Manual Housing Construction-unhabitat

  • Uploaded by: Andre Suito
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manual Housing Construction-unhabitat as PDF for free.

More details

  • Words: 13,758
  • Pages: 65
Manual Pelatihan Tukang

1/1

PENGANTAR

Manual pelatihan ini merupakan bagian dari serangkaian manual untuk pelatihan para pelaku ANSSP – UN-HABITAT yakni 1). Staff lapangan ANSSP, khususnya fasilitator dan specialist yang memfasilitasi kegiatan ANSSP di lapangan dan 2). Masyarakat, khususnya kelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan ANSSP. Manual pelatihan untuk staff lapangan terdiri dari a) Manual Pelatihan Dasar, b) Manual Pelatihan Lanjutan 1, c). Manual Pelatihan Lanjutan 2, d) Manual Pelatihan Lanjutan 3 dan e) Manual Pelatihan untuk Pelatih. Sedangkan manual pelatihan bagi masyarakat terdiri dari a). Manual Pelatihan Perencanaan, b). Manual Pelatihan Pengadaan, c). Manual Pelatihan Konstruksi, d). Manual Pelatihan Pengawasan Konstruksi, e). Manual pelatihan pembukuan dan pelaporan, f). Manual Pelatihan untuk Tukang. Setiap manual memiliki topik dan tingkat kedalamannya masingmasing sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan ANSSP. Manual pelatihan Tukang dibuat sebagai pegangan fasilitator dan specialist ANSSP ketika memberikan pelatihan kepada para tukang tentang (a) item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan tukang untuk masing-masing tahap, (b) standar kualitas konstruksi untuk setiap item pekerjaan, dan (c) standar kualitas material yang digunakan untuk masing-masing item pekerjaan. Materi pelatihan diambilkan dari buku panduan konstruksi. Selain itu, materi pelatihan tukang mencakup juga tentang sistem, prosedur dan penggunaan format-format pengawasan konstruksi. Waktu pelaksanaan pelatihan tukang dilakukan secara kontinyu sebanyak empat kali sesuai kemajuan pekerjaan, tahapan pencairan dana dan ketersediaan material. Pelatihan Tahap I dilakukan setelah material bangunan untuk pekerjaan tahap 1 tersedia di lokasi. Materi pelatihan mencakup item-item pekerjaan, standar kualitas material dan standar kualitas pengerjaan tahap 1. Demikian seterusnya sampai pada pelatihan ke empat. Khusus tentang pelatihan tukang, penggunaan metode praktek langsung di lapangan dan simulasi sejumlah alat peraga merupakan cara yang lebih efektif dibandingkan dengan ceramah-ceramah dalam in house training. Banyak cara meningkatkan kapasitas pelaku proyek ANSSP, khususnya tim lapangan dan masyarakat dan para tukang. Manual ini bukanlah satu-satunya cara yang wajib digunakan setiap pelatih tetapi hanya salah satu diantara sekian banyak cara yang dipakai. Karena itu manual ini diharapkan dapat menjadi media penggalian cara-cara kreatif dan inovatif agar proses transfer pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam menjalankan proyek ANSSP dapat dilakukan lebih efektif. Disadari bahwa penyusunan manual pelatihan ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Karena itu pada tempatnya, disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung sehingga rangkaian manual pelatihan ini dapat diselesaikan. Banda Aceh, Mei 2007

Pengantar Manual Pelatihan Tukang

Manual Pelatihan Tukang

DAFTAR SESI PELATIHAN TUKANG Pembukaan Sesi 01

: Kontrak Belajar

Sesi 02

: Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Sesi 03

: Detail Konstruksi Rumah ANSSP

Sesi 04

: Konstruksi Rumah ANSSP tahap 1

Sesi 05

: Konstruksi Rumah ANSSP tahap 2

Sesi 06

: Konstruksi Rumah ANSSP tahap 3

Sesi 07

: Konstruksi Rumah ANSSP tahap 4

Penutup

Daftar Sesi Pelatihan Tukang

1/1

Manual Pelatihan Tukang

1/2

PETUNJUK UMUM PENGGUNAAN MANUAL PELATIHAN Manual pelatihan ini merupakan salah satu panduan bagi pelatih dalam memfasilitasi sejumlah sesi pelatihan untuk para fasilitator dan specialist serta masyarakat dalam menjalankan proyek ANSSP. Materi pelatihan mengacu pada buku Pedoman ANSSP – UN-HABITAT volume 1 – 9 serta lampiran-lampiran pedukung lainnya dan beberapa pedoman fasilitasi pengembangan masyarakat (community development). Setiap topik disajikan dalam sesi-sesi dengan durasi waktu 45 menit untuk setiap sesi dan disebut jam pelajaran latihan (JPL). Satu topik bisa membutuhkan 2 sampai 3 JPL, tergantung kedalaman dan metode yang dipakai. Terdapat banyak cara dan pedoman yang biasa digunakan dan dikembangkan para pelatih dalam memfasilitasi pelaku ANSSP dan manual ini hanya salah satu diantaranya; bukan satusatunya. Walaupun demikian, Beberapa hal yang diperhatikan seorang pelatih adalah: 1.

Setiap kali akan memulai sesi, sampaikan sasaran yang ingin dicapai dari sesi tersebut

2.

Pastikan bahwa alokasi waktu yang telah direncanakan dapat direalisasikan.

3.

Instruksi pembentukan dan penugasan kelompok harus jelas, bila perlu alokasikan waktu 5 – 10 menit untuk mengecek kembali apakah peserta mengerti tentang tugas yang diberikan.

4.

Ingatkan kelompok untuk tepat waktu, sebab keterlambatannya akan menghambat penyelesaian sesi-sesi lainnya

5.

Hindari pembentukan kelompok kecil yang telalu banyak, apalagi bila setiap kelompok harus mempresentasikan hasil kelompoknya pada diskusi pleno. Hal ini membutuhkan waktu banyak dan kadang kurang diperhatikan anggota lain

6.

Ketika bermain peran, pastikan bahwa alokasi waktunya singkat dan ringkas

7.

Ketika memfasilitasi diskusi, ingatkan kepada peserta untuk tidak mengulangi topik yang telah dibahas.

8.

Ceramah efektif dilakukan dalam 5 – 15 menit. Selesaikan seluruh topik ceramah, baru meminta dan melayani tanggapan peserta.

9.

Alokasikan waktu agar peserta membaca beberapa handout atau bahan bacaan yang disiapkan; kemudian tanya jawab dan diskusi. Hal ini memudahkan penyerapan materi.

10. Yakinkan semua peserta mengikuti semua sesi pelatihan. Penting karena peserta akan juga menjadi pelatih bagi pelatihan masyarakat. 11. Penting untuk meringkas kembali isi setiap sesi pelatihan sebelum menutup satu sesi 12. Humor, cerita lucu dan permainan membuat sesi pelatihan terasa lebih hidup. Tetapi jangan sampai permainan atau cerita lucu yang sama diberikan pada peserta yang sama; akan terasa hambar. Jika ingin melakukan evaluasi terhadap pengalaman memfasilitasi pelatihan, seorang pelatih dapat juga melakukan penilaian diri dengan menggunakan format evaluasi berikut. hasil evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mempersiapkan pelatihan selanjutnya.

Petunjuk Umum Penggunaan Manual Pelatihan

Manual Pelatihan Tukang

1 = Buruk

FORMAT EVALUASI DIRI PELATIH 2 = cukup 3 = Baik 4 = sangat baik

No

2/2

5 = Terbaik

Aspek Penilaian

Penilaian

A

Management Pelatihan

1

Penataan lingkungan pelatihan (ruangan, kursi dll)

1

2

3

4

5

2

Pengaturan peralatan dan bahan pelatihan

1

2

3

4

5

3

Tingkat motivasi dan perhatian dari peserta

1

2

3

4

5

4

Pengaturan waktu (terlalu lama; terlalu singkat)

1

2

3

4

5

5

Alokasi waktu yang cukup untuk berdoa dan istirahat.

1

2

3

4

5

6

Ketepatan waktu (mulai dan akhir sesi)

1

2

3

4

5

B

Tingkahlaku Personal

1

Penampilan dan kehadiran personal

1

2

3

4

5

2

Ketepatan dan kejelasan bahasa

1

2

3

4

5

3

Pemunculan yang enjoy dengan pelatihan

1

2

3

4

5

4

Responsif dan bersahabat

1

2

3

4

5

5

Menggunakan sanjungan dan dukungan

1

2

3

4

5

6

Pendengar aktif yang baik

1

2

3

4

5

7

Mendorong peserta yang kurang aktif untuk aktif

1

2

3

4

5

8

Mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman peserta

1

2

3

4

5

C

Keahlian dan penguasaan Topik

1

Pengetahuan yang mendalam tentang topik pelatihan

1

2

3

4

5

2

Kompetensi praktis tentang topik pelatihan

1

2

3

4

5

3

Kemampuan mengimprovisasi dan mengubah rencana

1

2

3

4

5

4

Kemampuan mengkaitkan relevansi topik dengan pengalaman peserta

1

2

3

4

5

D

Penggunaan Metode Pelatihan

1

Pengantar pada topik pelatihan

1

2

3

4

5

2

Penggunaan variasi materi pelatihan

1

2

3

4

5

3

Penggunaan contoh-contoh praktis ketika mungkin

1

2

3

4

5

4

Kejelasan dan antraksi alat bantu visual

1

2

3

4

5

5

Efektivitas penggunaan alat bantu visual

1

2

3

4

5

6

Ceramah yang diberikan secara umum dan partisipatif

1

2

3

4

5

7

Frekwensi penugasan kelompok

1

2

3

4

5

8

Penyampaian pertanyaan

1

2

3

4

5

9

Pengecekan pemahaman

1

2

3

4

5

10

Mendorong diskusi pada kemungkinan penerapan

1

2

3

4

5

11

Mendorong diskusi pada pencapaian sasaran pemberdayaan

1

2

3

4

5

12

Memperkuat point-point utama topik pelatihan

1

2

3

4

5

13

Meringkas point-point utama pada akhir sesi

1

2

3

4

5

14

Mengkaitkan topik sebelumnya dengan sesi selanjutnya

1

2

3

4

5

Petunjuk Umum Penggunaan Manual Pelatihan

Manual Pelatihan Tukang

1/6

Sesi : Kontrak Belajar Peserta

Sasaran

Intisari

Waktu Metode Fasilitasi Alat bantu

Handout Bahan Bacaan Evaluasi

Kontrak Belajar

¾ Kepala Tukang ¾ Ketua KPR ¾ Pengawas Konstruksi Pada akhir sesi ini, peserta mampu : Sasaran Kerja • Menjelaskan latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan pelatihan • Mengungkapkan harapan-harapan yang dibutuhkan selama pelatihan • Menyepakati materi-materi yang disepakati dalam pelatihan. • Menyepakati aturan main penyelenggaraan pelatihan yang mencakup metode, tempat dan waktu serta tata tertib pengorganisasian pelatihan. Sasaran strategis • Menilai bagaimana pengetahuan dan proses pengambilan kesepakatan dalam pelatihan memberikan kontribusi peningkatan kapasitas selama proses belajar • Latar belakang, tujuan dan sasaran pelatihan. • harapan peserta • Aturan main serta pengorganisasian pelatihan 45 menit • Ceramah singkat, curah pendapat (brainstorming), diskusi kelompok dan pleno, perumusan kesepakatan bersama • Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada) Jadwal dan topic pelatihan Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

2’’

Metode Ceramah

singkat

Proses dan Isi

Pertama

:

Pelatih menyampaikan sasaran pokok bahasan sesi ini dengan menampilkan slide berikut : Sasaran dari sesi ini: Pada akhir sesi ini, peserta mampu : Sasaran Kerja • Menjelaskan latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan pelatihan • Mengungkapkan harapan-harapan yang dibutuhkan selama pelatihan • Menyepakati materi-materi yang disepakati dalam pelatihan. • Menyepakati aturan main penyelenggaraan pelatihan yang mencakup metode, tempat dan waktu serta tata tertib pengorganisasian pelatihan. Sasaran strategis • Menilai bagaimana pengetahuan dan proses pengambilan kesepakatan dalam pelatihan memberikan kontribusi peningkatan kapasitas selama proses belajar

5’’

Curah panda pat

Kedua : Pelatih kemudian meminta pendapat peserta tentang pelatihan dengan menanyakan beberapa pertanyaan terbuka. : ”Ketika anda mendengar kata pelatihan, apa yang ada dalam benak kita masing-masing?”. Catat komentar peserta dan biarkan mereka menyampaikan semua sampai tidak ada lagi yang memberi komentar. Kemudian pelatih bahas satu persatu komentar peserta tersebut lalu jelaskan bahwa : Defenisi Pelatihan ”Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam melakukan tugasnya sehingga sesuai dengan yang diharapkan”

Pelatih kemudian menjelaskan beberapa kata kunci dalam defenisi pelatihan tersebut Kontrak Belajar

2/6

Output

Material

Peserta mengeta hui sasaran sesi ini

Lembar pertama modul

Peserta diajak untuk masuk kepada suasana dan materi dan proses belajar

Slide defenisi pelatih an

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

3/6 Output

Material

Harap an individu tentang materi pelatih an

Form “Harap an peserta”

Adanya daftar harapan kelom pok dan kesepak atan peserta tentang materi pelatih an

Slide penugas an kelom pok dan kertas plano

khususnya berkaitan dengan 1). Proses pembelajaran, 2). Kinerja, 3). Orang dan 4). Tugas. Pelatih kemudian menjelaskan juga tentang prinsip-prinsip belajar dalam proses pelatihan partisipatif. 10’’

Penugas an indivi du

Ketiga : Pelatih kemudian melanjutkan bahwa proses pelatihan partisipatif mencakup juga rancangan materi pelatihan yang dilakukan dengan peserta. Pelatih kemudian membagikan form harapan peserta. Minta peserta menuliskan 5 (lima) materi yang paling ingin didapat dari pelatihan ini.

