Membangun Jaringan Dan Sistem Bisnis-1 (1).pdf

  • Uploaded by: iwan naome
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Membangun Jaringan Dan Sistem Bisnis-1 (1).pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 8,620
  • Pages: 37
Edisi revisi 25 Oktober 2017

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 1

MEMBANGUN JARINGAN DAN SISTEM BISNIS Bagi yg baru, ini topik ke tiga, sebelumnya adalah Meningkatkan Plafon Rejeki dan Kecerdasan Finansial Dasar. Jadi sebaiknya mempelajari ke dua topik sebelumnya lewat video di grup, di youtube atau lewat e book. Karena bisa jadi ada kata yg tidak dimengerti atau tidak disukai karena belum memahami. Jika itu terjadi, mohon sabar dan ditelan saja dulu. Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa orang biasa/miskin mencari pekerjaan karena mereka umumnya berpikir secara linier (penambahan) dan tidak punya kesabaran. Sedang orang kaya membangun jaringan karena mereka sabar dan berpikir secara kelipatan atau eksponensial. Orang biasa berusaha utk menjadi spesialis di satu bidang, sedang orang kaya tetap generalis. Mereka membangun sistem sehingga bisa mempekerjakan spesialis (orang biasa) untuk membangun bisnisnya. Dalam membangun Jaringan dan Sistem Bisnis, ilmu yang dibutuhkan bukan ilmu ilmu teknis atau hard skill seperti manajemen, hukum, kedokteran, akuntansi dan lain lain. Yang diperlukan adalah soft skill seperti kepemimpinan, kemampuan mengelola orang atau people skill, sikap pada kesuksesan, sikap mengatasi kegagalan, manajemen waktu, dll. Anda membutuhkan buku buku seperti Berpikir dan Berjiwa Besar (David J Schwartz); Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain (Dale Carnegie); Personality Plus (Florence Littaeur); Membangun Kepemimpinan Di Dalam Diri Kita (John Maxwell) Membangun Kepemimpinan Di Sekitar Kita (John Maxwell). Membaca buku buku itu akan merupakan investasi seumur hidup yang tidak mengenal rugi. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 2

DUA PILIHAN HIDUP Ada 2 pilihan untuk menjalani hidup ini bagi orang dewasa yang tidak memiliki banyak uang : 1. Cara pertama lebih mudah untuk dilakukan. Sebagian besar orang akan memilih cara ini yaitu Anda hidup hemat. Anda menyederhanakan kehidupan sehingga pengeluaran bisa ditekan. Cara ini tidak membutuhkan upaya yg terlalu keras, cukup pasrah kemudian berfilsafat untuk menghibur diri sendiri. Ini bukan sesuatu yang salah. 2. Cara yang ke dua lebih sulit dan karenanya hanya dilakukan sedikit orang saja. Anda bisa memperbanyak pendapatan, artinya anda harus siap menambah kerumitan. Meningkatkan pendapatan tanpa menambah kerumitan adalah sesuatu yang mustahil. Saya percaya Anda semua orang hebat, yg selama ini sudah bekerja keras utk meningkatkan pendapatan Anda. Jika ternyata sampai sekarang belum memuaskan, berarti ada yang salah dalam caranya. Anda mungkin perlu merubah caranya. Jika Anda tetap ngotot melakukan hal hal yg sama seperti kemarin tetapi berharap mendapatkan hasil yg berbeda, itu adalah sesuatu hal yg mustahil. Bahkan Albert Einstein secara sinis mengatakan ini tanda tanda dini sebuah kegilaan. Merubah cara berpikir dan bertindak itulah yang membuat rumit. Anda harus siap melakukan sesuatu yg bahkan mungkin saat ini belum terpikirkan, atau sesuatu yang Anda benci. Itulah yang disebut sebagai peregangan, dan biasanya menimbulkan kerumitan dan ketidak nyamanan. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 3

HIDUP SEDERHANA ATAU BERJUANG ? : Pada waktu masih muda, Anda mungkin punya cita cita yg besar. Ingin naik haji, punya rumah besar, punya mobil bagus, rekreasi ke luar negeri, naik kapal pesiar, membangun masjid, membantu orang dsb. Itu gambaran di lingkaran yg besar. Tetapi apa daya, ternyata penghasilan Anda hanya memenuhi lingkaran kecil itu. Ada 2 pilihan yg bisa Anda lakukan, yaitu memasukkan semua keinginan kedalam lingkaran pendapatan Anda yang kecil itu, atau memperbesar pendapatan Anda sehingga semua yg dilingkaran besar bisa dipenuhi. Jika Anda cenderung utk mengambil langkah pertama, maka itu cukup mudah. Tinggal menyederhanakan kehidupan : • • • •

Keinginan punya rumah besar diganti dg rumah tipe SSS (Sangat sederhana sekali). Membangun masjid diganti membangun langgar dari bambu. Rekreasi ke Paris dirubah ke Pantai Kenjeran. Mobil ganti sepeda motor Dsb.

Jika Anda memilih berjuang, maka bukan berjuang secara fisik yg penting krn itu sudah Anda lakukan sepanjang hidup ini. Yang penting adalah berjuang secara mental yaitu mengalahkan diri Anda sendiri. Merubah cara berpikir (gampang diucapkan tetapi sulit dilakukan). Melakukan hal hal yg tidak disukai. Semakin tidak Anda sukai, semakin perlu Anda lakukan. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 4

Logikanya sederhana, hal hal yg Anda sukai berarti sudah ada di pikiran bawah sadar Anda. Hal atau pikiran itulah yg ikut berperan membawa Anda ke tempat yg sekarang ini. Sebaliknya, hal hal yg disarankan mentor tetapi tidak Anda sukai, berarti belum ada di data pikiran Anda. Artinya, hal hal yg tidak Anda sukai itulah kemungkinan besar yg bisa membawa perubahan kepada Anda. Lakukan saja apa yg ditunjukkan mentor Anda dan belajarlah menyukainya (Zig Ziglar). Mengapa banyak orang yang sudah mengikuti banyak seminar motivasi, membaca banyak buku pengembangan diri dan mendengarkan banyak CD motivasi tetapi HIDUPNYA TIDAK KEMANA MANA ? Itu karena semua yg Anda lakukan adalah berdasarkan pilihan Anda sendiri. Tentu saja bawah sadar Anda akan memilihkan seminar, buku dan CD yang cocok dan bisa memperkuat programnya. Bukannya mengubah cara berpikir sehingga nantinya mengubah nasib Anda, tetapi malah memperkuat cara berpikir dan membuat nasibnya tetap stagnan. Keinginan untuk berubah itu baru ada di pikiran sadar Anda. Sedangkan pikiran bawah sadar 9x lebih kuat dibanding pikiran sadar. Dialah yang akan selalu menang. Itulah yang membuat orang biasa yang memilih milih cara dalam berubah, biasanya tidak akan kemana mana. Sebuah perubahan selalu melibatkan orang lain yang memiliki otorita atau Anda beri otorita.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 5

CARA PINDAH KUADRAN. Untuk bisa meluaskan lingkaran cita cita diatas, kita perlu punya uang dan waktu yg cukup. Tempat paling nyaman untuk hidup seperti itu adalah di kuadran I atau investor (lihat Cashflow Quadrant di materi Kecerdasan Finansial Dasar). Kuadran dimana uang yg bekerja untuk kita dalam bentuk perusahaan bersistem atau investasi seperti hotel, kost kost an, kebun buah, ternak, saham dll. Orang orang besar jaman dulu banyak yg berjuang untuk keturunannya dengan cara secepatnya sampai ke kuadran I. Misalnya Rockefeller yg skrng sdh mencapai generasi ke 4 (Rockefeller IV), mereka menikmati hasil kerja kakek buyutnya dulu dan terus mengembangkannya. Mengapa kita tidak berjuang untuk hal yang sama ? Satu satunya alasan Anda sekarang tidak mengenal nama ke 4 mbah buyut Anda adalah karena mereka tidak meninggalkan sesuatu yg patut dikenang. Misalnya nama baik menjadi pahlawan, atau meninggalkan sumber uang yg tidak ada habis habisnya. Kalau Anda berani melakukan itu, bukan tidak mungkin nama Anda akan dikenal secara abadi di garis keturunan Anda. Pindah kuadran bukan seperti pindah pekerjaan. Yg menjadi masalah adalah kita ini dilahirkan, dibesarkan, sekolah dan bekerja di kuadran kiri. Kita nyaris tidak mengenal satupun orang kuadran kanan. Kita tidak tahu bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka bertindak dan bagaimana mereka menghadapi masalah. Kita tidak tahu sama sekali tentang dunia kuadran kanan, karena itu mustahil dapat menyeberang ke kanan tanpa Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 6

