KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT. Dengan terselesaikannya karya tulis ini. Karya tulis yang berjudul “Analisis penanganan pemerintah dalam mengatasi bahaya pasca bencana banjir yang melanda DKI Jakarta “ disusun untuk memenuhi syarat guna mengikuti lomba yang akan di adakan di Universitas Indonesia oleh FISIP. Berbagai pihak, baik secara kelembagaan maupun perorangan yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus. Penghargaan dan terima kasih terutama kami sampaikan kepada : 1.
Perpustakaan umum Jakarta selatan.
2.
Petugas pintu air Manggarai Tak ada gading yang tak retak. Demikian halnya dengan karya tulis ini kami
sadari tak luput dari berbagai kelemahan. Kami berharap, semoga karya tulis ini bermanfaat adanya.
Jakarta, 10 Desember 2006
Penulis
Karya tulis ini telah disetujui oleh guru :
1.
Ibu Erni Siregar
2.
Drs. Wasimin
1. ………………..
2. …………….
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Jakarta adalah ibukota Negara Republik Indonesia. Tempat bergejolaknya
segala macam aktivitas dari berbagai macam ras, etnis, dan suku bangsa untuk mencapai kebutuhan ekonomi. Kota yang dulunya bernama Batavia ini sebagai tonggak pemerintahan republik Indonesia. Sejak dahulu kota ini terkenal sebagai kota pelabuhan yang telah menerima berbagai macam pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya dari berbagai macam bangsa terutama bangsa barat yang telah lebih maju ilmu pengetahuannya dibandingkan dengan bangsa lain. Dari sanalah kota Jakarta yang sekarang ini mendapatkan dasar dan pijakan untuk berkembang menjadi sebuah kota metropolis yang maju. Proses pembangunan wilayah kota Jakarta kian hari kian berkembang pesat. Dalam proses tersebut membutuhkan ketersediaan lahan dengan luas yang memadai. Berbagai macam proses telah dilakukan, contohnya pencanangan program reklamasi pantura (pantai utara) Jakarta yang dilakukan guna penambahan lahan pemukiman yang pada saat ini telah berkurang akibat pesatnya berbagai macam ras, etnis, dan suku yang masuk ke Jakarta yang merupakan pendatang yang ingin mengadu nasib di Jakarta. Banyak yang beranggapan bahwa kehidupan di Jakarta lebih baik dan terjamin daripada di desa. Akibatnya jumlah penduduk membludak tidak sesuai dengan luas wilayah Jakarta. Perlu diketahui bahwa pola kegiatan tersebut mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan. Seperti kepadatan penduduk yang mengakibatkan tak tertampungnya pendatang yang menimbulkan lingkungan kumuh. Banjir juga salah satu masalah yang sering dihadapi penduduk Jakarta dan telah menjadi rutinitas setiap tahun. Bahkan tempat-tempat yang sebelumnya tak tersentuh banjir pun terkena juga. Peristiwa banjir awal tahun 1996 misalnya, kegoncangan kehidupan masyarakat sangatlah terasa. Bayangkan kawasan yang bertahun-tahun tidak
terjamah oleh genangan air, ikut terendam hingga setinggi 1 meter. Bahkan, air sudah mengancam pemukiman sampai ke sekitar Istana Negara bangunan yang sangat bergengsi bagi bangsa dan Negara Indonesia1. Banjir bagi warga DKI Jakarta bagaikan “ Hantu yang menakutkan, datang tak dijemput pulang tak diantar “ yang hanya menimbulkan sebuah kepedihan yang mendalam. Kehilangan harta benda, tempat tinggal, hingga kehilangan nyawa. Berbagai persepsi disebutkan bahwa banjir disebabkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah DKI Jakarta dan sekitarnya yang tidak memikirkan konsep tata ruang yang
berorientasikan
kepada
kelestarian
lingkungan,
hanya
memikirkan
pengembangan modernisasi kota Jakarta. Sebagai contoh, pendirian gedung-gedung besar dan fasilitas pendukung yang tidak memperhatikan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) sehingga lingkungan hidup banyak yang menjadi korban. Persepsi lain juga menyebutkan bahwa ulah warga yang membuang sampah sembarangan terutama ke sungai yang mengakibatkan aliran sungai tersendat oleh sampah yang menumpuk. Ada juga persepsi banjir yang melanda Jakarta ini akibat banjir kiriman dari daerah Bogor dan daerah sekitarnya yang berada di selatan kota Jakarta. Sebenarnya setiap tahun kota Jakarta mengalami banjir, hanya saja ada tahun-tahun yang banjirnya amat besar yang dampaknya sangat merugikan warga, ada juga saatnya mengalami banjir yang tidak terlalu besar. Secara topografi letak Jakarta berada di bawah permukaan air laut dan berdekatan dengan beberapa kotamadya yang memiliki dataran yang lebih tinggi daripada kota Jakarta dan memiliki pegunungan-pegunungan tinggi serta aliran sungai yang deras. Sebagai contoh, Bogor yang terdapat hulu sungai Ciliwung yang bernama Ratu Rampat.
