Makalah Prak Kk 5 Print.docx

  • Uploaded by: MaudynaFridaAisyah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Prak Kk 5 Print.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,996
  • Pages: 18
MAKALAH

KIMIA KLINIK 3

Di susun Oleh : 1. 2.

Maudyna Afrida ( 161335300033 ) Ade Maharani ( 161335300035 )

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Andika Aliviameta selaku Dosen mata kuliah Kimia Klinik yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Daftar isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................................ii Daftar isi.....................................................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................5 1.3 Tujuan....................................................................................................................................................5 BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................................................6 2.1Tujuan, Metode dan Prinsip Pemeriksaan SGOT, SGPT, ALP dan Gamma GT.....................................6  Pemeriksaan SGOT.................................................................................................................................6  Pemeriksaan SGPT..................................................................................................................................6  Pemeriksaan ALP....................................................................................................................................7  Pemeriksaan Gamma GT.........................................................................................................................7 2.2Prosedur Kerja Pemeriksaan SGOT, SGPT, ALP dan Gamma GT.........................................................7  Pemeriksaan SGOT.................................................................................................................................7  Pemeriksaan SGPT..................................................................................................................................8  Pemeriksaan ALP....................................................................................................................................8  Pemeriksaan Gamma GT.........................................................................................................................8 2.3Analisa hasil pada pemeriksaan SGOT, SGPT, ALP & Gamma GT.......................................................9  Pemeriksaan SGOT.................................................................................................................................9  Pemeriksaan SGPT................................................................................................................................10  Pemeriksaan ALP..................................................................................................................................12  Pemeriksaan Gamma GT.......................................................................................................................13 BAB III PENUTUP...................................................................................................................................15 3.1Kesimpulan...........................................................................................................................................15  Pemeriksaan SGOT...............................................................................................................................15  Pemeriksaan SGPT................................................................................................................................15  Pemeriksaan ALP..................................................................................................................................15  Pemeriksaan Gamma GT.......................................................................................................................16 Daftar pustaka...........................................................................................................................................17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  Pemeriksaan SGOT Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang terletak disebelah kanan atas rongga perut, tepat dibawah diafragma (sekat yang membatasi daerah dada dan perut). Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis 1,05. Ukuran hati pada wanita lebih kecil dibandingkan pria dan semakin kecil pada orang tua, tetapi tidak berarti fungsinya berkurang. Hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar dan kemampuan untuk regenerasi yang besar pula. Jaringan hati dapat diambil sampai tiga perempat bagian dan sisanya akan tumbuh kembali sampai ke ukuran dan bentuk yang normal. Jika hati yang rusak hanya sebagian kecil, belum menimbulkan gangguan yang berarti (Wijayakusuma, 2008). Kapiler empedu dan kapiler darah di dalam hati saling terpisah oleh deretan sel-sel hati sehingga darah dan empedu tidak pernah tercampur. Namun, jika hati terkena infeksi virus seperti hepatitis, sel-sel hati bisa pecah dan akibatnya darah dan empedu bercampur (Wijayakusuma, 2008). Hati berfungsi sebagai faktor biokimia utama dalam tubuh, tempat metabolisme kebanyakan zat antara. Fungsi hati normal harus dikonfirmasi sebelum operasi terencana (Sabiston, 1992). Seperti ukurannya yang besar, hati juga mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari 500 fungsi. Berikut ini fungsi-fungsi utama hati : 1. Menampung darah 2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi 3. Memproduksi dan mengekskresikan empedu 4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat) 5. Membantu metabolisme lemak 6. Membantu metabolisme protein 7. Metabolisme vitamin dan mineral 8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) 9. Mempertahankan suhu tubuh (Wijayakusuma, 2008). Dua aminotransferase yang paling sering diukur adalah alanine aminotransferase(ALT), yang dahulu disebut “glutamate-piruvat transaminase” (GPT), dan aspartate aminotransferase

