MARKETING REVOLUTION Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Pemasaran
oleh : Elfani Rida
0607784
Putri Ayu R. R.
0607854
Riandra Dwi W.
0608113
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2009
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “MARKETING REVOLUTION”. Adapun tujuan penulisannya adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran dan untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemasaran di dunia sampai pada saat ini. Dalam proses penyelesaian makalah ini penulis mengalami banyak hambatan, terutama dalam ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran, Ibu Dr. Ratih Hurriyati, M.P dan Ibu Lisnawati, S. Pd. 2. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuan secara moral maupun material. 3. Teman-teman Akuntansi angkatan 2006 kelas A, atas bantuan berupa dukungan dan saran. Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar karya ilmiah ini menjadi lebih baik dan berguna pada masa yang akan datang. Penulis berharap metode-metode pembelajaran seperti ini terus dikembangkan sehingga akan mencetak generasi ilmuwan baru yang kreatif dan berguna bagi kehidupan bangsa, negara dan agama, serta generasi muda yang berkualitas dan berprestasi. Bandung, Juni 2009 Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan manusia dan kebutuhan sosial. Salah satu definisi paling singkat tentang pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.” Pemasaran juga sering digambarkan sebagai “seni menjual produk.” Masyarakat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan dari pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran menghasilkan seorang pelanggan yang akan siap untuk membeli. Kebanyakan perusahaan mempraktekkan konsep penjualan. Tujuan mereka adalah menjual apa yang dihasilkan mereka dan bukannya menghasilkan apa yang diinginkan pasar. Sedangkan konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan
para
pesaing
dalam
menciptakan,
menyerahkan,
dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang
1
2
dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan,
dan akhirnya
mengkonsumsinya. Pemasaran yang efektif dapat mempunyai banyak bentuk. Kita akan melihat bagaimana kreativitas dan kegairahan yang bukan hanya sekedar imajinasi biasa digunakan di banyak perusahaan dan digunakan oleh para manajer di masa sekarang dan masa mendatang. Pasar berubah secara radikal sebagai akibat dari kekuatan masyarakat yang utama seperti kemajuan teknologi, globalisasi, dan deregulasi. Kekuatan-kekuatan utama itu menciptakan perilaku baru dan tantangan. Berdasarkan hal tersebut, kami menyusun makalah ini dengan judul “MARKETING REVOLUTION”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan marketing revolution? b. Apa saja jurus marketing revolution? c. Apa saja yang termasuk ke dalam hukum psikologis marketing revolution? d. Apa perbedaan antara pemasaran gaya modern dengan falsafah kuno? e. Bagaimana implementasi marketing revolution pada perusahaan? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan “Marketing Revolution” ini adalah untuk 1. mengetahui definisi marketing revolution, 2. mengetahui jurus-jurus marketing revolution, 3. mengetahui hukum psikologis marketing revolution, 4. mengetahui perbedaan antara pemasaran gaya modern dengan falsafah kuno, dan 5. mengetahui implementasi marketing revolution pada perusahaan.
3
1.4 Manfaat Penulisan Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan mengenai perubahan dan perkembangan pemasaran di berbagai perusahaan. 1.5 Metode Penulisan Pendekatan yang digunakan yaitu metode studi kepustakaan, yang mengambil sumber data dari buku dan internet. 1.6 Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penulisan
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
1.4
Manfaat Penulisan
1.5
Metode Penulisan
1.6
Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1
Definisi Marketing Revolution
2.2
Jurus Marketing Revolution
2.3
Hukum Psikologis Marketing Revolution
2.4
Pemasaran Gaya Modern dengan Falsafah Kuno
2.5
Marketing Revolution, Pemasaran Lewat Internet
BAB III IMPLEMENTASI PADA PERUSAHAAN 3.1
Marketing pada Louis Vuitton
3.2
Marketing pada Kentucky Fried Chicken
3.3
Marketing pada Gudang Garam
3.4
Marketing pada Holcim
3.5
Marketing pada The Body Shop
4
BAB IV SIMPULAN 4.1
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Definisi Marketing Revolution Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun. Pemasaran (Inggris: Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).
5
6
Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju. (Wikipedia.com) Jika pengertian antara marketing dan revolution digabungkan, maka secarar ringkasnya marketing revolution adalah segala upaya yang dilakukan, sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan penjualan secara super cepat dan dalam jumlah besar. (Medhy Aginta Hidayat, bloguebo.com) Tujuan marketing adalah menukarkan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli, sesering mungkin sehingga pembeli untung dan penjual untung. Di dalam dunia marketing ada 2 aliran: 1. Aliran “Mengingatkan”
Aliran Mengingatkan/Branding/ Institutional Marketing /Awareness, seringkali membutuhkan biaya iklan sangat besar & tidak menghasilkan penjualan. Karena Awareness / Ingat tidak sama dengan Penjualan. Kemungkinan orang ingat sekali akan keberadaan produk tertentu tetapi kalau mereka tidak mau membeli produknya, tentu akan sangat merugikan bagi para pengusaha yang telah mengeluarkan ratusan juta bahkan milyaran rupiah untuk suatu iklan yang tidak meningkatkan penjualan. Dan seringkali Aliran ini merupakan open marketing dimana biaya marketing tidak bisa diukur hasil penjualannya. 2. Aliran ”Menawarkan”
Aliran Menawarkan/Direct Response Marketing. Dalam Aliran ini biaya Marketing bisa dibandingkan dengan hasil penjualan. Kegiatan Marketing termasuk iklan akan selalu diukur hasil penjualannya. Dengan demikian Biaya Marketing dikeluarkan dengan efektif & efisien. Aliran ini merupakan aliran Close Marketing dimana biaya marketing bisa diukur hasil penjualannya. Yang terbaik dari aliran Menawarkan adalah biaya marketing bisa unlimited. Kalau kita bisa mengukur berapa biaya beli per customer dan berapa keuntungan per customer.
7
Definisi Ilmu Marketing adalah Ilmu Menyampaikan Penawaran kepada Target Market sehingga terjadi Penjualan yang berkesinambungan. Sedang Definisi Ilmu Marketing Revolution adalah Ilmu Menyampaikan Penawaran kepada Target Market sehingga terjadi Peningkatan Penjualan yang berkesinambungan secara cepat & besar. (Marketing Revolution, Tung Desem Waringin) 2.2 Jurus Marketing Revolution Menurut Tung Desem Waringin, tujuh jurus dalam Marketing Revolution yang harus dilakuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal adalah: • Fokus pada Ultimate Advantage, Sensational Offer, dan Powerful Promise
(USP) Jika dalam marketing normal/ secara umum, USP adalah : U = Unique, S = Selling, P = Proposition. Maksudnya, dalam melakukan suatu proses pemasaran, kita harus memiliki perbedaan dengan yang lain. Namun, dalam hal ini USP bagi Tung Desem Waringin merupakan salah satu kunci kesuksesan Marketing Revolution. Adapun yang ia maksud USPdi sini adalah : U = Ultimate advantage, S = Sensational offer, dan P = Powerful promise. Singkatan USP ini pertama kali beliau dapatkan dari Mark Victor Hansen dan Robert G Allen dalam bukunya One Minute Millionare. • Melakukan enam usaha marketing, yakni: 1. Memperbanyak leads (calon pembeli)
2. Mengubah calon konsumen menjadi konsumen 3. Memperbesar pembelian per konsumen 4. Memperbanyak konsumen member referensi 5. Meningkatkan margin. • Semua tindakan harus terukur dan tes yang terkecil terlebih dahulu
8
Rata-rata
perusahaan
mengukur
keberhasilan
usahanya
menggunakan data statistic. Namun, terkadang
dengan
angka itu tidak
menunjukkan yang sebenarnya, maka kita harus lebih berhati-hati dengan data statistic.