1. Mokoginta Lukman, Jakarta Untuk Rakyat, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999, hal. 106.
Berbagai masalah yang timbul akibat banjir telah meresahkan warga seperti kerusakan, kehilangan harta benda, bahkan kehilangan nyawa menyebabkan timbul pertanyaan-pertanyaan di benak kita. Pertanyaan-pertanyaan itu yang akan kita bahas dan kita cari solusi yang tepat dalam bab selanjutnya dan menjadi latar belakang atas permasalahan-permasalahan tersebut. Apakah peran birokrasi setelah pascabencana tidak maksimal atau permasalahan-permasalahan itu timbul akibat ulah warga DKI Jakarta.
1.2
Identifikasi permasalahan Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan,
maka
kita
identifikasi
permasalahan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan banjir sering terjadi di Jakarta ? 2. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan bila terjadi banjir ? 3. Langkah-langkah apa yang dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi bencana banjir sebelum dan sesudah bencana tersebut melanda ? 4. Apa yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi banjir di Jakarta ? 5. Dampak-dampak apa saja yang diterima oleh masyarakat dan pemerintah setelah banjir tersebut ? 6. Apa akibat bagi warga, masyarakat dan pemerintah setelah terjadi bencana banjir ?
1.3
Pembatasan masalah Karena banyaknya masalah yang ada dan terbatasnya waktu dan dana, maka
penulis membatasi masalah ini hanya membicarakan : 1
Faktor-faktor penyebab banjir di DKI Jakarta
2
Peran serta pemerintah dalam menangani sebelum dan pasca banjir
3
Dampak bencana banjir baik dari segi positif maupun dari segi negatif
1.4
Perumusan masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka agar lebih
mendalam pembahasannya dapat penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan banjir sering terjadi di Jakarta ? 2. Bagaimana peran serta pemerintah dalam menangani sebelum dan pascabencana banjir ? 3. Apa saja dampak yang dihasilkan akibat banjir baik dari segi positif maupun dari segi negatif ?
1.5
Tujuan Penelitian
1.5.1
Tujuan Umum secara umum penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahuia
sejauh mana penanganan pemerintah dalam menghadapi bahaya banjir dan sebagai bahan acuan bagi warga masyarakat dan pemerintah dalam mengambil tindakan pasca bencana. 1.5.2
Tujuan Khusus Berdasarkan berbagai permasalahan, secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan di DKI Jakarta sering terjadi banjir. 2. Untuk mengetahui peran serta pemerintah dalam menangani sebelum dan pascabencana banjir. 3. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan akibat banjir baik dari segi positif maupun dari segi negatif.