bantuan orang kuadran kanan. Kita cenderung takut kepada sesuatu yang tidak kita ketahui. Ada 2 cara utk bisa sampai ke kuadran I : 1. Cara yg pertama dengan usaha/upaya sendiri, dari E  S  B  I. Anda membangun bisnis, membangun sistemnya sehingga menjadi bisnis kuadran B dan kemudian hasilnya diinvestasikan. Cara ini sangat berat dan hanya orang yg benar benar istimewa yg bisa sampai ke kuadran I. Itupun biasanya sudah tua, karena untuk membangun sistem dari S ke B, menurut Robert T Kiyosaki membutuhkan waktu 20 – 30 tahun dan perlu mengalami 2-3x bangkrut. Seseorang dari kuadran E atau pegawai kemudian ingin membangun bisnis sendiri (kuadran S), biasanya karena salah satu dari 3 alasan, yaitu tidak ingin memiliki boss lagi, ingin bebas menentukan waktu sendiri dan menginginkan penghasilan yang lebih besar. Tetapi fakta menunjukkan hal yang sebaliknya dari harapan : a. Tidak ingin memiliki boss  ternyata hanya menambah boss, dari 1 atau 2 menjadi ratusan dan lebih kejam (konsumen). b. Tidak ingin terikat waktu tetap  ternyata justru terikat dengan waktu yang dia tetapkan sendiri untuk pelayanan. Restoran harus dibuka setiap hari, begitu juga bengkel dsb. c. Penghasilan lebih besar  di kuadran S ini orang biasanya memiliki banyak hutang dan selalu kekurangan uang. 2. Cara ke dua adalah dengan bimbingan, dari kuadran E atau kuadran S langsung ke kuadran B kemudian ke kuadran I. Cara ini 100% predictable atau 100% bisa di prediksi. Jika Anda mengikuti bimbingan dan sistemnya dengan benar maka Anda akan berhasil. Sebaliknya jika tidak mengikuti atau menuruti caranya sendiri ya tidak akan berhasil. Kita cenderung melakukan bisnis dengan cara cara kuadran kiri yang mungkin tidak bisa diterapkan di kuadran kanan.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 7

BEDA KUADRAN KANAN DAN KIRI Kuadran kanan adalah kuadran pemilik bisnis bersistem (kuadran B) dan Investor, sedang kuadran kiri yaitu karyawan (Employee) dan Profesional & Pengusaha kecil (Self Employed). 95% orang ada di kuadran kiri tetapi hanya menguasai 5% kekayaan dan sumberdaya di dunia. Sedang kuadran kanan hanya terdiri dari 5% populasi, tetapi menguasai 95% sumber dya di dunia. Untuk lebih jelasnya lihat topik Kecerdasan Finansial Dasar. Tentu bukan tanpa sebab nasib kedua belah pihak itu itu terasa njomplang. Sejak awal sudah berbeda cara mereka berpikir dan bertindak. Akibatnya, nasib mereka pun jauh berbeda. Beberapa perbedaan yang sangat berpengaruh pada pencapaian di bidang keuangan adalah : 1. Kuadran kiri budaknya uang (slave of money) dan kuadran kanan majikannya uang (master of money). Kehidupan orang kuadran kiri sangat dikendalikan oleh uang. Mereka selalu merasa kekurangan uang, atau istilahnya “lapar uang”, jika tidak punya uang bawaannya stress, jika punya banyak uang akan hidup mewah. Sebaliknya orang kuadran kanan hidupnya tidak tergantung uang. Ada atau tidak ada uang hidupnya tetap sederhana. Jauh dibawah tingkat penghasilannya. 2. Kuadran kiri fokus ke cara, sedang kuadran kanan ke hasil. Pada umumnya kuadran kiri lebih mementingkan cara. Sayangnya, cara yang mereka kenal sejak kecil hanya satu cara yaitu BEKERJA MENCARI UANG, yang sudah terbukti bahwa uang tidak bisa membuat mereka kaya. Akibatnya mereka harus terus menerus bekerja sampai akhir hayat. Ada yang di satu bidang seperti dokter, pengcara, ada juga yang di berbagai bidang. Misal pensiun sebagai tentara, Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 8

bekerja sebagai kepala satpam. Setelah itu pulang ke desa untuk bertani, atau tetap di kota makelaran. Sejak kecil anak anak orang kuadran kiri dilatih menyebut nama nama pekerjaan jika ditanya besok kalau besar menjadi apa ? Akhirnya hanya satu hal yang mereka kejar, yaitu pekerjaan. Jika mahasiswa Anda tanya setelah lulus mau melakukan apa ?, 99% akan menjawab “bekerja”. Entah mencari pekerjaan atau membangun bisnis, pokoknya bekerja. Tidak ada yang berani mengatakan :“Saya akan mencari penghasilan pasif 100 juta sebulan dan kemudian hidup nyaman”. Karena itu memang tidak ada di program bawah sadarnya. Sebaliknya orang kuadran kanan lebih berorientasi pada hasil. Merekalah yang memiliki target penghasilan berapa?, kehidupan seperti apa ? Bukan target bekerja. Jika sebuah bisnis memang menjanjikan, maka dia akan melakukannya. Soal bagaimana caranya, itu dipikirkan belakangan, karena pola pikirnya adalah generalis. Jika perlu ya menyewa para spesialis. 3. Orang kuadran kiri senang bersaing, kuadran kanan senang bekerjasama. Inilah sifat yang membuat orang kuadran kiri sulit bekerjasama dengan pihak lain. Kerjasama bisnis biasanya gagal, entah ditipu atau bagaimana. Banyak pensiunan pejabat BUMN yang gagal ketika mencoba berbisnis sendiri. Kegagalannya disebabkan tidak bisa bekerjasama karena itu memang tidak ada di genetiknya. 4. Orang kuadran kiri berpikir linier dan orang kuadran kanan eksponensial. Berpikir linier artinya berpikir penambahan. Berapapun yang dimiliki sekarang, bulan depan akan nambah sekian. Akibatnya cenderung boros karena apa yang dimiliki sekarang tidak berpengaruh pada penghasilan bulan depan. Selain itu, karena berpikir secara penambahan, jika mengerjakan sesuatu yang tidak segera menghasilkan uang akan menganggapnya percuma dan berhenti. Sebaliknya, yang berpikiran eksponensial atau kelipatan, disamping lebih sabar menunggu hasil, juga hemat, karena apa yang dimiliki sekarang sangat berpengaruh dengan penghasilan bulan berikutnya. 5. Orang kuadran kiri mengembangkan hard skill, sedang kuadran kanan mengutamakan soft skill. Orang kuadran kiri akan mencari seminar seminar yang menjawab pertanyaan HOW atau bagaimana caranya, yaitu seminar teknis. Sebaliknya orang kuadran kanan lebih senang seminar atau buku yang bisa menjawab pertanyaan WHY atau Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 9

mengapa saya melakukan itu ?. Yaitu seminar inspirasi dan visi sehingga kita menjadi tahu apa yang menjadi tujuan atau impian kita. Soal bagaimana cara melakukannya itu urusan nanti. Kalau perlu tinggal membayar orang kuadran kiri yang mengerti caranya. Dengan 5 perbedaan besar diatas, sangat sulit bagi orang kuadran kiri untuk pindah sendiri ke kuadran kanan. Perlu mentoring dan bimbingan dari orang kuadran kanan. Robert T Kiyosaki dalam buku Business School, mengatakan bahwa tempat yang paling tepat untuk belajar pindah ke kuadran kanan adalah dengan mengikuti pendidikan di sebuah bisnis networking yang baik. Di buku itu dijelaskan ada 8 nilai tersembunyi dalam sebuah usaha networking. Nilai nilai yang membuat orang kuadran kiri bisa secara fisik, mental dan emosi pindah ke kuadran kanan dan menikmati segala keistimewaan hidup disana. Mereka yang sudah di kuadran kanan, umumnya tidak ada yang ingin pindah ke kuadran kiri. Jadi tidak perlu dibahas cara pindahnya. Saya selama 15 tahun berada di kuadran kiri, menjadi dokter yang oleh sebagian besar orang dianggap sukses secara ekonomi. Patokannya sederhana, di organisasi isteri dokter maupun organisasi wanita lain, istri saya seringkali ditunjuk menjadi bendahara. Sejak 12 tahun terakhir ini, saya menyeberang ke kuadran kanan, dan tidak ingin kembali ke kiri. Bahkan seringkali saya merasa kasihan melihat orang yang bekerja keras mati matian hanya untuk penghasilan yang relatif kecil. Kemudian setelah ada hasil, uangnya dibelikan rumah dan mobil. Dia harus bekerja semakin keras lagi hanya untuk bisa merawat rumah dan mobil itu. Padahal kalau saja mereka mau sedikit merendahkan hati, peluang masuk ke kelompok 5% orang yang menguasai 95% uang di dunia sekarang terbuka lebar. Kesempatan ini dulu hanya dimiliki oleh anak anak para konglomerat. Sekarang terbuka untuk siapa saja.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 10