(AST), yang dahulu disebut “glutamate-oxaloacetate transaminase” (GOT). Baik ALT maupun AST memerlukan piridoksal fosfat (Vitamin B6) sebagai kofaktor. Zat ini sering ditambahkan ke reagen pemeriksaan untuk meningkatkan pengukuran enzim-enzim ini seandainya terjadi defisiensi vitamin b6 (missal, hemodialysis, malnutrisi) (Saucher dan McPherson, 2002). Aminotransferase tersebar luas di tubuh, tetapi terutama banyak dijumpai di hati, karena peran penting organ ini dalam sintesis protein dan dalam menyalurkan asam-asam amino ke jalur jalur biokimiawi lai. Hepatosit pada dasarnyaa adalah satu-satunya sel dengan konsentrasi ALT yang tinggi, sedangkan ginjal, jantung, dan otot rangka mengandung kadar sedang. ALT dalam jumlah yang lebih sedikit dijumpai di pancreas, paru, lima, dan eritrosit. Dengan demikian, ALT serum memiliki spesifitas yang relative tinggi untuk kerusakan hati. Sejumlah besar AST terdapat di hati, miokardium, dan otot rangka; eritrosit juga memiliki AST dalam jumlah sedang. Hepatosit mengandung AST tiga sampai empat kali lebih banyak daripada ALT (Saucher dan McPherson, 2002).  Pemeriksaan SGPT Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang terletak disebelah kanan atas rongga perut, tepat dibawah diafragma (sekat yang membatasi daerah dada dan perut). Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis 1,05. Ukuran hati pada wanita lebih kecil dibandingkan pria dan semakin kecil pada orang tua, tetapi tidak berarti fungsinya berkurang. Hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar dan kemampuan untuk regenerasi yang besar pula. Jaringan hati dapat diambil sampai tiga perempat bagian dan sisanya akan tumbuh kembali sampai ke ukuran dan bentuk yang normal. Jika hati yang rusak hanya sebagian kecil, belum menimbulkan gangguan yang berarti (Wijayakusuma, 2008). SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamik Piruvat Transaminase , SGPT atau juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoselular. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya. ( joyce, 1997). ALT/SGPT suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar, efektif dalam mendiagnosa kerusakan hepatoseluler. Kadar ALT serum dapat lebih tinggi sebelum ikretik

terjadi. Pada ikretik dan ALT serum>300 unit, penyebab yang paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan hemolitik (Joyce, 1997).  Pemeriksaan ALP Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang. Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anakanak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan). Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis kronik aktif, dan hepatitis oleh virus. Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang. Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzim-isoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan pertumbuhan

tulang.

Enzim-enzim

itu

adalah

:

5’nukleotidase

(5’NT),

leusine

aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol,

karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu. Metode pengukuran kadar ALP umumnya adalah kolorimetri dengan menggunakan alat (mis.

fotometer/spektrofotometer)

manual

atau

dengan

analizer

kimia

otomatis.

Elektroforesis isoenzim ALP dilakukan untuk membedakan ALP hati dan tulang.  Pemeriksaan Gamma GT GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis (alkaline phosphatase,ALP). Konsentrasi GGT dalam serum juga dapat meningkat pada respons terhadap banyak obat dan racun. Mekanisme yang biasa untuk efek ini adalah induksi enzim yang menyebabkan peningkatan produksi dan pelepasan ke sirkulasi. Resep obat yang dapat menyebabkan peningkatan yang beredar GGT termasuk Dilantin, phenobarbitone, steroid (termasuk pil kontrasepsi oral), trimethoprim / sulphomethoxazole, eritromisin dan Flukloksasilin. kadar Beredar dapat dikurangi dengan terapi simetidin. kadar GGT akan menunjukkan penurunan yang signifikan satu hingga dua minggu setelah penghentian agen penyebab. GGT juga dapat dilepaskan ke dalam sirkulasi dari ginjal dan prostat, misalnya pada pasien dengan infark ginjal atau kanker prostat. Miokard infark, gagal diabetes, jantung dan pankreatitis juga dapat meningkatkan GGT serum, meskipun dalam kasus-kasus sumber GGT adalah hati. kadar GGT lebih tinggi pada orang gemuk dan juga bereaksi lebih nyata untuk mengkonsumsi alkohol dalam orang-orang ini. 1.2 Rumusan Masalah  Pemeriksaan SGOT 1. Apa tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan SGOT ? 2. Bagaimana prosedur kerja pada pemeriksaan SGOT ? 3. Jelaskan analisa hasil mengenai pemeriksaaan SGOT !  Pemeriksaan SGPT 1. Apa tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan SGPT ? 2. Bagaimana prosedur kerja pada pemeriksaan SGPT ? 3. Jelaskan analisa hasil mengenai pemeriksaaan SGPT !  Pemeriksaan ALP

