Link Layer 66
6. Link Layer Kegunaan dari link layer dalam TCP/IP protokol suite adalah untuk mengirim dan menerima (1) IP datagram untuk modul IP, (2) ARP request and replies untuk modul ARP, dan (3) RARP request and replies untuk modul RARP. TCP/IP mendukung banyak link layer yang berbeda, tergantung pada tipe hardware jaringan yang dipergunakan: Ethernet, token-ring, FDDI (Fiber Distributed Data Interface), RS-232 serial line, dll.
6.1. Ethernet and IEEE 802 Encapsulation Istilah Ethernet biasanya mengacu pada sebuah standar yang dipublikasikan pada 1982 oleh Digital Equipment Corp., Intel Corp., dan Xerox Corp. Hal ini merupakan bentuk utama dari teknologi local area network yang digunakan oleh TCP/IP saat ini. Ethernet menggunakan metode akses yang dinamakan CSMA/CD (Carrier Sense, Multiple Access with Collision Detection). Yang ber-operasi pada 10 Mbit/detik dan menggunakan pengalamatan 48-bit, saat ini telah banyak digunakan Fast Ethernet yang dapat beroperasi pada 100 Mbit/detik. Beberapa tahun kemudian Komite IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) 802 mempublikasikan sebuah kumpulan standar. 802.3 meliputi jaringan CSMA/CD, 802.4 meliputi jaringan token-bus, dan 802.5 meliputi jaringan token-ring. Kesamaan dari ketiga hal ini adalah standar 802.2 yang mendefinisikan logical link control (LLC) yang sama untuk beberapa jaringan 802. Sayangnya kombinasi dari 802.2 dan 802.3 mendefinisikan sebuah bentuk frame yang berbeda dari true Ethernet. Dalam dunia TCP/IP, peng-encapsulation IP datagram di definisikan dalam RFC 894 [Hornig 1984] untuk Ethernet dan dalam RFC 1042 [Postel and Reynolds 1988] untuk jaringan IEEE 802. Host syarat-syarat RFC bagi setiap Internet host yang terhubung ke sebuah kabel Ethernet 10Mbit/sec adalah: 1. Harus dapat mengirim dan menerima paket menggunakan RFC 894 (Ethernet) encapsulation. 2. Harus dapat menerima RFC 1042 (IEEE 802) packets intermixed dengan RFC 894 packets. 3. Mungkin dapat mengirim paket menggunakan RFC 1042 encapsulation. Jika host dapat mengirim kedua tipe paket tersebut, maka tipe paket yang dikirim harus dapat diconfigurasi dan option konfigurasi harus default sesuai RFC 894 packets. RFC 894 encapsulation sangat umum digunakan. Gambar 6-1 memperlihatkan dua bentuk encapsulation yang berbeda. Angka di bawah setiap kotak pada gambar adalah ukuran kotak dalam bytes. Kedua bentuk frame menggunakan peng-alamat asal dan tujuan 48-bit (6-byte). (802.3 mengijinkan pengalamatan 16-bit untuk digunakan, tetapi pengalamatan 48-bit adalah
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 67
normal). Inilah yang kita sebut hardware addresses. Protokol ARP dan RARP memetakan antara 32-bit IP addresses dan 48-bit hardware addresses. 2 byte berikutnya adalah berbeda dalam dua bentuk frame. 802 length field memberitahukan berapa byte yang ikut, tetapi tidak termasuk CRC di bagian akhir. Tipe field Ethernet meng-identifikasi tipe data yang mengikutinya. Pada frame 802 tipe field yang sama dijelaskan nanti dalam header SNAP (Sub-network Access Protocol). Untungnya tidak ada satupun nilai 802 length yang valid yang sama dengan tipe nilai Ethernet, mengakibatkan ke dua bentuk frame dapat dibedakan. Dalam Ethernet frame data segera mengikuti field Type, sedangkan dalam format 802 frame yang mengikuti 3 byte dari 802.2 LLC dan 5 byte dari 802.2 SNAP. DSAP (Destination Service Access Point) dan SSAP (Source Service Access Point) keduanya di set ke 0xaa. Field Ctrl di set ke 3. 3 byte berikutnya, kode org semuanya 0. Yang mengikutinya adalah 3 byte field type yang sama format Ethernet frame. (nilai field type tambahan terdapat pada RFC 1340 [Reynold and Postel 1992]. Field CRC (cyclic redudancy check) (a checksum) yang mendeteksi error dalam keseluruhan frame. (biasa disebut FCS atau frame check sequence). Ukuran minimum untuk frame 802.3 dan Ethernet paling kecil 38 byte untuk 802.3 atau 46 byte untuk Ethernet. Untuk menangani hal ini, pad byte di sisipkan untuk meyakinkan frame tersebut cukup panjangnya. Kita akan berhadapan dengan nilai minimum ini pada saat mulai mengamati paket pada kabel jaringan.