Cara perhitungan marketing pun harus benar-benar
diperhitungkan. Misalnya efek penjualan sebelum dan sesudah beriklan, apakah sesuai dengan peningkatan hasil penjualannya atau tidak. • Faktor kali (Tipping Point)
Yang dimaksud dengan faktor kali disini, yakni tindakan yang dilakukan dengan sekali sentuh, dan efeknya multiplier. • Produktivitas yang terkait penghasilan • Monitoring • Prinsip harga, paling murah atau gelap
Dalam beberapa perusahaan, ternyata menerapkan harga murah belum tentu akan meningkatkan penjualan. Misalnya saja perusahaan Louis Vuitton jika menurunkan harganya, maka konsumen akan berpaling karena rata-rata konsumen membeli “gengsi” disamping juga membeli mutu. Selain itu juga promosi dengan harga gelap, misalnya ada spanduk besar
bertuliskan
“miliki
sepeda
motor
hanya
dengan
cicilan
Rp.8000/hari”, yang tentunya saja akan membuat orang tertarik. Padahal disitu terdapat harga gelap, karena belum diketahui berapa bunganya, berapa down paymentnya. (Tujuh Jurus Dahsyat Marketing Revolution, harian Sindo, Minggu, 29/07/2007) Kunci dalam marketing revolution menurut Tung Desem Waringin adalah PRAKTIK dan DIUKUR. Beberapa Pilar marketing yang harus diperhatikan adalah diantaranya : •
iklan. Dalam mempraktikkan pilar advertising,yang harus
kita ingat adalah meskipun kita mendapatkan iklan misalnya dengan cara
9
barter sekalipun, iklan tersebut harus diukur tingkat keefektifan dam hasilnya. Jika memang berhasil, saatnya untuk memberikan investasi yang lebih besar untuk beriklan agar mendapatkan benefit yang lebih besar pula. •
Host beneficiary, artinya ketika kita mau berjualan, harus
ada induknya. Jika kita ingin menjual mobil mewah, pangsa pasar yang paling mendekati adalah para pembeli apartemen mewah.Biasanya pengembang apartemen mewah telah mempunyai database para pembelinya. Karena itu,perusahaan mobil mewah bisa bekerja sama dengan pihak pengembang apartemen untuk mengadakan test drive mobil mewah terbaru dengan biaya ditanggung penuh dari pihak perusahaan mobil khusus untuk penghuni sebuah apartemen elite. •
Telemarketing, yaitu menyentuh target market dengan
sepenuhnya menggunakan telepon. Dalam hal ini sangat diperlukan sales script yang benar-benar teruji agar telemarketing dapat menyentuh target market yang tepat. •
Joint venture, Dalam bisnis yang kita lakukan, sebenarnya
kita bisa mengadakan berbagai kerja sama, bahkan joint venture dengan kompetitor kita sekalipun. Tentu saja dengan mengadakan perjanjian kerja sama sebelumnya, dan prinsipnya tetap harus selalu bisa mendatangkan keuntungan peningkatan pemasaran kita. •
Memberikan seminar. Daripada kita beriklan secara besar-
besaran di suatu media, tanpa adanya fokus ke target market yang tepat sehingga tidak mendapatkan hasil yang optimal, maka sebaiknya kita melakukan pilar marketing ke-12 ini, yaitu mengadakan seminar. Dengan mengadakan seminar, sebenarnya kita akan dapat lebih fokus kepada target market kita (tentu saja jika seminarnya dipersiapkan dengan matang ). Sebagai contoh: Suatu bank tentunya lebih senang untuk memberikan kreditnya kepada orang yang mempunyai uang.
10
•
Canvasing/booth, Pilar ini sangat efektif jika diadakan
dengan target market yang tepat. Biasanya cara ini banyak digunakan di berbagai mal besar.Yang terpenting, dalam hal ini adalah semuanya harus senantiasa diukur, karena jika tidak pernah mengukurnya secara berkala dengan saksama, kita justru akan mengalami kebangkrutan; dan celakanya, kita terlambat untuk mengetahui indikasi-indikasi kerugiannya sejak dini. (12 Pilar Marketing, harian Sindo, Minggu, 27/01/2008) 2.3 Hukum Psikologis Marketing Revolution 1.
Hukum psikologis mahal = bagus
Pada beberapa orang, lebih tertarik pada barang yang mahal karena dianggap lebih bagus. Sebagai contoh, ada sebuah toko emas yang kurang laku. Oleh karena itu, bos toko emas memerintahkan seluruh kantor cabangnya untuk melakukan diskon ½ atau 50%. Kemudian ada kantor cabang yang membandel dan malah menaikkan harga emas di tokonya menjadi dua kali lipat. Namun apakah yang terjadi? Toko emas yang menaikkan harga tersebut omzet penjualannya naik sampai 200%. 2.
Hukum psikologis timbal balik
Contoh dari gaya timbal balik yakni disaat ada sebuah perusahaan asuransi yang sedang promosi dengan cara mengirim hadiah kepada nasabahnya yang berulang tahun dan melahirkan. Setelah itu, perusahaan asuransi tersebut menawarkan penawaran baru terhadap nasabah. Karena nasabah merasa senang dan puas terhadap layanan perusahaan asuransi tersebut, nasabah tersebut bersedia untuk mengikuti program asuransi yang ditawarkan. 3.
Hukum psikologis ikut-ikutan
Jika ada dua rumah makan yang bersebelahan, rumah makan yang satu ramai dikunjungi pengunjung, dan rumah makan yang lain terlihat sepi. Pasti orang akan lebig tertarik ke rumah makan yang ramai dikunjungi karena penasaran, apakah makanannya enak, ataukah pelayanannya
11
bagus, dan pertanyaan lainnya. Maka, jika kita memiliki tempat usaha dan ingin dikunjungi pembeli, jangan biarkan tempat usaha kita terlihat sepi. Jika sedang sepi pengunjung, simpan motor dan mobil karyawan di tempat parkir yang terlihat ramai dari luar. 4.
Hukum psikologis perbandingan
Seorang konsumen yang telah berlangganan di rumah makan x misalnya, mencoba untuk makan di rumah makan y. setelah ia makan, ia akan membandingkan rasa, pelayanan dan tempat diantara dua rumahmakan tersebut. Maka, untuk menjaga kepuasan konsumen, jagalah kualitas perusahaan kita agar tidak mudah tersaingi. 5.
Hukum psikologis keterbatasan
Dengan segala keterbatasan perusahaan, misalnya letak perusahaan yang kurang strategis, modal yang kurang, harusnya bukan menjadi penurun semangat, tetapi digunakan sebagai pendorong agar letak yang kurang strategis bisa menjadi strategis karena adanya perusahaan kita yang ramai dikunjungi konsumen, modal yang sedikit menjadi banyak, dan lain-lain. 6.
