Mapala Perimbas.docx

  • Uploaded by: Rudhin's Aksel
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mapala Perimbas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,062
  • Pages: 15
LAPORAN KEGIATAN PENDALAMAN SKILL ANGKATAN XI MAHASISWA PECINTA ALAM PEGIAT RIMBA ALAM DAN SAINS (MPA PERIMBAS)

OLEH : RUDIYANTO DARWIN AMP.SANGON.11.048.GTA

KENDARI 2019

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PENDALAMAN SKILL ANGKATAN XI MAHASISWA PECINTA ALAM PEGIAT RIMBA ALAM DAN SAINS (MPA PERIMBAS)

RUDIYANTO DARWIN AMP.SANGON.11.048.GTA

Menyetujui, Ketua Panitia

Sekretaris Panitia

Nursin, S.Si AMP.Kadal Panan.10.045.KHF

Fitriani Asmun AMP.Biawak Komodo.10.043.KHF Mengetahui,

Ketua Umum MPA PERIMBAS

Ld. Muh. Irwan Saleh PRS.Elang Bandol.01.08.026.SSA

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas limpahan Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Esa atas segala tangguh yang diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penyusunan laporan “Pendalaman Skill” yang dibuat sebagai ketuntasan dari syarat untuk melanjutkan kejenjang pengambilan nomor registrasi. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis berterimakasih kepada letting sepengkaderan saya dan juga senior-senior saya atas bantuan dan kerjasamanya.Penulis berharap semoga laporan ini dapat dibaca dengan seksama agar ketika ada salah dan kekeliruan dalam penyusunan laporan ini bisa diberikan saran dan masukkan untuk bagaimana baiknya.

Kendari, 21 Januari 2019

Rudiyanto Darwin

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan BAB II METODE KEGIATAN 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Panitia dan Peserta 2.3 Alat dan Bahan 2.4 Persiapan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Gunung Hutan (Mountainering) 3.2 Panjat Tebing (Rock Climbing) 3.2 Gua (Caving) BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendalaman Skill adalah materi lanjutan yang dilakukan dan kemudian didapatkan setelah proses pendidikan dasar (Diksar). Pada pendalaman skill, materi Gunung Hutan, Panjat Tebing dan Susur Gua itu diperoleh materi-materi lanjutan yang dibawakan oleh masing-masing Instruktur sesuai dengan devisi-devisi tersebut. Pendalaman Skill dilakukan untuk bisa memahami dan mendalami materimateri yang telah diperoleh pada saat pendidikan dasar. Baik itu dari materi Gunung Hutan, Panjat Tebing dan Susur Gua. Setelah dilakukannya pendalaman skill, peserta diharapkan agar nanti bisa membawakan materi terkait Gunung Hutan, Panjat Tebing dan Susur Gua. Selain itu juga, pendalaman skill merupakan salah satu syarat untuk bisa menyandang gelar Anggota Penuh dengan cara mengambil nomor Register keanggotaan sekaligus untuk menentukan devisi apa yang akan di ambil. Baik itu Gunung Hutan, Panjat Tebing ataupun Susur Gua. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari Pendalaman Skill adalah untuk melanjutkan materi-materi yang diperoleh selama Pendidikan Dasar (Diksar), kemudian agar bisa melakukan pemindahan keanggotaan dari anggota muda menjadi anggota penuh serta untuk menentukan devisi yang akan di ambil antara Gunung Hutan, Panjat Tebing dan Susur Gua.

BAB II METODE KEGIATAN 2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama tiga (3) hari. Yakni mulai pada tanggal 31 Agustus sampai 02 September 2018. Tempat dilaksanakannya kegiatan ini yaitu dimulai dengan upacara pembukaan di Fakultas MIPA UHO, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan angkutan umum menuju Gunung Jati. Dari Gunung Jati perjalanan dimulai dengan lintas medan menuju Sawapudo. 2.2 Panitia dan Peserta Kepanitian terdiri dari senior-senior yang sudah pernah melakukan dan melewati Pendidikan Dasar (Diksar) serta Pendalaman Skill. Peserta merupakan anggota dari angkatan XI PERIMBAS yang telah melewati Pendidikan Dasar yang terdiri atas 8 orang. 2.3 Alat dan Bahan 2.3.1 Alat Adapun alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Tabel alat yang digunakan No 1 2 3 4 5 6 7

Alat Webbing Figur of Eight Karabiner Screw Karabiner Snap Jummer Sit Harness Chalk Bag

Jumlah 11 Buah 4 Buah 5 Buah 7 Buah 2 Buah 1 Buah 1 Buah

8 9

Prusik Karn Mantel

17 Buah 1 Buah

10 11 12

Peta Kompas GPS

1 Buah 3 Buah 1 Buah

13

Terangia

1 Buah

2.3.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut : 2.2 Tabel bahan Tabel bahan yang digunakan No 1 2

Bahan Spirtus Magnesium

Jumlah -

2.4 Persiapan Mengenai persiapan kegiatan Pendalaman Skill baik dari persiapan Gunung Hutan, Panjat Tebing dan Susur Gua sudah komplit. Baik dari segi kesiapan fisik, mental serta alat dan bahan sudah mencapai standar untuk melaksanakan kegiatan ini. Masuk pada persiapan kegiatan Gunung Hutan yakni melintasi medan yang sudah ditentukan oleh panitia dengan beberapa perlengkapan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat melintasi medan. Adapun alat yang akan digunakan adalah peta, kompas dan GPS. Selanjutnya pada persiapan kegiatan panjat tebing pun hampir sama dengan Gunung Hutan yaitu tersedianya alat serta bahan yang akan digunakan. Namun pada kegiatan panjat tebing ini tidak lagi melintasi medan karena tempat kegiatan ini sudah berada pada tempat yang dituju pada saat lintas medan Gunung Hutan. Adapun alat dan bahan yang akan digunakan adalah : a. Karn mantel b. Karabiner

c. Figur of eight d. Webbing e. Sit harness f. Sepatu manjat g. Chalk bag h. Magnesium Kemudian persiapan pada kegiatan susur gua yaitu mempersiapkan mental dan fisik. Karena pada kegiatan susur gua ini tidak membutuhkan banyak alat untuk masuk kedalamnya. Adapun alat yang digunakan pada ssat susur gua adalah head lamp dan alat tulis.

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Gunung Hutan (Mountainering) Pelaksanaan kegiatan Gunung Hutan atau Mountainering ini dilakukan dengan melintasi medan yang telah ditentukan oleh panitia. Yakni perjalanan mulai

dari

Gunung Jati melintasi berbagai medan baik itu mendaki gunung,melewati

lembah dan menyusuri sungai menuju Soropia. Sebelum kegiatan ini berlanjut, terlebih dahulu kami (peserta) melakukan Resection atau menentukan titik lokasi pada peta dengan menggunakan kompas dan peta serta GPS. Setelah resection dilakukan, melintasi medan dimulai menuju tempat tujuan. Medan yang ditempuh menuju tempat tujuan itu lumayan menantang. Karena harus mendaki pegunungan yang lumayan tinggi dan lembah yang lumayan curam. Dipertengahan jalan, kami berhenti sejenak untuk melakukan resection kembali untuk memastikan lokasi dan juga untuk menentukan sudut perjalanan menuju tempat tujuan. Namun, resection agak sulit dilakukan karena vegetasi ditempat kami berhenti itu rimbun sehingga salah satu dari kami harus memanjati pohon yang tinggi untuk melihat daerah sekitar yang mungkin bisa membantu untuk mempermudah menentukan letak atau posisi pada peta. Untuk memastikan keakuratan dari resection tadi, kami menggunakan GPS untuk mempermudah dan untuk mempersingkat waktu tiba ketempat tujuan. Kemudian lintas medan kembali dilanjutkan setelah memperoleh posisi pada peta dan arah sudut perjalanan yang akan ditempuh. Selama perjalanan dalam melintasi medan, kami sempat istirahat berhubung hari mulai gelap dan adzan maghrib sementara berkumandang. Sekitar 15 menit berhenti, perjalanan kami lakukan kembali dengan arah yang sesuai arah sudut yang seharusnya kami lakukan. Namun, dalam perjalanan kami sempat kehilangan jalur sehingga waktu yang kami habiskan pada saat lintas medan Gunung Hutan itu sangat lama. Kurang lebih 1 jam waktu kami tersita diakibatkan kehilangan jalur tersebut kemudian sampai pada tempat tujuan walaupun agak melenceng sedikit dari arah sudut perjalanan yang sudah ditentukan. 3.2 Panjat Tebing (Rock Climbing) Panjat Tebing adalah suatu olahraga atau kegiatan yang mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan

peralatan maupun tidak dalam menyiasati jalur tebing itu sendiri dengan memanfaatkan rekahan pada batuan. Adapun motto yang kerap digunakan pada pemanjatan adalah Otak, Otot dan Hoki. Pada pelaksanaan kegiatan Panjat Tebing, itu dilakukan pada pagi hari setelah melakukan sedikit pemanasan guna mencegah atau menghindari agar otot-otot atau persendian pada tubuh tidak kaku. Sebelum pemanjatan dilakukan, Instruktur memberikan materi dan memaparkan tentang persiapan sebelum pemanjatan dimulai. Persiapan itu antara lain dengan mengeluarkan beberapa alat dan bahan yang akan digunakan pada pemanjatan. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Panjat Tebing adalah Webbing yang bisa digunakan untuk Angkor/tali penambat atau juga sebagai pengganti dari Sit Harness. Karabiner yang berguna sebagai pengaman tali penahan yang dipakai, Karn Mantel yang berguna sebagai tali titian yang akan dilewati pemanjat serta yang akan digunakan oleh Belayer untuk mengkontrol laju dan lambat turun serta amannya seorang pemanjat. Sepatu panjat yang berguna untuk menghindari luka pada telapak kaki, Calk Bag yang digunakan untuk mengisi Magnesium. Dimana Magnesium berguna untuk mengatasi keringat yang keluar dari pori-pori telapak tangan agar pada saat manjat tidak licin. Dalam melakukan pemanjatan, ada beberapa jenis pegangan yang dilakukan pada saat melakukan pemanjatan. Yaitu open grip yakni pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing. Pocket grip yaitu pegangan yang dilakukan pada permukaan tebing berlubang. Pinch grip yaitu pegangan yang dilakukan seperti mencubit. Kemudian jenis pijakan yang dilakukan pada pemanjatan adalah Friction step yakni menempatkan kaki pada permukaan tebing dengan menggunakan bagian bawah sepatu dan mengandalkan gesekan karet sepatu. Edging yaitu menginjak permukaan tebing dengan menggunakan sisi luar kaki. Smearing yaitu jenis pijakan dengan berdiri secara menyeluruh

pada permukaan tebing. Hooking yaitu jenis

pijakan yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung atau yang sulit dijangkau oleh tangan, dengan kata lain kaki dapat digunakan sebagai pengganti tangan.

3.2 Gua (Caving) Gua (Caving) adalah bentuk alam dibawah permukaan bumi yang terjadi secara alamiah karena adanya proses geologi. Susur gua merupakan suatu kegiatan pembelajaran atau juga suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa kelompok orang untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam gua dan bagaimana proses terbentuknya ornament-ornamen dalam gua. Dalam penelusuran gua, ada beberapa motto yang harus diterapkan oleh setiap penyusur gua (Cavers) yakni antara lain : a. jangan mengambil apapun kecuali gambar. b. jangan meninggalkan apapun kecuali jejak. c. jangan membunuh apapun kecuali waktu. Pada pelaksanaan kegiatan susur gua (Caving) itu dilakukan pada saat siang hari setelah kegiatan panjat tebing (Rock Climbing) selesai. Namun sebelum masuk kedalam gua, instruktur memberikan sedikit materi lanjutan mengenai gua. Mulai dari pengertian apa itu gua, organisme apa saja yang hidup didalamnya, kemudian zonazona yang terdapat dalam gua, ornamen-ornamen yang ada dalam gua dan bagaimana proses terbentuknya ornamen-ornamen dalam gua. Adapun alat yang digunakan pada saat melakukan penelusuran gua adalah head lamp sebagai penerang, masker sebagai pelindung pernapasan pada saat didalam gua ketika ada bau dari kotoran organisme yang tinggal didalam gua, alat tulis untuk menggambar dan menulis hal penting yang ada didalam gua sebagai materi atau bahan pembelajaran lanjutan. Organisme yang hidup dalam gua pada saat kegiatan pendalaman skill adalah jangrik, kelelawar dan kepiting gua. Adapun jenis lingkungan atau adaptasi dari beberapa fauna ini terbagi atas tiga (3) yaitu : 1. Trogloshin merupakan kelompok dari fauna yang menggunakan gua sebagai tempat tinggalnya namun hidupnya secara periodik masih tergantung pada lingkungan luar gua terutama untuk mencari pakan.

