BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. 1.1.1 Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma. 1.1.2 Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea 1.1.3 Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka 1.1.4 Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru 1.1.5 Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol.
1.2
Rumusan Masalah 1.2.1 Jelaskan pengertian sistem pernafasan. 1.2.2 Jenis – jenis pernapasan 1.2.3 Alat – alat Sistem Pernapasan beserta fungsinya 1.2.4 Penyakit yang sering timbul pada sistem Pernapasan beserta gejala dan penanggulangan
1.3
Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Memahami pengertian sistem pernapasan. 1.3.2 Mengetahui Jenis – jenis pernapasan. 1.3.3 Memahami Organ sistem pernapasan beserta fungsinya 1.3.4 Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan dan cara penanggulangannya.
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Definisi dan pengertian Sistem Pernapasan Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paruparu. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
2.2
Jenis - Jenis Pernapasan 2.2.1 Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut : Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. 2.2.2 Pernapasan Perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut: Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. 2.3
Alat-Alat Sistem Pernapasan Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru). 2.3.1 Rongga hidung ( cavum nasalis) Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara. diperoleh dari lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu gula (glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air. 2.3.2
Faring ( tekak) Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring) pada bagian belakang.
2.3.3
Laring (pangkal tenggorokan) Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. 2.3.4
Tenggorokan ( trakea) Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
2.3.5
Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki) Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkuskiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
2.3.6
Bronkiolus Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar mencapai paru-paru.
2.3.7
Paru-paru (Pulmo) Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. 2.4
Penyakit yang sering timbul pada Sistem Pernapasan 2.4.1 Penyakit Kanker Paru-paru Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya. Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya: Kanker paru-paru primer Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Nonsmall cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.
Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma. Kanker paru sekunder Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ. Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Paru-paru Tanda dan gejala kanker paru ini hanya akan muncul saat perkembangan abnormal sell ini semakin parah kearah stadium yang lebih lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun sejak awal perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya tanda dan gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray. Namun jika beberapa tanda dan gejala dibawah ini apabila dirasakan, sebaiknya segeralah periksa ke dokter : · Batuk-batuk yang lama pada orang merokok · Kesulitan bernafas (nafas pendek) · Batuk mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit) · Sering mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis) · Adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung · Suara yang berubah dari biasanya · Batuk lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok · Lainnya seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu makan berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah. Penyebab Penyakit Kanker Paru-paru Penyebab terbesar adalah merokok, Sedangkan lainnya adalah disebabkan adanya kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok. Ada beberapa kasus penyakit yang memicu terjadinya penyakit kanker paru-paru ini, yaitu penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat menimbulkan perlukaan pada jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru yang berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma). Penanganan dan Treatment Penyakit Kanker Paru Penanganan dan treatment atau pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa mengalami penyakit kanker paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan dilakukannya operasi, serta kondisi umum si
Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat serta penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.
Beberapa langkah yang biasa dilakukan adalah: · · · ·
Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker Tindakan Therapy Radiasi Tindakan Therapy Kemotherapy Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)} Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat. 2.4.2
Empisema Paru Emfisema Paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan yang berciri sesak napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan sering kali dengan perasaan letih dan tidak bergairah atau kalau bahasa awamnya disebut “Paru-Paru Basah” Emfisema Paru-paru adalah penyakit paru obstruktif kronik. Emfisema paru-paru merupakan penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas. Gejala Emfisema Paru-paru · Adapun gejala dari penyakit emfisema paru-paru diantaranya adalah: · Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis · Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit · Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk · Bibir tampak kebiruan · Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun · Batuk menahun Penyebab Emfisema Paru-paru · Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok · Mengisap asap rokok/debu · Pengaruh usia Komplikasi yang terjadi pada penderita Emfisema Paru-paru, diantaranya adalah:
