Makala Pai.docx

  • Uploaded by: TANIA
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makala Pai.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,233
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kontribusi adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Secara umum definisi kontribusi adalah merupakan suatu keterlibatan yang diberikan oleh individu atau badan tertentu yang kemudian memposisikan perannya sehingga menimbulkan dampak tertentu yang dapat dinilai dari aspek sosial maupuun aspek ekonomi. Menurut T. Guritno (2000) pengertian kontribusi adalah sumbangan yang diberikan seseorang sebagai upaya membantu kerugian atau membantu kekurangan terhadap hal yang dibutuhkan dan hal ini bisa dilakukan secara bersama untuk mencapai kesejahteraan. Berbicara tentang kontribusi Islam bagi perkembangan peradaban dunia tentu saja secara inheren akan melekat suatu pembahasan mengenai sejarah peradaban Islam. Para pengkaji sejarah Islam biasanya membuat suatu peta sistematis terkait berubah atau berkembangnya peradaban Islam, yaitu mulai dari peradaban Yunani, peradaban Islam, sampai kemudian peradaban Barat. Pada masing-masing periode perkembangan itu mempunyai dimensi peradaban tertentu yang berbeda satu sama lain. Sebagai Muslim tentu kita ingin mengetahui bagaimana perkembangan peradaban Islam itu dan apa sumbangsih Islam bagi peradaban dunia. Dunia Barat saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada dasarnya kemajuan yang diciptakan dunia Barat sekarang ini tidak terlepas dari transformasi dan kontribusi intelektual Islam pada masa-masa sebelumnya atau pada masa kejayaan islam. Ketika itu, dunia Barat masih berada pada masa kegelapan akibat doktrin gereja, sedangkan di belahan timur umat Islam telah

membentuk suatu peradaban gemilang yang banyak menciptakan ilmu-ilmu pengetahuan maupun ilmiah yang berkembang dengan pesat. Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muslim saja, masyarakat nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan Islam, termasuk dunia Barat. Namun seiring dengan berjalannya waktu umat Islam pun mulai mengalami kemunduran pada abad pertengahan, yang pada akhirnya sentuhan Islam dengan dunia Barat memunculkan transformasi intelektual dari Islam yang melahirkan gerakan renaissance, reformasi dan rasionalisme di dunia Barat. Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah. Dalam kehidupan kita mengenal adanya pembagian waktu diantaranya; masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dengan adanya sejarah kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu. Keadaan pada masa lalu mempengaruhi masa kini dan mendatang. Mengetahui sejarah dan perjalanan Islam pada masa-masa tersebut dapat membantu dalam menerawang perkembangan dan perubahan yang terjadi pada peradaban Islam. Sejalan dengan waktu yang terus berjalan maka perubahan pasti terjadi baik ke arah positif maupun negatif. Perubahan tersebut perlu disadari agar tidak terus berkembang kepada arah yang negatif. Jika kita tela’ah Qs. Al-fatihah, surat pertama di dalam Al-Qur’an, kita akan mendapati:

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.” (QS. 1:6,7) Jelas sekali ayat diatas menganjurkan kita untuk banyak membaca sejarah, agar hal-hal yang dapat merugikan manusia tidak akan kita ulangi lagi. Kita juga harus tanggap dan peka atas kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita saat ini, dengan mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu untuk bekal kita dimasa yang akan datang. Islam yang hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melaui Muhammad saw. Akan tetapi untuk selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan oleh masa khulafau-r-rasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya.. Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat manusia. kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia Barat yang begitu berkembang seperti sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam pada saat kejayaan umat Islam waktu itu Dan sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, sehingga Islam mampu berdiri tegak pada setiap masa

dan

kurun

waktu.