Hukum psikologis ya kecil
Pada saat menawarkan sebuah mobil misalnya, dealer mobil tersebut melakukan promosi dengan cara mengadakan test drive kepada para pengunjung di sebuah mall. Setelah mencoba mobil tersebut, calon konsumen diminta menuliskan kelebihan dan kelemahan mobil tersebut, dan persetujuan diatas kertas jika suatu waktu ditawari mobil atau bahkan persetujuan untuk membeli mobil. 7.
Hukum psikologis karena
Saat kita menyampaikan promosi, jauh lebih efektif jika kita menyampaikan alasan adanya promosi tersebut. Misalnya, dalam rangka hari kemerdekaan, akan diadakan discount terbatas dari tanggal 10-17 Agustus. 2.4 Pemasaran Gaya Modern dengan Falsafah Kuno
12
Jauh sebelum para pakar-pakar pemasaran menemukan teori-teori praktis pemasaran seperti saat ini, dunia persilatan ini pernah memiliki seorang ahli strategi perang yang ide dan gagasannya kemudian mengilhami banyak pemikiran dalam dunia marketing. Dialah SUN TZU, pria kelahiran 2.500 tahun lalu yang memiliki kemampuan dalam menciptakan falsafah yang justru semakin relevan dengan dunia marketing saat ini. Walaupun demikian, Sun Tzu bukanlah seorang paranormal. Ajaran-ajaran tentang strategi perang ditujukan untuk kondisi pada masa itu, di mana negerinya banyak terlibat peperangan. Tapi Sun Tzu mungkin tidak pernah menyadari bahwa ajarannya itu justru memiliki dampak yang jauh lebih besar pada era modern seperti sekarang ini. Ajarannya tidak hanya dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah militer, tetapi bahkan dipergunakan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, corporate strategy, human resource, finance, bahkan sampai dipakai sebagai cara untuk mendidik anak juga. Bisnis adalah perang, karena pada dasarnya menjalankan bisnis adalah menjalankan strategi bertahan, menyerang dan menaklukan musuh. Itulah sebabnya, banyak sekali falsafah perang yang kemudian diterapkan dalam strategi bisnis. Demikian halnya dengan teori pemasaran, pakar pemasaran seperti Philip Kotler pun memasukkan teori perang dalam bukunya seperti flanking strategy, guerilla strategy, defending strategy, dan attacking strategy. (Marketing Management, Philip Kotler) Bicara masalah perang, sebuah kitab karangan Sun Tzu menjadi karya strategi perang paling mahsyur dan paling berpengaruh di dunia. Bing Fa atau The Art of War, demikian jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, merupakan falsafah perang yang tidak hanya menjadi buku panduan perang, tetapi juga menjadi dasar pembuatan strategi bisnis di banyak perusahaan. Dalam berperang, falsafah Sun Tzu ini banyak dipergunakan sebagai strategi berperang di Cina, Vietnam, dan Jepang. Di Eropa, menurut legenda, keberhasilan
Napoleon
Bonaparte
menguasai
Eropa
adalah
berkat
13
menggunakan strategi perang ala Sun Tzu. Ajaran ini kemudian menjadi bahan pembelajaran dalam perang modern. Falsafah perang kemudian juga dipergunakan oleh para pebisnis. Tidak kurang eksekutif top dunia semacam Jack Welch menjalankan ajaran Sun Tzu. Ajaran ini tidak hanya dipergunakan dalam strategic management, tetapi juga di bidang lain seperti sumber daya manusia, penjualan, pemasaran, customer satisfaction, finance, hingga dipergunakan pada program self motifation. Itulah sebabnya, di luar negeri banyak sekali pelatihan dan konsultasi bisnis yang mengadopsi falsafah kuno Sun Tzu sebagai frame worknya. Lalu mengapa Sun Tzu bisa menjadi ajaran yang begitu berpengaruh di dunia? Dr. Foo Check Teck, pengarang buku Organizing Strategy: Sun Tzu Business Warecraft, mengatakan bahwa kekuatan dari ajaran Sun Tzu adalah kemampuannya menembus batas-batas zaman hingga kini, bahkan mungkin hingga tidak ada lagi yang namanya peperangan di dunia ini. Marketing memang identik dengan peperangan. Keberhasilan strategi militer mengilhami konsep-konsep yang melahirkan suksesnya pemasaran. Karenanya, beberapa “jurus” Sun Tzu sangat relevan diterapkan dalam dunia pemasaran. Strategi merupakan kata yang acap kali mendapatkan perhatian dalam pemasaran. Pada hakikatnya, strategi (how) adalah cara mencapai suatu tujuan (what). Sementara dalam marketing strategy, pemasaran justru bertujuan untuk menyeleksi, melayani, dan memuaskan pelanggan dalam kondisi yang menguntungkan. Maka dari strategi itu, strategi pemasaran merupakan cara dari sebuah perusahaan untuk meraih tujuannya, yang mencakup studi segmentasi, analisis kompetitif, dan taktik marketing mix 4P (Product, Place, Price, Promotion). Dewasa ini, berbagai tulisan telah mengulas persamaan antara strategi militer dan strategi pemasaran. Para pengarangnya kerap menggunakan istilah militer seperti “menyerang lebih dahulu”, “serangan kilat”, “daerah tak
14
bertuan”, “gerilya”, “rantai komando”, dan strategi lainnya. Sementara itu di antara para ahli strategi perang, nama Sun Tzu diakui sebagai ahli strategi militer terbesar. Sejumlah pemimpin militer sukses (seperti Jendral Patton) dan eksekutif bisnis (seperti Jack Welch, mantan CEO General Electric), sukses lantaran menerapkan ajaran Sun Tzu. Sun Tzu mengatakan, “Dalam perang, strategi terbaik adalah merebut suatu negara secara utuh. Memperoleh 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah suatu keahlian. Namun menaklukan musuh tanpa bertempur, itu baru keahlian.” Karena tujuan bisnis adalah survive dan meraih untung, maka kita harus merebut pasar. Hal ini mesti dilaksanakan sedemikian rupa sehingga pasar tidak hancur dalam prosesnya. Sun Tzu menyebutnya sebagai “menang tanpa bertempur”. Perusahaan bisa melakukannya dengan beberapa cara, seperti menyerang bagian pasar yang tidak terlayani. Jurus inilah yang dipakai Yamaha Mio, yang semula para kompetitornya mengabaikan pasar motor bebek untuk kalangan perempuan lantaran hanya memiliki pangsa pasar yang kecil. Langkah ini ternyata membuahkan hasil karena menangkap kebutuhan konsumen dari kalangan wanita yang mendambakan motor bebek yang sesuai bagi wanita. Pendekatan barat dalam persaingan bisnis biasanya lebih mengarahkan perusahaan untuk menggelar strategi head on, serangan tertuju pada kekuatan utama lawan. Gaya “macho” dalam strategi bisnis ini berujung pada perang yang merugikan, di mana akhirnya pihak-pihak yang terlibat akan menanggung biaya sangat tinggi. Sebaliknya, Sun Tzu justru mengarahkan kita fokus pada kelemahan kompetitor, yang bakal memaksimalkan profit karena dapat meminimalkan sumber daya yang digunakan. Ajaran Sun Tzu yang sangat terkenal adalah: “Kenalilah musuhmu dan kenalilah dirimu, niscaya Anda akan berjaya dalam ratusan pertempuran.” Agar bisa tahu dan mengeksploitasi kelemahan lawan, butuh pemahaman mendalam tentang strategi, kapabilitas, pemikiran, dan hasrat para
15
pemimpinnya; seperti juga pengetahuan yang dalam atas kekuatan dan kelemahan diri kita sendiri. Penting juga untuk mengerti keseluruhan persaingan serta tren industri di sekeliling. Dengan demikian kita bisa memiliki feeling atas medan laga tempat di mana kita akan bertempur. Sebaliknya, untuk menjaga agar kompetitor tidak memakai strategi yang sama melawan kita, penting kiranya untuk menutupi dan merahasiakan rencana tersebut. “Suatu perencanaan akan membuahkan hasil maksimal bila kita mempunyai informasi yang tepat waktu, relevan, dan akurat,” begitu pendapat Khoo Keng Jor, penulis Applying Sun Tzu’s in Marketing. Karenanya, memaksimalkan kekuatan dalam mengumpulkan informasi itu sangat penting. Penggunaan intelejen pasar (spy) yang jitu akan meningkatkan pengetahuan untuk menyerang pasar dan mendiferensiasikan diri dalam mind share pelanggan. Dan pada akhirnya, pemasar tidak bisa mengabaikan gerakan pesaing, lebih lebih lagi tidak bisa mengabaikan kebutuhan pelanggan. Di dunia pemasaran kini, kita mesti mengenal siapa pelangan kita, mengenal siapa musuh kita, dan mengenal diri kita sendiri untuk dapat merebut kemenangan. Pemasar mesti bergerak cepat untuk dapat menguasai persaingan. Agar bisa menggunakan pengetahuan dan tipuan secara penuh, Sun Tzu menyatakan bahwa kita mesti mampu bertindak dengan kecepatan tinggi. “Bersandar apa adanya tanpa persiapan merupakan kejahatan terbesar, persiapan terhadap kemungkinan yang muncul adalah kebijakan terbesar.” Bergerak dengan cepat bukan berarti mengerjakan secara tergesa-gesa. Kenyataannya, kecepatan butuh persiapan matang. Mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan, mengembangkan produk, dan layanan pelanggan adalah hal utama. Memahami reaksi kompetitor potensial terhadap serangan kita merupakan hal yang juga penting.