1. Apa tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan ALP ? 2. Bagaimana prosedur kerja pada pemeriksaan ALP ? 3. Jelaskan analisa hasil mengenai pemeriksaaan ALP !  Pemeriksaan Gamma GT 1. Apa tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan SGOT ? 2. Bagaimana prosedur kerja pada pemeriksaan SGOT ? 3. Jelaskan analisa hasil mengenai pemeriksaaan SGOT ! 1.3 Tujuan  Pemeriksaan SGOT 1. Untuk mengetahui tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan SGOT 2. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemeriksaan SGOT 3. Untuk menganalisa hasil pemeriksaan SGOT  Pemeriksaan SGPT 1. Untuk mengetahui tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan SGPT 2. Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemeriksaan SGPT 3. Untuk menganalisa hasil pemeriksaan SGPT 1. 2. 3. 1. 2. 3.

 Pemeriksaan ALP Untuk mengetahui tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan ALP Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemeriksaan ALP Untuk menganalisa hasil pemeriksaan ALP  Pemeriksaan Gamma GT Untuk mengetahui tujuan, metode dan prinsip dari pemeriksaan Gamma GT Untuk mengetahui prosedur kerja dari pemeriksaan Gamma GT Untuk menganalisa hasil pemeriksaan Gamma GT

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tujuan, Metode dan Prinsip Pemeriksaan SGOT, SGPT, ALP dan Gamma GT  Pemeriksaan SGOT Tujuan 1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan SGOT dengan menggunakan serum darah 2. Untuk mendeteksi adanya gangguan pada fungsi hati Metode IFCC ( International Federation Kimia Klinik ) Prinsip L – aspartat + ∝ - ketoglutamat ALT oxaloacetate + L – glutamate oxaloacetate + NADH + H⁺ MDH L - Malate + NAD⁺  Pemeriksaan SGPT Tujuan 1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan SGOT dengan menggunakan serum darah 2. Untuk mendeteksi adanya gangguan pada fungsi hati Metode IFCC ( International Federation Kimia Klinik ) Prinsip

L – alanine + ∝ ketoglumatat ALT Piruvat + L – Glutamate Piruvat + NADH + N⁺ LDH L – Laktat + NAD + H₂O  Pemeriksaan ALP Tujuan Untuk mengetahui kadar ALP dalam darah Metode Kinetik Prinsip P – nitrophenyl phosphate Alkaline fosfat + H₂O anorganik fosfat + P – nitrophenol  Pemeriksaan Gamma GT Tujuan Untuk mengetahui nilai Gamma GT dengan menggunakan serum darah Metode IFCC, Enzymatic Kinetik Prinsip Glupa – C + Glycylglycine Y -GTL – Y – Glutamyl – glycylglycine + 5 – amino – 2 – nitrobenzoat Glupa – c : L – Y – Glutamyl – 3- carboxy – P – nitroanilide 2.2 Prosedur Kerja Pemeriksaan SGOT, SGPT, ALP dan Gamma GT  Pemeriksaan SGOT 1. Memipet reagen dengan perbandingan 4:1 dan memipet sampel

2. 3. 4. 5.

R. Elitech 1 400 µL R. Elitech 2 100 µL Sampel 50 µL Dihomogenkan Diukur dengan alat fotometer pada panjang gelombang 340nm dengan suhu 37 Inkubasi alat selama 3 menit pada alat fotometer Nilai normal : < 40 U/L

 Pemeriksaan SGPT 1. Memipet reagen dengan perbandingan 4:1 dan memipet sampel

2. 3. 4. 5.