Realitas

spiritual

dan

metahistorikal

yang

mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari beragam manusia di dalam situasi temporal maupun ruang yang berbeda. Dan secara historis Islam telah memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia. Oleh karena itu untuk

membahas

kemajuan islam

berdasarkan

kontribusinya di dunia , penulis akan membahas lebih lanjut mengenai materi pada bab 9 ini yang berjudul “Bagaimana Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia”

1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah pada materi ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh peradaban islam di dunia ? 2. Bagaimana islam berkontribusi dalam pengembangan peradaban didunia?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah Setelah mengkaji bab ini mahasiswa dapat bersikaptawadhu’ (rendah hati) sebagai pribadi, ilmuwan dan profesional; dapat menjelaskan kontribusi Islam dalam perkembangan sejarah peradaban dunia

1.1 Manfaat Penulisan Makalah Manfaat penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu menyajikan hasil kajian secara perseorangan atau kelompok mengenai suatu kasus terkait kontribusi Islam dalam perkembangan sejarah peradaban dunia.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Islam di Dunia Islam adalah agama yang berdasarkan pada ketundukkan terhadap aturan Allah. Islam adalah agama penghambaan kepada Allah yang mencipta, mengatur, dan memelihara alam semesta. Islam adalah agama yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana dijelaskan oleh surat Al Anbiya ayat 107.

ََ‫لا َر ْح َمةَ ِل ْلعالَ ِمين‬ َ ‫ناك ِإ‬ ََ ‫س ْل‬ َ ‫َوما أ َ ْر‬ “Kami tidak mengutus engkau, (Wahai Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107) Islam dalam arti agama yang disampaikan melalui Nabi Muhammad saw, lahir bersama dengan turunnya Al-Quran 14 abad lebih yang lalu. Masyarakat jahiliah adalah masyarakat pertama yang bersentuhan dengannya, serta masyarakat pertama pula yang berubah pola pikir, sikap, dan tingkah lakunya, sebagaimana dikehendaki Islam.

2.1.1

Peradaban Islam pada Masa Rasulullah saw

Dalam masa tiga tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun 623 Masehi, pasukan kaum Muslimin yang telah menguasai jazirah Arab. Di bawah pimpinan para khalifah, pemimpin spiritual dan politik yang menggantikan Nabi Muhammad, pasukan Muslim menyebar dengan cepat ke segala Arah. Beberapa hal yang menjadi spirit yang sangat penting dalam meraih sukses kaun Muslimin membangun imperium Islam yang besar selama berabad-abad adalah pendakatan yang rasional, adil, dan manusiawi terhadap peraturan dan pengaturan masyarakat di daerah-daerah yang ditaklukkannya, tidak memaksakan untuk pindah agama bagi penganut agama-agama yang sudah ada, suatu

pendekatan yang mencerminkan ajaran-ajaran moral Islam yang berasal dari AlQuran, sehingga banyak penganut baru agama Islam berlimpah di banyak daerah. Cepatnya

ekspansi

wilayah

pemerintahan

Muslim

yang

diikuti

perpindahan agama secara sukarela dari banyak pengikut Kristen, Yahudi, dan lain-lain menyebabkan kaum Muslimin Arab dihadapkan pada pilihan bagaimana cara dan mengadaptasikan kepercayaan dan pemikiran Islam dengan kepercayaan, pemikiran, budaya, dan filsafat dari wilayah-wilayah yang telah kaum Muslimin taklukkan. Islam telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam peradaban dalam beberapa masa yang puncaknya terjadi pada era Rasulullah saw. Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, sampai tumbangnya kehilafan Turki Utsmani. Masa-masa kejayaan dan puncak keemasan peradaban Islam melahirkan banyak ilmuan muslim berkelas internasional yang telah menghasilkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat Islam. Kita dapat membagi masa dakwah Rasulullah saw menjadi dua periode, yaitu fase Mekkah dan Madinah. 1. Fase Mekkah Setiap periode memiliki tahapan-tahapan sendiri dengan kekhususannya masing-masing yang satu berbeda dengan yang lain. Hal ini tampak jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua periode secara mendetail. Fase Mekkah berjalan kira-kira selama tiga belas tahun. Peiode Mekkah dibagi menjadi tiga tahapan dakwah yaitu: 1. Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun. 2. Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah yang dimulai sejak tahun keempat hingga akhir tahun kesepuluh. 3. Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya yang dimulai dari tahun kesepuluh hingga hijrah ke Madinah.