16
Timing dan kecepatan sangat krusial dalam banyak industri, baik teknologi, farmasi, dan barang konsumsi. Kemampuan membaca pasar dan meluncurkan produk secara cepat, biasanya merupakan langkah utama dalam meraih mind share dan market share. Dalam pasar produk teknologi, misalnya, tiga besar penguasa pasar sering punya pangsa pasar berturut-turut 50%, 15%, dan 5%; tergantung pada siapa yang muncul pertama, kecanggihan teknologi, serta yang punya superioritas dan fungsionalitas. Waktu peluncuran dan kecepatan tidak mutlak penting bagi semua bisnis, karena tergantung pada tahap daur hidup sebuah produk dan kedinamisan industri yang bersangkutan, tapi sangat relevan pada produk baru atau arah strategi. Kecepatan ini mesti dilakukan lewat persiapan yang matang dan membangun struktur tertentu yang cerdas, prospektif, dan adaptif. Salah satu cara melakukan strategi Shun Zu ialah melalui penggunaan aliansi. Dengan membangun jaringan aliansi, pergerakan kompetitor dapat dibatasi. Demikian pula, dengan mengontrol titik-titik strategis dalam industri, kita bakal sanggup membuat pesaing menari sesuai irama yang kita tentukan. Sekarang co-marketing dan co-branding populer digunakan untuk menaikan marketing relationship, pelengkap produk dan pengalaman yang lain. Menurut Sun Tzu, membangun jaringan aliansi yang kuat merupakan cara untuk membendung gerakan aktratif lawan. IBM misalnya, bermitra dengan 30 lebih vendor aplikasi guna menghadang serangan pesaing dengan perangkat solusi yang luas dan lengkap. Ketimbang merger dan akuisisi, aliansi mudah dibentuk dan mudah pula bubar. Ini mengurangi resiko investasi serta memberikan respon pasar dan persaingan yang cepat. Setiap marketing plan yang strategis mesti melibatkan identifikasi, analisis, dan evaluasi dari aliansi potensial untuk mengendalikan medan persaingan. Namun, sebelum membentuk aliansi, perlu dikaji keuntungan apa yang kita peroleh dan tawarkan kepada pihak lain dalam beraliansi. “Bila pemimpin memperlakukan orang dengan kebajikan, keadilan, dan kebenaran, serta mengangkat rasa percaya diri mereka; semua pasukannya
17
akan satu pikiran dan senang melayani.” Implementasi suatu strategi memerlukan delegasi. Butuh seorang pemimpin spesial untuk mewujudkan konsep-konsep strategi ini dan memaksimalkan potensi karyawan. Sun Tzu menggambarkan beberapa ciri dari seorang leader yang baik. Seorang pemimpin harus bijak, tulus, ramah, berani, dan tegas. Pemimpin juga mesti selalu memberikan contoh pada bawahannya. Hanya leader berkarakter yang bisa merebut hati para karyawannya. Seperti yang kita ketahui, kemampuan suatu perusahaan mendorong inisiatif karyawannya merupakan hal yang amat penting. Hanya dengan demikianlah, perusahaan tersebut bisa menyesuaikan strateginya, serta merespon lingkungan kompetensi yang dinamis dan tuntutan pelanggan yang semakin tinggi. Jurus-jurus di atas telah dimanfaatkan sejak lama oleh kalangan militer dan bisnis untuk membangun strategi kreatif dan mencapai kemenangan. Pemikiran Sun Tzu tersebut dapat membantu untuk memprioritaskan pasar dan menentukan fokus persaingan, yaitu seperti : •
Bagaimana mengeksploitasi kelemahan pesaing,
•
Bagaimana membangun suatu tindakan yang akan membingungkan lawan,
•
Bagaimana menyiapkan dan meluncurkan inisiatif,
•
Dan akhirnya bagaimana pemimpin berkualitas mencapai sukses berkelanjutan. (Jurus-Jurus Sun Tzu dalam Pemasaran, mqc.cjb.net)
2.5 Marketing Revolution, Pemasaran Lewat Internet Internet sebenarnya telah cukup lama kita kenal. Namun,masih sedikit perusahaan yang menggunakan internet untuk meningkatkan pemasaran. Di era modern seperti sekarang ini sudah banyak pakar internet. Bahkan, orang yang masih berusia muda pun bisa menjadi pakar internet marketing dan menghasilkan kekayaan yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, sebaiknya
18
pula kita mulai menggunakan internet sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemasaran. Dalam pembahasan 12 pilar marketing, tentu masih ingat pilar yang keempat, yaitu advertising. Dan di dalam advertising bisa terdiri atas berbagai macam media antara lain televisi, koran nasional, koran lokal, majalah, spanduk, brosur, baliho, radio, yellow pages, situs (website), stiker, kartu nama,dan sebagainya. Diantara sekian banyak pemasaran, salah satunya adalah pemasaran melalui internet. Beberapa tips supaya penggunaan internet lebih efektif untuk mendukung pemasaran, di antaranya: 1. web address sebaiknya mudah diingat 2. tampilan homepage harus menarik tapi tidak perlu rumit 3. homepage harus mudah untuk di-loading, tidak terlalu banyak animasi
atau konten yang membutuhkan waktu yang lama untuk diakses 4. situs sebaiknya bukan hanya berisi informasi biasa, tapi juga berbagai
penawaran yang sensasional. Misalnya, siapa yang melakukan pembelian produk lewat internet mendapat diskon sebesar 50%. Seperti yang akhirakhir ini digunakan oleh berbagai perusahaan penerbangan, yakni menjual tiket dengan harga yang jauh lebih murah melalui internet dibandingkan dengan pembelian tiket secara konvensional 5. selalu diingat juga untuk senantiasa mempromosikan alamat situs
perusahaan kepada konsumen atau calon konsumen. Cukup banyak perusahaan yang sebenarnya telah membuat situs tetapi tidak digunakan dengan optimal, mungkin tidak di update atau tidak memberikan penawaran- penawaran sensasional yang terbaru.