15’’

Diskusi kelom pok

Keempat

:

Pelatih kemudian meminta peserta berkelompok. Tugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan memprioritaskan materi-materi yang menurut kelompok paling dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebutuhan masing-masing individu. Penugasan Kelompok Diskusikan materi-materi yang menurut kelompok paling dibutuhkan dalam menjalankan tugas selaku fasilitator ANSSP. dan sangat dibutuhkan dalam pelatihan ini. Urutkan topik-topik tersebut sesuai dengan ranking kelompok. Tuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano dan tempelkan pada tempat yang tersedia Alokasi waktu diskusi kelompok Æ 10 menit

Setelah semua hasil diskusi ditempelkan, pelatih meminta masing-masing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. pelatih lalu melakukan rekapitulasi pendapat peserta dengan menghapus, melengkapi dan merumuskan ulang serta memodifikasi. Catat kembali pada kertas plano untuk menggabungkan hasil kesepakatan peserta tentang materi-materi pelatihan yang dibutuhkan. Jangan lupa mengumpulkan form harapan individu yang telah diisi untuk bahan refleksi lanjutan pada akhir pelatihan. Kontrak Belajar

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

4/6 Output

Material

Adanya tingkat kesesuai an topik pelatih an antara rencana pelatih dengan dan harapan peserta. Kesepa katan tentang materi pelatih an

Slide dan handout jadwal pelatih an

Kesepak atan aturan main selama pelatih an

Plano

Bila memungkinkan, lakukan kategorisasi topik pelatihan berdasarkan pada tiga aspek kapasitas pelaku yakni : PENGETAHUAN, KETRAMPILAN dan SIKAP 10”

Ceramah

singkat dan konfir masi

Kelima: Pelatih kemudian menampilkan slide rencana materi pelatihan yang telah disiapkan sebelumnya dan bandingkan dengan topik-topik yang disepakati peserta pada kertas plano. Beri beberapa komentar tentang tingkat kesesuaian antara apa yang direncanakan pelatih (pada slide) dengan apa yang diharapkan peserta (pada kertas plano). Fasilitator kemudian menjelaskan tentang proses analisis kebutuhan pelatihan. ”Tentu tidak semua harapan-harapan peserta dapat dipenuhi dalam pelatihan ini. Harapan-harapan yang tidak terpenuhi dari sisi topik dapat didiskusikan dalam kesempatan lain diluar sesi yang disiapkan. Satuan pelajaran yang ada sekaligus menjadi materi kesepakatan proses belajar”.

Curah penda pat dan kesepa katan

Keenam : Pelatih kemudian menjelaskan tentang penting pencapaian sasaran dari masing-masing topik pelatihan yang disepakati. ”hal-hal apa saja yang perlu diatur agar sasaran pelatihan ini dapat tercapai?” CATATAN FASILITATOR!!! Pastikan aturan main berkaitan dengan : • Pengaturan waktu • Cara berpakaian dan • Mengajukan pertanyaan • Akomodasi • Hubungan antara fasilitator dan peserta • Kebiasaan merokok • Penggunaan peralatan yang ada • Penggunaan ruang umum. • Urusan ngantuk

Kontrak Belajar

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

5/6 Output

Material

Pelatih kemudian mencatat kesepakatan peserta tentang aturan main selama pelatihan. Kemudian meminta beberapa relavan untuk mencatat hasil kesepakatan tersebut pada kertas plano. Katakan juga pada peserta bahwa aturan main dan kesepakatan materi pelatihan akan ditempel di beberapa tempat dalam ruangan ini dan akan dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan. Kesepa katan

Kontrak Belajar

Ketujuh : Sebelum menutup sesi ini, ringkas kembali point-point utama yang telah dicapai dalam sesi ini dengan mengkaitkan pada sasaran kerja dan strategis dari sesi ini.

Peserta mere view bersama sasaran sesi ini.

kosong

Manual Pelatihan Tukang

6/6

MHD.01.3.

FORMAT HARAPAN PESERTA TERHADAP PELATIHAN No

Aspek

1

Tahapan kegiatan Utama (sosialisasi, perencanaan umum dan detail, pelaksanaan dan pelestarian)

2

Sistem pendukung (monitoring, pelaporan dan kapasitas pelaku)

3

Metode pendekatan pelaksanaan kegiatan

4

Pengelolaan kerja team

Harapan Peserta

Tanda Tangan Nama Tanggal Penugasan

Kontrak Belajar

: __________________ : __________________ : __________________ : __________________

Manual Pelatihan Tukang

1/9

Sesi : Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa Peserta

Fasilitator, Specialis

Sasaran

Setelah sesi ini peserta mampu: Sasaran kerja •

Menjelaskan prinsip-prinsip dan sanksi dalam pelaksanaan konstruksi.



Menjelaskan bentuk-bentuk pekerjaan tahap persiapan pelaksanaan konstruksi.



Menjelaskan bentuk-bentuk pekerjaan tahap pelaksanaan konstruksi

Sasaran strategis •

Menilai bagaimana pemahaman gambaran umum pekerjaan konstruksi memberi kontribusi peningkatan kapasitas proses pemberdayaan masyarakat.

Intisari



Bentuk-bentuk kegiatan tahapan persiapan dan pelaksanaan konstruksi

Waktu



2 JPL

Metode Fasilitasi



Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi kelompok

Alat bantu



Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada)

Handout



Beberapa gambar teknis konstruksi

Bahan Bacaan



Buku panduan ANSSP Volume 4

Evaluasi

Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Lectu ratte

Proses dan Isi

Pertama

:

Pelatih menjelaskan sasaran yang ingin dicapai dari sesi ini. Sasaran dari sesi ini :

2/9

Output

Material

Tujuan yang telah disedia kan

Slide sasaran sesi ini

Peserta tahu tentang standar kon struksi tahan gempa

Slideslide teknis terkait

Sasaran kerja •

Menjelaskan prinsip-prinsip dan sanksi dalam pelaksanaan konstruksi.



Menjelaskan bentuk-bentuk pekerjaan tahap persiapan pelaksanaan konstruksi.



Menjelaskan bentuk-bentuk pekerjaan tahap pelaksanaan konstruksi

Sasaran strategis •

Lectu ratte

Menilai bagaimana pemahaman gambaran umum pekerjaan konstruksi memberi kontribusi peningkatan kapasitas proses pemberdayaan masyarakat.

Kedua: Pelatih kemudian menjelaskan tentang pentingnya kegiatan konstruksi dalam rangkaian tahapan ANSSP dengan mengatakan: ”Kegiatan konstruksi merupakan tahapan yang amat krusial. Dana telah mulai dikucurkan ke masyarakat dan selanjutnya masyarakat melakukan serangkaian pembayaran material dan upah yang jumlahnya tidak kecil. Dalam bahasa militer, ANSSP telah memasuki “titik untuk tidak bisa mundur” (point of no return). Di mana pun, uang senantiasa mengundang banyak semut untuk ikut menikmatinya dengan atau tanpa mengindahkan peraturan. Karena itu para Fasilitator dan Spesialis harus benar-benar teliti, cermat, akurat, penuh disiplin, dan dedikasi, dalam mengawal tahapan ini”. Pelatih kemudian menampilkan slide tentang prinsip dalam kegiatan konstruksi sebagai berikut:

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Manual Pelatihan Tukang

3/9

PRINSIP-PRINSIP UMUM A. Kesesuaian Standar Minimal Kualitas Konstruksi 1. Tidak diijinkan melakukan perubahan disain Æ pengurangan spesifikasi, volume, dan dimensi. 2. Perubahan hanya diijinkan jika : (a) luas tanah tidak memungkinkan, dan (b) disetujui UN-HABITAT. 3. Perubahan hanya diijinkan jika: • Pemilik rumah menempatkan dana di rekening KPR senilai biaya penambahan, • disetujui anggota KPR, • memenuhi standar bangunan tahan gempa. B. Kesesuaian Pengelolaan Dana dan Material Pemakaian dana dan material harus memenuhi kaidah transparansi dan akuntabilitas. Pengurus KPR wajib membuat pembukuan yang dilaporkan ke UNHABITAT dan seluruh anggotanya.

Pelatih kemudian meminta komentar peserta tentang kemungkinan penerapan kedua prinsip ini di lapangan. Catat komentar peserta pada kertas plano, minta tanggapan peserta lain dan bahas beberapa kemungkinan penerapannya di lapangan serta kemungkinan. Ketiga: Pelatih kemudian menjelaskan beberapa bentuk kegiatan dalam tahapan persiapan pelaksanaan konstruksi dengan meminta peserta menanggapi pertanyaan berikut: Sebelum kita membangun sebuah rumah, apa saja yang harus dilakukan? Catat semua jawaban peserta pada kertas plano, tanpa mempertimbangkan urutan rangkaian kegiatan. Setelah tidak ada lagi yang diungkap peserta, sepakati bersama dengan mereka tentang urutan pekerjaan tersebut. pertimbangkan juga kemungkinan untuk beberapa kegiatan yang dapat dilakukan secara bersamaan. Berilah nomor urut pada masingmasing kegiatan sesuai dengan urutannya. Setelah itu, lakukan penegasan tentang jenis Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Peserta tahu bebera pa kasus bangun an tidak tahan dan tahan gempa

Slideslide / foto

Manual Pelatihan Tukang

4/9

pekerjaan dan urutan pekerjaan persiapan konstruksi dengan menampilkan slide berikut: KEGIATAN PERSIAPAN KONSTRUKSI

1. PENYIAPAN LAHAN 2. PELATIHAN TENTANG

SISTEM

PEMBUKUAN,

PENGADAAN, MANAJEMEN KONSTRUKSI,

DAN

PENGAWASAN KONSTRUKSI

3. PENGADAAN MATERIAL 4. PENGADAAN TUKANG 5. PELATIHAN UNTUK TUKANG

DAN PENGAWAS

KONSTRUKSI

Pelatih kemudian menjelaskan secara garis besar tentang bentuk-bentuk kegiatan pada tahap persiapan dan kaitkan juga dengan hasil diskusi yang telah dilakukan peserta sebelumnya. Beri penegasan kembali bahwa: ”Kegiatan pelatihan dalam tahap ini penting karena adanya perubahan dalam teknis konstruksi bangunan tahan gempa dan bangunan biasa yang sering kita ketahui. Karean itu pelatihan menjadi kegiatan yang strategis sebelum kegiatan konstruksi.” Lectu ratte dan tanya jawab

Keempat: Pelatih selanjutnya menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi pembangunan rumah tinggal.

1 2. 3. 4. 5.

KEGIATAN KONSTRUKSI Pencairan dana Pelatihan dan/atau penjelasan teknis bagi KPR, tukang, dan pengawas konstruksi Pelaksanaan konstruksi Monitoring dan evaluasi Pelaporan.