2. Fase Madinah Fase Madinah berjalan selama sepuluh tahun penuh. Pada periode Mekkah Nabi Muhammad saw belum berhasil meletakkan dasar-dasar Islam karena tidak mendapatkan sambutan dari sebagian besar kaum Quraisy. Tetapi setelah pindah ke Madinah, Nabi Muhammad saw berhasil meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam. Rasulullah mendapatkan sambutan yang hangat ketika tiba di Madinah, segera mendapatkan pengikut dan sebagian penduduknya menjadikan Muhammad sebagai pemimpin mereka. Pada saat itu, penduduk kota Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu a. Penduduk asli, mereka yang membantu kepentingan Nabi Muhammad saw. b. Muhajirin, mereka yang hijrah dari Mekkah untuk mencari perlindungan di dalamnya. c. Umat Yahudi, mereka yang sedikit demi sedikit dipaksa keluar dari Arab.Dari golongan pertama dan kedua, Nabi Muhammad saw membentukpasukannya. Seseudah hijrah, kota Madinah menajdi tempat kelahiran Islam dan tempat berlindung bagi umat Islam dan akhirnya disebut “kota Nabi”.

Pada saat berjaya, peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari pemahaman terhadap al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang kemudian dipahami, ditafsirkan, dan dikembangkan oleh para sahabat. Kesuksesan Rasulullah saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam kurun waktu 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi saat Rasulullah saw berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir. Rasulullah merupakan pemimpin yang luar biasa, beliau membangun peradaban Islam hingga puncak kesuksesannya hanya dalam kurun waktu yang terbilang singkat. Masa kerasulan Muhammad saw pada akhir periode Madinah

merupakan puncak Islam karena sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (Q.S. Al-Maidah ayat 3) Kesuksesan tersebut membawa Islam menjadi sumber kemajuan peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam. Islam menciptakan peradaban yang gemilang dengan menciptakan karya-karya teknologi yang mempengaruhi kehidupan dunia sampai saat ini. Dari abad ke-9 sampai ke-12, karya-karya tentang filosofi, sejarah, kedokteran, keagamaan, astronomi, dan geografi lebih banyak ditulis dalam bahasa Arab daripada bahasa lainnya. Islam adalah salah satu peradaban yang paling unik, terlahir paling muda, menyebar paling cepat, mencakup wilayah yang paling luas, dianut oleh sangat banyak jenis suku bangsa dan ras, muncul dalam berbagai aspek yang sangat beragam, baik dalam bidang teknologi, sastra, kaligrafi, arsitektur, busana, dan berbagai disiplin keilmuan. Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya telah menorehkan banyak hasil yang dapat dirasakan oleh dunia saat ini. Beberapa warisan peradaban Islam yang telah mendunia antara lain operasi bedah (dasar-dasar ilmu bedah modern) oleh Al-Zahrawi, pesawat terbang oleh Abbas Qasim Ibnu Firnas, optik oleh Ibnu Haytam, mesin robot oleh Al-Jazari, perancang air mancur oleh Banu Musa bersaudara, hukum gravitasi universal oleh salah satu Banu Musa bersaudara yaitu Abu Ja’far Muhammad. Berbagai hasil yang luar biasa dari masa-masa peradaban saat itu telah tercipta dan membuat peradaban Islam memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap peradaban dunia.

2.1.2

Peradaban Islam Dan Periode Kejayaan Peradaban Islam

Peradaban Islam adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga kebudayaan yang memilliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Dengan kata lain peradaban Islam bagian dari kebudayaan yang bertujuan memudahkan dan mensejahterakan hidup di dunia dan di akhirat. Sejalan