R. Elitech 1 400 µL R. Elitech 2 100 µL Sampel 50 µL Dihomogenkan Diukur dengan alat fotometer pada panjang gelombang 340nm dengan suhu 37 Inkubasi alat selama 3 menit pada alat fotometer Nilai normal : < 40 U/L

 Pemeriksaan ALP 1. Memipet reagen

R. Elitech 1 500 µL R. Elitech 2 120 µL 2. Di inkubasi selama 25 detik 3. Memipet sampel lalu dimasukkan pada tabung yang berisi reagen Sampel 10 µL 4. Dihomogenkan 5. Diukur dengan alat fotometer & tunggu hingga haasilnya keluar 6. Nilai normal Laki – laki : < 270 U/L Perempuan : < 240 U/L  Pemeriksaan Gamma GT 1. Memipet reagen dan memipet sampel R. Elitech 1 440 µL R. Elitech 2 110 µL Sampel 40 µL 2. Di homogenkan 3. Diukur dengan alat fotometer , inkubasi alat selama 3 menit 4. Nilai normal Laki – laki : 10 – 71 U/L Perempuan : 6 – 42 U/L 2.3 Analisa hasil pada pemeriksaan SGOT, SGPT, ALP & Gamma GT  Pemeriksaan SGOT Hasil pemeriksa ( Ade ) Dari hasil praktikum pada tanggal 26 September 2018 dengan identitas pasien sebagai berikut : Nama : Nn. Nanda Umur : 19 Thn J. kelamin : Perempuan Alamat : Sidoarjo Hasil test : 8 U/L Nilai Normal : < 40 U/L Hasil pemeriksa ( Maudy ) Identitas pasien : Nama

: Nn. Icha

Umur

: 20 Thn

J. kelamin

: Perempuan

Alamat

: Sidoarjo

Hasil test : 32 U/L Nilai Normal

: < 40 U/L

Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan Serum Glutamat Oxaloacetate Transminase ( SGOT ). Praktikum ini bertujuan untuk memeriksa fungsi hati apakah terdapat gangguan dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Salah stu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan hati adalah dengan memeriksa aktivitas enzim glutamate oxaloacetate transminase ( GOT ) atau aspartat aminotransferase ( AST ) dalam serum. Enzim ini terdapat pada mitokondria dan sitoplasma sel hati. Bila terjadi kerusakan hati akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane sel sehingga komponen – komponen sitoplasma akan keluar dari sel , dan apabila membrane intraseluler sepertir mitokondria rusak maka enzim – enzim yang terdapat didalamnya juga mengalami peningkatan aktivitas dalam serum. Namun pada pemeriksaan SGOT ini, enzim ini tidak hanya terdapat dalam sel hati, tetapi juga terdapat dalam otot rangka, jantung, ginjal, paru – paru, pancreas dan otak. Sehingga jika terjadi peningkatan aktivitas enzim GOT tidak hanya mengindikasikan adanya kerusakan hati. Hal ini menyebabkan pemeriksaan ini kurang spesifik untuk mendeteksi kerusakan hati. Penurunan atau kadar SGOT rendah maka terjadi kekurangan Vit. B6. Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST ialah : -

Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa

-

Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau primer), distrophia muscularis

-

Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru, delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :  Injeksi per intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar SGOT/AST  Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar SGOT/AST  Hemolisis sampel darah  Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), narkotika (kodein, morfin, meperidin), antihipertensi (metildopa/aldomet, guanetidin), metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam (Dalmane), indometasin (Indosin), isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif yang keliru.  Pemeriksaan SGPT Dari hasil praktikum pada tanggal 26 September 2018 dengan identitas pasien sebagai berikut : Nama : Nn. Nanda Umur : 19 Thn J. kelamin : Perempuan Alamat : Sidoarjo Hasil test : 8 U/L Nilai Normal : < 40 U/L Hasil pemeriksa ( Maudy ) Nama