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Peserta mere view bebera pa penda pat yang ada

Manual Pelatihan Tukang

5/9

PELAPORAN DAN PERMOHONAN PENCAIRAN DANA

PENCAIRAN DANA

MONIT PENJELASAN TEKNIS KEPADA KPR, TUKANG, DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Selanjutnya pelatih menguraikan secara garis besar keterkaitan antara kelima kegiatan tersebut selama proses konstruksi dengan menampilkan slide berikut : Group work

Kelima: Pelatih kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang tahap-tahap pelaksanaan konstruksi dikaitkan dengan tahap tahap pencairan dana. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

TAHAP PENCAIRAN DANA 1 Æ 20% Pemasangan Bouwplank Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi Urugan Pasir Bawah Pondasi Pasangan Aanstamping Pasangan Pondasi Batu Gunung Pekerjaan Pembesian Sloof dan Kolom Urugan Kembali Galian Pondasi Pasangan Beton Sloof

Pelatih kemudian meminta beberapa peserta dengan latar belakang teknis untuk memberi tanggapan tentang beberapa bentuk kegiatan teknis konstruksi. Pelatih kemudian memberikan penekanan tentang keterkaitan antar kegiatan dengan proses pelaksanaan konstruksi; Pencairan dana, Penjelasan konstruksi, Pelaksanaan konstruksi; Monitoring dan Pelaporan. Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Peserta mengeta hui tentang bentukbentuk kegiatan tahap pencari an dana I (20%)

Slide jenis pekerja an tahap pencair an dana 1

Manual Pelatihan Tukang

Kelima

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang bentukbentuk kegiatan konstruksi pada pencairan dana tahap 2 (45%) dengan menampilkan slide berikut:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

TAHAP PENCAIRAN DANA 2 Æ 45% Pemasangan beton kolom Urugan tanah bawah lantai Pasangan dinding trasram (Batubata) Pasangan dinding, kusen pintu, kusen jendala, kusen roster (KM/WC) Pemasangan kabel instalasi listrik dan titik lampu Pemasangan beton ringbeam (lintel atau balok latai) dan ringbalk Pasangan dinding gavel (kuda-kuda dari pasangan bata) Pasangan kolom gavel Pasangan kuda-kuda dan gording

Pelatih kemudian menanyakan kepada peserta tentang bahan-bahan yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis pekerjaan tersebut. Buat daftar jenis material yang dibutuhkan serta ketrampilan tukang.

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

6/9

Peserta mengeta hui jenis pekerja an konstru ksi pada pencair an dana ke 2

Slide jenis pekerja an pada tahap pencair an dana ke 2

Manual Pelatihan Tukang

Keenam: Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pekerjaan pada tahap pencairan dana ke 3 (20%) dengan menampilkan slide berikut: 1. 2. 3.

TAHAP PENCAIRAN DANA 3 Æ 20% Pemasangan Atap dan Bubungan Plesteran Dinding Trasram Plesteran Dinding

Pelatih kemudian melanjutkan dengan penjelasan jenis pekerjaan pada tahap pencarian dana ke 4 (15%) sebagai pekerjaan terakhir dari tahap konstruksi rumah dengan menampilkan slide berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

TAHAP PENCAIRAN DANA 4 Æ 15% Pemasangan Rangka Plafond dan Plafond Pekerjaan Pengurugan Pasir Bawah Lantai Pasangan Lantai Rabat Beton Pemasangan Kloset, Bak Mandi, dan Saluran Air Bersih/Kotor Galian Tanah untuk Septictank Pemasangan Daun Pintu dan Daun Jendela Pekerjaan Pengecatan Pemasangan Saklar, Kunci, Grendel dan Wi dh k

Selanjutnya pelatih meminta tanggapan peserta tentang beberapa kegiatan yang mungkin dilakukan secara berurutan dan juga kegiatan yang dapat dilakukan secara bersamaan. Catat jawaban peserta pada kertas plano dan gunakan sebagai bahan diskusi lebih lanjut. Selanjutnya pelatih menegaskan tentang topik ini dengan mengatakan; ”Pada dasarnya materi ini baru pada pengenalan, pendalaman dari masing-masing topik akan dilakukan pada pelatihan lanjutan, termasuk hasil diskusi dari teman-teman pada sesi ini. Pendalamannya akan dibahas lebih lanjut”

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

7/9

Peserta mengeta hui jenis pekerja an kon struksi pada pencair an dana ke 3 dan ke 4

Slide bentuk pekerja an pada tahap pencair an dana tahap 3 dan 4

Manual Pelatihan Tukang

Gathering

Ketujuh: Sebelum mengakhiri, pelatih review dengan bertanya : ”apa yang menjadi sasaran sesi ini? ”mengapa dan bagaimana sasaran strategis memfasilitasi pemberdayaan masyarakat? Alokasikan waktu 5 menit untuk buat ringkasan isue-isue penting yang dibahas sesi.

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

8/9

Warga belajar mere view isueisue kunci dari sesi ini

Kosong

Manual Pelatihan Tukang

9/9

MHD.30.1.

KETERKAITAN JENIS KEGIATAN PADA TAHAP KONSTRUKSI

Gambar 4.3.1. SIKLUS KONSTRUKSI

PELAPORAN DAN PERMOHONAN PENCAIRAN DANA

PENCAIRAN DANA

MONITORING DAN EVALUASI

PENJELASAN TEKNIS KEPADA KPR, TUKANG, DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

Gambaran Umum Konstruksi Rumah Tahan Gempa

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Manual Pelatihan Tukang

1 / 10

Sesi : Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi Peserta

Sasaran

1. KOMITE DESA (panitia perencana) 2. Tuha peut (tokoh adat setempat) 3. Imem meunasah (tokoh agama) 4. Geuchik (kepada desa / perangkat desa) 5. KPR (pengurus / wakil kelompok) 6. Pengawas konstruksi. Setelah sesi ini peserta mampu: Sasaran kerja • Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan tahap persiapan konstruksi. • Menjelaskan urutan kegiatan-kegiatan tahap persiapan konstruksi. Sasaran strategis • Menilai bagaimana ketrampilan melakukan kegiatan tahap persiapan konstruksi memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan

Intisari



Waktu

1 JPL (tidak termasuk praktek di Lapangan)

Metode Fasilitasi



Ceramah singkat, tanya jawab dan penugasan kelompok

Alat bantu



Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada)

Handout



Bahan Bacaan



Evaluasi

Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Bentuk-bentuk kegiatan persiapan konstruksi

Buku Panduan ANSSP volume 4, bab 2

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

5”

Metode Ceramah

singkat

Proses dan Isi

Pertama

:

Pelatih menjelaskan sasaran yang ingin dicapai dari sesi ini. Sasaran dari sesi ini : Setelah sesi ini peserta mampu: Sasaran kerja • Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan tahap persiapan konstruksi. • Melakukan kegiatan-kegiatan tahap persiapan konstruksi. Sasaran strategis • Menilai bagaimana ketrampilan melakukan kegiatan tahap persiapan konstruksi memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan

5”

Ceramah

singkat dan curah penda pat

Kedua: Pelatih kemudian mengatakan : ”setelah dana telah cair di rekening masing-masing KPR, apa yang kemudian perlu segera dilakukan?. Pelatih meminta tanggapan peserta dan mencatat apa yang disampaikan pada kertas plano. Setelah itu pelatih menampilkan slide tentang bentuk-bentuk kegiatan persiapan konstruksi.

2 / 10

Output

Material

Tujuan yang telah disedia kan

Slide sasaran sesi ini

Peserta mengeta hui bentukbentuk kegiatan persiap an kon struksi

Slide kegiatan pelaksa naan kon struksi

Peserta mengeta hui agenda kegiatan musya warah

Slide agenda musya warah persiap an kon struksi

Bentuk-bentuk Kegiatan Persiapan Konstruksi

5”

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

1.

Musyawarah Desa

2.

Pengecekan Fisik Lahan

3.

Pelatihan tentang pengadaan, manajemen konstruksi, pembukuan dan pelaporan serta pengawasan konstruksi

4.

Pengadaan Material dan Tukang

Ketiga: Pelatih kemudian memjelaskan tentang pentingnya kegiatan musyawarah desa dengan mengatakan : ”Kegiatan musyawarah ini merupakan titik awal persiapan pelaksanaan konstruksi. Karena itu, setiap penerima manfaat dan pelaku-pelaku terkait benar-

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

benar mengetahui apa saja yang harus dilakukan” Pelatih kemudian menanyakan kepada peserta tentang : Apa saja yang perlu disampaikan dalam kegiatan musyawarah persiapan konstruksi ini? Siapa saja yang hadir, dimana dan kapan acara ini sebaiknya dilakukan? Catat tanggapan peserta pada kertas plano, kemudian berik penekanan pada beberapa aspek terkait dengan menampilkan slide Musyawarah Desa Persiapan Konstruksi.

1. 2.

3. 4.

Agenda Musdes Persiapan Konstruksi Informasi pencairan dana dan hal-hal yang perlu disiapkan oleh masyarakat, Penjelasan ulang tentang: • Tahap-tahap pekerjaan pembangunan rumah, • tugas dan tanggung jawab Pengurus dan Anggota KPR, kemungkinan PEMUTUSAN KONTRAK jika KPR menyelewengkan dana, • Sistem pengerjaan pembangunan rumah, • Sistem pengadaan (material, tukang,) • Sistem pembukuan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan rumah bagi KPR, • Standar kualitas teknis konstruksi rumah, • Sistem pengawasan, monitoring, dan evaluasi, Penyepakatan pengerjaan pembangunan rumah, Penetapan rencana RKTL minimal harus mencakup: • Jadwal pengecekan fisik lokasi • Jadwal pematokan batas lahan dan posisi rumah, • Jadwal pembersihan atau penimbunan lahan, • Jadwal pelatihan Pengurus KPR dan Pengawas Konstruksi, • Jadwal pengadaan (material, tukang, kontraktor), • jadwal penjelasan teknis kepada tukang,

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

3 / 10

Output

persiap an kon struksi

Material

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

4 / 10

Output

Material

Peserta praktek mengeta hui bahan yang diguna kan dalam pembua tan bouw plank

Slide kegiatan penyiap an lahan dan pengece kan lahan.

Peserta mengeta hui tujuan; alat dan

Slide tentang pemato kan lahan

Setelah ini pelatih meminta komentar peserta, memberi jawaban klarifikasi dan kesepakatan tentang waktu, tempat dan peserta kegiatan musyawarah desa. 10”

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

Keempat

:

Pelatih kemudian menjelaskan kegiatan persiapan lahan dan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan menampilkan slide berikut: PENYIAPAN LAHAN 1.

Pengecekan Lahan

2.

Pematokan Batas Lahan

3.

Penempatan Letak Rumah

4.

Penimbunan dan Pembersihan Lahan a.

Penimbunan Lahan

b. Pembersihan Lahan.

Pelatih kemudian menjelaskan secara terperinci kegiatan pengecekan lahan dengan mengacu pada slide berikut. Pengecekan Lahan bertujuan untuk menentukan: 1. Kondisi lokasi kerja tukang, seperti tempat menginap, MCK, sumber air, dan bahkan tempat dapur umum atau warung. 2. Kondisi kebutuhan konstruksi (sumber air, gudang material, jalan untuk material, dll). 3. Kondisi lahan (lahan yang siap dan yang masih harus disiapkan terlebih dahulu, misalnya harus dibersihkan dari puing-puing, atau harus ditimbun.

Pelatih kemudian meminta peserta memberi komentar tentang kegiatan pengecekan lahan dan teknis pelaksanaannya. 10”

Ceramah

singkat dan tanya jawab

Kelima : Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang kegiatan pematokan lahan dengan mengacu pada slide tentang tujuan pematokan lahan

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

dan praktek

Beberapa catatan pematokan lahan •

Dilakukan bersama penerima bantuan rumah.



Dibuat pada jadwal yang pasti



Menggunakan kayu/besi yang kuat (tidak mudah patah, atau dicabut



Dilakukan pengecatan pada patok tersebut.

▫ ▫

▫ ▫ ▫

Alat dan Bahan Pematokan Lahan Bahan Patok lahan : dari besi / kayu ukuran 0.05x0.05x1 m; kuat, mudah dicat. Jenis patok terdiri dari patok ikat, patok awal (P0) dan patok seterusnya (penomoran patok berurut, seperti; P1, P2, P3...dst), Palu Tali untuk meletakkan patok pada posisi lurus Cat Minyak.

Pelatih mengingatkan bahwa teknis dan cara pematokan lahan akan kita lakukan bersama pada saat di lapangan.