dengan

pengertian

tersebut,

Islam

dalam

menegakkan

peradabannya tidak hanya memandang satu sisi kehidupan dunia dengan pencapaian kebudayaan yang dapat memajukan peradabannya, akan tetapi juga memperhatikan prinsip pencapaian kebahagiaan kehidupan akhirat, dengan memberikan ajaran dengan cara berkehidupan yang bermoral dan santun dalam memandang keberagaman dunia. Dalam memahami peradaban Islam, amat penting untuk mengingat tidak hanya keragaman seni dan ilmu pengetahuan, tetapi juga keragaman interpretasi teologis dan filosofis pada doktrin-doktrin Islam, bahkan pada bidang hukum Islam. Tidak ada kesalahan yang serius daripada pendapat yang menegaskan bahwa Islam adalah realitas yang seragam, dan peradaban Islam tidak mengapresiasi ciptaan atau eksistensi beragam. Meskipun kesan adanya keseragaman sering mendominasi segala hal yang berkaitan dengan Islam, sisi keragaman di bidang interpretasi agama itu sendiri selalu ada, sebagaimana juga terdapat aspek beragam pada pemikiran dan kultur Islam. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw sebagai pembawa ajaran Islam, menganggap bahwa keragaman pendapat para pemikir Muslim adalah sebuah karunia Tuhan.[3] Namun dengan segala keberagamannya tersebut, masih saja terlihat kesatuan yang amat mengagumkan tetap mempengaruhi peradaban Islam, sebagaimana hal tersebut telah mempengaruhi agama yang melahirkan peradaban itu, dan membimbing alur sejarahnya selama berabad-abad.

Demikianlah Islam dengan ajaran suci dan universal sebagaimana yang telah diwahyukan, mengalami perkembangan dari masa ke masa. Adapun penyebaran Islam dan torehan peradabannya ke penjuru dunia, tak kan lepas dari metode dan sistem penyebarannya, mulai dari perdagangan, korespondensi (seperti yang dilakukan Rasulullah dengan mengirim surat kepada para raja Mesir, Persia, dll.), diplomasi politik, sampai pada peperangan perebutan kekuasaan dan pendudukan wilayah. Sedangkan periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak masa Rasulullah saw pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan peradaban Islam yang kemudian diwarisi oleh peradaban dunia. Dan pereodisasi peradaban Islam tersebut, secara umum terbagi menjadi 3 (tiga) periode, yang antara lain : 1. Periode klasik Pada masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Sebelum wafatnya Nabi Muhammad saw (632 M), seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah kekuasaan Islam, yang kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa khalifah pertama Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya. Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634 M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas hingga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya. Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah, yang pada masa ini kekuasaan Islam semakin meluas, berawal dti Tunis, Khurasan, Afganistan,

Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab, dan Multan. Bukan hanya itu, perluasan dilanjutkan ke Aljazair dan Maroko, bahkan telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu Spanyol, dan menjadikan Cordova sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa dinasti ini kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah). Sejak kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan pamor keemasannya. Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Arab. Benih-benih peradaban baru tersebut antara lain perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang harus dipelajari, hingga mendorong Imam Sibawaih menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman dalam tata bahasa Arab. Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan berbagai karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang ditulis oleh Qais al-Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam. Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik, telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid Makkah serta Madinah, termasuk alAqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta. Setelah kekuasaan Bani Umayyah menurun, dan ditumbangkan oleh Bani Abbasiyah pada tahun 750 H, kembali Islam dengan perkembangan peradabannya terus menerus bergerak pada kemajuan. Di masa al-Mahdi,

perekonomian mengalami peningkatan dengan konsep perbaikan sistem pertanian dengan irigasi, dan juga pertambangan emas, perak, tembaga dan lainnya yang juga meningkat pesat. Bahkan perekonomian menjadi lebih baik setelah dibukanya jalur perdagangan dengan transit antara timur dan barat, dengan Basrah sebagai pelabuhannya. Masa selanjutnya pada masa Harun al-Rasyid, kehidupan sosial pun menjadi lebih mapan dengan dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi. Hingga Baghdad pada masa itu mempunyai 800 orang dokter. Dilanjutkan pada masa al-Makmun yang lebih berkonsenrasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menerjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani dan Sansekerta, dan berdirinya Baitu-l-hikmah sebagai pusat kegiatan ilmiahnya. Yang disusul kemudian dengan berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir. Juga dibangunnya sekolah-sekolah, hingga Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Maka, tak dapat dipungkiri lagi bahwa masa-masa ini dikatakan sebagai the golden age. Kemajuan keilmuan dan teknologi Islam mengalami masa kejayaan di masa ini. Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan Muslim telah mewarnai penorehan tinta sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, akan tetapi menambahkan ke dalam hasil penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan sains dan filsafat. Tokoh cendekiawan Muslim yang terkenal adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi sebagai metematikawan yang telah menelurkan aljabar dan algoritma, al-Fazari dan al-Farghani sebagai ahli astronomi (abad ke VIII), Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haytam dengan teori optika (abad X), Jabir ibnu Hayyan dan Abu Bakar Zakaria ar-Razi sebagai tokoh kimia yang disegani (abad IX), Abu Raihan Muhammad al-Baituni sebagai ahli fisika (abad IX), Abu al-Hasan Ali Mas’ud sebagai tokoh geografi (abad X), Ibnu Sina sebagai seorang dokter sekaligus seorang filsuf yang sangat berpengaruh (akhir abad IX), Ibnu Rusyd sebagai seorang filsuf ternama dan terkenal di dunia