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 68
Gambar 6-1 Encapsulation IEEE 802.2/802.3 (RFC 1042) dan encapsulation Ethernet (RFC 894)
6.2. SLIP: Serial Line IP SLIP = Serial Line IP. SLIP adalah bentuk sederhana dari encapsulation untuk IP datagram pada serial lines, dan telah di-spesifikasikan dalam RFC 1055 [Rornkey 1988]. SLIP telah menjadi populer untuk menghubungkan sistem rumahan ke Internet, menggunakan serial port RS-232 yang terdapat pada hampir setiap komputer dan modem berkecepatan tinggi. Beberapa aturan men-spesifikasi framing yang digunakan oleh SLIP: 1. IP datagram di hentikan (terminated) dengan menggunakan karakter khusus yang dinamakan END (0xc0). Demikian juga untuk mencegah (prevent) segala gangguan (noise) line sebelum datagram ini dijadikan sebagai bagian dari datagram, sebagian besar implementasi mengirim juga sebuah character END pada awal dari datagram. (Jika terdapat beberapa line noise, END mengakhiri erroneous datagram, lalu mengijinkan datagram bersangkutan untuk dikirimkan. Erroneus datagram akan di buang oleh layer yang lebih tinggi pada saat isinya di deteksi sebagai sampah (garbage).)
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 69
2. Jika sebuah byte pada IP datagram sama dengan karakter END, rangkaian 2-byte 0xdb, 0xdc tetap di kirimkan. Karakter spesial ini, 0xdb, dinamakan karakter SLIP ESC, tetapi nilainya berbeda dari karakter ASCII ESCib). 3. Jika sebua byte dari IP datagram sama dengan karakter SLIP ESC, 2-byte yang berurutan 0xdb, 0xdd tetap di kirimkan (transmitted). Gambar 6-2 menunjukkan sebuah contoh dari framing ini, dengan asumsi satu karakter END dan satu karakter ESC tampil dalam IP datagram asli. Dalam contoh ini besarnya byte yang dikirim melalui serial line adalah panjang IP datagram ditambah 4.
Gambar 6-2 SLIP encapsulation SLIP adalah sebuah metode framing sederhana. SLIP memiliki beberapa kekurangan / cacat yang tidak berarti. 1. Setiap akhir (end) harus mengetahui IP address lainnya. Tidak ada metode untuk memberi tahu IP address satu end dengan lainnya. 2. Tidak terdapat tipe field (sama dengan tipe field frame dalam Ethernet frames). Jika sebuah serial line digunakan untuk SLIP, serial line tersebut tidak dapat digunakan untuk beberapa protokol lainnya pada waktu yang sama. 3. Tidak ada checksum yang ditambahkan oleh SLIP (sama dengan field CRC dalam Ethernet frames). Jika terjadi gangguan (noise) yang mengakibatkan sebuah datagram yang dikirim SLIP corrupts, maka hal tersebut dikirim ke layer yang lebih tinggi untuk di-deteksi. (Alternatifnya, modem-modem terbaru dapat mendeteksi dan memperbaiki corrupted frames). Hal ini mengakibatkan sangat diperlukannya layer yang lebih tinggi menyediakan beberapa bentuk CRC (form of CRC). Walaupun dalam waktu yang singkat, SLIP adalah sebuah protokol populer yang digunakan secara luas. Sejarah dari SLIP dimulai pada 1984 pada saat Rick Adam meng-implementasi SLIP dalam 4.2 BSD. Walaupun dia men-deskripsikan sebagai sebuah hal yang tidak standar, SLIP menjadi lebih populer seiring dengan peningkatan kecepatan dan kehandalan modem. Sehingga banyak vendor yang mendukungnya saat ini.