SISTEM BISNIS Secara definisi, sistem bisnis bisa juga disebut sebagai sekelompok komponen atau elemen yang disatukan menjadi satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan bisnis yaitu mendapatkan keuntungan atau profit. Sebuah bisnis yang bersistem akan mampu : •

Menciptakan kultur



Bisa autopilot



Hasil produk lebih baik dan stabil baik kualitas maupun kuantitasnya.



Mampu bersaing dalam jangka panjang.



Membangun tim dan loyalitas karyawan.

Kalau saya ditanya bagaimana cara membangun sistem bisnis ? Tentu saya tidak bisa menjawab karena setiap bisnis memiliki karakternya sendiri. Kalau saya bisa membangun sistem bisnis, maka saya pasti sudah menjadi konglomerat. Saya hanya tahu ilmu ilmu apa saja yang digunakan untuk membangun sebuah sistem bisnis. Sayangnya ilmu itu baru saya peroleh di usia menjelang limapuluhan, sehingga tidak efektif jika digunakan untuk membangun bisnis mulai dari nol. Lebih baik bagi saya untuk bergabung dengan bisnis yang sudah terbukti memiliki sistem yang sangat bagus. Banyak orang yang salah mengartikan sistem bisnis dengan skema bisnis. Akibatnya banyak bisnis yang jatuh karena pemiliknya mengira itu sistem, padahal itu baru sebuah skema. Untuk bisa jalan dan menjadikan sistem, masih membutuhkan jalan yang panjang dan lama. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 11

BERBAGAI JENIS SISTEM Di sebuah bisnis bersistem pemilik bisnis tinggal menelpon sang direktur atau dalam rapat umum pemegang saham ditentukan agar omset bisa dinaikkan 20%, maka semua akan berjalan dengan otomatis. Tetapi di sebuah bisnis tanpa sistem, jika pemilik menginginkan omset naik 20%, maka dialah yang harus jungkir balik mengkoordinasikan semuanya sehingga tujuan itu tercapai. Kalau di bisnis besar, pemilik bisa memiliki sistem karena membangunnya. Kalau di waralaba, kita membeli sistemnya. Sedang di networking kita memakai sistemnya. Itulah yang seringkali menjadi masalah di sebuah bisnis waralaba dan networking. Yaitu kecenderungan tidak mengerjakan sesuai sistem dan kemudian gagal. Di bidang tehnik, ada sistem suara atau sound system. Pengguna tinggal berbicara saja di mike, maka sistem akan bekerja dan suara yang keras akan keluar dari pengeras suaranya. Disetiap bidang kehidupan ada sistem yang sudah berjalan di masyarakat. Misalnya dalam mengerjakan sawah, ada sistem bagi hasil yang disetiap daerah berbeda antara penggarap dan pemilik sawah. Ada yang penggarap mendapat 20%, ada yang mendapat 30% tergantung tingkat kesuburan tanah di daerah itu. Begitu juga di bidang kerjasama ternak, ada sistemnya sendiri. Contoh di daerah Lumajang dan Probolinggo, ada sistem paro bathi dan bathi anak. Paro bathi itu dengan model membesarkan ternak kemudian dijual, keuntungannya di bagi dua. Ini cara yang disukai di Probolinggo. Kalau bathi anak itu anaknya yang dibagi. Yang menerima pertama adalah yang merawat. Di Lumajang lebih banyak yang begini. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 12

TIGA BISNIS BERSISTEM : Ada 3 macam bisnis bersistem yg termasuk di kuadran B (Business Owner) dan bisa memberi kita penghasilan pasif. Jika kita bisa membangun salah satunya sehingga memberi penghasilan besar, maka kita bisa pensiun dini dan anak keturunan kita akan menikmati hasil bisnis yg kita bangun. Kita tidak mewariskan harta atau uang yg bisa habis, tetapi mewariskan SUMBER UANG yang tidak pernah habis. 1. Korporasi atau konglomerasi. Jaman dulu, hanya ini bisnis yg disebut sebagai bisnis bersistem. Korporasi adalah bisnis besar dengan jaringan yg kompleks didalamnya. Sedang konglomerasi adalah kumpulan korporasi. Disini, sistemnya diperoleh dg cara dibangun. Butuh modal besar, keahlian khusus dan waktu yang lama untuk membangunnya. Khususnya di perusahaan yang pertama. Jika sistemnya sudah terbangun dan sudah autopilot, si pemilik bisa membangun bisnis lain dan menduplikasikan sistem tersebut di bisnisnya yg baru. Begitu seterusnya sehingga bisa memiliki puluhan bisnis seperti pak Rennier Latief 2. Waralaba atau franchise, yaitu jaringan bisnis sejenis. Ada jaringan restoran, jaringan toko pengecer dsb. Sistemnya diperoleh dg cara membeli kepada pihak yg membuat sistem. Tentu butuh modal besar dan resikonya juga sesuai dg modal. Untuk memiliki sebuah gerai waralaba atau franchise tidak perlu keahlian. Yg penting punya uang. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 13

3. Networking atau Personal Franchise, yaitu jaringan konsumen atau jaringan pebisnis perorangan. Ini bagian dari sebuah model distribusi produk yang disebut PROSUMEN, yaitu dari produsen langsung ke konsumen tanpa melalui grosir dan retail. Sistemnya diberikan secara gratis oleh perusahaan mitra dan kita tinggal memakainya. Tidak membutuhkan modal besar atau keahlian krn ada bimbingan. Bisa dikerjakan paroh waktu sehingga selama kita membangun bisnis/ aset, tidak ada perubahan penghasilan. Yang terpenting adalah Anda mengerjakannya secara serius sesuai sistemnya. Jika mengerjakan dengan cara Anda sendiri biasanya tidak berhasil. Robert T Kiyosaki dalam buku Cashflow Quadrant yg saya baca tahun 2000 mengatakan : "Bagi Anda yg tidak memiliki modal, tidak berani mengambil resiko, tidak memiliki keahlian dan sangat sibuk, satu satunya cara menjadi Business Owner adalah dengan menjalankan bisnis Networking yang menyediakan sistem bimbingan". Saat itu saya belum mampu mengalahkan ego saya sendiri. Menurut saya, menjalankan bisnis networking itu seperti yang dilakukan oleh staf saya di Pacitan tujuh tahun lalu (1993). Dia datang ke rumah saya menawarkan sejenis deterjen yang katanya “sabun ajaib”, tidak perlu dikucek. Kemudian dia mengajak saya menjalankan bisnis itu. Tentu saja saya menolaknya karena saya masih waras. Bayangkan jika seorang dokter kandungan mengetok rumah orang dan menawarkan sabun ajaib ? Apa kata dunia ?.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 14