filsafat Barat dengan Averroisme, dan juga al-Farabi yang juga seorang filsuf Muslim. Selain sains dan filsafat pada masa ini juga bermunculan ulama besar tentang keagamaan dalam Islam, seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam Malik, Imam Syafi’I, Abu Hanifah, Ahmad bin Hambal, serta mufassir terkenal ath-Thabari, sejarawan Ibnu Hisyam dan Ibnu Sa’ad. Masih adalagi yang bergerak dalam ilmu kalam dan teologi, seperti Washil bin Atha’, Ibnu al-Huzail, al-Allaf, Abu al-Hasan al-Asyari, al-Maturidi, bahkan tokoh tasawuf dan mistisisme seperti, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, Husain bin Mansur al-Hallaj, dan sebagainya. Di dunia sastra pun mengenalkan Abu al-Farraj alAsfahani, dan al-Jasyiari yang terkenal melalui karyanya 1001 malam, yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

2. Periode Pertengahan Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 12501500 M. Yang mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun mampu ditaklukkan oleh raja-raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika. Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa 1500-1800 M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban Islam yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki Konstantinopel (Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.

Sedangkan di tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan Safawi (1252 M), dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin yang beraliran Syi’ah. Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia. Dan berbatasan dengan kekuasaan Usmani di barat dan kerajaan Mughal di kawasan timur. Kerajaan Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan pendirinya Zahirudin Babur. Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India Tengah, Malwa dan Gujarat. Di India, bahsa Urdu akhirnya menjadi bahasa kerajaan menggantikan bahasa Persia. Dan kemajuannya telah membuat beberapa bukti peninggalan sejarah antara lain, Taj Mahal, Benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Akan tetapi pada masa kemajuan ini, ilmu pengetahuan tidak banyak diberikan perhatian, namun perhatiannya terhadap seni dalam berbagai bentuk adalah sangat besar, sehingga kerajaan Usmani mendapatkan julukan the patron of art. Ketiga kerajaan besar tersebut lebih banyak memperhatikan bidang politik dan ekonomi. Sedangkan di Barat, mulai menuai kebangkitan dengan melihat jalur yang terbuka ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah dari daerah Timur Jauh melaui Afrika Selatan. Hingga pada Abad ke-17, di eropa mulai mencul negara-negara kuat, bahkan Rusia mulai maju di bawah Peter Yang Agung. Dan melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan. Dan Safawi Persia pun ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan faham. Dan kerajaan Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan Inggris pun berperan menguasainya pada tahun 1857 M.