: Nn. Maudy

Umur

: 19 Thn

J. kelamin

: Perempuan

Alamat

: Sidoarjo

Hasil test : 51 U/L Nilai Normal

: < 40 U/L

Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan Serum Glutamat PiruvatTransminase ( SGPT ). Praktikum ini bertujuan untuk memeriksa fungsi hati apakah terdapat gangguan dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Salah stu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan hati adalah dengan memeriksa aktivitas enzim glutamate piruvat transminase ( GPT ) atau alanin aminotransferase ( ALT ) dalam serum. Enzim ini terdapat pada mitokondria dan sitoplasma sel hati. Bila terjadi kerusakan hati akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane sel sehingga komponen – komponen sitoplasma akan keluar dari sel , dan apabila membrane intraseluler sepertir mitokondria rusak maka enzim – enzim yang terdapat didalamnya juga mengalami peningkatan aktivitas dalam serum. Berdasarkan hal tersebut, mka peningkatan aktivitas enzim GPT atau ALT dalam serum dapat diukur dan dijadikan salah satu parameter kerusakan fungsi hati. Enzim Glutamat Piruvat Transminase ( GPT ) atau Alanin Aminotranferase ( ALT ) hanya terdapat dalam sel hati sehingga enzim ini lebih sensitive untuk pemeriksaan kerusakan fungsi hati. Masalah Klinis Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah : -

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas

-

obat atau kimia) Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan

-

empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT) Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :  Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar  Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar  Hemolisis sampel  Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.  Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

 Pemeriksaan ALP Dari hasil praktikum pada tanggal 5 Oktober 2018 dengan identitas pasien sebagai berikut : Nama : Nn. Ade Maharani Umur : 22 Thn J. kelamin : Perempuan Alamat : Sidoarjo Hasil test : 175 U/L Nilai Normal : Laki – laki : < 270 U/L Perempuan : < 240 U/L Hasil pemeriksa ( Maudy ) Hasil test : 261 U/L Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan Alkaline phosphate ( ALP ). Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui gangguan fungsi hati. Fosfatase alkali merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis sejumlah besar substrat pada pH alkali untuk melepaskan fosfat. Konsentrasi tinggi ALP ditemukan pada tulang(osteoblast), hati, plasenta, dan intestine. Pada orang dewasa, sekitar setengah dari aktivitas serum ALP berasal dari hati dan setengah lainnya dari tulang. Selama kehamilan, ALP secara total meningkat akibat kontribusi plasenta. Aktivitas total ALP serum menunjukkan variasi yang ditandai dengan usia akibatpe ningkatan aktivitas osteoblastik selama pertumbuhan. ALP 2-3 kali diatas nilai batasnormal (ULN) untuk bayi dan meningkat lagi selama masa remaja. Peningkatan ini lebihdulu terjadi pada wanita dibanding pria. Aktivitas menurun pada dewasa ketikapertumbuhan berhenti dan sedikit meningkat pada wanita dibanding pria. ALP meningkat pada penyakit tulang dan system

hepatobiliari. Peningkatan ALP padakolestasis,

khususnya

pada

obstruksi

ekstrahepatik dapat mencapai 5 kali ULN. Padapenyakit hati parecimatous, seperti hepatitis akut, ALP meningkat akibat biliari statis tetapi biasanya nilai tidak lebih dari 3 kali ULN. Derajat elevasi ALP berguna dalam menentukanantara penyakit kuning akibat kerusakan parensimal atau penyakit kuning akibat kolestasis. Hasil yang diperoleh pada pasien Nn. Ade oleh pemeriksa maudy sebesar 261 U/L sedangkan oleh pemeriksa Ade sebesar 175 U/L. dengan parameter perempuan sebesar < 240 U/L. Hasil yang diperoleh pemeriksa maudy & ade sangat jauh berbeda. Hal in dapat terjadi karena beberapa hal, yakni : 1. Kesalahan dalam pemipetan 2. Sampel hemolisis 3. Kurang telitinya praktikan 4. Kesalahan dalam menginkubasi atau terlalu lama, dll.

Masalah Klinis 

Peningkatan kadar

Obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis,hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitisdeforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir,arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin,linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obatpenenang, indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid,isoniazid, asam para-aminosalisilat. 

Penurunan kadar

Hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit C),hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat, fluoride,propanolol (Inderal)  Pemeriksaan Gamma GT Dari hasil praktikum pada tanggal 17 Oktober 2018 dengan identitas pasien sebagai berikut : Nama : Sdr. Rizal Zakaria Umur : 20 Thn J. kelamin : Laki laki Alamat : Samarinda Hasil test : 17 U/L Nilai Normal