KORPORASI DAN KONGLOMERASI : Korporasi adalah bisnis besar, sedang konglomerasi adalah jaringan korporasi. Dahulu, yang disebut bisnis bersistem itu ya cuma bisnis besar ini. Biasanya dimulai dengan seorang muda yg berambisi dan membangun sebuah bisnis. Kemudian jatuh bangun membangun sistem di bisnis itu sehingga bisnisnya bisa autopilot alias jalan sendiri tanpa campur tangan dia. Kemudian membangun bisnis yang lain, menduplikasikan sistemnya disana dan membangun yang lain sampai akhirnya memiliki banyak perusahaan yg autopilot. Andapun menjadi Business Owner yang bisa menikmati waktu dan kekayaan Anda. Jika Anda masih cukup muda dan memiliki keahlian bisnis, saya anjurkan utk membangun korporasi aatau bisnis besar ini. Menurut Robert T Kiyosaki, dibutuhkan waktu 20-30 tahun utk membangun sistem, dan perlu bangkrut 2-3 kali dulu. Pilihan lain seperti yang dilakukan pak Rennier Latif, mantan pemilik Lapindo Brantas sebelum dijual ke grup Bakri. Beliau menjadi Trained Entrepreneur atau entrepreneur terdidik, dan sekarang sudah memiliki lebih dari 50 perusahaan. Sebelumnya, hanya dengan 8 perusahaan beliau sudah jarang di rumah. Setelah belajar di trained entrepreneur barulah beliau tahu bahwa selama ini beliau bukan pemilik bisnis (kuadran B), tetapi pelaku bisnis atau kuadran S. Bisnisnya memang cukup besar, tetapi cara berbisnisnya yang masih kecil. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 15

WARALABA Waralaba adalah sebuah sistem bisnis, dimana ada seseorang yg membangun sebuah bisnis. Kemudian dia membangun sistemnya sehingga siapapun yg mengerjakan bisnis itu ditempat lain, bisnisnya akan tetap berjalan dengan baik. Kalau Anda datang ke MC Donald atau toko Indomaret, maka Anda akan menjumpai anak anak muda yg bukan ahli manajemen. Tetapi mereka bisa menjalankan restoran atau toko nyaris tanpa seorang pengawas yg memelototi kerja mereka. Sistem sudah membuat mereka bekerja seperti mesin demi kepentingan pembuat sistem. Siapapun yg memiliki uang bisa membeli franchise atau hak berbisnisnya. Modal atau biaya pembangunan bisnis ditanggung yg meminta waralaba. Perusahaan induk hanya menyediakan sistem. Bisnis ini berawal dari Mc Donald yg dikembangkan oleh Ray Kroc (Anda bisa menonton film THE FOUNDERS). Kemudian bermunculan bisnis waralaba. Kondisi ini tidak disukai oleh para pebisnis besar yg merasa bahwa tidak seharusnya sebuah sistem itu bisa diperjual belikan. Sehingga seseorang tanpa pengalaman bisnis, tiba tiba bisa memiliki sebuah usaha besar. Seharusnya sistem itu dibangun oleh pebisnis dan dinikmati oleh orang yg membangun. Sempat ada tuntutan ke Konggres Amerika agar sistem waralaba dilarang karena dianggap tidak adil pada mereka yg berjuang jatuh bangun membangun bisnisnya. Tidak sesuai dengan semangat Amerika. Konggres Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 16

mengambil suara dan yg setuju waralaba menang dengan angka tipis. Bayangkan jika sistem waralaba ini dilarang krn sekarang ini, apapun di waralabakan. Jika anda memiliki uang, maka sebaiknya Anda membeli sebuah gerai waralaba. Apa yg diperoleh tergantung jumlah uang yg Anda miliki. Jika ingin memiliki mini market, dengan modal 1- 2 milyar akan mendapat penghasilan antara 8 - 10 juta (data bbrp tahun lalu). Anda tidak membutuhkan keahlian apa apa krn semua sdh ada sistemnya. Sayangnya di Indonesia banyak waralaba lokal yg sistemnya belum terbukti kuat tetapi sudah di waralabakan. Sehingga tidak sedikit waralaba yg kemudian bangkrut. Seharusnya menjadi tugas pihak yang mewaralabakan untuk beriklan sehingga bisnis maju dan rekanan diuntungkan. Tetapi yang banyak terjadi justru rekanan yang dipakai sebagai iklan. Fungsinya jadi mirip cabang. Di negara maju, hanya bisnis yg sudah terbukti selama 5 tahun memiliki cabang dan semua bisa jalan yang boleh di waralabakan.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 17

NETWORKING / PERSONAL FRANCHISE Bisnis Networking atau personal franchise disebut juga jaringan konsumen loyal. Dasarnya adalah sebuah sistem dagang yang disebut PROSUMEN. Penjualan dari produsen langsung ke konsumen, tanpa melewati rantai distribusi seperti grosir dan retail atau toko. Jika selama ini kita membeli produk di supermarket, maka pelaku networking akan membeli produk di tokonya mitra. Kemudian dia mengajak orang lain untuk juga membeli produk di toko mitra itu. Dia mendapat bonus sekitar 10% dari jumlah omset yg dihasilkan oleh grup yg dibangun. Selama orang orang di grup itu belanja maka dia akan terus mendapat bonus itu. Kemudian orang yg puas dengan produknya itu juga akan mengajak orang lain. Begitu seterusnya bisnisnya berkembang dari mulut ke mulut. Di Amerika Serikat, 20% dari milyarder berasal dari bisnis networking ini. Bisnis networking diawali dengan Direct Selling atau penjualan langsung, kemudian berkembang menjadi Multi Level Marketing atau MLM dan terakhir berkembang menjadi Network Marketing atau Networking. Yang menarik dari bisnis networking adalah terbuka untuk semua orang tanpa kecuali. Asal orang itu mau belajar utk bisa menerapkan sistemnya. Maka sistem itu yg nantinya akan bekerja melindungi asetnya. Karena semua orang bisa masuk dengan mudah tanpa syarat apapun, maka jauh lebih banyak yg tidak mengerjakan dibanding yg mengerjakan.Sehingga kesannya angka kegagalannya tinggi. Padahal tidak seperti itu. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 18

Kekuatan sebuah bisnis networking sekaligus juga menjadi kelemahannya, yaitu : 1. Modalnya sangat kecil. Siapapun bisa bergabung karena lebih rendah dari harga sepatu yang Anda pakai. Bahkan ada networking yang nyaris gratis karena semua sudah disiapkan secara elektronik dan tidak membutuhkan kertas yang biasanya untuk starter kit. Ini sekaligus menjadi kelemahan, karena dengan modal yang kecil, kita seringkali meremehkannya. 2. Tidak memiliki boss. Orang yang mensponsori Anda bukan boss Anda dan juga tidak memiliki kewajiban membantu Anda. Mereka membantu Anda supaya bisa mengembangkan bisnis bersama, termasuk bisnis mereka juga. Karena modalnya kecil dan tidak memiliki boss, maka Anda harus secara sengaja mencari pendorong lain yaitu IMPIAN atau DREAM. Karena itu banyak yang mengatakan bahwa bisnis networking bukan bisnis untuk sekedar mencari uang. Ini bisnis untuk mencapai suatu impian, atau menyelesaikan masalah Anda. Tanpa membangun impiannya, orang sulit berhasil di bisnis networking. Kabar buruknya, Anda hanya bisa bergabung dg sebuah bisnis networking jika ada orang yg mengajak Anda. Akibat informasi dari mulut ke mulut itulah, bisnis networking menjadi sosok yg menakutkan bagi sebagian besar orang. Ini karena kita lebih banyak mendengar informasinya dari ORANG YG GAGAL. Dimana mereka cenderung lebih menyalahkan sistem atau bisnisnya dibanding menyalahkan diri mereka sendiri. Bisnis networking selalu berhubungan dengan sebuah produk. Jika tidak ada produk, hanya memainkan uang dalam sebuah sistem tertentu, maka itu disebut permainan uang atau money game. Di banyak negara, money game dinyatakan ilegal. Tetapi di Indonesia masih banyak yang melakukan praktek money game dengan segala macam bungkus. Biasanya pihak berwenang baru bertindak jika sudah ada laporan dari masyarakat yang dirugikan. Jika belum ada laporan ya belum ada tindakan. Contoh kasus money game lama seperti POMAS dan QSAR, sedang yang terbaru adalah koperasi Pandawa dan Biro umrah First Travel. Meskipun sebenarnya masih sangat banyak money game yang beroperasi di luar sana. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 19