19
Agar situs mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam mendukung pemasaran, lebih baik jika dalam suatu perusahaan ada orang atau karyawan khusus yang menangani masalah pemasaran lewat situs sehingga data-data penawaran selalu mutakhir (up to date). Jika belum memungkinkan untuk merekrut karyawan yang menangani masalah pemasaran lewat internet tersebut, mungkin perusahaan bisa bekerja sama dengan perusahaan yang berkompeten. Yang harus diperhatikan lagi, pemasaran dengan internet ini harus senantiasa diukur dan dimonitoring. Misalnya, dalam jangka waktu tertentu, kita memberikan promosi dengan pembelian lewat internet. Selain itu, perusahaan juga harus mengetahui berapa jumlah respons yang membuka situs kita, dan jumlah respons yang mengambil tindakan untuk melakukan pembelian. Saat ini masih cukup banyak ditemui, suatu perusahaan yang telah memiliki situs tetapi tidak pernah tahu berapa orang yang merespons situs yang telah dibuat, sehingga hasilnya pun tentu tidak akan optimal. Ingat, dalam pemasaran kita harus selalu memberikan penawaran yang dahsyat, supaya orang mau membeli produk atau jasa yang kita tawarkan bukan sekadar orang tahu perusahaan kita memiliki situs semata.
BAB III IMPLEMENTASI PADA PERUSAHAAN 3.1 Marketing pada Louis Vuitton
LOUIS VUITTON adalah orang yang pertama kali membuat tas koper bermutu tinggi. Sejarah Louis Vuitton, yang terkenal dengan monogram LVnya, dimulai dari tahun 1854. Dahulu Louis Vuitton yang dekat dengan keluarga kerajaan Perancis ini, berpikir untuk membuat tas koper besar dan panjang (trunk) untuk dipakai keluarga kerajaan saat berpergian. Berbicara mengenai keluarga kerajaan, pasti berbicara tentang kualitas barang yang nomor satu. Dibuatlah tas koper dari kanvas. Georges Vuitton, anak Louis Vuitton, menciptakan kunci pada koper, sehingga pencuri tidak bisa beraksi. Lalu, Gaston, cucu Louis Vuitton, menciptakan koper anti air. Sehingga, kita bisa meninggalkan tas ditengah-tengah hujan tanpa basah dalamnya. Bermodal keterampilan sebagai pembuat koper, mereka berlanjut terus mengasah diri dalam penyempurnaan sampai teknik penciptaan hal-hal baru yang ke luar dari batasan pembuatan koper semata. Setiap kotak, koper, tas dan segala pernak-perniknya dirancang dengan sangat teliti dan detail. Semuanya disesuaikan dengan selera pemesan dan kebutuhan, seperti tahan debu atau terhindar dari cuaca panas dan hujan. Berawal dari sinilah Louis Vuitton dikenal melalui aneka tasnya sering diidentikkan dengan simbol
20
21
sebuah kemewahan sejati. Aneka koleksinya berupa tas serta koper yang berfungsi lebih dari sekadar sebagai teman bepergian, tapi juga cerminan citra pemiliknya serta gaya kemewahan yang ditawarkannya. Dengan penuh rasa cinta LV mengekspresikan diri menyajikan koleksi yang masyur sebagai simbol kemewahan. Kekuatannya berada di sisi kualitas, inovasi penciptaan serta penetapan standar idealisme yang sampai sekarang menjadi kebanggaan para pencinta produk ini. Sampai ke berbagai negara di belahan dunia. Eropa, Amerika, Asia, dan Australia tidak ada yang terlewatkan dari kemewahan boutique house Louis Vuitton. Hingga kini lebih dari 390 toko Louis Vuitton yang tersebar di seluruh dunia (termasuk 3 toko yang ada di Jakarta, Indonesia yaitu di Plaza Senayan, Pacific Place dan 1 Flagship Store. Louis Vuitton terkenal dengan produknya yang berharga selangit. Tetapi harga yang mahal tidak membuatnya menjadi tidak laku atau kekurangan pelanggan. Beberapa orang membeli suatu produk dengan mementingkan kualitas atau merk tanpa mempedulikan harga barang tersebut. Karena hal tersebut bisa menaikkan gengsi atau prestige bagi mereka yang memakainya. Selain itu, hukum psikologis yang berpendapat bahwa mahal sama dengan bagus karena kebanyakan orang beranggapan harga selalu berbanding lurus dengan kualitas. Atau yang sering kita dengar dengan ungkapan “Harga tidak akan menipu.” Walaupun dengan produknya yang berharga mahal, Louis Vuitton tidak kehilangan
pasarnya.
Konsumennya
terutama
para
artis
yang
memprioritaskan barang-barang bermerk dengan harga mahal dan limited edition yang secara tidak langsung menunjukkan image eksklusifnya dan menaikkan gengsinya.
22
3.2 Marketing pada Kentucky Fried Chicken
Kentucky Fried Chicken berhasil menaikkan penjualannya hingga mencapai rata-rata US$ 2 milyar setiap tahunnya. Jurus yang dipakai oleh KFC yaitu menawarkan produk-produk berikutnya setelah konsumen memesan suatu produk tertentu. Hampir setiap kita pernah memesan makanan di KFC, tetapi kita tidak menyadari bahwa setiap kita yang datang pasti terkena “jurus KFC” tersebut. Contohnya, saat kita memesan satu paket nasi dan ayam, setelah itu kita akan ditanyai “Sekalian kentangnya, Pak?”, lalu “Ditambah supnya juga, Bu?”, lalu “Mungkin Bapak/Ibu mau mencoba es krim rasa baru?” Saat kita menjawab tidak, penawaran lain ditawarkan pada kita “Hanya dengan menambah Rp 5.000,- saja Bapak bisa mendapatkan hadiah mainan ini untuk anak Bapak.” atau “Mau beli CD lagunya, Bu? Hanya dengan menambah Rp 15.000,- saja.” Secara tidak sadar, kita akan mengeluarkan uang lebih dari yang awalnya kita rencanakan. Prinsip ini mengutamakan kedatangan konsumen terlebih dahulu, setelah konsumen datang baru kita tawari produk-produk kita. Jurus KFC ini telah berhasil mendongkrak penjualan sehingga pendapatan pun meningkat.
