KONSEP, TUJUAN, KOMPONEN, DAN JENJANG AKREDITASI Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Supervisi Pendidikan” Dosen pengampu: Try Heni Aprilia, M.Pd.
Disusun oleh:
Dewi Muslimahwati
(932106417)
Duwi Ayu Lestari
(932123117)
Kelas : D
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Akreditasi ? 2. Apa tujuan Akreditasi ? 3. Apa komponen Akreditasi ? 4. Bagaimana jenjang Akreditasi ?
C. Tujuan Masalah Untuk
mengetahui
pengertian
Akreditasi,
tujuan
komponen Akreditasi, dan bagaimana jenjang Akreditasi.
1
Akreditasi,
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akreditasi Dalam lingkup universal akreditasi merupakan suatu penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan. Yang dimaksud dengan peringkat disini adalah kududukan suatu sekolah terhadap sekolah swasta lainnya dan kedudukan sekolah tersebut terhadap standart yang telah ditentukan oleh pemerintah sebagai ukuran kualifikasi yang diharapakan. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahawa akreditasi merupakan penilaian jenjang kualifikasi mutu sekolah swasta yang dilakukan oleh pemerintah. 1 Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia “ Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang di berikan oleh badan yang berwenang setelah di nilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu”. Secara terminologi, akreditasi didefinisikan sebagai suatu proses penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi sekolah dapat diberikan pengertian sebagai suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan.25
B. Tujuan Akreditasi Untuk di Indonesia, akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagaimana didalam buku Pedoman Akreditasi Sekolah Swasta sebagai berikut: 1. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku 2. Mendorong tersediannya sarana dan prasarana pendidikan yang baik
1
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1988), 256.
2
3. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah sebagai pusat kebudayaan 4. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah satu ke yang lain 5. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu sekolah.2
C. Komponen Akreditasi Sebagai sasaran evaluasi demi keberhasilan dalam pencapaian tujuan institusional untuk sekolah-sekolah swasta, maka dalam hal ini harus memperhatikan beberapa sub komponen sebagai berikut; 1. Komponen Administrasi Sekolah, yang diberi bobot 3 terbagi atas; a) Sub komponen administrasi sekolah b) Sub komponen administrasi siswa c) Sub komponen administrasi guru d) Sub komponen administrasi pegawai e) Sub komponen administrasi surat-menyurat f) Sub komponen administrasi keuangan g) Sub komponen administrasi bimbingan dan penyuluhan h) Sub komponen administrasi perlengkapan i) Sub komponen administrasi laboratorium dan workshop j) Sub komponen administrasi perpustakaan 2. Komponen Administrasi Kelembagaan, yang diberi bobot 4 terbagi atas; a) Sub komponen lembaga penyelanggara pendidikan b) Sub komponen loyalitas lembaga c) Sub komponen organisasi penyelenggara sekolah d) Sub komponen penempatan tenaga pendidikan e) Sub komponen kesesuaian sekolah dengan keperluan lingkungan f) Sub komponen program kerja penyelenggara sekolah 2
Ibid…, 260.