STATISTIK BKPM nya Amerika mengeluarkan sebuah statistik yg menarik. Dari 100 bisnis yg didirikan, hanya 1 yg masih tersisa setelah 10 tahun. Pemilik bisnis yg tersisa itu biasanya sdh mengalami kebangkrutan sebelumnya. Artinya kalau Anda orang yg baru pertama kali membuka bisnis, hampir 100% bangkrut. Anda pasti sudah melihat banyak sekali bisnis yang hilang timbul di sekitar Anda. Ada yang sejak diditikan sampai orangnya meninggal ya tetap segitu gitu saja. Ini karena pelakunya tidak memperlakukan bisnis sebagai sesuatu yang perlu dikembangkan. Mereka mendirikan bisnis (toko, restoran dsb), kemudian bekerja disana. Di bisnis networking, dikatakan 100% predictable atau 100% bisa diprediksi. Jika kita serius mengerjakan dan mengikuti sistemnya maka akan berhasil. Jika tidak mengikuti sistemnya maka akan gagal. Jika tidak serius ya pasti akan gagal. Bisnis networking di desain sebagai bisnis part time. Tetapi bukan berarti boleh dikerjakan hanya jika sempat. Kita perlu menyediakan waktu dan perhatian penuh kepada bisnis ini. Banyak bisnis networking bagus yg bisa mengubah kehidupan seseorang, termasuk saya. Tetapi tentu lebih banyak lagi bisnis networking yang tidak bagus dan berbau money game. Karena itu kita perlu berhati hati dalam memilihnya. Bacalah banyak buku tentang hal ini, dan jangan mengambil ilmu hanya dari internet. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 20

BELAJAR DI KUADRAN B Kuadran B (Business Owner) adalah kuadran yg memberi tantangan paling besar kepada seseorang. Mengapa banyak orang ke kuadran E dan S karena kuadran ini tidak terlalu banyak menuntut dibanding kuadran B. Di kuadran B, Anda berhubungan dengan 2 kata yaitu JARINGAN dan SISTEM. Keduanya menyangkut orang lain di luar Anda. Sehingga bagi Anda yg ingin ke kuadran B, Anda harus memiliki kemampuan kepemimpinan dan people skill (keahlian tentang orang) yang tinggi. Itulah kualitas yg jarang dimiliki orang sehingga sangat jarang orang berhasil ke kuadran B. Apalagi ketrampilan itu tidak diajarkan di sekolah formal. Sehingga sangat jarang orang yang mau mengerjakan hal hal yang ilmunya tidak bisa diperoleh di sekolah formal maupun informal. Robert T Kiyosaki dan Donald Trump mengatakan, bagi Anda yang sekarang di E dan S, bergabung dengan sebuah bisnis networking yg baik merupakan tempat paling tepat untuk mendidik diri kita ke kuadran B. Disana Anda akan disediakan mentor yang melatih Anda dan menjaga Anda secara mental dan emosi untuk bisa menyeberang ke kuadran kanan. Tanpa bantuan mentor, nyaris mustahil Anda bisa menyeberang ke kuadran kanan yg segala sesuatunya berbeda dg tempat Anda selama ini yaitu di kuadran kiri. Atau kuadran pegawai, profesional dan pengusaha kecil. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 21

3 MACAM ENTREPRENEUR Di dunia ini ada 3 macam entrepreneur : 1. Born Entrepreneur, yaitu entrepeneur yg memang sejak awal memiliki bakat atau mereka yg menang undian di kandungan dan dilahirkan di lingkungan entrepreneur. Biasanya mereka sdh memutuskan sejak awal untuk menjadi entrepreneur. 2. Accidental Entrepreneur atau Forced Entrepreneur. Sebagian besar entrepreneur termasuk golongan ini. Yaitu mereka yg menjadi entrepreneur karena terpaksa. Misalnya tidak diterima bekerja di mana mana atau kena PHK. Biasanya mereka tidak begitu menginginkan anaknya menjadi entrepreneur. Sehingga tidak ada pola pelatihan yg intensif sejak si anak kecil. Akibatnya, dari generasi ke generasi biasanya jarang ada peningkatan kualitas entrepreneurship mereka. Berbeda dengan golongan 1 diatas. 3. Trained Entrepreneur, adalah entrepreneur yg dilatih. Latihannya tentu bukan di sekolah bisnis karena di sekolah bisnis kita dilatih menjadi pegawai. Pelatihan yg paling tepat menurut Robert T Kiyosaki adalah di sebuah bisnis Networking yang baik. Anda bisa membaca buku BUSINESS SCHOOL dan 21ST Century Business dari Robert T Kiyosaki.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 22

NETWORKING, MLM DAN MONEY GAME Banyak orang yg bingung dan menganggap sama saja ke tiga macam bisnis ini. Padahal ke tiga nya sangat berbeda, baik dalam konsep maupun pelaksanaannya. 1. Networking dan MLM merupakan pengembangan dalam sebuah sistem PROSUMEN atau pemasaran produk langsung dari Produsen ke Konsumen. Awalnya konsep ini dimulai dengan Direct Selling. Dimana seseorang membeli langsung ke produsen dan menjualnya ke konsumen. Keuntungannya cukup besar yi 60% dari harga konsumen. Itu adalah keuntungan yg tadinya untuk grosir, retail dan iklan. Kemudian muncul pengembangan utk bekerjasama beberapa orang utk menjual produk. Terciptalah MLM atau Multi Level Marketing. Untuk menjamin anggota tetap berjualan, dibuatlah syarat TUTUP POINT, jika dia tidak membeli sejumlah tertentu produk maka bonusnya tidak bisa cair. 2. Ternyata banyak orang yg tidak suka jualan, maka perusahaan MLM merubah diri menjadi Networking atau JARINGAN KONSUMEN dg memperbanyak produk yg dipasarkan. Dengan banyaknya produk, orang tidak perlu menjual, cukup dg membeli untuk kebutuhan sendiri. Mereka membuat batasan sendiri perlu belanja berapa per bulan, karena jumlah itu yang akan ditiru oleh grupnya. Para pelaku Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 23

bisnis networking yg pintar akan berusaha belanja sebanyak dia bisa supaya ditiru oleh grupnya. Dengan begitu, tanpa perlu memiliki grup yg besar, omset besar sdh bisa dicapai. 3. Money game adalah SKEMA PONZI atau skema piramida. Charles Ponzi adalah nama penipu tahun 1920 an. Biasanya bentuk grupnya seperti piramida sama sisi. Money game menawarkan sebuah investasi yang akan memberi keuntungan sangat besar, atau penjualan produk dan jasa yang murah sehingga banyak yang berminat. Mereka yang mendaftar terlebih dahulu akan mendapat uang dari mereka yang mendaftar belakangan. Uang itu bisa berupa imbal balik investasi, jasa misalnya umrah yang murah, atau mobil atau rumah yang hanya membayar dalam jumlah tertentu. Uang yang kita bayarkan digunakan untuk membayar orang yang lebih dahulu mendaftar, sedang kita menunggu ada orang baru mendaftar. Sesuai dengan program bawah sadarnya (pola pikir miskin), biasanya orang biasa tidak suka dengan networking dan MLM tetapi justru senang dengan money game. Karena money game sebagai bisnis tipu tipu yg dibungkus dg janji keuntungan tinggi. Pikiran sadar yg butuh uang sangat menyukai ide mendapat keuntungan. Dibalik itu, krn ini memang didesain utk menguntungkan mereka yg lebih dahulu bergabung dan merugikan yg bergabung akhir, maka bawah sadar suka dg sesuatu yg bisa menghabis kan uang kita. Jika uangnya habis, maka kita akan bertambah keras bekerja dan itulah tujuan dasar pikiran bawah sadar. Karena ke dua pikiran bisa sinkron, maka kita merasa sangat tertarik dan dengan mudah akan tertipu. Banyak orang yg bisa sampai kehilangan rumah karena ikut money game ini. Contoh money game yang paling banyak memakan korban di Indonesia adalah QSAR (1998-2003) yang menawarkan kerjasama agribisnis. Investor ditawari investasi penanaman hortikultura dengan keuntungan yang sangat tinggi. Jauh diatas penjualan horti pada umumnya. Alasannya mereka memiliki pasar khusus. Normalnya bila seseorang bisa menjual sesuatu dengan harga mahal, dia akan membeli dari petani dan menjualnya kembali dengan keuntungan besar. Bukan mengajak orang lain untuk ikut menanam dan menikmati harga mahal tadi. Apalagi dengan janji jika tanamannya rusak, modalnya akan diganti 100%. Itu tidak masuk akal dalam sebuah investasi yang normal. Akibatnya, investor rugi senilai 5 ton emas. Bandingkan dengan First Travel yang setara 1,6 ton emas. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 24