3. Periode Modern Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat

Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradabannya. Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam yang disebut dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah mengeluarkan buah pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Para tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2.2. Transformasi Peradaban Islam Kepada Peradaban Dunia Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya, hingga lebih dari 14 abad lamanya. Tentunya dari masa perjuangan tersebut telah menorehkan banyak hasil yang dapat dirasakan oleh dunia saat ini walaupun sudah tidak ada lagi kekuasaan Islam yang mutlak. Karena Islam dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah yang dapat dikuasai, melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan tetap toleran terhadap budaya lokal yang ada. Para tokoh Islam klasik yang telah membangun peradaban di masa itu, dan tidak dilakukan oleh orang-orang barat pada masa kegelapan, adalah dengan mempelajari dan mempertahankan peradaban yunani kuno, serta mengembangkan buah pemikirannya untuk menemukan sesuatu yang baru dari segi filsafat dan ilmu pengetahuan. Seorang pemikir orientalis barat Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah)

yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam abad”. Peradaban Islam bisa maju di masa itu, salah satunya berkat kerja keras para ilmuwan dan cendekiawan. Mereka adalah pelopor lahirnya peradaban dunia yang baru, yang awalnya mempelajari dan mempertahankan peradaban Yunani Kuno. Tidak hanya itu, tetapi para ilmuwan muslim juga mengembangkan pola pikir dan kecerdasan otaknya untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan. Peran dan sumbangsih umat Islam dalam kemajuan peradaban dunia diakui oleh seorang orientalis Barat yang bernama Gustave Lebon. Dia mengatakan "orang-orang Arablah yang menyebabkan kita mempunyai peradaban karena mereka adalah iman kita selama enam abad. Dikalangan Barat, Islam memegang peran penting sebagai donator kemajuan peradaban mereka, meskipun sekarang justru baratlah yang menjadi ikon kemajuan peradaban dunia. Hingga peradaban Islam telah memberi kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi dunia Barat yang saat ini diyakini sebagai pusat peradaban dunia. Kontribusi Islam tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat. 2. Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat. 3. Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat. 4. Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad ke-17 M.

5. Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa, memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya melahirkan Renaisance. 6. Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa. 7. Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan. 8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat. 9. Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa. Pada kondisi-kondisi tersebut, terutama pada abad ke-11 dan ke-12, walaupun tradisi Islam yang diboyong ke Barat masih belum terjadi pemisahan yang jelas antara ilmu-ilmu yang ada dan ketika itu ilmu kalam, filsafat, tasawuf, ilmu alam, matematika, dan ilmu kedokteran masih bercampur. Akan tetapi Islam telah mampu mendamaikan akal dengan iman dan filsafat dengan agama. Sedangkan

bangsa Barat pada masa itu masih terdapat stereotipe yang

memisahkan antara akal dan iman serta filsafat dan agama. Hal ini juga terjadi pada ilmu pengetahuan dan ilmu alam, yang mana Islam telah berjasa menyatukan akal dengan alam, menetapkan kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang pasti, dan keserasian Tuhan dengan alam. Hingga akhirnya filsafat skolastik Barat mencapai puncaknya yang telah didukung oleh adanya pilar Islam dengan dibangunnya akademi-akademi di Eropa yang diadopsi dari gaya akademi di kawasan Timur. Hal ini merupakan evolusi dari illuminisme biara ke kegiatan pemikiran yang dialihkan kesekolahan dan akademi. Dan kurikulum yang diajarkan adalah filsafat lama, dan ilmu-ilmu Islam terutama Averoisme Paris. Pada saat yang sama terjadi perubahan kecenderungan pemikiran dari kesenian dan kasusatraan ke gramatika dan logika, dari retorika ke

filsafat dan pemikiran, dan dari paganisme kesusastraan Latin ke penyucian Tuhan sebagai pemikiran Islam. Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan

kekonsistensian

dunia

Barat

dalam

mengembangkan

ilmu

pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya besar para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita teukan di perpustakaan-perpustakaan internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah menyimpannya. Sehingga para umat Muslim di masa kini, yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah Islam tersebut, harus pergi ke negara Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata” yang sementara ini telah mereka pinjam.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Related Documents

Makala Chf
August 2019 28
Makala Geografi.docx
December 2019 26
Makala Kewarganegaraan
June 2020 19
Makala Pai.docx
July 2020 33
Makala Jenazah.docx
October 2019 25
Makala Merkury.docx
April 2020 16

More Documents from "Fadli Muhamad"

Avon Moda Casa 17
June 2020 30
Povestea Cifrei 1.ppt
May 2020 12
October 2019 27
Babyjewels Catalogue
April 2020 16
Proforma.docx
October 2019 33