23
3.3 Marketing pada Gudang Garam
Di suatu masa, AT&T bisa jadi merupakan simbol perusahaan raksasa yang sangat kuat. Begitu kuatnya perusahaan raksasa ini, sampai-sampai pemerintah Amerika Serikat pada awal dekade 80-an mengajukan kasus anti trust terhadap AT&T ke pengadilan, yang kemudian berujung pada pemecahan perusahaan ini menjadi delapan bagian, yaitu AT&T dan tujuh perusahaan telepon regional. Padahal pada kurun waktu tersebut, yang namanya perusahaan raksasa Amerika nyaris tidak punya pesaing, yang berarti bukan hanya AT&T tapi pada saat yang bersamaan—dan berlanjut di akhir dekade 80-an—perusahaan bukan hanya sulit menemukan lawan sepadan di Amerika Serikat tapi bahkan di seluruh dunia. Kalau ukurannya hanyalah perusahaan yang tidak punya pesaing yang signifikan, pemerintah Amerika Serikat pasti akan melihat perusahaan raksasa lainnya. Tetapi yang menjadi pertimbangan mereka untuk mengajukan kasus anti trust adalah lingkup operasional sebuah perusahaan yang begitu terintegrasi dan hampir semuanya punya posisi yang kuat. Dengan posisi seperti itu, sementara produknya banyak digunakan masyarakat luas, maka dikhawatirkan pelanggan tidak akan mendapatkan produk, layanan, dan harga yang bagus. Langkah yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat tersebut bisa jadi akan sulit diterima oleh mereka yang kenal dengan konsep value migrationnya Adrian Skywotski, yang kebetulan lahir dan populer lama setelah AT&T dipecah menjadi delapan. Dimana perusahaan raksasa yang tampak begitu kuat, dimana-mana kalau tidak jeli dalam membaca value migration trend, akan terantuk juga. Boleh jadi, karena AT&T punya fasilitas
24
yang bagus, jaringan yang luas, produk dan layanan yang bagus, susah membayangkan kalau perusahaan ini tidak bisa mengantisipasi adanya value migration. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa pecahan terbesar AT&T—dan kebetulan memakai nama AT&T—ternyata salah mengantisipasi value migration. Bahkan hidupnya akhirnya diselamatkan oleh salah satu perusahaan telepon regional pecahan AT&T dengan cara diakuisisi tapi nama surviving entity-nya adalah AT&T. Dan AT&T yang baru meski tidak bisa mengembalikan posisi yang sulit dilawan seperti yang terjadi sampai dengan awal dekade 80-an, kembali muncul menjadi perusahaan telekomunikasi yang dihormati. Di dunia bisnis, ada sejumlah kasus yang mirip dengan AT&T, dimana seolah-olah seperti tidak ada lawannya tetapi di masa lain beralih posisi dari sang jagoan tak terkalahkan menjadi sang penantang. Inilah yang terjadi pada PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) yang pada suatu masa sangat kuat—karena pernah punya pangsa pasar sampai 50% dan mencatatkan laba yang besar— tetapi kini tidak ubahnya menjadi penantang bagi perusahaan rokok lain, baik untuk produk, angka penjualan, dan laba. Tetapi berbeda dengan AT&T, GGRM masih dalam posisi yang kuat, dan bahkan masih masuk dalam kategori raksasa untuk ukuran penjualan dan laba. Dan GGRM memang punya perjalanan yang panjang untuk menjadi perusahaan raksasa yang kuat. Didirikan di tahun 1958 sebagai sebuah usaha keluarga oleh Suryo Wonowidjojo di Jalan Gudang Garam Kediri dan menjual rokok dengan merk Gudang Garam, perusahaan ini terus berkembang dan akhirnya menjelma menjadi pemain dominan di industri rokok Indonesia. Perusahaan ini, yang mempunyai logo berdasarkan posisi gudang, yaitu di dekat stasiun KA dan tentu ada rel kereta apinya, menjadi PT pada tahun 1971 dan kemudian go public di tahun 1990. Tidak menjadi nomor satu, sebetulnya pernah dialami GGRM, bahkan pada saat sang pendiri—yang saat itu sudah memutuskan untuk pensiun— masih hidup. Situasi tersebut memaksa sang pendiri untuk turun gunung dan
25
memimpin serangan balik. Upaya itu berhasil dengan baik, hingga akhirnya pelan tapi pasti GGRM jauh meninggalkan para pesaing terdekatnya. Tapi entah kenapa, hal serupa tidak bisa terulang sembilan tahun terakhir. Sejak sekitar sembilan tahun yang lalu, banyak orang—yang melihat adanya perubahan jenis rokok yang dikonsumsi generasi perokok baru Indonesia, yang mulai terbiasa dengan rokok mild—dibuat penasaran dengan belum adanya rokok serupa dari GGRM. Meskipun sebenarnya tanpa gembargembor, GGRM sudah berencana mengulang kembali gerakan serangan balik yang mematikan melalui sebuah kerja sama dengan perusahaan rokok terbesar ke-empat dunia asal Jerman, sekitar tahun 2001. Sayangnya kerja sama tersebut tidak berjalan dengan baik, sehingga akhirnya yang namanya ulangan serangan balik yang mematikan urung terwujud, paling tidak sampai di tahun 2009. Bahkan meski akhirnya meluncurkan versi rokok mild, tetapi hasilnya jauh dari rencana targetnya, di industri yang diatur ketat kegiatan komunikasi iklannya, GGRM ternyata hanya berhasil menarik perhatian publik saat menampilkan iklan korporat edisi lebaran ataupun hari kemerdekaan, sementara untuk produknya malah tidak semenonjol iklannya. Tidaklah mengherankan kalau GGRM yang masih raksasa dalam penjualan dan laba, menjadi penantang bagi para pesaingnya yang sampai sembilan tahun lalu berada di bawahnya, mulai dari produk hingga ke marketing communicationnya.