NILAI DARI SEBUAH BISNIS. Setiap bisnis selalu terdiri dari 4 unsur, yaitu Prasarana, Produk, Manajemen dan Konsumen. Dari ke empatnya, apa yang paling bernilai dari sebuah bisnis ? Apakah prasarananya seperti gedung, kendaraan ? Atau produknya ? Manajemennya ? Atau Konsumennya ? Sebuah bank besar yg memiliki 20 juta nasabah, jika iuran dinaikkan 5 ribu per bulan akan ada pemasukan tambahan 100 milyar per bulan. Provider HP yang memiliki 100 juta pengguna, jika masing masing beli pulsa 10 ribu sebulan, penghasilannya sudah 1 trilyun rupiah. Face book menjadi sangat kaya raya karena memiliki pengguna hampir 2 milyar orang. Jika masing masing pengguna menghasilkan iklan senilai 100 rupiah saja, sudah senilai 200 juta. Sebaliknya, sebuah toko atau mall yang megah dan menjual barang barang bagus, tetapi tidak ada konsumen yang berkunjung kesana, tidak banyak berarti. Dari ke 4 komponen bisnis diatas, yg paling penting tentu KONSUMEN nya. Karena uang datangnya dari konsumen. Jadi, di bisnis apapun, siapa pihak yg memegang konsumennya, dialah pemilik bisnis yg sebenarnya. Traveloka, Gojek, Uber adalah nama nama bisnis yg berbasis pada konsumen. Mereka tidak memiliki prasarana bisnis maupun produk dan jasanya. Tetapi memiliki konsumennya. Merekalah pemilik bisnis yg sebenarnya. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 25

BISNIS TERBESAR DI DUNIA. Kalau ada yang bertanya, bisnis apa yang terbesar dan paling banyak menghasilkan uang di dunia ?. Jawabannya adalah distribusi produk dari pabrik ke konsumen. Lebih kurang 60% uang yg kita bayarkan setiap membeli produk apa saja, mulai tusuk gigi sampai mobil, digunakan utk membayar keuntungan grosir, retail dan juga iklan. Pabrik hanya mendapat bagian 40%. Grosir, retail dan iklan inilah pangsa bisnis yg terbesar di dunia, menyedot 60% dari uang yg kita bayarkan. Apalagi yang branded atau barang bermerk. Pabrik justru mendapat bagian yang terkecil. Contoh sepatu olah raga bermerk dg logo cawang itu. Mereka memesan sepatu ke pabrik di Tangerang senilai 15 dollar dan menjualnya di toko paling murah 100 dollar. Pabrik sepatu yg menyediakan bahan baku dan membayar karyawan hanya mendapat bagian 15%. Selebihnya untuk pemegang merek, grosir, retail dan iklan. Ada 3 cara kita berbisnis dan mengambil pangsa pasar di jalur distribusi ini : 1. Grosir dan retail konvensional seperti toko grosir dan toko toko lain. Disini kita sendiri yg melakukan semuanya. Kita yang membangun toko, kita mengisi toko, kita mengelola toko dan juga mencari konsumennya. Keuntungan bersih yg diperoleh sekitar 5-10% dari omset. Dibutuhkan modal besar dan resiko yg tinggi. Di jaman dulu hanya cara ini yg dikenal jika kita ingin punya toko. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 26

2. Toko waralaba seperti Indomaret, Alfamart dsb. Konsep waralaba adalah kita membeli sistem bisnis. Jika ingin memiliki sebuah toko waralaba, setelah pengajuan dikabulkan, maka kita yg membangun toko dan mengisi toko dengan produk yang berasal dari mitra. Tentunya butuh modal besar. Mitra kemudian yg mengelola, termasuk mencari konsumen dg beriklan dsb. Keuntungan utk pemilik toko berkisar 2.5 - 3% dari omset. Keuntungan terbesar diambil mitra karena mereka yg memegang konsumennya. Sebagai contoh, jika Anda memutuskan kemitraan dg minimarket itu kemudian memasang nama sendiri, Sigit Mart misalnya, maka pengunjungnya tidak akan seramai dulu. 3. Networking atau Personal Franchise. Ini adalah perkembangan terakhir dari sistem penjualan langsung dari produsen ke konsumen yang dikenal dengan sistem PROSUMEN. Sistem ini menghilangkan peran grosir dan retail. Keuntungan 60% dari harga konsumen yang tadinya diambil grosir, retail dan iklan, akan jatuh ke tangan Anda. Jika Anda bermitra menjalankan sistem ini, maka semua dilakukan oleh perusahaan mitra Anda. Mereka yang membangun tokonya, mereka mengisi toko dengan produk mereka dan mitra lain, dan sekaligus yang mengelola tokonya. Kita nyaris tidak mengeluarkan modal apa apa. Tugas pelaku bisnis networking adalah mendatangkan konsumen, mirip traveloka yang mendatangkan konsumen untuk hotel maupun untuk transportasi. Sebagai pemilik konsumennya, kita akan mendapat bonus cukup besar yaitu antara 3 21% tergantung omset. Rata rata 10%. Ini jumlah yang cukup besar mengingat kita tidak mengeluarkan modal apapun. Bisnis Networking merupakan tahap akhir dari proses sebuah sistem bisnis prosumen. Pengembangannya adalah sebagai berikut : 1. Direct Selling : Awal kemunculan sistem Prosumen ini di awal abad 20, yaitu Avon. Didahului dengan direct selling, dimana kita sendiri membeli ke pabrik kemudian menjualnya secara eceran. Diibaratkan, untuk mendapatkan omset 1000, kita menjual 1000 atau 1x 1000. 2. Multi Level Marketing (MLM) : Melakukan sendirian sangat berat, sehingga dibuat kerjasama, ibaratnya 10 orang bekerja sama masing masing menjual 100 produk. Ibaratnya 10 x 100 = 1000 3. Networking : Banyak orang tidak suka menjual, akhirnya mencari banyak orang yang masing masing memakai sendiri  1000 x 1. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 27

ANDA MEMBANGUN ASET ANDA ATAU ASET ORANG LAIN ? Banyak orang yang belum bisa membedakan antara membangun aset dan bekerja mencari uang. Mereka maunya sambil membangun aset kalau bisa juga menerima uang. Itu suatu hal yang mustahil, tetapi banyak yang mengiming imingi cara itu dan banyak juga yang terjebak . . . eh tertarik. Untuk bisa mengetahui apakah sebenarnya Anda sedang membangun aset atau tidak, ada 2 pertanyaan yang perlu Anda jawab yaitu : Dari mana asalnya uang yang Anda peroleh ? : 1. Dari aset yang sudah dibangun. Inilah arti membangun aset, yaitu uang diperoleh dari aset yang sudah dibangun. a. Konvensional  Anda mula mula menyerahkan uang ke sebuah sistem yang mengelola uang Anda. Kemudian hasilnya turun lagi ke Anda. Asetnya berupa saham, deposito, rumah kost, ternak, investasi dan lain lain. Ini disebut uang dari atas. b. Anda membangun jaringan konsumen (Network Marketing dan MLM). Uang bonusnya berasal dari produk yang terjual di jaringan Anda. Uang dari Anda untuk Anda, atau disebut uang dari samping. 2. Bukan dari aset yang sudah Anda bangun. Misalnya money game berbungkus MLM. Uang diperoleh dari anggota baru, sebagai syarat untuk bisa masuk jaringan. Jaringan yang sudah jadi, isinya orang yang juga menunggu uang dari orang baru. Disini Anda tidak membangun aset, karena jaringan Anda sama sekali tidak memberi kontribusi apa apa. Uangnya dari calon anggota atau uang dari bawah. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 28