· Sering mengalami infeksi ulang pada saluran pernapasan · Daya tahan tubuh kurang sempurna · Proses peradangan yang kronis di saluran napas · Tingkat kerusakan paru makin parah Jika seseorang telah memiliki penyakit emfisema paru-paru, pengobatan yang dapat diambil untuk menghentikan perkembangan dan untuk melindungi diri dari komplikasi: Berhenti merokok. Berhenti merokok merupakan paling penting yang dapat diambil untuk kesehatan penderita secara keseluruhan untuk menghentikan perkembangan emfisema. Jika perlu, Bergabunglah dengan program berhenti merokok agar anda benar benar bisa menghentikan kebiasan mengkonsumsi rokok. Hindari iritasi pernapasan termasuk asap dari knalpot cat dan mobil, beberapa bau masakan, parfum tertentu, bahkan membakar lilin dan kemenyanpun juga perlu dihindari. Berolahraga secara teratur. Penderita bisa mengurangi penyakit emfisema dengan cara berolah raga secara teratur, dengan melakukan hal ini penderita dapat meningkatkan kapasitas paru paru yang tentunya akan membuat pernafasan lebih lega. Melindungi diri dari udara dingin. Udara dingin dapat menyebabkan kejang pada saluran bronkial yang membuat lebih sulit untuk bernapas. Sehingga penyakit Emfisema Paru-paru bisa bertambah parah. 2.4.3
Tuberkulosis atau TBC Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Seperti halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC juga melalui udara. Penyakit tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak segera dilakukan penanganan. Di Indonesia, penanganan sejak dini sudah dilakukan dengan memberikan paket imunisasi BCG pada balita. Namun demikian, belum sepenuhnya Indonesia 100% terbebas dari penyakit ini. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti dan mengenal penyakit ini. Dengan gejala awal batuk yang kemudian disertai dengan demam, kadang-kadang masyarakat masih mengangap itu hanya penyakit biasa dan tidak mau melakukan pemeriksaan secara lebih intensif untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang gejala yang dirasakannya. Dan ketika batuk tidak berhenti selama 2 minggu dan keadaan semakin parah yang kadang-kadang batuk yang disertai dengan darah, yang menandakan penyakit sudah parah barulah melakukan pemeriksaan dan pengobatan. Mycobacterium Tuberculosis adalah bakteri penyebab dari penyakit TBC, kuman ini berbentuk batang yang mengelompok atau disebut berkoloni. Kuman
ini paling sering menyerang organ pernafasan atau paru-paru, walaupun masih bisa menyerang organ tubuh yang lain. Infeksi primer dapat terjadi pada indifidu yang belum memiliki kekebalan terhadap basil ini. Nama lain dari TBC adalah TB yaitu adalah singkatan dari tubercles bacillus. Jadi antara TBC dan TB adalah penyakit yang sama. Dengan penyebaran melalui udara, TBC dapat menyerang siapa saja. Dari organ pernafasan, penderita dapat menularkan melalui bersin, batuk, atau hembusan udara yang melalui hidung ataupun mulut. Kuman yang bertebaran di udara akan terhisap oleh orang yang ada disekitar melalui pernafasan dan masuk kedalam paru-paru, kemudian masuk ke saluran limfe paru. Dari limfe inilah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Selain menyerang organ paru, bakteria ini dapat menyerang organ-organ tubuh yang lainnya seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem syaraf pusat, sumsum tulang, dan sistem limfa. Tidak semua organ yang terserang menimbulkan gejala yang secara langsung dapat kita rasakan, tergantung dari bagian mana yang diserang. Sebagai contoh apabila yang terserang bagian tulang belakang maka gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada bagian tulang belakang. Dan apabila bakteria menyerang bagian organ ginjal maka, penderita mungkin akan mengalami masalah kencing darah. Manusia mempunyai sistem imun yang akan menjaga dari serangan bakteria ini, sistem imunitas akan menyerang bakteria TBC selepas 2-8 minggu dari mulai terjangkit Tuberculosis. Sel darah putih disebut makrofak, akan dihasilkan untuk melawan bakteria dan “ membungkusnya―. Jika bakteri ini mati, berarti kita akan terbebas sepenuhnya dari masalah TBC. Tetapi jika tidak, maka ia akan menjadi tidak aktif dan akan berada dalam tubuh selama beberapa tahun. Dalam hal ini anda dikategorikan terjangkit TBC tetapi tidak mengalami masalah dan tidak menulari orang lain. Penularan TBC dan gejalanya Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan sebagai gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi. Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika siang demam akan berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila mulai menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan menurun secara drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga menurun dengan sangat cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika infeksi awal telah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya. Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya
tiduran• untuk sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita, maka si penderita akan batuk-batuk dan memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera dilakukan tindakan penanganan maka akan dapat menimbulkan kematian pada si penderita. Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang disekitarnya. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, alat makanan dan minuman yang mengandung kuman TBC. Melalui medium air, TBC juga bisa bertahan dan menyebar. Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis. Gejala umum yang sering dirasakan adalah : Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari. Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut. Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi. Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak. Pada anak yang primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh tuberculosis) tidak menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan dengan sinar X-ray. Kadang-kadang pada anak jarang terlihat gejala adanya pembesaran kelenjar getah bening atau batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin testnya menunjukan hasil positif maka si penderita diindikasikan menderita penyakit TBC, meskipun tidak menunjukan gejala tetapp harus mendapatkan perawatan serius. Penentuan tentang terjangkit atau tidaknya penyakit ini untuk secara pasti perlu dari pengkajian secara klinis, pemerikasaan fisik, gambaran radiologi atau rontgen paru dan pemerisaan laboratorium klinis ataupun bakteriologi. Sebagian