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

5 / 10

Output

bahan untuk pemato kan lahan serta teknis pemato kan lahan

Material

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi











10”

Ceramah

singkat dan tanya jawab

6 / 10

Output

Material

Peserta mengeta hui tentang kegiatan pemato kan batas rumah

Slide pemasa ngan patok batas rumah

Cara Kerja Pematokan Lahan Patok Ikat: patok ini dibuat jelas dan tidak mudah berpindah, jika di lokasi ada pohon besar, bangunan permanen atau dibuat patok dari kayu, beri tanda dengan cat. Posisi patok ini harus dekat dari patok awal (Po). Patok awal (P0): patok ini dibuat jelas dan tidak mudah berpindah, dibuat dari kayu 0.05x0.05x1 m atau besi ½“. Perletakan potok ini pada posisi/tempat dimulainya pengukuran. Patok P1 dan seterusnya: patok ini dibuat jelas dan tidak mudah berpindah, dibuat dari kayu 0.05x0.05x1 m atau besi ½”. perletakan patok ini dengan jarak 25 m dari patok Po dan juga P2 sejarak 25 m dari P1, dan cara ini sama untuk meletakkan patok berikutnya sampai ke patok Po kembali. Jika batas tanah tidak lurus (bersudut), maka patok diletakkan pada titik itu yang jaraknya < 25 m. Patok Poligon: jika bidang tanah cukup luas, maka dibuat patok ini untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Patok ini diberi tanda khusus. Patok Bantu: jika bidang tanah tidak lurus, maka dibuat patok bantu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sudut yang akurat.

Ketujuh: Pelatih selanjutnya menjelaskan kegiatan pematokan batas kapling dengan menampilkan slide tentang pematokan batas rumah.

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

7 / 10

Output

Material

Peserta mengeta hui pertim bangan kegiatan penim bunan dan pember sihan lahan

Slide penim bunan dan pember sihan lahan

Pemasangan patok batas rumah

(a) Penempatan kavling rumah. (b) Tapak rumah disesuaikan dengan garis (c)

(d)

(e) (f)

sempadan yang berlaku. Dilakukan dengan teliti dan seksama, sehingga sesuai dengan rencana tata desa/gampong. Ukuran titik duga (titik nol) harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak bisa diubahubah dan dipindah-pindahkan serta harus diberi tanda jelas (patok). Tanda (patok) tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran kedalaman. Jika terjadi ketidakcocokan yang mungkin ada antara gambar dan kenyataan di lapangan harus segera dilaporkan kepada Fasilitator Teknis. Pengukuran sudut siku menggunakan benang sesuai asas segitiga pitagoras. Pemasangan Papan Bangunan (Bouwplank).

Pelatih perlu mengingatkan juga bahwa dalam proses pematokan batas rumah ini, kehadiran pemilik rumah dan tetangga sebagai saksi sangat penting. pelatih kemudian mengingatkan juga bahwa praktek teknis pematokan batas rumah akan dilakukan di lapangan. 10”

Ceramah

singkat dan tanya jawab

Ketujuh: Pelatih selanjutnya menjelaskan lagi tentang kegiatan pembersihan dan penimbunan lahan agar lahan tersebut layak untuk dibangun dengan menampilkan slide berikut.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pertimbangan penimbunan Lahan. Luas tanah yang akan ditimbun. Kedalaman tanah yang akan ditimbun. Penimbunan harus sesuai dengan garis padanan bangunan. Jenis tanah timbunan yang disyaratkan. Batasan dana untuk penimbunan. Kemungkinan menggunakan alat berat atau tidak.

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

1. 2. 3. 4. 5.

10”

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

8 / 10

Output

Material

Pertimbangan Pembersihan Lahan Menjamin lingkungan kerja bersih. Tersedia tempat penampungan sampah bekas pembersihan. Pembersihan akhir setelah penyelesaian dan penyerahan pekerjaan. Seluruh permukaan tanah bersih. Dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat kegiatan konstruksi serta cara penanggulangannya.

Kelima: Pelatih selanjutnya menampilkan slide Jenis pelatihan dan menjelaskan bahwa : ”Pelatihan manajemen konstruksi ini merupakan salah satu beberapa pelatihan yang perlu diikuti masyarakat dalam tahap persiapan konstruksi”. JENIS PELATIHAN PERSIAPAN KONSTRUKSI •

PELATIHAN TENTANG SISTEM PEMBUKUAN



PELATIHAN TENTANG SISTEM PENGADAAN,



PELATIHAN TENTANG SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI



PELATIHAN TENTANG SISTEM PENGAWASAN KONSTRUKSI

Pelatih kemudian bertanya kepada peserta tentang pendapat mereka perlunya banyak pelatihan. Catat beberapa komentar dan tanggapan peserta tentang pelatihan pada kertas plano, beri tanggapan klarifikasi atas komentar dan jawaban peserta .

Catatan Pelatih Pelatih harus menyakinkan bahwa pelatihan dilakukan untuk menyamakan persepsi dan penjabaran tentang kesepakatan-kesepakatan dalam kontrak kerja sama yang telah dibuat.

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Peserta smenge tahui jenisjenis pelatih an yang harus diberi kan pada tahap persiap an kon struksi

Slide jenisjenis pelatih an tahap persiap an kon struksi

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

10”

Metode Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

Proses dan Isi

Keenam

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan kegiatan pengadaan barang ”Proses pengadaan material merupakan salah satu jaminan bagi terlaksananya kegiatan konstruksi rumah ANSSP”. Pelatih lalu menampilkan slide tujuan dan prinsip pengadaan barang dalam ANSSP.

9 / 10

Output

Material

Peserta mengeta hui tentang aanstam ping dan fungsi nya

Gambar potong an galian fondasi

Warga belajar mere view isueisue kunci dari sesi ini

Kosong

Gambaran umum Pengadaan Tujuan Menjamin kepentingan masyarakat dan UNHABITAT terjaga/terpenuhi, dana yang disalurkan ke masyarakat aman, dan rumah/bangunan terwujud. Prinsip-prinsip Terbuka-tak-terbatas, adil, jujur, transparan, akuntabel. Kriteria Tepat Hukum., Tepat Mutu, Tepat Jumlah, Tepat Spesifikasi., Tepat Waktu., Tepat Pasokan, Tepat Harga.

Pelatih lalu menjelaskan secara umum beberapa hal berkaitan dengan proses pengadaan barang dan tenaga kerja; meminta komentar dan tanggapan peserta tentang proses pengadaan ini. Selanjutnya pelatih mengatakan bahwa: “Penjelasan detail pengadaan akan dilakukan pada pelatihan khusus. Saat ini kita dikenalkan saja pada bentuk kegiatannya.”. 5”

Tanya jawab dan penegas an

Kelima belas : Sebelum mengakhiri, pelatih menyampaikan pertanyaan review sasaran sesi ini: ”apa sasaran sesi ini? ”mengapa dan bagaimana sasaran strategis memfasilitasi pemberdayaan masyarakat? Alokasikan waktu 5 menit untuk buat ringkasan isue-isue penting yang dibahas sesi.

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

Manual Pelatihan Tukang

10 / 10

Gambar 4.3.1. SIKLUS KONSTRUKSI

PELAPORAN DAN PERMOHONAN PENCAIRAN DANA

PENCAIRAN DANA

MONITORING DAN EVALUASI PENJELASAN TEKNIS KEPADA KPR, TUKANG, DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

Detail Kegiatan Persiapan Konstruksi

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Manual Pelatihan Tukang

1 / 10

Sesi : Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 1 (BoUwplank s/d Sloff) Peserta

Sasaran

1. KOMITE DESA (panitia perencana) 2. Tuha peut (tokoh adat setempat) 3. Imem meunasah (tokoh agama) 4. Geuchik (kepada desa / perangkat desa) 5. KPR (pengurus / wakil kelompok) 6. Pengawas konstruksi. Setelah sesi ini peserta mampu: Sasaran kerja • Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan tahap 1 mulai dari pemasangan bouwplank sampai pembuatan dan pemasangan sloff rumah ANSSP secara berurutan secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masing-masing pekerjaan pada tahap 1 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan bouwplank sampai pemasangan sloff. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis • Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan bouwplank sampai pembuatan sloff memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Intisari



Waktu

2 JPL (tanpa praktek lapangan)

Metode Fasilitasi



Ceramah singkat, tanya jawab dan praktek menggambar

Alat bantu



Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada)

Handout



Gambar-gambar teknis pekerjaan tahap 1

Bahan Bacaan



Pedoman konstruksi bangunan tahan gempa ANSSP – UN Habitat

Evaluasi

Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Pekerjaan bouwplank sampai pembuatan / pemasangan sloff.

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

5”

Metode

Ceramah singkat

Proses dan Isi

Pertama

:

Pelatih menjelaskan sasaran sesi ini. Sasaran dari sesi ini : Sasaran kerja • Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan tahap 1 mulai dari pemasangan bouwplank sampai pembuatan dan pemasangan sloff rumah ANSSP secara berurutan secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masingmasing pekerjaan pada tahap 1 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan bouwplank sampai pemasangan sloff. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis • Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan bouwplank sampai pembuatan sloff memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

5”

Ceramah singkat dan curah pendapat

Kedua: Pelatih kemudian membagikan beberapa handout, khususnya gambar rumah kepada para peserta sambil mengingatkan kepada peserta tentang proses dan metode yang akan digunakan selama sesi ini. Pelatih selanjutnya menegaskan bahwa ”Komentar dan pendapat peserta selama pelatihan akan sangat penting karena masing-masing orang telah memiliki pengalaman sendiri-sendiri. Karena itu silakan untuk menceritakan pengalamannya masing-masing bila ada yang ingin diungkapkan”

20”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Ketiga: Pelatih kemudian menegaskan tentang pentingnya kualitas dan kuantitas material dalam pembangunan rumah ANSSP. Pelatih kemudian menanyakan beberapa material yang dibutuhkan dalam pembangunan rumah serta bagaimana cara mengetahui kualitasnya. Catat beberapa pendapat peserta pada kertas plano dan bahas secara bersama dengan peserta.

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

2 / 10

Output

Material

Tujuan yang telah disedia kan

Slide sasaran sesi ini

Peserta meng ungkap kan pengala man dalam pelaksa naan kon struksi rumah

Kertas plano

Peserta menget ahui kualitas bebera pa material yang diguna kan

Contohcontoh material yang baik dan buruk; terma suk foto-

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

3 / 10

Proses dan Isi

Output

Catatan Pelatih

dalam pemban gunan rumah

foto slide

Peserta praktek menget ahui

Slide bouw plank

Pelatih harus menjamin bahwa jawaban peserta berkaitan dengan hal berikut: 1. Pasir Æ ciri-ciri dan kriteria pasir yang baik dan cara mengukur jenis pasir yang baik; (visual Æ warna hitam mengkilat Æ baik). 2. Batu Æ Batu gunung, batu pecah dan batu kali. Rekomendasi batu yang digunakan dalam ANSSP; tidak boleh menggunakan batu karang (karena mengandulng HCl sehingga mengganggu ikatan pada semen) 3. Semen Æ semen yang digunakan adalah semen tipe A, (40 – 50 kg) dan tidak berkaitan dengan merk 4. Besi Æ Besi 8 dan 12 dengan tolerasi 0.02mm. Mekanisme pengiriman bahan; cara-cara mengukur ukuran besi. Penggunaan jangka sorong

Material

5. Kayu Æ jenis kayu yang dipakai sesuai

peruntukannya (kusenÆ bran, atapÆ sembarang keras), ciri-ciri kayu yang baik (tidak boleh baling dan basah).

Pelatih juga membuat peragaan, menggambar langsung, menunjukkan foto maupun contoh – contoh material sebagaimana dijelaskan. Selanjutnya pelatih meminta komentar peserta tentang aspek yang baru saja dibahas dan mengkaitkan dengan ketersediaan material, sumber dan mekanisme pengadaannya. Catatan untuk Pelatih Pelatih menjamin komentar peserta berkaitan dengan:

15”

Ceramah; tanya jawab dan



Ketersediaan Material



Sumber-sumber material



Mekanisme pengadaan material



Kemungkinan peran masyarakat dalam proses pengadaan material

Keempat

:

Pelatih kemudian menjelaskan secara garis besar urutan pekerjaan pembangunan rumah. ”Dalam proses pembangunan rumah, langkah

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

demons trasi

Proses dan Isi

pertama yang akan dilakukan adalah pekerjaan pemasangan bouwplank. Pemasangan bouwplank bertujuan agar bangunan tersebut rata dan siku.” Pelatih kemudian menjelaskan tentang ketinggian bouwplank dari permukaan tanah asal setinggi 50 cm dengan cara menggambar pada kertas plano. Ukuran kayu yang dipakai minimal ukuran 5/5 cm dan papan 2/20 cm.