Pertanyaan berikutnya adalah kapan Anda menerima uangnya ? : 1. Anda baru menerima uangnya setelah asetnya jadi. Anda disebut bekerja membangun aset. Saat asetnya masih kecil, maka hasilnya kecil. Ketika aset sudah membesar, maka hasilnya juga besar. Ketika membangun hotel, Anda baru bisa mendapatkan uang dari hotel setelah hotelnya jadi. Begitu juga ketika Anda membangun toko atau bisnis networking, Anda baru menerima uangnya setelah jaringan konsumen di bisnis Anda belanja dan ada omset disitu. 2. Anda sudah menerima uang pada waktu sedang membangun aset. Disini Anda sedang dibayar untuk membangunkan aset milik orang lain. Jika berbentuk “jaringan”, uangnya bisa berasal dari anggota baru, dan sebagian berasal dari perusahaan. Disini Anda bekerja untuk uang, membangunkan aset orang lain, yaitu si pemilik sistem atau perusahaan. Sudah tentu penghasilan Anda suatu saat akan berhenti, karena Anda sebenarnya tidak memiliki aset apapun, Anda hanya bagian dari sebuah perusahaan. Terserah si pemilik untuk merobah gaji atau insentif atau bonus dan lain lain. Jika arah datangnya uang sudah benar, misalnya uang dari atas yaitu hasil investasi, maka tinggal menilai hasilnya itu masuk akal apa tidak ?. Investasi yang memberi keuntungan jauh diatas bunga bank, misal diatas 30% setahun, besar kemungkinan itu abal abal. Mengapa ada orang atau perusahaan yang mau bersusah payah berbagi dengan Anda jika dia bisa mengembangkannya sendiri ?. Mengapa tidak pinjam bank saja ? Pengalaman QSAR tahun 1998 – 2003 dijadikan pelajaran pemain money game lain disini. Perputaran uang yang cepat yaitu 2-3 bulan di komoditas sayuran memiliki resiko yang tinggi pada cashflow jika pertumbuhan investor baru tidak secepat itu. Sekarang dibuat sistem yang masa tunggunya lebih lama, tahunan bahkan puluhan tahun. Sehingga uang dari anggota baru bisa terkumpul lebih banyak untuk dibayarkan ke anggota lama. Sekian persen uang masuk dibagi pada mereka yang membangun jaringannya. Ada juga yang pakai sistem agen seperti First Travel. Cirinya nyaris tidak berubah seperti menggunakan nama pejabat, artis dan sebagainya, yang agribisnis mengatakan memiliki jalur pemasaran khusus atau produknya diolah sehingga bisa menjual beberapa kali lipat harga normal. Seringkali juga dibungkus dengan jargon jargon keagamaan atau lingkungan. QSAR dulu bersenjatakan bisnis syariah, dan seolah olah didukung oleh pembesar negeri yang kebetulan dari partai berbasis agama. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 29

Yang tidak dipikirkan oleh para investor tadi adalah, kalau seseorang bisa menjual sayur kubis 6000 rupiah per kilo, padahal dipasar umum harganya 1000 per kilo (Majalah Trubus). Mengapa pula dia ajak ajak kita menanam kubis dan membagi keuntungan itu dengan kita? Mengapa tidak membeli kubis ke petani lokal dengan harga normal, kemudian menjualnya dengan harga super mahal ? Padahal sifat dasar manusia yang umum adalah mementingkan dirinya sendiri. Kalau punya pasar khusus atau mampu mengolah sehingga bisa menjadi jauh lebih mahal, mengapa produksinya nyaris tanpa batas ? Pasar khusus atau olahan pasti punya batas titik jenuh, mengapa terjadi penanaman besar besaran ?. Harga juga berani di prediksi di awal, padahal harga produk agrobisnis apapun sangat fluktuatif. Juga dikatakan tanpa resiko karena ada asuransi. Kalau sayurnya rusak, uang kembali 100%. Asuransi mana yang berani menanggung produk agribisnis yang sangat beresiko ? Untuk asuransi tanaman pangan saja pemerintah yang harus menanggung sebagian besar preminya. Investor yang tidak cerdas investasi biasanya hanya melihat bahwa orang lain sudah mendapatkan hasil, banyak tokoh besar yang ikut, pembukaan nya dihadiri pembesar pemerintah dan sebagainya. Dia mungkin tidak tahu bahwa di money game manapun, mereka yang masuk lebih dulu ya pasti dapat, dan memanfaatkan pembesar atau artis itu ya bagian dari strategi klasik dari investasi abal abal (video pak Chandra). Investor asli akan lari jauh jauh jika ada “pengeluaran ekstra” seperti mengundang pejabat itu. Sepanjang masih banyak investor yang masuk, cashflow akan lancar saja dan money game akan jalan terus. Money game akan rontok ketika ada masalah yang menyebabkan berkurangnya kepercayaan, sehingga investor baru berkurang. Money game akan jatuh kalau banyak orang yang menarik uangnya sebelum jatuh tempo, seperti kasus WBG yaitu Wahana Bersama Globalindo tahun 2007 lalu. Reksadana dollar yang selama bertahun tahun saya ikuti dengan imbal hasil 28% setahun. Suatu saat intuisi menyuruh menarik investasi saya. Awalnya di tahan tahan tetapi akhirnya cair dalam seminggu. Dua bulan setelah saya tarik, WBG jatuh. Mantan kadinkes saya di Tuban terkena 1 milyar. Tidak lama kemudian beliau stroke dan meninggal dunia. Di pengadilan, direkturnya mengatakan WBG jatuh karena investor dari Surabaya banyak yang menarik investasinya. Ternyata itu money game juga meskipun dalam dollar.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 30

MENGAPA KITA TIDAK SUKA NETWORKING / MLM ? Networking dan MLM adalah pencipta 20% milyarder di Amerika (Forbes 2010). Biasanya kejadian di Amerika ini juga mewakili dunia. Tetapi mengapa kebanyakan dari kita tidak menyukai dan cenderung sinis ? Kita secara alamiah tidak menyukai bisnis networking dan MLM karena ulah dari program miskin di pikiran kita. 1. Program pikiran sebagian besar orang termasuk saya dulu adalah life map miskin atau plafon rejekinya rendah. Sedang bisnis Networking yang benar bisa membuat kita benar benar kaya. Ini menakutkan. 2. Kita memiliki program bekerja keras. Sedangkan bisnis networking menjanjikan untuk bisa pensiun. Bawah sadar sangat tidak suka jika kita berhenti bekerja, itu berarti kegagalan bagi bawah sadar kita. 3. Seumur hidup kita dilatih untuk mendapatkan penghasilan aktif dengan cara bekerja mencari uang. Networking adalah bisnis kuadran kanan yang sifatnya membangun aset. Penghasilannya adalah penghasilan pasif yang untuk sebagian orang yang kecerdasan finansialnya rendah terkadang di haram kan. Mereka mengira penghasilan pasif adalah penghasilan tanpa bekerja. Padahal penghasilan pasif adalah penghasilan atas hasil kerja kita yang dulu. Atau disebut juga residual income. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 31

PILIHAN ANDA TERGANTUNG APA YG ANDA MILIKI. Apapun yang akan kita lakukan tentu tergantung pada apa tujuan kita ?. Jika kita ke terminal, yang pertama kali ditanyakan ke kita adalah :”Anda mau kemana ?”. Barulah kita dipilihkan bus yang cocok dengan tujuan kita. Jika ternyata tidak ada yang cocok, kita akan ditunjukkan kendaraan lain, meskipun dengan pandangan keheranan. Misalnya Anda datang ke terminal bus Bungurasih di Surabaya, kemudian mengatakan akan pergi ke Makassar. Sudah tentu Anda akan dianggap setengah gila, karena dari Surabaya ke Makassar tidak bisa naik bis, harus pesawat atau kapal laut. Ada lagi yang lebih aneh, Anda datang ke terminal Bungurasih kemudian mengatakan :”Saya mau naik bus Akas”. Kemudian Anda naik bus, sampai di tujuan Anda marah marah :”Kok sampai Jember ? Saya itu mau nyusul teman saya. Barusan dia nelpon ada di Malang, naik bus Akas juga. Kok saya naik bus Akas sampai di Jember ?. Yang salah bus nya ini !!”. Anda mungkin tertawa dan menganggap ini guyonan saja. Padahal inilah yang kebanyakan kita lakukan. Kita memilih bisnis online, karena teman kita berbisnis online, kita membuka restoran, membuka bengkel, membuka toko, bekerja ke pabrik, menjadi dosen, dokter, tentara dll. Setelah agak tua kita bingung sendiri, kok nggak bisa kaya ya ? Semakin tua kerjanya semakin berat ya ? Karena Anda dari Surabaya ngotot naik bus. Padahal si kaya atau si makmur ada di Makassar. Lain halnya kalau Anda sudah ada di Pare Pare, silahkan mendatangi si kaya di Makassar dengan bus. Kalau dari Surabaya, Anda perlu naik kapal atau pesawat.