26
3.4 Marketing pada Holcim
Daging ayam bermerk? Dulu itu tidak terbayangkan. Tetapi yang namanya tidak terbayangkan bukan berarti tidak mungkin terjadi. Di tahun 70-an, Perdue Farms, sebuah perusahaan di Amerika Serikat menjadi pionir dalam pembuatan merk untuk daging ayam, sekalipun orang tidak mudah membedakan produknya dengan daging ayam dari peternakan lain. Dengan berani, perusahaan ini membuat tagline di iklan televisi: “It takes a tough man to make a tender chicken”. Ternyata preferensi konsumen daging ayam bisa dibentuk dengan memberikan merk Perdue. Ini terbukti dengan semakin populernya Perdue dan meningkatnya penjualan. Jika pengembangan merk untuk daging ayam masih terdengar wajar, bayangkan merk untuk arang (charcoal). Kingsford adalah nama merk arang yang sangat populer di Amerika Serikat. Dibangun di tahun 20-an sebagai upaya pemanfaatan sampah kayu dari pabrik mobil Ford, Kingsford berkembang menjadi merk yang dikenal luas oleh kalangan penggemar barbeque. Bahkan Kingsford diyakini mampu menambah rasa yang khas pada daging yang sedang dibakar. Jika komoditas seperti ayam dan arang bisa ditambah valuenya secara emosional melalui pengembangan merk, demikian juga halnya dengan semen. Apalagi di tengah potensi perang harga pada industri semen, dimana permintaan diprediksikan akan turun, tentu saja merk menjadi keunggulan bersaing yang kuat. Di Indonesia, PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sudah mulai membangun kekuatan merknya di industri semen. Setelah membeli mayoritas saham Semen Cibinong, SMCB dengan percaya diri mengganti nama “Semen Cibinong” menjadi “Holcim”. Padahal “Semen Cibinong” sendiri sudah menjadi label yang sangat populer
27
menempel di karung semen di Indonesia. Meskipun merupakan merk global yang berkibar di seluruh penjuru dunia, ekuitas merk “Holcim” pada awalnya masih kalah dari “Semen Cibinong”, khususnya untuk pasar Indonesia. Akan tetapi, belajar dari pengalaman perusahaan multinasional lain yang mengakuisisi pemain loal beserta merknya di berbagai negara, pilihan terbaik memang mentransformasikan merk-merk lokal tersebut merk global. Ini diperlukan untuk berbagai alasan, di antaranya untuk memelihara fokus bisnis dan menjaga efektivitas pemasaran. Karena itu, perlahan-lahan identitas merk “Semen Cibinong” ditransformasi menjadi “Holcim”. Pendekatan SMCB untuk membangun merk boleh dibilang berbeda dengan pemain industri semen lain di Indonesia, termasuk Semen Cibinong pra-akuisisi. Jika biasanya merk semen hanya digunakan semata-mata sebagai identitas atau label, SMCB memanfaatkan merk untuk membangun hubungan emosional dengan konsumennya, seperti yang dilakukan Perdue untuk daging ayam dan Kingsford untuk arang. Kepiawaian SMCB memperluas kekuatan merknya secara emosional awalnya terlihat dari komunikasi pemasarannya yang terlihat sangat “manusiawi”. Pengembangan merk secara emosional juga terlihat dari bagaimana Holcim Beton menciptakan layanan telepon hotline untuk pengiriman ready-mixed concrete di hari yang sama. Tidak hanya di capital market dan commercial market, SMCB juga membentuk merk di pasar tenaga kerja (competency market) dengan membangun Holcim Academy sebagai sarana pendidikan dan pengembangan skill. Dengan model pengembangan merk yang boleh dibilang paling maju di antara pemain industri semen lainnya, Holcim Indonesia memang layak dijuluki an emotional brand builder.
28
3.5 Marketing pada The Body Shop
Pada tahun 1976, Anita Roddick membuka The Body Shop di Brighton, Inggris, dalam bentuk kios kecil yang menjual body lotions. Dewasa ini, Body Shop membanggakan 1.500 cabang di 47 negara. Perusahaan itu membuat dan menjual kosmetik yang berasal dari unsur-unsur ramuan alamiah yang disajikan dalam kemasan yang sederhana dan menarik serta bisa didaur ulang. Unsur-unsur ramuan itu umumnya didapatkan dari tanaman dan sering berasal dari negara-negara berkembang. Semua produk diramu tanpa adanya percobaan pada hewan. Perusahaan juga membantu Negara-negara berkembang melalui misinya Trade Not Aid (Perdagangan Bukannya Bantuan), menyumbang kepada usaha perindungan hutan tropis, aktif dalam persoalan-persoalan wanita dan AIDS, dan menjadi contoh proses daur ulang. Namun, seperti kebanyakan perusahaan yang berusaha keras untuk bertanggung jawab dan menghasilkan laba, The Body Shop telah menghadapi penelitian cermat dan kecurigaan tentang etikanya. Ia juga telah menjadi korban dari keberhasilannya sendiri dan telah kalah tipis dari anak didiknya yang lebih muda dan lebih segar yang diinspirasikannya sendiri. Para pesaing seperti Bath & Body Works, Aveda, dan Origins, semuanya tak dirintangi oleh misi sosial yang mahal. Penjualan toko yang merosot, terutama di Amerika Serikat, telah menyentak The Body Shop ke pergantian manajemen baru dan perubahan serangkaian aktivitas pemasaran. Anita Roddick yang blak-blakan itu telah turun sebagai CEO, walaupun dia masih secara aktif terlibat dalam melakukan agenda sosial dan mengembangkan produk-produk baru. Salah satu dari inisiatifnya, Hemp (rami), suatu jenis
29
produk perawatan tubuh dari minyak bibit rami, membawa harapan untuk menempatkan The Body Shop menjadi perhatian bagi masyarakat lagi dan menaikkan kecepatan penjualan. Para pendukung industri rami, masih keluarga non-narkotik dari marijuana, mengatakan panen yang cepat bertumbuh memberikan satu alternatif yang ramah lingkungan bagi pohonpohon yang digunakan dalam produk-produk kertas, kain, dan produk-produk lain. Jenis produk yang dikemas secara menarik sekaligus konsisten dengan filosofi sadar lingkungan dari The Body Shop.
BAB IV SIMPULAN 4.1 Simpulan Pemasaran yang efektif dapat mempunyai banyak bentuk. Karena pasar berubah secara radikal sebagai akibat dari kekuatan masyarakat yang utama seperti kemajuan teknologi, globalisasi, dan deregulasi. Kekuatan-kekuatan utama itu menciptakan perilaku baru dan tantangan. Marketing revolution adalah segala upaya yang dilakukan, sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan penjualan secara super cepat dan dalam jumlah besar. Upaya yang dilakukan Louis Vuitton untuk meningkatkan penjualannya yaitu dengan desain-desain produknya yang menyimbolkan kemewahan. Karena kebanyakan orang ingin membangun image-nya secara eksklusif dengan memakai barang-barang bermerk dan berharga mahal. Kentucky Fried Chicken mendongkrak tingkat penjualannya dengan jurus menawarkan produk lain setelah konsumen membeli produk tertentu. Sedangkan Gudang Garam tetap raksasa dalam penjualan labanya, karena terus mengembangkan produk mengikuti tren pesaingnya dan menciptakan komunikasi pasar melalui iklan-iklannya. Holcim membuktikan kekuatan merk mampu membangun hubungan emosional dengan konsumen dan berhasil meningkatkan penjualan dengan kekuatan merk dalam capital market, commercial market, dan competency market. The Body Shop berhasil meningkatkan penjualannya dan memperluas pasar hingga ke 47 negara dengan mempraktekkan konsep pemasaran peduli masyarakat,
yang
kemudian
meningkatkan
reputasi
meningkatkan kesetiaan pelanggan, dan membangun penjualan.
30
perusahaan,
DAFTAR PUSTAKA Kartajaya, Hermawan. 2008. New Wave Marketing, The World is Still Round, The Market is Already Flat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kartajaya, Hermawan. Taufik. 2009. Kompas 100 Corporate Marketing Cases. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2000. Marketing Management Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Waringin, Tung Desem. 2008. Marketing Revolution. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
31
LAMPIRAN
LAMPIRAN
32
CURRICULUM VITAE Personal Information Name Elfani Rida Place and Date of Bandung, March 12, 1988 Birth Age Address
21 years old Home : Jl. Sarimanis II Blok 18 No. 161
Status Gender Religion Phone Number Email Address Blood Type Height Weight Hobbies
Bandung 40151 Single Female Christian Home : (022) 2000562 Mobile : 081320234115
[email protected] O 150 cms 42 kgs Reading, listening to the music, watching films
Educational Background 2006 –
Indonesia
University
now 2003 –
Accounting 2 Senior High School, Bandung
2006 2000 –
Baptis Christian Junior High School, Bandung
2003 1994 –
Baptis Christian Elementary School, Bandung
33
of
Education,
majoring
in
2000 1993 –
Baptis Christian Kindergarten, Bandung
1994 Organizational Background 2004 –
Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Negeri 2 Bandung
2005
Wakil Koordinator Bidang V (Organisasi, Pendidikan,
2003 –
dan Politik) Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Negeri 2 Bandung
2004
Anggota Bidang V (Organisasi, Pendidikan, dan Politik),
2001 – 2002
Sie. Mading Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Kristen Baptis Wakil Ketua
Seminar and Training 2009
Harapan Baru Jawa Barat Menuju Akuntabilitas Jawa
2009 2008 2008
Barat yang Lebih Baik – IMAKSI UPI Methods of Payment in International Trade – FPEB UPI Latihan Kepemimpinan Mahasiswa – IMAKSI UPI Revitalizing the Indonesian Educational Organization for Accounting Department Towards an Outstanding and
2008
Internationally
Competitive
Institution
–
Accounting Department UPI Pelatihan Akuntansi Syariah: Perbankan Syariah dalam Aplikasi – IMAKSI UPI
Skills Computer Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint, Publisher, Language
Visio) English (fluent)
Self Description I am dynamic, honest, discipline, and responsible. I have good attitude, like challenges, and willing to work hard. I am also able to work as team.