4 / 10

Output

Material

bahan yang diguna kan dalam pembua tan bouw plank

Pelatih menjelaskan juga alasan penggunaan papan ukuran 2/20 untuk bouwplank. Pelatih menghimbau agar jenis kayu yang dipakai adalah adalah kayu-kayu bekas sisasisa puing bencana. Pelatih juga menghimbau tentang kemungkinan papan bouwplank sebagai papan bekesting pengecoran. Pelatih kemudian menanyakan tentang cara membuat siku pada bouwplank serta ketinggian dari tonggak bouwplank. Pelatih meminta salah satu peserta untuk menjelaskan dengan memberikan contoh pada gambar. Pelatih kemudian meminta komentar dari peserta lain. Pelatih menjelaskan tentang penggunaan slang timbangan yang diisi air untuk mengukur elevasi yang sama. Pelatih kemudian menjelaskan tentang cara membuat siku pada bouwplank dengan hukum pithagoras. Pelatih kemudian menjelaskan secara detail dengan menggunakan gambar pembuatan bouwplank. 15”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Kelima

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pekerjaan galian tanah dengan cara langsung membuat gambar galian tanah dengan lebar 50 cm dan kedalaman galian 60 cm dari permukaan tanah atau 110 cm dari bouwplank pada sepanjang rencana fondasi yang akan dibuat. Pelatih menunjukkan juga gambar denah dan gambar tampak rumah yang akan dibangun. Selanjutnya pelatih menjelaskan agar Setelah galian, maka segera ditimbun dengan pasir setebal 5 cm dengan menunjukkan / membuat gambar pada ide yang dimaksud

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Peserta mampu mengid entifika si aspekaspek kritis kon struksi tahan gempa

Gambar – gambar potong an terkait

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

5 / 10

Output

Material

Peserta menge tahui tentang aansta mping dan fungsi nya

Gambar potong an galian fondasi

pada kertas plano. Pelatih selanjutnya menjelaskan alasan dan fungsi penimbunan pasir tersebut agar adukan semen dan pasir tidak bercampur dengan tanah. 15”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Keenam

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pemasangan aanstamping. Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang arti aanstumping yakni pasangan batu kosong tanpa menggunakan adukan pasir dan semen. Aanstaming dengan tinggi 10 cm. Pelatih selanjutnya menjelaskan sumber batu tersebut dan ukurannya yakni batu-batu kecil Æ batu mangga. Pelatih menjelaskan juga fungsi dari anstamping agar pasir tidak terkoyak pada saat pekerjaan pemasangan fondasi; lebih kuat lagi.

15”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Ketujuh

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pemasangan fondasi. Dengan adukan 1 : 4 artinya 1 bagian semen dan 4 bagian pasir. Selanjutnya menjelaskan tentang alat ukur campurannya baik dengan pengki / kereta sorong / gerobak maupun dengan ember.

Peserta menget ahui tentang campur an fondasi

Pelatih menjelaskan sambil menunjukkan contoh. 15”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Kedelapan: Kemudian pelatih menjelaskan bentuk dan ukuran fondasi dengan bentuk trapesium dengan lebar atas 30, lebar bawah 50 dan tinggi 75 cm dari dasar fondasi (atau dari benang bouwplank dengan tinggi 20 cm). Pelatih menjelaskan bahwa dalam pengerjaan fondasi, ketika fondasi mencapai ukuran 20 cm, maka segera melakukan pemasangan besi 12 sebanyak dua buah di sepanjang galian fondasi. jarak antar besi 15 cm dan diletakkan pada as fondasi. Pelatih menjelaskan materi-materi ini sambil menggambar pada kertas plano. Selanjutnya Pelatih menjelaskan : ”diatas besi tersebut kemudian diletakkan juga besibesi kolom pada tempat-tempat yang direncanakan sambil pelatih merujuk kembali pada gambar denah

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Peserta dapat menje laskan cara penger jaan fondasi

Gambar gambar potong an terkait

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

6 / 10

Output

Material

Peserta dapat menje laskan tentang besi angkur dan ansstam ping

Gambar gambar potong an terkait dan alat peraga

Peserta mampu menje laskan tentang cara

Gambar gambar potong an terkait

yang ada. Untuk memperkuat kolom yang telah didirikan, maka pelatih menjelaskan agar pada setiap titik kolom (sekitar kolom) tersebut dilanjutkan dengan penguatan fondasi sampai setinggi 75 cm. Kemudian disokong dengan beberapa kayu penyanggah. Selanjutnya pekerjaan tersebut dilanjutkan pada semua besi kolom yang akan dipasang”. Pelatih kemudian memberi kesempatan tanya jawab kepada peserta tentang materi-materi yang telah dibahas; beri jawaban konfirmasi pada beberapa pertanyaan yang masih rancu.

15”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Kesembilan

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang penyelesaian fondasi / pengerjaan fondasi di atas besi fondasi pada bagian lain. ”Pada ketinggian 40 cm dari dasar aanstanping atau 35 cm dari tinggi fondasi yang telah selesai (sekitar kolom), lakukan pemasangan ”angker” ukuran diamenter 12 yang berbentuk S. Selanjutnya pelatih menjelaskan bahwa Besi angkur ini dapat digunakan dari sisa potong besi 12 untuk sloff dan kolom. Panjang angker tersebut ± 75 cm. Pelatih kemudian menjelaskan tentang pembuatan angker S dengan pembengkokannya sambil menunjukkan gambar yang dibuat dan handout yang ada. Pelatih menjelaskan juga tentang teknis pemasangan angker dalam kaitannya dengan sloff dan antar angker berjarak 1 meter. Pelatih menjelaskan tentang jumlah angker antara kolom yakni sebanyak 2 buah dengan jarak yang seimbang / sama. Jumlah angkur S untuk satu rumah sebanyak 18 buah (atau disesuaikan dengan desain rumah).

10”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Kesepuluh

:

Selanjutnya setelah fondasi selesai dibiarkan kering (1-2 hari Æ tergantung cuaca), pelatih mengingatkan untuk melakukan pengurukan pada sisa galian fondasi sambil

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

menggambarkannya pada kertas plano dan gambar yang ada.

7 / 10

Output

Material

pembua tan sloff

dan alat peraga yang ada

Peserta menge tahui cara pemasa ngan begest ing

Gambar potong an terkait dan alat peraga

Peserta dapat menjela skan tentang cara pengeco ran

kosong

Setelah itu, pelatih menjelaskan tentang tulangan sloff. ”Pemasangan tulangan sloff dengan rangkaian besi sloof yang telah disiapkan sebelumnya sesuai yang direncanakan. Pemasangan besi tulangan sloff, pastikan sambungan besi telah terpasang dengan baik. Untuk sambungan lurus Æ sambungan pada besi minimal 50 cm dengan ujung besi yang telah dibengkokkan Untuk sambungan siku Æ lakukan penyambungan seperti gambar yang ada dengan minimal 40 cm dari siku untuk masingmasing besi. Penjelasan pelatih disertai dengan gambar dan handout yang telah dibagikan. Dalam pemasangan sloff ini, pastikan : 1. Jarak antar begel berjarak 15 cm 2. Pemasangan besi tulangan sloff pada posisi as yang telah ditentukan. Setelah pemasangan sloff dilakukan dan dipastikan hal-hal tersebut diatas, lakukan pemasangan bekesting atau papan mal (pada saat ini jangan menggunakan papan bouwplank, karena bouwplank belum dibongkar). 10”

10”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Kesebeleas

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Keduabelas

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pemasangan begesting sloff. Pastikan lebar dalam bekesting 15 cm dan tinggi 20 cm (setinggi papan yang dipakai).

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pengecoran sloof. Campuran beton yang digunakan untuk sloff adalah campuran 1 : 2 : 3 (satu bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil). Proses pengadukan beton dilakukan secara merata; sampai campuran semen, pasir dan

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

8 / 10

Output

Material

Peserta mampu menjela skan tentang pekerja an urugan tanah

Hand out gambar alat pemada tan manual yang bisa dibuat sendiri.

Peserta menya dari perlu nya pendala man

kosong

kerikil tercampur secara sempurna dengan menggunakan air tawar. Sebelum melakukan proses pengecoran, pastikan begesting sloof tidak mengalami kebocoroan dan tidak terdapat kotoran dalam begesting. Caranya dilakukan dengan penyiraman air. Setelah penyiraman dan pengecekan, baru dilakukan pengecoran. Pada saat proses pengecoran lakukan ”perojokan” yakni menusuk-nusuk campuran dengan kayu atau besi potongan untuk menghindari terjadintya keropos pada beton itu sendiri (seluruh besi dijamin tertutup padat oleh campuran. Begesting sloff dapat dibongkar minimal setelah 2 hari. Hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan beton sloff ini adalah menyediakan lobang untuk pipa pembuangan air kotor dan septic tank Selanjutnya pelatih meminta komentar peserta dan memberikan tanya jawab untuk beberpa aspek yang belum jelas. Berikan jawaban penegasan untuk beberapa materi yang masih rancu. 10”

10”

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Ketiga belas:

Ceramah; tanya jawab dan demons trasi

Keempat belas

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pekerjaan urukan tanah dalam rumah. ”Pekerjaan urugan tanah dalam rumah dilakukan dengan menggunakan tanah bekas galian fondasi. Lakukan juga pemadatan dengan alat tumbuk yang bisa dibuat secara manual dan penyiraman dengan air. Hal ini diharapkan tanah bisa lebih padat karena ruang kosong dalam tanah akan lebih mudah terisi dengan adanya air” Pelatih sambil menunjukkan gambar alat pemadatan manual :

Pelatih selanjutnya mengingatkan bahwa pada kenyataannya, pelaksanaan konstruksi tidak semudah apa yang telah terjadi pada rangkaian sesi pelatihan ini. Walaupun demikian, dalam proses pelaksanaan nantinya, tim UN Habitat akan tetap mendampingi dan membantu KPR

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Manual Pelatihan Tukang

Waktu

Metode

Proses dan Isi

secara intents. Khusus bagi KPR, hendaknya tetap melakukan klarifikasi bila ada hal-hal yang masih ragu dalam proses pelaksanaan konstruksi nantinya. 5”

Tanya jawab dan penegas an

Kelima belas :

9 / 10

Output

Warga belajar Sebelum mengakhiri, pelatih review dengan mere bertanya : view ”apa yang menjadi sasaran sesi ini? isue”mengapa dan bagaimana sasaran strategis isue memfasilitasi pemberdayaan masyarakat? kunci Alokasikan waktu 5 menit untuk buat ringkasan dari sesi isue-isue penting yang dibahas sesi. ini

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

Material

materi

Kosong

Manual Pelatihan Tukang

10 / 10

Gambar 4.3.1. SIKLUS KONSTRUKSI

PELAPORAN DAN PERMOHONAN PENCAIRAN DANA

PENCAIRAN DANA

MONITORING DAN EVALUASI

PENJELASAN TEKNIS KEPADA KPR, TUKANG, DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

Standar Teknis Konsutruksi Rumah Tahap 1

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Manual Pelatihan Tukang

1 / 11

Sesi : Pekerjaan Konstruksi Rumah Tahap 2 (45%) Peserta

1. 2. 3. 4. 5. 6.

KOMITE DESA (panitia perencana) Tuha peut (tokoh adat setempat) Imem meunasah (tokoh agama) Geuchik (kepada desa / perangkat desa) KPR (pengurus / wakil kelompok) Pengawas konstruksi.

Sasaran

Setelah sesi ini peserta dapat: Sasaran kerja • Menyebutkan jenis dan urutan pekerjaan tahap 2 mulai dari pemasangan beton kolom sampai pekerjaan kuda-kuda dan gording rumah ANSSP secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masing-masing pekerjaan pada tahap 2 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan beton kolom sampai pekerjaan kuda-kuda dan gording. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis • Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan beton kolom sampai pekerjaan kuda-kuda dan gording memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Intisari



Waktu

2 JPL (tanpa praktek lapangan)

Metode Fasilitasi



Ceramah singkat, tanya jawab dan demonstrasi

Alat bantu



Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada)

Handout



Gambar-gambar potongan pekerjaan konstruksi rumah tahap 2

Bahan Bacaan



Pedoman pengerjaan konstruksi bangunan rumah ANSSP – Tahap 2

Evaluasi

Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Standard teknis pekerjaan beton kolom sampai kuda-kuda dan gording

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Ceramah singkat

Proses dan Isi

Pertama

:

Pelatih menjelaskan sasaran sesi ini. Sasaran dari sesi ini : Sasaran kerja •

Menyebutkan jenis dan urutan pekerjaan tahap 2 mulai dari pemasangan beton kolom sampai pekerjaan kuda-kuda dan gording rumah ANSSP secara baik dan benar.



Mengetahui teknis pengerjaan masingmasing pekerjaan pada tahap 2



Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan beton kolom sampai pekerjaan kuda-kuda dan gording.

2 / 11 Output

Material

Tujuan yang telah disedia kan

Slide sasaran sesi ini

Peserta menge tahui teknis penger jaan kusen pintu

Gambar pema sangan kusen dengan tiang penya ngga dan angkur.



Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis •

10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan beton kolom sampai pekerjaan kuda-kuda dan gording memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Kedua: Selanjutnya pelatih menjelaskan pekerjaan pemasangan kusen pintu. ”setelah pengurukan lantai rumah,dilakukan pemasangan kusen pintu. Pelatih kemudian menunjukkan gambar posisi kusen pintu pada denah rumah yang ada.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

3 / 11 Output

Material

Peserta mampu menje laskan tentang pekerja an pemasa ngan bata dan kualitas bata yang diguna kan

Gambar pasang an bata dan kolom yang ada angkur

Pemasangan Kusen Pintu Pada saat pemasangan atau penyetelan kusen ini, pastikan posisi kusen pintu pada posisi tegak dan tidak miring. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu lot atau water pass. Selanjutnya lakukan pemasangan kayu pada kusen pintu sebagai penyangga untuk menjamin posisi kusen pintu tidak berubah setelah penyetelan / pengujian kusen pintu. Pastikan juga bahwa angkur kusen sudah terpasang pada sisi luar kusen pintu. Angkur untuk kusen pintu ini dapat menggunakan potongan besi diameter 8 mm atau dengan menggunakan paku ukuran 5 inchi. Panjang bagian angkur yang nampak dari kusen 8-9 cm.

Pelatih kemudian menunjukkan gambar contoh pemasangan kayu penyangga dan angkur pada kusen pintu Minta peserta untuk memberi komentar dan tanggapan atas materi pekerjaan pemasangan kusen pintu ini, lakukan pembahasan bersama dan beri penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Ketiga : Selanjutnya pelatih menjelaskan pekerjaan pemasangan dinding bata. (perlu disesuai dengan pilihan desain dan bahan bangunan rumah)

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi Pemasangan Bata ”Sebelum melakukan pemasangan bata, pastikan bahwa pada tulangan kolom telah dilakukan pemasangan angkur besi dengan diameter 8 dan panjang 50 cm menerus pada tulangan kolom (masing-masing sisi tulangan kolom sepanjang 15 cm). Jarak antar angker adalah 40 cm. Pemasangan angkur berguna untuk menyatukan pasangan bata dengan kolom sehingga terjadi perkuatan saat gempa. Pemasangan bata dilakukan pada posisi yang telah direncanakan. Dalam pemasangan bata menggunakan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 (satu bagian semen; dua bagian pasir). Campuran 1 : 2 ini dilakukan hanya pada saat pemasangan bata se tinggi 50 cm dari sloof. Hal ini bermaksud untuk menghindari penyerapan air melalui dinding bata. Dengan campuruan ini diharapkan dinding bata bisa kedap air. Bata yang digunakan untuk dinding perlu disiram dengan air terlebih dulu (bata yang dipasang tidak dalam posisi kering). Hal ini untuk menghindari terjadinya penyerapan air semen oleh bata. Jika air semen terserap bata, maka kekuatan campuran spesi 1 : 2 akan berkurang karena sebagian semen terserap bata dan bukan pada campuran itu sendiri (ikatan dengan pasir).

Beberapa hal penting diperhatikan pada pemasangan bata: 1. Jarak bata dengan tulangan kolom minimal 3 cm. Dengan ini maka ada ruang yang akan diisi dengan campuran beton untuk kolom. 2.

Gunakan tali sebagai alat bantu yang sudah dilot untuk menjamin tegakknya dinding; tidak terjadi kemiringan dan menjamin lurusnya pasangan bata itu sendiri.

3.

Pada saat pemasangan bata, pastikan sambungan antar bata pada posisi yang lurus dengan susunan baris bata ke dua. Tujuannya agar tidak terjadi keretakan pada saat terjadi gempa.

Pelatih kemudian menunjukkan gambar susunan bata yang sesuai dengan arahan. Minta peserta untuk memberi komentar tentang beberpa materi tentang pekerjaan dinding; bahas bersama peserta, beri jawaban klarifikasi Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

4 / 11 Output

Material

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

5 / 11 Output

Material

Peserta mampu menjela skan tentang pemasa ngan bata dan kusen jendela

Gambar potong an pasang an bata dan kusen jendela

terhadap beberapa pertanyaan yang kurang jelas. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Keempat

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan pekerjaan pemasangan bata lanjutan dan kusen jendela. Pemasangan bata dan Kusen Jendela ”Setelah pemasangan bata kedap air campuran 1 : 2, lanjutkan dengan pekerjaan pemasangan bata campuran 1 : 4 (satu bagian semen; empat bagian pasir pasang) seperti pemasangan bata campuran 1 : 2. Pada posisi untuk kusen jendela, lakukan pemasangan kusen jendela seperti pada pemasangan kusen pintu dengan menjamin bahwa kusen jendela telah diletakkan pada posisi yang tegak dan telah diberi angkur. Pekerjaan pemasangan bata lanjutan ini dilakukan sampai setinggi kusen pintu.

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar, bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Kelima

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pekerjaan pengecoran kolom.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Gambar potong an dan contoh material terkait

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi Cor Kolom ”Setelah melakukan pekerjaan pemasangan bata dan kusen pintu jendela; lakukan proses persiapan untuk pengecoran kolom. Pengecoran kolom ini menggunakan campuran 1 : 2 : 3 (satu bagian semen; dua bagian pasir dan 3 bagian kerikil). Persiapan pengecoran kolom mencakup : 1.

Memastikan tulangan kolom yang sudah terpasang berada pada posisi tegak dan tidak miring.

2.

Memastikan pasangan bata tidak menempel pada besi tulangan kolom dan berjarak minimal 3 cm dari tulangan kolom. Jika ada pasangan bata yang berjarak kurang dari 3 cm, lakukan pemangkasan pada pasangan bata tersebut agar sesuai dengan yang diharapkan.

3.

Memastikan tidak ada kotoran di sepanjang tulangan kolom tersebut baik berupa potongan kertas, plastik dan lain-lain.

Pelatih kemudian menjelaskan tentang pemasangan begesting kolom di kedua sisi secara rapat dengan menggunakan kawat ikat (bendrat). Pemasangan Begesting Kolom Hindari pemasangan begesting yang tidak rapat, karena hal ini akan membuat campuran beton akan mengalami keboyoran dan permukaan beton kolom tidak rata. Papan begesting dapat menggunakan papan bowplank yang sudah dapat dibongkar atau papan bekas begesting pengecoran beton sloff. Ukuran kerikil untuk campuran beton kolom ini adalah ½ cm. Hal ini untuk menghindari terjadinya keropos pada kolom yang akan dibuat. Campuran beton kolom harus rata tercampur. Pada saat proses pengecoran kolom ini, lakukan juga pemadatan (perojokan) dengan cara menusuk dan mengetok dinding begesting untuk menghindari terjadinya keropos pada permukaan kolom (ruang kosong yang mungkin terjadi).

Pelatih menjelaskan hal ini sambil mempraktekkan cara pemadatan campuran beton. Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

6 / 11 Output

Material

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

7 / 11 Output

Material

Peserta mampu menje laskan tentang pema sangan tulang an dan lintle beam

Gambar potong an dan contoh material terkait

Peserta sema kin trampil menje laskan tentang pemasa ngan bata dan kolom beton

Gambar potong an dan contoh material terkait

Pembongkaran begesting kolom dilakukan 3 – 4 hari (tergantung cuaca) Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar, bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Keenam

:

Setelah itu menjelaskan tentang pemasangan tulangan untuk balok lintle beam. Lintle Beam ”pemasangan linlte beam dilakukan khusus pada lokasi yang terdapat kusen pintu maupun kusen jendela. Pemasangan balok lintle bertujuan untuk menghindari terjadi kerusakan pada kusen pintu jendela akibat beban diatas kusen tersebut. Selain itu, membantu kekakuan struktur rumah tersebut sebagaimana fungsi sloff dan ring balok. Karena itu maka pemasangan balok lintel ini harus terhubung antar kolom, tidak hanya sebatas diatas kusen pintu jendela saja. Pengecoran balok lintel ini menggunakan campuran beton 1 : 2 : 3 dengan ukuran 15/20 cm. pekerjaan pengecoran balok lintel sama dengan proses pengecoran sloff dan kolom. Pembongkaran begesting balok lintel dilakukan 2 hari setelah pengecoran.

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar, bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Ketujuh

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan proses pemasangan bata dan kolom beton lanjutan. Pemasangan Bata dan Kolom Beton Teknik pengerjaan pemasangan bata dan kolom beton lanjutan ini sama persis dengan pemasangan bata dan kolom beton sebelumnya sampai dengan ketinggian 2,85 meter dari permukaan sloff.

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar, bahas bersama beberapa Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

8 / 11 Output

Material

Peserta mampu menje laskan pekerja an ring balok.

Gambar potong an dan contoh material terkait

Peserta mampu menje laskan tentang pemasa ngan bata ”tom bak layar”

Gambar potong an dan contoh material terkait

pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Kedelapan

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pekerjaan ring balok. 1.

Pengerjaan Ring Balok Secara prinsip, proses pengerjaan ring balok hampir sama dengan pengerjaan sloff dan balok lintel. Perbedaannya adalah : 1. Ukuran dimensi ring balok adalah 15/15 2.

Sebelum melakukan pengecoran, lakukan pemasangan tulangan kolom praktis yang nantinya akan dilakukan pemasangan pasangan dinding tombak layar.

3.

Sebelum dilakukan proses pengecoran, sediakan besi pengikat kuda-kuda pada lokasi kuda-kuda masing-masing rangkap dua . Panjang besi pengingat kuda-kuda adalah 75 cm yang dibentuk huruf U yang nantinya dimasukkan pada besi begel ring balik pada posisi kuda-kuda nantinya.

Pelatih menjelaskannya sambil merujuk pada gambar denah rumah yang telah disiapkan dan menggambar pada kertas plano. Pelatih kemudian meminta peserta memberi komentar dan mengingat kembali proses pengerjaan pengecoran kolom dan sloff; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Kesembilan

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan pekerjaan pemasangan bata ”tombak layar” Æ yakni pasangan bata diatas ring balok dan hanya terdapat pada dua tempat diujung bangunan tersebut. Pelatih menjelaskan posisi tombak layar dengan menunjukkan gambar denah design rumah. Pemasangan Bata Tombak Layar ”Pemasangan dinding bata tombak layar ini menggunakan campuran 1 : 4 dan teknis pelaksanaannya sama seperti pemasangan pasangan bata.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

9 / 11 Output

Material

Peserta menge tahui penger jaan kolom praktis tombak layar

Gambar potong an dan contoh material terkait

Peserta menget ahui penger jaan ring balok dan tombak layar

Gambar potong an dan contoh material terkait

Peserta menya dari perlu nya pendala man teknis kon struksi

kosong

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar dan m,engingat kembali proses pengerjaan pengecoran kolom dan sloff; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Kesepuluh

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pengerjaan kolom praktis pada tombak layar. Pengerjaan Kolom Praktis Tombak Layar ”Proses pengerjaan pemasangan tombak layar ini sama persis dengan pengerjaan ring balok”. Pelatih lalu menunjukkan gambar kolom praktis dengan mengacu pada gambar tampak.

10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Kesebelas

:

Pelatih lalu menjelaskan pengerjaan ring balok pada tombak layar. Ring Balok pada Tombak Layar ”Pada prinsipnya pengerjaan ring balok pada tombak layar dilakukan sama persis dengan pengerjaan ring balok”

Pelatih kemudian menunjukkan gambar ring balok tombak layar Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar dan m,engingat kem bali proses pengerjaan pengecoran kolom dan sloff; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab dan demons trasi

Kedua belas : Pelatih selanjutnya mengingatkan bahwa pada kenyataannya, pelaksanaan konstruksi tidak semudah apa yang telah terjadi pada rangkaian sesi pelatihan ini. Walaupun demikian, dalam proses pelaksanaan nantinya, tim UNHABITAT akan tetap mendampingi dan membantu KPR secara intents. Khusus bagi KPR, hendaknya tetap melakukan klarifikasi bila ada hal-hal yang masih ragu dalam proses pelaksanaan konstruksi nantinya.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

Manual Pelatihan Tukang Waktu

5”

Metode

Tanya jawab dan penegas an

Proses dan Isi

Ketiga belas : Sebelum mengakhiri, pelatih review dengan bertanya : ”apa yang menjadi sasaran sesi ini? ”mengapa dan bagaimana sasaran strategis memfasilitasi pemberdayaan masyarakat? Alokasikan waktu 5 menit untuk buat ringkasan isue-isue penting yang dibahas sesi.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

10 / 11 Output

Material

Warga belajar mere view isueisue kunci dari sesi ini

Kosong

Manual Pelatihan Tukang

11 / 11

Gambar 4.3.1. SIKLUS KONSTRUKSI

PELAPORAN DAN PERMOHONAN PENCAIRAN DANA

PENCAIRAN DANA

MONITORING DAN EVALUASI

PENJELASAN TEKNIS KEPADA KPR, TUKANG, DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 2

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Manual Pelatihan Tukang

1/8

Sesi : Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3 (20%) Peserta

1. 2. 3. 4. 5. 6.