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 32

Analogi diatas bisa digunakan dalam menjalani perjalanan hiduyp ini. Pertama tama kita tanya pada diri kita sendiri, apakah kita ingin kaya sejati (bebas finansial dan waktu) apa tidak ?. Jika jawabannya TIDAK, maka silahkan menekuni atau meneruskan apa yang sedang dilakukan sekarang, seperti menjadi pegawai/karyawan, profesional, pengusaha kecil, pengusaha online, money game, MLM, beternak, bertani dsb. Jika jawabannya adalah YA ingin kaya sejati, maka pertanyaan berikutnya adalah “Apakah Anda punya modal ? “. •

Ya  Silahkan Anda menjadi investor atau membeli waralaba.



Tidak  pertanyaan berikutnya yaitu Apakah umur Anda kurang dari 30 tahun ?

Apakah umur Anda kurang dari 30 tahun ? •

Ya  Ada dua pilihan, membangun bisnis networking, atau membangun korporasi/konglomerasi / bisnis besar. Bisa diawali dengan bisnis kecil apa saja, bisnis online, bertani atau beternak  bangunlah sistemnya. Membutuhkan waktu cukup lama untuk membesarkan bisnis dan membangun sistem, dan perlu menunda kenyamanan. Di lingkungan orang tionghwa lama, hanya boleh memakan 10% dari penghasilannya.



Tidak  Networking. Anda sudah sulit untuk membangun bisnis besar kecuali Anda sudah memulai atau sedang membangunnya. Jika pada usia diatas 30 tahun ini Anda baru merencanakan, umumnya sudah terlambat dan sikapnya terhadap uang dan bisnis sudah salah. Kalau benar ya sejak dulu sudah membangunnya.

Mungkin saat ini Anda sedang mengerjakan bisnis atau pekerjaan yang ada di kotak paling kiri. Anda masih bisa bebas finansial dan waktu dengan menggunakan bisnis Anda itu. Caranya ada 2 macam : 1. Membangun sistemnya sehingga menjadi autopilot, 2. Uang hasil bisnis Anda investasikan sehingga nantinya bisa memberikan penghasilan pasif. Anda tentu tidak bisa tetap mengerjakan bisnis atau pekerjaasn yang sekarang, menikmati semua hasilnya untuk kehidupan sehari hari, kemudian mengharapkan kelak bisa bebas finansial dan waktu. Itu suatu hal yang mustahil. Kita harus memberi dahulu, baru bisa menerima. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 33

MEMILIH KERJA SAMA BISNIS BERSISTEM. Jika ingin membangun bisnis kuadran kanan atau investasi, perlu diingat bahwa kita tidak sedang mencari uang besar sekarang. Kita sedang membangun aset yg akan tetap mengucurkan penghasilan saat kita sdh memutuskan istirahat. Karena itu kita perlu memilih dengan siapa kita akan bermitra. Jangan sampai ketika waktunya panen dimana seharusnya kita bisa bebas finansial dan waktu menikmati jaringan yang sudah terbangun, si bisnis malah ambruk atau kolaps. Ini lah point point yg dikatakan Robert T Kiyosaki dan Moh Basith jika ingin bekerja sama dg sebuah perusahaan : 1. Legal, tercatat di APLI atau di OJK. 2. Usia lebih dari 10 tahun. Karena itu masa krisis pertama. Semakin tua tentu semakin bagus. Kalau money game jarang yg bisa melewati 5 tahun. Seringkali 2 tahun sudah banyak yg protes. Kecuali kalau penyelenggara pandai membungkus dengan isu isu keagamaan seperti umrah murah, diberi label sedekah dsb. 3. Ada produk yg berkualitas, sehingga Anda tidak malu utk menawarkan. 4. Ada rancangan pendidikan yg baik. Ingat bahwa kita sedang menyeberang kuadran, bukan sekedar ganti atau menambah pekerjaan. Jadi perlu ada pendidikan yg baik yang membantu kita secara mental melewati fase fase itu. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 34

5. Ada contoh contoh orang yg berhasil. Kalau belum ada orang orang yg sudah pensiun dini disana, maka Anda sedang menjadi bahan percobaan. Jika ingin membangun bisnis jangka panjang, perhatikan aliran uangnya dari mana ke mana : 1. Pada money game, alirannya hanya keatas. Uang yang kita setorkan digunakan untuk mereka yang sudah mendaftar terlebih dahulu, sedang uang yang kita terima berasal dari orang baru. Yang seperti ini jelas tidak akan bertahan lama karena harus terus menerus ada orang baru yang join. Akan ada masa jenuh dimana suatu saat orang baru akan berkurang. Disamping itu, uang yang kita peroleh bukan berasal dari jaringan yang sudah kita bangun, tetapi berasal dari mereka yang belum mendapat manfaat apa apa dari pekerjaan kita. Orang baru yang sudah menyetor uang belum mendapat apa apa selain janji akan mendapat jika ada orang yang lebih baru lagi. Ini menyalahi prinsip prinsip penghasilan pasif atau residual income, yaitu penghasilan yang berasal dari sesuatu yang kita atau orang tua kita bangun. Di money game, jaringan yang sudah jadi tidak memberi kontribusi apa apa karena mereka semua sama-sama menunggu uang dari pendaftar baru. 2. Pada investasi baik sistem jaringan atau bukan, uangnya berasal dari atas yaitu hasil investasi. Kita mula mula menyetorkan ke atas, kemudian kita mendapatkan manfaat atau keuntungan dari pengelolaan uang yang kita setor. Kita tinggal menilainya apakah return atau hasilnya masuk akal atau tidak. Jika terlalu tinggi, ada kemungkinan itu money game atau investasi abal abal. 3. Kalau pada networking / personal franchise atau membangun kelompok konsumen, uang yang kita peroleh berasal dari keuntungan pembelian produk oleh grup yang kita bangun. Atau disebut uang dari samping yaitu belanja setiap individu di grup. Yang belanja mendapat manfaat dari belanjaannya, yang lain mendapat manfaat dari keuntungan yang tadinya diambil grosir dan pengecer. Semua sama sama diuntungkan, dan anggota sama sekali tidak mendapatkan apa apa dari bergabungnya orang baru, selain mendapat kewajiban untuk membimbing mereka..

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 35

KETRAMPILAN MEMBANGUN SISTEM DAN JARINGAN Sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu, orang memang lebih suka di kuadran E dan S karena tantangannya jauh lebih kecil dibanding berada di kuadran B dan I. Di kuadran B dan I, dibutuhkan ilmu dan ketrampilan yang tidak diajarkan di sekolah formal. Seperti membangun impian, menentukan goal, kepemimpinan, kemampuan berhubungan dengan orang, manajemen waktu, dan cara mengatasi kegagalan. Jika kita ingin menyeberang ke kuadran kanan, kita perlu mempelajari ketrampilan ketrampilan itu. Menurut Robert T Kiyosaki, seseorang bisa mempelajari ketrampilan itu di organisasi kepemimpinan seperti Network Twentyone (N21). Robert T Kiyosaki saat berbicara di sebuah Leadership Seminar di Australia mengatakan, bahwa dengan berkumpul selama 5 tahun dengan orang orang sukses di N21 akan membuat kita menjadi kaya. Karena selama itu, kita akan mendapatkan ketrampilan ketrampilan yang dibutuhkan untuk membangun jaringan dan sistem bisnis seperti ketrampilan yang dimiliki para milyuner (CD Financial Intelligent by Robert T Kiyosaki). N21 mendidik kita dengan menyediakan CD, buku buku dan seminar. Seminar yang terbesar adalah Leadership Seminar yang diadakan 3x setahun di beberapa kota besar di Indonesia. Untuk lebih jelasnya, baca e book Trained Entrepreneur. Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 36

Membangun Jaringan dan Sistem Bisnis – dr. Sigit Setyawadi, SpOG

Page 37

Related Documents


More Documents from ""