34
CURRICULUM VITAE Informasi pribadi Name Tempat
Putri Ayu Rizqi Rengganis Tanggal Bandung, 24 Desember 1988
Lahir Umur Alamat Status Jenis Kelamin Agama Nomer Telepon Alamat e-mail
21 tahun Komplek Bumi Panyileukan Blok C 22 No 4 Cibiru-Bandung Belum menikah Perempuan Islam Rumah : (022) 7804559 HP : 08562240856
[email protected]
Educational Background 2006 – Sekarang 2003 – 2006 2000 – 2003 1994 – 2000 1993 – 1994
Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Akuntansi SMA Negeri 12 Bandung SMP Negeri 34 Bandung SD Negeri Panyileukan 1 Bandung TK Bani Saleh Bandung
Pengalaman bekerja
35
Jurusan
Oktober 2008 – Mei 2009
Perusahaan Posisi
: PT. POS INDONESIA : Tenaga Outsourcing
Kemampuan Komputer
Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint,
Bahasa
Publisher, Visio), Adobe Photoshop, ACDsee Inggris (aktif)
Deskripsi Diri Saya adalah orang yang aktif, jujur, bertanggung jawab dan juga pekerja keras.
36
CURICULUM VITAE Born to Win !! Mati Itu Pasti , Hidup itu Pilihan Sukses itu Pasti, Gagal itu Pilihan !!
DATA PRIBADI
Nama Alias Tempat, Tgl Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat
: : : : : :
Riandra Dwi Widacahya Riandra, Rian, Dra Jayapura, 28 November 1988 Laki-laki Islam Jl. Suka Asri No. 30 Bumi Asri V Padasuka Bandung 40192
Email
:
[email protected]
No. Telp/HP Anak Ke Tinggi Badan Golongan Darah Berat Hobi
: : : : : :
022-70716484 / 0853 2016 2651 1(satu) 160 cm O 54 Kg Olahraga Lari, Renang Keterampilan Komputer, Learning Hardware & Software Maintenance, Video Shooting&Editing, Multimedia, dll
37
RIWAYAT KELUARGA Nama Ayah Tempat, Tanggal Lahir Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Jabatan Alamat
: : : : : : :
Suhendra Dwiyanto 14 Februari 1962 Islam SMA Karyawan BUMN Akuntan Jl Suka Asri No. 30 Bumi Asri V Padasuka RT07/RW05 Bandung, 40192
Nama Ibu Tempat, Tanggal Lahir Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Jabatan Alamat
: : : : : : :
Titiek Widayati 24 September 1962 Islam SMA Karyawan BUMN Internal Auditor Jl Suka Asri No. 30 Bumi Asri V Padasuka RT07/RW05 Bandung, 40192
Nama Adik Pertama Tempat, Tanggal Lahir Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat
: : : : :
Ardiandra Satrio Ramadhan Bandung, 17 April 1991 Islam SMP - (Siswa SMA) Jl Suka Asri No. 30 Bumi Asri V Padasuka RT07/RW05 Bandung, 40192
Nama Adik Kedua Tempat, Tanggal Lahir Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat
: : : : : :
Diandra Dewi Rahmadhani Bandung, 18 Desember 1998 Islam TK - (Siswa SD) Jl Suka Asri No. 30 Bumi Asri V Padasuka RT07/RW05 Bandung, 40192
38
RIWAYAT PENDIDIKAN Sekolah Dasar
Nama Alamat
: :
Tahun Lulus
:
SD Percobaan Negeri Sabang, Bandung Jln. Sabang(dekat Stadion Siliwangi) Bandung Propinsi Jawa Barat 2000
SLTP
Nama Alamat
: :
Tahun Lulus
:
SLTP Negeri 16 Bandung Jln. P.H.H Mustafa Bandung, 40124 2003
SMA
Nama Alamat
: :
Jurusan Tahun Lulus
: :
SMA Negeri 10 Bandung Jln. Cikutra No. 77 Bandung 41024 IPA 2006
Perguruan Tinggi
Nama Alamat
Jurusan Tahun
: : : :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setiabudhi 299 Kota Bandung Propinsi Jawa Barat Akuntansi 2006 – sekarang
39
RIWAYAT PRESTASI No 1 2 3 4 5
Jenis Prestasi Juara 1 Lomba penggunaan Sistem Operasi IGOS SDN (Trofi Menteri KOMINFO) Lomba Debat Antar Pelajar Lomba Debat Antar Pelajar Lomba Pidato Bahasa Inggris Peserta Lomba Siswa Berprestasi
Jenjang/ Level SMA/Bandung Raya
Tahun 2005
SMA / Internal SMA SMA / Internal SMA SMA / Kotamadya SLTP / Kotamadya
2005 2004 2004 2001
Amanah Anggota
Tahun 2001-2002
Anggota
2004-2005
Kepala Bagian Jurnalistik Anggota
2004-2005
Div 3 Bidang Kreativitas Kepala Divisi Content Management
2007-2008
Pekerjaan
Tahun
Teknisi & Designer Grafis
2007
RIWAYAT ORGANISASI No 1 2 3 4 5 6
Nama Organisasi Organisasi Siswa Intra Sekolah SLTP Negeri 16 Bandung Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Neger 10 Bandung Ikatan Remaja Masjid Luqman SMA Negeri 10 Bandung Ikatan Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia Ikatan Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia ICT MERDEKA Universitas Pendidikan Indonesia
2006-2007
2008Sekarang
Riwayat Pekerjaan No 1
Nama Organisasi /Lembaga / Perusahaan Proyek Migrasi OS Windows ke Linux Pemerintah Kota Cimahi
40
Seminar dan Pelatihan No 1 2 3 4 5 6
Nama Kegiatan Peserta Studi Kajian Agama Islam Ikatan Remaja Masjid Luqman, SMA Negeri 10 Bandung Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Ind. Pelatihan Open Source Software Kementrian Negara Riset dan Teknologi Workshop Multimedia Interaktif & Learning Management System
Direktorat TIK Universitas Pendidikan Indonesia Studium Generale “BPK Goes to Campus“ Prodi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia Pelatihan Akuntansi Syariah “Perbankan Syariah Dalam Aplikasi” Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2003 2006 2008 2008 2008 2008
Bandung, 05 Maret 2009 yang bersangkutan, Riandra Dwi Widacahya NIM. 0608113
41