kasus menunjukan bahwa makrofak (sel kekebalan tubuh) tidak dapat melawan bakteria. Bakteria akan bertindak aktif dan akan mulai menyerang organ, terutama paru-paru, sehingga menyebabkan anda mengalami batuk kering. Wanita yang mengidap batuk kering dapat menularkan penyakit ini jika mengandung. Kondisi ini dapat terjadi sebelum atau sesudah bayi di lahirkan. Di tahun pertama setelah kelahiran, bayi akan menunjukan gejalanya jika memang tertular TBC dari ibunya. Bukan karna faktor penurunan gen penyakit ini ditularkan, namun karena disebabkan oleh sirkulasi darah dalam tubuh ibu yang mengandung tuberculosis sehingga berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya. Pencegahan dan Penanganan Pengobatan TBC TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan. Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin dikombinasikan dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan untuk keseluruhan. Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan lingkungan dimana sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-orang disekitar si penderita. Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6-12 bulan) berturut-turut tanpa putus serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut. Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan sulit untuk disembuhkan. Dilakukannya pengobatan selama 6-9 bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan
fase pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan. 2.4.4
Penyakit Pneumonia Infeksi paru-paru atau yang sering dikenal dengan istilah Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Penyakit Pneumonia ini dapat menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, remaja hingga orang tua dapat terkena Pneumonia. Pada kasus penderita Pneumonia, bakteri atau virus yang menyerang dapat menginfeksi salah satu organ paru-paru atau bahkan kedua organ paru-paru. Ketika seseorang terkena flu, bisa saja itu merupakan penyebab awal terinfeksi bakteri atau virus penyebab Pneumonia akibat adanya iritasi pada paru-paru yang ditimbulkan oleh flu. Sebagai organ penting, paru-paru berperan dalam system pernapasan sebagai penyaring oksigen yang dihirup. Setelah disaring, oksigen tersebut diedarkan ke seluruh bagian tubuh bersama dengan aliran darah melalui alveolus. Pada penderita Pneumonia, kadar oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh akan rendah dibandingkan orang normal karena fungsi dari alveolus mereka mengalami gangguan akibat terkena virus atau bakteri sehingga oksigen kesulitan menembus paru-paru. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh Penyakit Pneumonia ini tergantung dari kesehatan penderitanya. Apabila disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan merasakan demam dengan suhu tubuh tinggi disertai dengan menggigil. Berbeda halnya dengan penderita Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, pada kasus ini virus akan berkembang secara lambat dan butuh waktu lama untuk mengusir virus tersebut dari tubuh penderita. Apabila disebabkan oleh virus, penderita akan mengalami sakit kepala, sakit pada bagian dada, batuk dan sakit pada otot. Dengan demikian, penderita akan kesulitan bernapas, bernapas dengan frekuensi cepat yang menyebabkan penderita batuk dan mengeluarkan lendir. Gejala Pneumonia Ketika seseorang mengalami flu kemudian merasakan gejala-gejala seperti yang telah diutarakan di atas, maka segeralah memeriksakan diri ke dokter. Apabila pada waktu diperiksa doter menggunakan stetoskop terdengar suara seperti berderak atau gelembung pada bagian paru-paru, maka dapat diindikasikan bahwa orang tersebut terkena Gejala Pneumonia. Selain menggunakan stetoskop, hasil rontgen pada bagian dada juga memberikan kontribusi penting dalam mendeteksi penyakit tersebut. Dari hasil rontgen tersebut, dokter dapat mengetahui apakah penderita terkena Pneumonia
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan melihat daerah putih yang merata pada paru-paru sebagai tanda adanya penumpukan cairan. Mengobati Penyakit Pneumonia Penderita Pneumonia dapat sembuh total apabila mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Apabila infeksi disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan diberikan resep antibiotik. Sedangkan cara mengobati penyakit pneumonia pada penderita Pneumonia yang disebabkan oleh virus, maka dokter akan memberikan obat penurun demam dan batuk karena antibiotik tidak bekerja pada kasus ini. Bagi seseorang yang sudah terlanjur terserang Pneumonia hendaknya senantiasa mencuci tangan secara teratur untuk mencegah masuknya kuman berbahaya agar tidak memperparah keadaan. Selain itu, penderita juga harus beristirahat dengan cukup untuk menguatkan system kekebalan tubuh. Demikianlah yang dapat Kami sampaikan mengenai Cara Mengetahui dan Mengobati Gejala Penyakit Pneumonia ini, semoga artikel yang masih penuh dengan kekurangan ini bisa bermanfaat bagi Anda yang membaca, khususnya bagi Anda yang sedang mencari referensi terkait penyakit Pneumonia. 2.4.5
Penyakit asma Asma adalah satu penyakit penyempitan saluran pernafasan yang ditandai dengan inflamasi (peradangan) di saluran napas dan spasme (kejang) akut otot polos bronkiolus. Penyakit ini menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan penurunan pertukaran udara di alveolus. Asma terjadi pada individu tertentu yang merespon secara agresif berbagai jenis iritan (penyabab iritasi) di saluran nafas. Penyebab Penyakit Asma Ada beberapa faktor resiko yang penyebab penyakit ini, diantaranya yaitu: Faktor Genetik/keturunan Adanya riwayat asma atau alergi dalam keluarga, mengisyaratkan adanya kecederungan genetik/keturunan. Terpapar beberapa rangsangan/iritan berulang atau terus menerus, terutama pada masa perkembangan. Meskipun kebanyakan penderita yang didiagnosis adalah anak-anak, orang dewasa juga dapat terkena penyakit ini tanpa ada riwayat penyakit sebelumnya, Mungkin penyebabnya : Alergi yang memburuk atau Infeksi Pernafasan Atas yang berulang, seperti yang dapat terjadi akibat pajanan debu dilingkungan kerja.