1.6
Kerangka Teori Sebagai landasan teoritis penelitian ini, penulis akan cantumkan pendapat-
pendapat yang mendasari penulisan laporan ini yang berkisar pada pengertian banjir, peran serta pemerintah, dampak-dampak yang diakibatkan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi banjir tersebut. Sarwono Kusumaatmadja mengatakan,” Banjir dan gejala kebalikannya, kekeringan, adalah fenomena yang mempunyai latar belakang yang kompleks. Gejala itu kelihatannya non-diskriminatif, melanda negara negara maju yang manajemen lingkungannya bagus, maupun negara miskin dan 'berkembang' seperti Indonesia, yang masih berkekurangan dalam manajemen lingkungan. Banjir adalah fenomena alam yang merupakan bagian dari siklus iklim. Bahwa kemudian banjir menciptakan petaka bagi manusia adalah akibat dari intervensi manusia terhadap alam.”2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Banjir Pengertian banjir yang penulis gunakan dalam kajian ini diambil dari beberapa buku pendukung antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu : “Banjir ialah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap karena hujan turun terus-menerus, sungai itu”.3 Dan juga dari pendapat para ahli antara lain Sarwono Kusumaatmadja mengatakan, “Banjir adalah fenomena alam yang merupakan bagian dari siklus iklim. Bahwa kemudian banjir menciptakan petaka bagi manusia adalah akibat dari intervensi manusia terhadap alam.” 4 Dari kedua pengertian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa banjir, merupakan fenomena alam yang merupakan bagian dari siklus iklim karena hujan turun terus-menerus sehingga menjadi petaka bagi manusia. 2. www.Sarwono.net Kesadaran lingkungan : Belajar dari banjir 3. Kamus Besar Bahasa Indonesia 4. www.Sarwono.net Kesadaran lingkungan : Belajar dari banjir
2.2 Faktor-faktor penyebab banjir Faktor penyebab banjir dalam hal ini banyak disebabkan oleh berbagai hal contohnya penebangan hutan, pembangunan gedung atau kompleks-kompleks pemukiman dan tindakan warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya terutama pada DAS ( daerah aliran sungai ). Hal-hal ini pun didukung oleh beberapa pernyataan para ahli dan artikel. Diantaranya : Banjir dapat terjadi karena berbagai faktor atau gangguan dari daerah arah hulu salah satu gangguan terbesar adalah penebangan di daerah hulu sungai, misalnya untuk pembangunan, perkebunan, atau kompleks-kompleks pemukiman atau untuk mengambil kayunya. Gangguan-gangguan ini mengubah daerah resapan tanah terhadap air, yang berperan penting sebagai peredam banjir. Sebagai akibat penebangan dan penggundulan hutan maka besar banjir meningkat; angka-angka banjir terbesar untuk masing-masing kurun waktu tersebut di atas akan meningkat pula, bahkan jadwalnya dapat lebih merapat. Maka dengan banyaknya penebangan hutan di wilayah selatan Jakarta, umumnya di daerah Jawa barat dari tahun ke tahun tampaknya telah membesar pula.’banjir kiriman’ ke Jakarta. Adakalanya justru oleh karena penggundulan wilayah hutan maka lambat laun akan lahir lahan-lahan tandus. 5 Banjir di Jakarta disebabkan juga oleh berbagai macam faktor penyebab, diantaranya dikemukakan oleh Achmad Santosa, seorang ahli hukum lingkungan, mengatakan, “Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia, yaitu hujan, hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, pendangkalan sungai, dan kesalahan tata wilayah dan pembangunan saranaprasarana. Ia mengatakan, hujan bukanlah penyebab utama banjir dan tidak selamanya hujan lebat menimbulkan banjir. Terjadi atau tidaknya banjir justru sangat bergantung pada keempat faktor penyebab lainnya di atas. Justru secara statistik hujan sekarang ini merupakan pengulangan belaka dari hujan yang telah terjadi di masa lalu. "Hujan sejak jutaan tahun lalu berinteraksi dengan faktor ekologi, geologi, dan vulkanik, mengukir permukaan bumi dengan membentuk lembah, ngarai, danau, cekungan, serta sungai dan bantarannya. Permukaan bumi kemudian memperlihatkan secara jelas di mana lokasi-lokasi rawan banjir yang perlu diwaspadai," katanya 6
5. Soehoed A.R, Banjir Ibukota, Djambatan, Jakarta,2002, hal. 3 6. Suarapublik.org Pengendalian Banjir yang Tak Kunjung Tuntas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian
3.2.Metode Penelitian Objek penelitian karya tulis ini adalah sebuah karya sastra dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata yang jelas dan terperinci.