: Laki – laki Perempuan

: 10 - 71 U/L : 6 – 42 U/L

Hasil pemeriksa ( Maudy ) Nama

: Sdr. Rizal Zakaria

Umur

: 20 Thn

J. kelamin : Laki laki Alamat

: Samarinda

Hasil test

: 15 U/L

Nilai Normal

: Laki – laki

: 10 - 71 U/L

Perempuan

: 6 – 42 U/L

Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar kadar GGT dalam serumnya meningkat. Kadar dalam serum ini akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung. Penigkatan kadar dapat menyebabkan : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati), DM, steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik.Pengaruh obat : Fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin). Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif palsu. Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan kadar gamma-GT.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Pemeriksaan SGOT 1. Pemeriksaan SGOT ( Serum Glutamat Oxaloacetate Transminase ) ialah pemeriksaan untuk mengetahui gangguan pada hati 2. Pemeriksaan SGOT kurang spesifik untuk mengetahui gangguan fungsi hati karena enzim ini tidak hanya terdapat pada sel hati tetapi juga terdapat pada otot jantung, otot rangka, pancreas, ginjal dan paru – paru. 3. Pada pasien Nn. Nanda kadar SGOT sebesar 1 U/L dengan nilai normal < 40 U/L. Hasil tersebut termasuk rendah 4. Untuk mengatasi agar kadar SGOT bertambah, pasien dapat mengonsumsi vit. B6 atau memakan makanan yang mengandung vit. B6  Pemeriksaan SGPT 1. SGPT adalah kepanjangan dari serum glutamate piruvat transminase atau disebut alanin 2. 3. 4.

aminotransferase Pemeriksaan SGPT lebih spesifik untuk mendiagnosa kerusakan pada hati Hasil pemeriksaan oleh pemeriksa ade & maudy dalam kadar normal karena < 40 U/L Kadar SGPT rendah tidak menjamin bahwa pasien tidak memiliki gangguan fungsi hati

oleh karena itu perlu pemeriksaan pendukung lainnya. 5. Enzim glutamate piruvat transminase hanya terdapat dalam sitoplasma sel hati.  Pemeriksaan ALP 1. Pemeriksaan ALP ( Alkaline phosphate ) ialah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui fungsi hati 2. Konsentrasi tinggi ALP ditemukan pada tulang ( osteoblast ), hati, plasenta & intestine. Sehingga pemeriksaan ini tidak falid dalam mengetahui fungsi atau gangguan hati 3. Hasil pemeriksaan yang di dapat pada pasien Nn. Ade oleh pemeriksa Maudy sebesar 261 U/L sedangkan oleh pemeriksa Ade sebesar 175 U/L. dengan nilai normal wanita sebesar < 240 U/L 4. Perbedaan hasil yang diperoleh pemeriksa dapat terjadi karena beberapa factor, Seperti : Kesalahan dalam pemipetan, kekurang telitian praktikan dll  Pemeriksaan Gamma GT 1. Gamma GT ( Glutamil Transferase ) adalah enzim yang ditemukan dihati, dan ginjal. Sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limfa, kelenjar prostat dan otot 2.

jantung. Gamma GT merupakan uji sensitive untuk mendeteksi beragam penyakit parenkim hatii

3.

Peningkatan aaktivitas gamma gt serum dapat ditemukan pada penyakit hati, saluran

4.

empedu dan pancreas. Hasil yang didapat dalam batas normal dengan parameter laki-laki sebesar 10 – 71 U/L.

Daftar pustaka - https://www.academia.edu/30151793/laporan_praktikum_kimia_klinik_SGOT - http://www.pdfcoke.com/document/331922495/laporan_pemeriksaan_sgot - http://www.documen.tips/amp/documents/praktikum.05.sgot.html - http://www.scrib.com/doc/193273525/pemeriksaaan_sgpt - http://repository.unimus.ac.id/1407/3/BAB%2520II.pdf - https://www.pdfcoke.com/document/362963/pemeriksaan-kadar-sgpt - http://www.pdfcoke.com/document/231078593/pembahasan_ALP - http://www.pdfcoke.com/doc/231074048/pemeriksaan-ALP - http://www.pdfcoke.com/document/231057322/pemeriksaan-gamma-GT - http://www.pdfcoke.com/doc/2310562211/gamma-GT

Related Documents

Isi Makalah Prak Iii.docx
December 2019 44
Kk
August 2019 58
Kk
May 2020 34
Kk
November 2019 57
Kk
November 2019 30

More Documents from ""