KOMITE DESA (panitia perencana) Tuha peut (tokoh adat setempat) Imem meunasah (tokoh agama) Geuchik (kepada desa / perangkat desa) KPR (pengurus / wakil kelompok) Pengawas konstruksi

Sasaran

Setelah sesi ini peserta dapat: Sasaran kerja • Menyebutkan jenis dan urutan pekerjaan tahap 3 mulai dari pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding rumah ANSSP secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masing-masing pekerjaan pada tahap 3 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis •

Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Intisari



pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding

Waktu

2 JPL (tanpa Praktek lapangan)

Metode Fasilitasi



Ceramah singkat, tanya jawab, demonstrasi

Alat bantu



Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada)

Handout



Gambar-gambar rumah ANSSP

Bahan Bacaan



Pedoman konstruksi rumah ANSSP tahap 3

Evaluasi

Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Lectu ratte

Proses dan Isi

Output

Material

Pelatih menjelaskan sasaran yang ingin dicapai dari sesi ini.

Tujuan yang telah disedia kan

Slide sasaran sesi ini

Peserta mampu menje laskan tentang penger jaan kudakuda dan gording serta jenis kayu yang diguna kan

”gam bar potong an kudakuda”

Pertama

:

Sasaran dari sesi ini : Sasaran kerja • Menyebutkan jenis dan urutan pekerjaan tahap 3 mulai dari pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding rumah ANSSP secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masing-masing pekerjaan pada tahap 3 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis •

10”

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

2/8

Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan atap bubungan sampai pada pekerjaan plesteran dinding memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Kedua: Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pekerjaan kuda-kuda dan gording. Pengerjaan Kuda-kuda dan gording ”Pengerjaan kuda-kuda menggunakan kayu jenis sembarang keras kelas 1 dengan ukuran 6/12 cm. Sedangkan untuk kayu gording menggunakan ukuran 5/7 cm. Bentuk kuda-kuda dan pemasangan gording disesuaikan dengan gambar pada handout.

Pelatih kemudian menggambarkan ulang bentuk kuda-kuda dengan mengacu pada handout ”ambar kuda-kuda” yang telah diberikan. Pelatih kemudian menjelaskan secara detail sambungan kayu dengan menggunakan gambar detail kayu yang ada dan penegasan tentang pemasangan ”tupai-tupai” pada setiap posisi pertemuan gording dengan kuda-kuda. Setelah itu, kuda-kuda yang telah siap diletakkan pada posisi yang telah ditentukan. Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

”gam bar detail kudakuda” ”gam bar denah rumah” ”gam bar alat bantu pengi kat besi”. Contoh

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

3/8 Output

potong an kelas kayu yang diguna kan

Pelatih menggunakan gambar denah rumah untuk menunjukkan lokasi kuda-kuda yang akan dipasang. Hal-hal yang perlu diperhatikan pemasangan kuda-kuda mencakup : 1.

Posisi pemasangan kuda-kuda harus tepat diatas kolom

2.

Kuda-kuda harus diikat dengan besi yang telah disediakan di ring balok. Metode cara pengikatan besi dapat menggunakan alat bantu kayu 5/7 cm yang telah diberi dua buah lubang.

Material

Pelatih kemudian mengingkatkan kembali proses pengerjaan ring balok dan gambarnya. Pelatih kemudian menggambarkan bentuk alat bantu yang dimaksud pada kertas plano Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar dan mengingat kembali proses pengerjaan pengecoran kolom dan sloff; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

Ketiga : Selanjutnya pelatih menjelaskan pemasangan listplank. Listplank Material yang akan digunakan untuk listplank adalah kayu 2/20 cm yang terbuat dari kayu kelas 1. Posisi pemasangan listplank disesuaikan dengan gambar yang terdapat pada handout.

Pelatih bersama peserta kemudian membahas bersama tentang teknis pemasangan listplank. Sambungan Ekor Burung ”Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan listplank adalah penyambungan papan listplank yaitu dengan menggunakan sambungan ekor burung.

Pelatih kemudian menggambarkan tentang sambungan ekor burung yang dimaksud. Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Peserta mampu menje laskan tentang cara pemasa ngan lisplank dan bahan yang diguna kan

Potong an gambar teknis terkait dan contoh kayu yang diguna kan

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

4/8 Output

Material

Peserta mampu menje laskan tentang teknis penger jaan pemasa ngan atap serta kualitas bahan yang diperlu kan

Gambar potong an terkait serta contoh kualitas material yang diguna kan

Peserta mampu menje laskan tentang teknis pekerja an pleste ran serta kualitas bahan yang diguna kan

Hand out ”gam bar alat jidar”

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar dan mengingat kembali proses pengerjaan lisplank; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

Kelima

:

Selanjutnya pelatih menjelaskan tentang pekerjaan pemasangan atap. Pemasangan Atap ”pada pemasangan atap, material yang digunakan adalah seng gelombang 8 kaki dengan ketebalan 0.3 mm. Pemasangan seng ini dilakukan dengan alat bantu tali sebagai alat untuk memastikan agar pemasangan atap seng (khususnya pada bagian ujung luar). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan seng adalah overlap pemasangan seng minimal 15 cm.

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar dan m,engingat kembali proses pengerjaan atap; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

Keenam

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pekerjaan plesteran dinding. Pelatih kemudian mengakan : Pekerjaab Plesteran Dinding ”Pada seluruh permukaan dinding sisi luar dan dalam dilakukan pekerjaan plesteran dinding. Untuk tinggi plesteran 50 cm diatas sloff, lakukan plesteran dengan campuran 1 : 2 (satu bagian semen dan 2 bagian pasir plester. Sedangkan untuk plesteran selanjutnya menggunakan campuran 1 : 4”

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

Proses dan Isi

1. 1.

5/8 Output

Material

Peserta mampu menje laskan tentang teknis pekerja an pemasa ngan plafon dan kualitas bahan yang diperlu kan

Hand out ”gam bar rangka plaffon” serta contoh bahan yang diguna kan

Perlu diperhatikan dalam plesteran : Pasir dilakukan pengayakan terlebih dahulu

2.

Plesteran yang dilakukan adalah setebal 1,5 cm

3.

Dalam proses pekerjaan plesteran menggunakan jidar (sebuah alat yang lurus yang terbuat dari kayu persegi 5/5 atau allumunium) untuk memastikan permukaan plesteran menjadi rata.

4.

Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pastikan bahwa jaringan instalasi listrik sudah terpasang dengan baik untuk menghindari terjadinya pembongkaran kembali.

Pelatih kemudian menunjukkan gambar alat Jidar dan memperagakan teknis penggunaan jidar tersebut. Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar dan m,engingat kembali proses pengerjaan plesteran dinding; bahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu. 10”

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

Ketujuh

:

pelatih selanjutnya menjelaskan pekerjaan pemasangan rangka plaffon, plaffon dan titik lampu. Pemasangan Plafon ”Pengerjaan pemasangan plaffon ini dilakukan dengan menggunakan kayu 5/5 sebagai rangka plaffon dan tripleks 3 mm sebagai plaffon”.

Pemasangan plaffon mengacu pada handout yang dibagikan. Pelatih dan peserta kemudian membahas bersama handout tersebut mulai dari rangka plafo, plaffon dan titik lampu. Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar; membahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu tentang plaffon.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Manual Pelatihan Tukang Waktu

10”

Metode

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

Proses dan Isi

Kedelapan

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan pekerjaan lantai.

1.

Pekerjaan lantai Memastikan permukaan tanah urug rata dan padat.

2.

Melakukan urugan pasir setebal 2,5 – 3 cm. Urugan pasir bisa menggunakan sisa ayakan pasir plesteran.

3.

Lakukan proses penimbangan permukaan lantai di setiap bidang ruangan dengan menggunakan tali dan selang air. Hal ini untuk menghindari permukaan lantai yang tidak rata.

4.

Campuran material lantai adalah menggunakan campuran 1 : 3 : 5 (satu bagian semen, 3 bagian pasir dan 5 kerikil halus Æ ukuran ½ cm)

6/8 Output

Material

Peserta mampu menjela skan tentang teknis pekerja an lantai serta kualitas bahan yang diperlu kan

Hand out pekerja an lantai

Peserta menya dari perlu nya pendala man jenis pekerja an sesi ini

kosong

Peserta mere view isueisue kunci dari sesi ini

Kosong

Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar; membahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu tentang pekerjaan lantai. 10”

5”

Ceramah, tanya jawab, demons trasi

Kesembilan :

Tanya jawab dan penegas an

Kesepuluh:

Pelatih selanjutnya mengingatkan bahwa pada kenyataannya, pelaksanaan konstruksi tidak semudah apa yang telah terjadi pada rangkaian sesi pelatihan ini. Walaupun demikian, dalam proses pelaksanaan nantinya, tim UNHABITAT akan tetap mendampingi dan membantu KPR secara intents. Khusus bagi KPR, hendaknya tetap melakukan klarifikasi bila ada hal-hal yang masih ragu dalam proses pelaksanaan konstruksi nantinya. Sebelum mengakhiri, pelatih review dengan bertanya : ”apa yang menjadi sasaran sesi ini? ”mengapa dan bagaimana sasaran strategis memfasilitasi pemberdayaan masyarakat? Alokasikan waktu 5 menit untuk buat ringkasan isue-isue penting yang dibahas sesi.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Manual Pelatihan Tukang

7/8

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAHAP 3 1. Pemasangan Atap dan Bubungan Setelah pemasangan kuda-kuda dan gording selesai, lakukan pemasangan atap sesuai dengan posisi yang telah ditentukan dengan menggunakan seng gelombang dengan tebal 0,30 mm 8 kaki. Untuk bubungan atap gunakan bubungan seng 0,30 mm dengan lebar 50 cm.

Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Palu



Seng 0,30 panjang 8 kaki



Paku seng



Bubungan seng 0,30 panjang 8 kaki

2. Pemasangan Kabel Instalasi Listrik dan Titik Lampu Jika item pekerjaan pasangan dinding bata sudah selesai dikerjakan, lakukan pemasangan instalasi listrik dan titik lampu dengan posisi yang telah ditentukan. Semua kabel listrik harus masuk ke dalam pipa PVC untuk kabel listrik ukuran ¼ inchi agar kabel dapat terlindungi.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Manual Pelatihan Tukang

8/8

Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Palu



Klam pipa ¼”



Pipa ¼”



Kabel NYA 2,5 mm

3. Plesteran Dinding Trasram Lakukan pekerjaan plesteran dinding trasram dengan menggunakan adukan 1:2 (1 bagian semen : 2 bagian pasir) pada posisi pekerjaan pasangan bata trasram sebelumnya. Plesteran dinding trasram juga di lakukan pada dinding kamar mandi sebelah dalam kamar mandi. Sebelumnya pastikan dinding yang mau diplester sudah dilakukan penyiraman sampai jenuh dengan menggunakan air tawar. Pasir yang digunakan adalah pasir pasang yang bersih dari lumpur. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Kereta sorong/Pengki



Sendok semen



Pasir



Cangkul



Timba semen



Semen



Sekop



Kerikil



Air tawar

4. Plesteran Dinding Pada pekerjaan ini menggunakan adukan beton 1 : 4 (1 bagian semen : 4 bagian pasir). Pada posisi pekerjaan dinding bata sebelumnya. Khusus untuk dinding tombak / gavel, pekerjaan plesteran dinding hanya untuk sisi luarnya saja. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Kereta sorong/Pengki



Kerikil



Cangkul



Pasir



Sekop



Semen



Timba semen



Air tawar



Sendok semen

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 3

Manual Pelatihan Tukang

1/7

Sesi : Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4 (15%) Peserta

1. 2. 3. 4. 5. 6.

KOMITE DESA (panitia perencana) Tuha peut (tokoh adat setempat) Imem meunasah (tokoh agama) Geuchik (kepada desa / perangkat desa) KPR (pengurus / wakil kelompok) Pengawas konstruksi.

