitab dengan tangan mereka sendiri lalu dikatakan:”ini dari Alloh”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaanlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan” (Al-Baqoroh: 79)1 1
Diketik ulang dari makalah “MEMBONGKAR KESESATAN DAN KEDUSTAAN AHMADIYAH” oleh Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam.