Manusia Yang Bergairah MANAJEMEN - Sabtu, 7 September 2002
Salah satu perang yang cukup menegangkan pada jaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam adalah perang Mu'tah. Perang yang berlangsung pada bulan Jumadil Ula tahun 8 H yang bertepatan pada bulan Agustus 629 M, merupakan yg terbesar semasa Rasulullah apabila ditinjau dari segi jumlah pasukan yang terlibat didalamnya. Pasukan dari kaum muslimin berjumlah 3000 prajurit sedangkan dari pihak musuh [Romawi dan yang bersekutu dengannya] berjumlah 200.000 prajurit. Pada awalnya pasukan kaum muslimin tidak pernah membayangkan akan berhadapan dengan pasukan dengan jumlah sangat besar tersebut, baru ketika sudah berada di Mu'an [dekat lokasi peperangan] mereka sadar bahwa musuh yang akan dihadapi berjumlah sangat besar. Hal ini membuat semangat pasukan muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah, menjadi lemah semangatnya dan muncul pada diri mereka ketakutan. Akhirnya mereka melakukan musyawarah apa tindakan mereka selanjutnya. Pada awalnya mereka memutuskan untuk menulis surat kepada Rasulullah di Madinah dengan mengharap bantuan ataupun perintah lain dari Rasulullah. Tapi salah seorang sahabat Rasulullah yang kelak akan gugur dipeperangan ini, Abdullah bin Rawahah, menentang pendapat ini seraya berkata:'Wahai semua orang, demi Allah, apa yang tidak kalian cari dalam kepergian ini sebenarnya justru merupakan sesuatu yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak beperang dengan manusia karena jumlah, kekuatan dan banyak personil. Kita akan memerangi mereka melainkan karena agama ini, yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah, karena disana hanya ada salah satu dari dua kebaikan, kemenangan atau syahid.' Pidato yang heroik ini secara nyata telah membangkitkan semangat juang dari kaum muslimin yang hanya berjumlah 3000 prajurit. Karena itu mereka akhirnya berketetapan untuk terus maju pantang mundur melawan musuh yang berkekuatan 200.000 prajurit. Manusia dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan respons yang mereka keluarkan dalam menghadapi rintangan dan hambatan. Golongan pertama disebut dengan golongan Quitters. Golongan ini adalah sekelompok manusia yang memilih berhenti, keluar ataupun menghindari rintangan/kesulitan yang menghadang. Golongan ini cenderung memiliki sedikit ambisi, semangat yang minim dan cenderung tidak mengambil resiko dan biasanya tidak kreatif. Sehingga apabila kelompok ini menemui hambatan ataupun kesulitan dalam hidupnya maka dia akan mengindari kesulitan dan tidak menyelesaikan kesulitan tersebut. Sebab rata-rata mereka memandang kesulitan tersebut adalah sebagai sebuah bencana dan respon mereka adalah pasrah dengan keadaan. Bila dikaitkan pada peristiwa perang Mu'tah diatas, kelompok ini adalah mereka adalah prajurit yang melarikan diri dan menyelamatkan diri mereka sendiri ketika mengetahui bahwa jumlah prajurit musuh jauh lebih besar. Golongan kedua adalah golongan Campers. Sedikit lebih baik daripada kelompok pertama, golongan campers ini adalah segolongan individu yang pada awalnya bersemangat untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi namun karena sesuatu hal sehingga mereka merasa lelah dalam menyelesaikan kesulitannya dan pada akhirnya mereka berhenti sama sekali bahkan mereka pasrah dalam keadaan kesulitan yang belum terselesaikan. Golongan ini biasanya akan tetap mengambil resiko tapi resiko yang diambilnya adalah resiko yang teraman dan tersedikit ancamannya. Dan apabila keadaan ini terus dibiarkan maka golongan campers ini akan 'turun' menjadi golongan quitters. Dalam perang Mu'tah, mereka ini adalah para prajurit yang menginginkan agar meminta bala bantuan dari Rasulullah ataupun yang menginginkan agar Rasulullah mengeluarkan perintah penarikan mundur dari peperangan.
Sedangkan golongan ketiga adalah golongan Climbers. Berbeda dengan dua golongan diatas, golongan ini menyambut baik tantangan-tantangan, dan mereka hidup dengan pemahaman bahwa ada hal-hal yang mendesak dan harus segera dibereskan. Mereka bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat juang yang tinggi dan berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya, sehingga hari-harinya dilalui dengan penuh gairah. Abdullah bin Rawahah radhiallahu anhu, merupakan contoh nyata manusia kelompok climbers. Beliau memandang bahwa jumlah musuh yang banyak bukanlah sesuatu halangan ataupun alasan untuk melarikan diri dari tujuan semula, tapi sebaliknya justru dengan jumlah musuh yang banyak itulah yang akan menghantarkan mereka semua menuju sesuatu yang sangat diidam-idamkan, yaitu syahid. Beliau berhasil memotivasi diri dan juga seluruh pasukan kaum muslimin untuk terus berjuang membela kalimatul haq. Mungkin sudah saatnya bagi kita untuk bertanya pada diri sendiri, berada digolongan manakah kita ? Sebagai seorang mujahid sejati yang akan terus menyerukan kalimat haq maka sudah sepantasnya kita berada di golongan ketiga, yaitu sebagai seorang climbers. Wallahu 'alam. Maraji' : Adversity Quotient,Paul G. Stoltz Sirah Nabawiyah,Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury Trainer dari Al-Manaar Training Center