3
g) Sub komponen sumbangan dana bantuan dari masyarakat 3. Komponen Ketenagaan, yang diberi bobot 4 terbagi atas; a) Sub komponen jumlah ketenagaan b) Sub komponen kepala sekolah c) Sub komponen kemampuan tenaga pengajar d) Sub komponen kewenangan tenaga pengajar e) Sub komponen disiplin tenaga kependidikan f) Sub komponen kreativitas tenaga pengajar g) Sub komponen presentase tenaga kependidikan dengan tu h) Sub komponen tanggung jawab pengajar 4. Komponen Kurikulum, yang diberi bobot 4 terbagi atas; a) Sub komponen program tahunan dan pelaksanan kurikulum b) Sub komponen program satuan pelajaran c) Sub komponen program bimbingan dan penyuluhan d) Sub komponen pencapaian target kurikulum e) Sub komponen daya serap siswa f) Sub komponen pelaksanaan evaluasi g) Sub komponen pelaksanaan program ketrampilan atau praktek kejuruan h) Sub komponen intra-kurikuler dan ekstra-kurikuler i) Sub komponen program perpustakaan 5. Komponen Kurikulum, yang diberi bobot 3 terbagi atas; a) Sub komponen minat memasuki sekolah b) Sub komponen presentase kelulusan tiap tahun c) Sub komponen kenaikan kelas atau tingkat d) Sub komponen ketertiban e) Sub komponen kegiatan osis f) Sub komponen presentase kehadiran siswa g) Sub komponen pelaksanaan penerimaan siswa 6. Komponen Sarana dan Prasarana, yang diberi bobot 4 terbagi atas; a) Sub komponen status tanah sekolah
4
b) Sub komponen gedung sekolah c) Sub komponen kesesuaian luas ruangan kelas dengan murid d) Sub komponen ruang ketrampilan, praktek, lab, BK, perpustakaan, dan runag bermain bebas e) Sub komponen ruang khusus guru dan tata usaha f) Sub komponen ruang penunjang (gudang, kamar mandi) g) Sub komponen kondisi tanah, gedung, dan runagan h) Sub komponen perabot dan kelengkapan tiap ruang kelas. 7. Komponen Situasi, merupakan tambahan pedoman yang dikeluarkan oleh Direktur Pendidikan Menengah Umum yang dikenal dengan 5K yang terbagi atas; a) Sub komponen keamanan sekolah b) Sub komponen kebersihan sekolah c) Sub komponen ketertiban sekolah d) Sub komponen keindahan sekolah e) Sub komponen kekeluiargaan sekolah 3
D. Jenjang Akreditasi Akreditasi di Indonesia dilakukan oleh pemerintah dalam Bidang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pengakuan terhadap hasil akreditasi mempunyai konsekuensi pengakuan terhadap kedudukan sekolah swasta sebagai “terdaftar, diakui, atau disamakan”. 1. Jejang Akreditasi Terdaftar, diberikan kepada sekolah yang memiliki nilai “Kurang”. Sekolah yang memiliki jenjang ini mempunyai hak untuk mengikuti EBTA pada sekolah yang ditetapkan oleh kepala kantor wilayah departemen pendidikan dan kebudayaan tingkat provinsi. Dengan kata lain bahwa ujian bagi sekolah yang berstatus terdaftar, masih digabung dengan sekolah lain yang ditunjuk oleh kanwil. Menurut istilah lama, jenjang ini dikenal dengan nama Swasta Penuh. 3
Ibid…, 265-267.
5
2. Jejang Akreditasi Diakui, diberikan kepada sekolah yang memiliki nilai “Baik”. Sekolah ini boleh menyelenggarakan ujian sendiri, dan ada kemungkinan juga digabungi oleh sekolah lain yang masih berstatus Terdaftar. Menurut istilah lama, jenjang ini dikenal dengan nama Berbantuan.
3. Jejang Akreditasi Disamakan, diberikan kepada sekolah yang memiliki nilai “Sangat Baik”. Sekolah yang memiliki jenjang akreditasi disamakan, sesuai dengan namanya mempunyai hak seperti sekolah negeri. Bedanya adalah bahwa sekolah swasta didirikan dan dikelola oleh badan swasta, sedangkan sekolah negeri didirikan dan dikelola oleh pemerintah. Siswa-siswi yang terdaftar disekolah swasta dengan status disamakan diperbolehkan pindah kesekolah negeri apabila kondisinya memang memungkinkan. Menurut istilah lama, jenjang ini dikenal dengan nama Bersubsidi. Disamping sekolah yang mendapat predikat status “terdaftar, diakui, atau disamakan” ada lagi status yang diberikan kepala sekolah yang kedaannya sudah memiliki nomor data sekolah tetapi belum mendapatkan status seperti tiga jenis tersebut.
Sekolah seperti ini diberi status
“tercatat”. Untuk memperoleh jenjang tercatat, penyelenggara sekolah yang bersangkutan harus melaporkan pendirian sekolahnya. Untuk tingkat TK dan SD melaporkan kepada Kanwil Dekdikbud Propinsi melalui Kandep kecamatan dan kabupaten, sedangkan untuk tingkat SLB, SMTP, atau SMTA, dapat melapor langsung kepada Kanwil Dekdikbud Propinsi. Sekolah yang berstatus tercatat tersebut dapat meningkatkan statusnya setelah mendapatkan kesempatan untuk untuk dinilai dalam jangka waktu selambat-lambatnya 6 bulan.4
4
Ibid…, 258-259.
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara.
8