3.3 Teknik pengumpulan Data (Dokumentasi) Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tahapan kerja sebagai berikut : Untuk memperluas wawasan penelitian, penulis mengambil data-data pembanding maupun data pendukung dari beberapa buku sumber maupun referensi yang berkaitan. Penulis membaca secara cermat sambil membuat kutipan-kutipan dalam kartu kutipan. Baik data utama maupun data pendukungnya. Yang penulis pelajari adalah buku-buku maupun sumber lain tentang penanganan, dampak, maupun faktor mengenai bencana banjir yang melanda DKI Jakarta.
3.4 Teknik analisis Data Dalam menganalisis berbagai macam permasalahan penulias analisis data menggunakan teknik analisis model bedah buku, yaitu dengan membaca lalu mengambil kutipan dan data tentang isi, tema, plot, alur, dan unsur-unsur yang diperlukan. Kemudian penulis mempelajari, penulis, uraikan dan penulis simpulkan. Sebagai gambaran kerja penulis dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Membaca secara intensif dan kritis buku-buku yang mendukung kemudian membuat kutipan yang diperlukan.
2.
Membaca bahan rujukan dari beberapa sumber referensi yang berkaitan, kemudian membuat kutipan yang diperlukan.
3.
Menilai/mengevaluasi
kutipan-kutipan
tersebut,
kemudian
mengelompokkannya menurut jenis yang sama, semaksud atau satu pembicaraan. 4.
Memberi catatan komentar dan catatan khusus yang berkaitan dengan penilaian penulis. Data-data yang penulis kutip diberi analisis sendiri-sendiri.
3.5 Instrumen penelitian Dalam pengambilan data, penulis menggunakan beberapa instrumen atau alat tulis diantaranya pulpen dan pensil sebagai alat untuk mencatat data-data yang disampaikan pada saat observasi. Dan notes sebagai tempat mencatat atau menulis data-data.
BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Keterbatasan penelitian Dalam mengadakan penelitian penulis menghadapi beberapa halangan diantaranya jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk mencapai pintu air Manggarai ditambah dengan kemacetan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai lokasi penelitian dan adanya ulangan semester yang bertepatan dengan penyusunan karya tulis ini sehingga penulis memprioritaskan ulangan daripada karya tulis ini.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam bab ini akan disimpulkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam uraian bab terdahulu. Kesimpulannya sebagai berikut : 1. Faktor penyebab banjir di Jakarta bukan hanya disebabkan oleh hujan deras saja namun juga disebabkan oleh hujan, hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, pendangkalan sungai, dan kesalahan tata wilayah dan pembangunan saranaprasarana. 2. Peran
serta
pemerintah
dirasakan
kurang
maksimal
dalam
menanggulangi sebelum dan pasca banjir terutama dalam pengelolaan tata ruang kota. 3. Banjir di Jakarta mengakibatkan berbagai macam dampak yang dirasakan oleh warga dari segi negatif yaitu kehilangan harta benda dan nyawa dan dri segi positif yaitu timbulnya lapangan pekerjaan baru seperti jasa angkutan gerobak yang membantu menyeberangkan warga melewati jalan-jalan yang terkena banjir.
5.2 1.
Saran Sebaiknya pemerintah memperbaiki system tata ruang kota dan segera
menyelesaikan banjir kanal timur agar banjir dapat diantisipasi dan ditanggulangi. 2.
Agar pemerintah memberikan penyuluhan kepada warga agar selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama daerah sekitar sungai.
3.
Pembersihan sungai dari sampah-sampah dan juga dari pemukimanpemukiman di sekitar bantaran sungai.