Sasaran

Setelah sesi ini peserta dapat: Sasaran kerja • Menyebutkan jenis dan urutan pekerjaan tahap 4 mulai dari pemasangan daun pintu sampai penyelesaian pekerjaan konstruksi rumah ANSSP secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masing-masing pekerjaan pada tahap 4 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan daun pintu sampai penyelesaian pekerjaan konstruksi. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis •

Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan daun pintu sampai penyelesaian pekerjaan konstruksi rumah memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Intisari



Standar konstruksi bangunan ANSSP untuk pekerjaan tahap 4

Waktu



2 JPL

Metode Fasilitasi



Ceramah singkat, tanya jawab, praktek gambar

Alat bantu



Kertas plano, spidol, papan tulis, kapur, boardmarker, whiteboard, penjepit kertas, isolatif (kertas dan plastic), (In focus / OHP dan komputer Î kalau ada)

Handout



Gambar-gambar rumah ANSSP

Bahan Bacaan



Pedoman konstruksi rumah ANSSP pekerjaan tahap 4

Evaluasi

Catat disini hal-hal yang perlu ; ”apa yang telah berjalan baik, apa yang masih kurang dan apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan”.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Manual Pelatihan Tukang Waktu

5”

Metode

Lectu ratte

Proses dan Isi

Pertama : Pelatih menjelaskan sasaran yang ingin dicapai dari sesi ini. Sasaran dari sesi ini : Sasaran kerja • Menyebutkan jenis dan urutan pekerjaan tahap 4 mulai dari pemasangan daun pintu sampai penyelesaian pekerjaan konstruksi rumah ANSSP secara baik dan benar. • Mengetahui teknis pengerjaan masingmasing pekerjaan pada tahap 4 • Membedakan jenis material yang layak dan tidak layak untuk pekerjaan pemasangan daun pintu sampai penyelesaian pekerjaan konstruksi. • Menyebutkan beberapa perlakuan khusus dalam pengerjaan rumah tahan gempa. Sasaran strategis •

15”

20”

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

2/7 Output

Material

Tujuan yang telah disedia kan

Slide sasaran sesi ini

Peserta mengeta hui pemasa ngan daun pintu dan jendela

Gambar potong an pekerja an terkait

Peserta mampu menje laskan tentang pekerja an pembua tan septic tank dan kualitas bahan

Hand out ”gam bar septic tank”

Menilai bagaimana pemahaman pekerjaan pemasangan daun pintu sampai penyelesaian pekerjaan konstruksi rumah memberi kontribusi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.

Kedua: Pelatih selanjutnya menjelaskan pekerjaan pemasangan daun pintu dan daun jendela. ”pelatih menanyakan tentang teknis pemasangan pintu dan jendela pada kegiatan pembangunan rumah”

Keempat

:

Pelatih kemudian menjelaskan tentang pekerjaan pembuatan septic tank. Pembuatan Septic Tank ”proses pembuatan septic tand ini menggunakan cincin beton diameter 80 cm sejumlah 10 buah. Dimana lima buah digunakan untuk septic tanc dan lima buah lagi digunakan untuk sumur resapan.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Manual Pelatihan Tukang Waktu

Metode

3/7

Proses dan Isi

Output

1.

Hal yang perlu diperhatikan mencakup : Dasar septic tank harus dilakukan dengan rabat beton setebal 5 cm.

yang direko mendasi kan

2.

Dasar sumur resapan tidak dilakukan rabat beton.

Material

1. 3. Pipa penghubung antara septic tank dan kloset menggunakan pipa PVC ukuran 4 inchi.

4.

Pemasangan PVC dari kloset ke septic tank harus pada posisi yang lurus dan mempunyai kemiringan tertentu.

5.

Lakukan penutupan cincin beton dengan tutup cincin beton diameter 80 cm pada septic tank dan sumur resapan dengan pemasangan lobang hawa pada septic tank.

6.

Lokasi pemasangan septic tank berjarak 5 – 7 meter dari sumber air bersih (sumur, sungai).

Pelatih kemudian menunjukkan gambar-gambar pemasangan septic tank. 15”

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

Kelima

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pekerjaan pengecatan. Pengecatan ”Pekerjaan pengecatan dilakukan pada dinding, kusen pintu jendela, daun pintu, daun jendela dan list plank.

Pelatih menyampaikan juga bahwa warna cat khusus untuk listplank berwarna biru sebagaimana warna biru pada logo UNHABITAT. Warna cat diluar list plank diserahkan sepenuhnya pada KPR. Warna cat untuk satu KPR sama. Pelatih kemudian menjelaskan tentang dasardasar pengaturan warna cat, khususnya berkaitan dengan kemudahan pengadaan cat dan antisipasi kekurangan material cat pada salah satu anggota KPR. Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar; membahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu tentang pekerjaan pengecat.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Peserta mampu menjela skan pekerja an pengeca tan dan kualitas jenis cat yang direko mendasi kan

Gambar dan foto pendu kung

Manual Pelatihan Tukang Waktu

15”

Metode Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

Proses dan Isi

Keenam

:

Pelatih selanjutnya menjelaskan tentang pekerjaan pembersihan. Pembersihan Akhir ”Kegiatan pembersihan berkaitan dengan pembersihan sisa material dalam rumah antara lain potongan kayu, kwas bekas, cat yang menempel di kaca dll maupun pada halaman rumah”.

4/7 Output

Material

Peserta mampu menje laskan tentang pekerja an pember sihan akhir

Gambar an kondisi rumah akhir dan foto-foto pendu kung

Peserta menya dari masih perlu nya pendala man untuk topiktopik ini

Kosong

Warga belajar mere view isueisue kunci dari sesi ini

Kosong

Pelatih kemudian mengingatkan lagi bahwa proses konstruksi bangunan rumah pada prinsipnya mengikuti rangkaian tahap pekerjaan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Pelatih kemudian meminta peserta untuk memberi komentar; membahas bersama beberapa pertanyaan peserta dan berikan jawaban serta penegasan pada beberapa aspek yang masih rancu tentang pekerjaan pengecat. 15”

5”

Ceramah

tanya jawab dan demons trasi

Gathering

Ketujuh

:

Pelatih selanjutnya mengingatkan bahwa pada kenyataannya, pelaksanaan konstruksi tidak semudah apa yang telah terjadi pada rangkaian sesi pelatihan ini. Walaupun demikian, dalam proses pelaksanaan nantinya, tim UN-HABITAT akan tetap mendampingi dan membantu KPR secara intents. Khusus bagi KPR, hendaknya tetap melakukan klarifikasi bila ada hal-hal yang masih ragu dalam proses pelaksanaan konstruksi nantinya. Ke-8 : Sebelum mengakhiri, pelatih review dengan bertanya : ”apa yang menjadi sasaran sesi ini? ”mengapa dan bagaimana sasaran strategis memfasilitasi pemberdayaan masyarakat? Alokasikan waktu 5 menit untuk buat ringkasan isueisue penting yang dibahas sesi.

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Manual Pelatihan Tukang

5/7

MHA3.06d.1.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAHAP 4 1. Pemasangan Rangka Plafond dan Plafond Lakukan pemasangan rangka plafond dengan menggunakan kayu 5/5 cm dan plafond dengan menggunakan triplek 3 mm. Pemasangan rangka plafond dan plafond dapat

dilihat pada gambar berikut. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Palu



Triplek 3 mm



Paku 1”



Kayu 5/5 untuk rangka plafond

2. Pekerjaan Pengurugan Pasir Bawah Lantai Pekerjaan pengurugan pasir bawah lantai dapat dilakukan sekalian dengan pemasangan kabel instalasi listrik. Pengurugan pasir dilakukan setebal 2,5 cm di atas urugan tanah timbun sebelumnya. Gunakan pasir urug dalam hal pekerjaan ini. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Kereta sorong/Pengki



Cangkul



Skop



Pasir



Air untuk pemadatan

3. Pasangan Lantai Rabat Beton Lakukan pekerjaan rabat beton di atas permukaan urugan pasir bawah lantai dengan ketebalan 7,5 cm dengan menggunakan adukan beton 1:3:5 (1 bagian semen: 3 bagian pasir: 5 bagian kerikil). Sebelum dilakukan pengecoran lantai rabat beton di kamar mandi terlebih dahulu tanam pipa PVC 2 inchi untuk saluran air kotor, pipa PVC 4 inchi untuk air buangan dari closet dan pipa PVC ½ inchi untuk saluran air bersih. Ketinggian lantai kamar mandi diturunkan 5 cm dan lantai teras diturunkan 2 cm dari lantai ruang tamu. Lantai rabat beton ini kemudian dilapisi dengan ACI-an setebal 5 mm. ACH-an dibuat Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Manual Pelatihan Tukang

6/7

dengan cara semen dicampur dengan air tawar, dengan perbandingan campuran jumlah air 10% dari jumlah semen. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Kereta sorong/Pengki



Sendok semen



Semen



Cangkul



Kerikil



Air tawar



Sekop



Pasir



Timba semen

4. Pemasangan Kloset, Bak Mandi, dan Saluran Air Bersih/Kotor Selanjutnya, lakukan pemasangan kloset dan bak penampungan air bersih pada posisi yang telah di tentukan. Jika sudah lakukan pemasangan pipa PVC untuk air bersih yang berdiameter ½ inchi. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bak mandi adalah posisi berada di sebelah kanan dari closet. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Kereta sorong/Pengki



Kerikil



Cangkul



Pasir



Sekop



Semen



Timba semen



Air tawar



Sendok semen



Pipa 3” untuk saluran kloset



Bak mandi



Pipa 2” untuk saluran air kotor



Kloset



Pipa ½” untuk saluran air bersih

5. Galian Tanah untuk Septictank Lakukan penggalian septic tank pada posisi yang telah ditentukan dengan kedalaman 2,5 m sebanyak 1 (satu) buah dan kedalaman 1,5 m 1 (satu) buah. Setelah galian septic tank sudah selesai lakukan pemasangan cincin beton di 2 (dua) tempat lokasi septic tank, hal ini agar tidak terjadi kelongsoran kembali. Jika sudah selesai lakukan pemasangan pipa PVC yang berdiameter 4 inchi dari tempat septic tank sampai ke lokasi closet. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi septick tank harus berjarak minimal 7 meter dari sumber air bersih, hal ini diharapkan sumber air yang dimaksud tidak tercemar. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Kereta sorong/Pengki



Cincin sumur ukuran 90 cm



Cangkul



Kerikil



Sekop



Pasir



Timba semen



Semen



Sendok semen

6. Pemasangan Daun Pintu dan Daun Jendela Lakukan pemasangan daun pintu panel dan daun jendela sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Jumlah engsel yang digunakan untuk daun pintu dan daun jendela adalah 2 (dua) buah untuk daun pintu dan 2 (dua) buah untuk daun jendela. Kaca yang digunakan untuk daun jendela adalah kaca putih dengan ketebalan 3 mm. Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Manual Pelatihan Tukang

7/7

Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Pintu yang sudah selesai



Engsel 4” untuk pintu



Jendela yang sudah selesai



Engsel 2” untuk jendela



Kaca putih 3 mm

7. Pekerjaan Pengecatan Lakukan proses pengecatan pada seluruh permukaan dinding (cat warna). Jumlah lapisan pengecatan adalah sebanyak 2 (dua) lapis. Pengecatan lapisan kedua dilakukan setalah lapisan pertama benar-benar kering. Sebelum melakukan proses pengecatan lakukan pembersihan pada permukaan dinding dari debu/kotoran yang melekat pada dinding dan lakukan penyiraman pada permukaan dinding. Proses penyiraman ini dilakukan dengan harapan tidak akan terjadi kesan “retak-retak rambut” pada permukaan dinding. Untuk kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela jumlah lapisan pengecatan juga 2 (dua) lapis. Sebelum pengecatan kusen dan daun pintu dan jendela permukaan kayu harus bersih dari kotoran-kotoran yang melekat pada kayu. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Cat tembok



Kuas 4” untuk pengecatan dinding



Cat minyak



Kuas 2” untuk cat kusen



Dempul



Tinner

8. Pemasangan Saklar, Kunci, Grendel dan Windhaak Selanjutnya, lakukan pemasangan saklar lampu, kunci pintu, grendel jendela, dan windhaak jendela. Pekerjaan ini baru dilakukan setelah pengecatan dengan harapan saklar, kunci, grendel dan windhaak yang sudah terpasang tidak kotor oleh cat. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Saklar lampu tunggal



Penopang jendela (windhaak)



Saklar lampu ganda



Kunci pintu



Stop kontak



Grendel pintu



Lampu pijar

9. Pembersihan Akhir Jika hal ini sudah dilakukan berarti rumah masyarakat tersebut sudah selesai dan sudah layak untuk ditempati. Alat dan bahan yang digunakan adalah: ▫

Sapu



Sapu untuk pel lantai



Timba air



Kereta sorong/pengki

Standar Teknis Konstruksi Rumah Tahap 4

Related Documents

Housing
April 2020 43
Housing
October 2019 54
Housing
November 2019 39
Housing
November 2019 45
Housing Loan
October 2019 19

More Documents from ""