ME BEFORE YOU
Judul : Me Before You Jenis Film : Drama Romantis Produser : Karen Rosenfelt, Alison Owen Sutradara : Thea Sharrock Penulis Naskah : Jojo Moyes Durasi Film : 110 menit Peusahaan Film : New Line Cinema Metro-Goldwyn-Mayer Sunswept Entertainment Pemeran : Emilia Clarke, Sam Claffin, Steve Peacocke, Jenna Coleman, Janet Mc Teer, Charles Dance, Matthew Lewis.
Film Me Before You adalah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya penulis terkenal Jojo Moyes. Film ini dibuat menjadi apik oleh sutradara Thea Sharrock, ceritanya juga tidak terlalu berbeda dengan bukunya karena dalam pembuatan film didampingi langsung oleh Jojo Moyes. Film dengan rating 5.6 ini sangat diminati banyak kalangan dan mampu meraup untung sebasar kuarang lebih $208,314,186. Me Before You menceritakan tentang seorang wanita berumur 26 tahun yang baru saja kehilangan perkerjaan sebagai penjaga toko. Louisa (Emilia Clarke) merasa bingung, dia harus mencari uang untuk menghidupi keluarganya. Ia tidak memiliki keahlihan khusus, sehingga sulit sekali untuk mendapat kerja. Ada satu pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlihan, menjaga orang cacat (difabel). Karena Louisa sangat membutuhkan uang, ia menerima pekerjaa tersebut. Pengalaman baru pun dimulai. Louisa bekerja di rumah yang sangat megah. Ternyata Louisa harus menjaga Will (Sam Claffin). Will adalah sosok pemuda yang kaya dulunya dia aktif dan mampu melakukan semua aktifitas yang ia mau, Will seorang pemuda yang liar dan berani menaklukan segala tantangan. Namun, semua berubah, Will mengalami kecelakan yang mengakibatkan dirinya cacat seumur hidup. Will menjadi pemuda yang murung,dingin,sulit berkomunikasi,dan kejam. Suatu tantangan sendiri bagi Louisa untuk menjaga sosok Will yang seperti itu. Louisa diajari oleh dokter Nathan yang sudah lama menjaga dan mengatur segala obat obatan bagi Will. Louisa belajar cepat dan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi penjaga yang dapat diandalkan. Ibu Will juga menyerahkan segalanya kepada Lou, ia yakin bahwa Lou bisa berpengaruh baik untuk Will. Hari demi hari, Louisa lalui menjaga Will dengan baik. Namun, tetap saja sikap dingin Will masih belum berubah. Louisa hampir menyerah, ia bercerita kepada adiknya yang single parent. Adiknya pun terus menyemangati kakaknya, dia juga ingin berkuliah. Jadi, dia membutuhkan hasil kerja kakaknya. Louisa ingin membantu adiknya dan berusaha sekeras mungkin agar tidak menyerah. Hari ke-11 bekerja, Will kedatangan tamu yang tidak terduga. Mantan pacar dan sahabatnya datang memberi kabar bahwa mereka berdua akan segera menikah. Will marah dan membuang segala kenangan bersama mantan pacar. Louisa merasa kasihan dan menceritakan hal ini kepada sang pacar, tetapi sang pacar malah setuju bahwa tidak ada wanita yang sanggup hidup bersama
orang cacat. Hal ini membuat Louisa merasa kurang senang dengan pacarnya ditambah pacarnya sekarang lebih mementingkan hobi nya daripada Lou sendiri. Esoknya, Lou mencoba memperbaiki bingkai-bingkai foto yang kemarin dirusak oleh Will. Mengetahui hal itu Will marah besar dan menyuruh Lou berhenti melakukan hal-hal yang tidak ia inginka. Mereka melalui debat singkat dan membuat Louisa blak-blakan berkata bahwa dia disini bukan karena apa melainkan ia sangat butuh uang,amat sangat membutuhkan. Hal ini membuat Will terdiam dan merasa bersalah. Hari-hari mereka lalui dengan semakin baik. Will mengajak Louisa untuk melihat film bersubtittle yang belum pernah lihat sebelumnya,berjalan-jalan bersama, mulai bercerita tentang hal pribadi,hingga memakan pasta bersama. Suasana hati Will begitu menggembirakan. Ia sudah jarang sekali tersenyum seperti kali ini, Hal ini membuat Nathan bingung,apa yag sudah Louisa lakukan kepada Will. Louisa pergi mengantarkan Will untuk check-up dan mengetahui bahwa Will tidak akan sembuh walaupun kemajuan teknologi kedokteran. Louisa merasa sedih mendengarkan hal tersebut. Musim salju datang, tubuh Will mengalami kedinginan yang hebat. Tidak ada yang bisa Louisa lakukan, ia hanya bisa memberi obat. Tubuh Will mulai kurang merespon, Louisa khawatir dan tak ada yang bisa dihubungi. Namun, Will baik baik saja, Lou mulai mengoceh dan menghibur Will. Will tidur dengan nyaman hari itu. Will dan Lou semakin akrab, bercerita tentang cita-cita Lou, melihat tentang potensi yang ada di diri Louisa, serta membiarkan Louisa mencukur kumisnya. Percakapan serius antara orangtua Will tidak sengaja Louisa dengar. Percakapan itu membahas tentang DIGNITAS tempat bunuh diri di swiss. Will memiliki waktu 6 bulan sebelum meninggalkan semuanya. Louisa merasa seperti menjaga orang yang akan bunuh diri dan membuatnya tak nyaman. Ia bercerita kepada adiknya tentang keadaan ini. Adiknya menyarankan agar berbuatlah sesuatu yang indah,buat Will bahagia terhadap hidupnya. Dan semoga hal ini bisa mengubah keputusannya untuk bunuh diri.