2. Troglophil merupakan kelompok fauna yang seluruh daur hidupnya di dalam gua namun kelompok ini juga dapat hidup di luar gua. Fauna pada kelompok ini pun biasanya mengalami buta sebagian. 3. Troglobit merupakan kelompok fauna yang seluruh daur hidupnya berlangsung didalam gua dan jenis-jenis seperti ini tidak ditemukan di luar gua. Kelompok fauna ini sudah mengalami proses adaptasi dan evolusi yang begitu panjang karena untuk dapat hidup bergantung dengan lingkungan gua. Fauna pada kelompok ini biasanya telah mengalami kebutaan total dan tidak berpigmen. Zona yang terdapat pada gua yaitu zona terang yang letaknya ada pada mulut gua, zona senja yaitu zona yang dimana masih terdapat cahaya yang masuk melalui mulut atau celah-celah gua, zona gelap suhu berubah yaitu zona dimana sudah tidak terdapat cahaya yang masuk namun udara masih bisa berubah seperti suhu normal, kemudian zona gelap abadi yang dimana pada zona ini sudah berada pada tingkatan yang sangat gelap atau gelap total dengan suhu dan udara yang tidak normal. Untuk menandai bahwa sedang berada di zona gelap abadi adalah dengan mencoba menyalakan lilin. Namun ketika usaha untuk menyalakan itu tidak berhasil maka dizona tersebut merupakan zona gelap abadi. Ornamen-ornamen yang terdapat dalam gua pada pendalaman skill antara lain stalagtit itu tumbuh dari atap sebuah gua menuju ke bawah yang terbentuk karena adanya rekahan kecil pada tubuh batu gamping yang memungkinkan terjadinya tetesan air yang mengandung larutan kalsium karbonat. Stalagtit akan mengeluarkan tetesan air. Tetesan yang berlebih dalam kurun waktu ribuan tahun akan terakumulasi ke lantai dan membentuk dekorasi tersendiri. Dekorasi yang terbentuk dari tetesan stalagtit inilah yang disebut dengan stalagmit. Pilar bisa terbentuk bila stalagmit dan stalgatit bersatu membentuk sebuah dekorasi tersendiri. Helectit terbentuk dari tetesan air yang mengalir melalui alur kecil sebagai akibat gaya kapiler. Pembentukan dekorasi itu menyalahi gaya gravitasi. Cave pearl atau mutiara gua terbentuk saat kerikil terselimuti oleh mineral kalsit pada lantai sebuah gua. Straw yaitu ornamen

seperti stalactite tapi diameternya kecil sebesar diameter pipet aqua gelas. Mon Milk yakni ornamen yang ada dalam gua dengan bentuk menyerupai payudara.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan laporan diatas kesimpulan yang dapat ditarik dengan terlaksananya kegiatan pendalaman skill mulai dari gunung hutan kemudian panjat

tebing dan susur gua adalah adanya peran antara Instruktur dan peserta dalam menuntaskan kegiatan pendalaman skill. 4.2. Saran Sebaiknya pada saat kegiatan pendalaman skill berikutnya berlangsung, diharapkan agar waktu yang telah ditentukan untuk satu (1) kegiatan itu sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan disepakati.

L

A M P I R A N

Related Documents

Mapala Mahesa
April 2020 0
Mapala Perimbas.docx
December 2019 0

More Documents from "Rudhin's Aksel"

Mapala Perimbas.docx
December 2019 0
Organisasi1(1).pdf
December 2019 0