Gejala Klinis Penyakit Asma: Dispnea (sesak nafas) yang bermakna Batuk, terutama dimalam hari Pernafasan yang dangkal dan cepat Mengi (bunyi) yang dapat terjadi pada akultasi paru. Biasanya terjadi pada saat ekspirasi, kecuali pada kondisi yang telah parah. Peningkatan usaha pernafasan, ditandai dengan retraksi dada, disertai perburukan kondisi nafas cuping hidung. Kecemasan yang berhubungan dengan ketidak mampuan mendapat udara yang cukup Udara terperangkap karena obstruksi aliran darah, terutama terlihat selama ekspirasi. Diagnosis Penyakit Asma Penyakit asma didiagnosis menggunakan Spirometer yaitu alat yang mengukur dan mengidentifikasi penurunan kapasitas dan penurunan aliran ekspirasi (puncak maksimum) Untuk mengevaluasi gejala asma dirumah,tersedia Peak Flowmeter. Dengan alat ini FEV(Force Flow rate) maksimum yang juga disebut juga peak flow diukur selama serangan dan waktu diantara episode asmatik (Catatan: Karena alat pribadi jangan hanya mengukur selama 1 detik,karena akan memberikan nilai yg berbeda dari FEV yang lebih akurat) Saturasi hemoglobin dengan oksigen (Saturasi Oksigen) diukur untuk mengetahui bagaimanan darak teroksigenasi dengan baik pada individu yang memiliki gejala asmatik. Teknik ini menempatkan sensor dijari untuk mendapat informasi dengan menilai warna darah yang mengalir didalamnya. Hemoglobin yang tidak bersaturasi lebih gelap dibandingkan dengan yang tersaturasi. Analisis Gas Darah mungkin memperlihatkan penurunan konsentrasi oksigen diarteri dan alkalosis respiratoris. Penanganan Penderita Asma Langkah pertama dalam pengobatan adalah mengevaluasi derajat/stadium asma penderita. Asma terbagi menjadi 4 stadium yaitu ringan dan intermiten, ringan dan persisten, moderat/sedang dan berat. Terapi yang diberikan harus sesuai stadium. Untuk keempat stadium asma, menghindari terpajan allergen (bahan penyebab alergi) yang telah diketahui adalah tindakan yg penting. Alergen contohnya: asap rokok,asap kayu,debu, dan bulu binatang.
Pemantauan laju Peak Flow yang sering terutama selama insiden meningkat, seperti pada musim dingin dan musim semi(banyak serbuk sari bunga beterbangan),hal ini sanagat diperlukan bahkan pada asma ringan sekalipun. Jika diketahui penurunan peak flow signifikan,pengobatan harus segera dilakukan bukan ditunggu sampai bertambah parah.
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Jenis pernapasan ada 2, yaitu sbb : Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Pernapasan Perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut: Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. 3.2
Saran 3.2.1
3.2.2
Penulis berharap agar Pembaca dapat mengerti tentang Sistem Pernapasan mulai dari Definisi sampai dengan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam Sistem pernapasan. Mahasiswa selaku calon perawat dapat lebih mengenal tentang pembahasan ini, dan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA http://yuniherawati.wordpress.com/2012/11/27/makalah-sistem-pernapasan/ http://blackhazel.blogspot.com/2013/03/makalah-biologi-sistem-pernafasan-pada.html http://www.pdfcoke.com/doc/7631580/Sistem-Pernafasan http://organisasi.org/proses-sistem-pernapasan-respirasi-pada-manusia-orang-belajar-biologionline http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan http://keypynk.blogspot.com/2013/03/makalah-sistem-pernapasan_21.html