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 70
6.3. Compressed SLIP Sejak line SLIP menjadi lamban (19200 bit/detik atau kurang) dan penggunaan yang sering untuk trafik interaktive (seperti Telnet dan Rlogin, yang keduanya menggunakan TCP), yang cenderung menjadi banyak sekali paket TCP kecil yang saling dipertukarkan melewati sebuah line SLIP. Untuk membawa 1 byte data dibutuhkan sebuah header IP sebesar 20byte dan sebuah TCP header sebesar 20-byte, sehingga total overhead adalah 40 bytes. Menyadari penurunan perfomance ini, sebuah versi SLIP yang lebih baru, yang dinamakan CSLIP (Compressed SLIP), yang dispesifikasi dalam RFC 1144 [Jacobson 1990a]. CSLIP secara normal mengurangi header sebesar 40-byte menjadi 3 atau 5 byte saja. Hal ini mempertahankan sampai dengan 16 koneksi TCP pada setiap end dari link CSLIP dan mengetahui bahwa beberapa field dalam dua header untuk sebuah koneksi yang diberikan secara normal tidak berubah. Header yang lebih kecil ini memberi peningkatan pada interactive response time.
6.4. PPP:Point-to-Point Protocol PPP, Point-to-Point Protocol, memperbaiki kekurangan/cacat dalam SLIP. PPP mengandung tiga komponen. 1. Sebuah cara untuk meng-encapsulate IP datagrams pada sebuah serial link. PPP mendukung salah satu dari asynchronous link dengan data 8-bit dan tanpa parity atau bit-oriented synchronous links. 2. Sebuah Link Contol Protocol (LCP) untuk membuat, konfigur, dan test koneksi datalink. Hal ini mengijinkan setiap end untuk bernegosiasi bermacam-macam pilihan (negotiate various options). 3. Sebuah keluarga dari Network Control Protocol (NCP) spesifik pada bermacammacam network layer protocol. RFC telah ada untuk IP, OSI network layer, DECnet, dan AppleTalk. IP NCP, sebagai contoh, mengijinkan setiap end untuk menspesifikasi jika dapat melakukan header compression, seperti pada CSLIP. (Akronim dari NCP adalah TCP). Format dari PPP frames telah dipilih untuk menjadi seperti standar ISO HDLC (High Level Data Link Control). Pada Gambar 6-3 ditunjukkan format dari PPP frames.
Gambar 6-3 Format dari PPP frames.
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 71
Setiap frame begins (dimulai) dan end (diakhiri) dengan sebuah byte flag yang bernilai 0x7e, yang diikuti oleh sebuah address (alamat) yang selalu bernilai 0xff, dan kemudian sebuah byte control, dengan nilai 0x03. Berikutnya field protocol, sama dalam fungsi pada Ethernet type field. Sebuah nilai 0x0021 berarti field information adalah sebuah IP datagram, sebuah nilai 0xc021 berarti field information adalah link control data, dan sebuah nilai 0x8021 adalah untuk network control data. Field CRC (atau FCS, frame check sequence) adalah sebuah cyclic redudancy check, untuk men-deteksi error dalam frame. Sejak byte bernilai 0x7e adalah sebuah karakter flag, PPP harus meng-escape byte ini ketika byte tersebut tampil dalam field information. Pada sebuah link synchronous, hal ini dilakukan oleh hardware menggunakan sebuah teknik yang dinamakan bit stuffing [Tanenbaum 1989]. Pada link asynchronous byte khusus 0x7d digunakan sebagai sebuah karakter escape. Kapanpun karakter escape tampil dalam sebuah frame PPP, karakter berikutnya dalam frame mendapatkan 6 bit pelengkapnya, seperti berikut ini: 1. Byte 0x7e di kirimkan sebagai 2-byte ber-urutan 0x7d, 0x5e. Ini adalah escape dari byte flag. 2. Byte 0x7d di kirimkan sebagai 2-byte ber-urutan 0x7d, 0x5d. Ini adalah escape dari byte escape. 3. Secara default, sebuah byte dengan sebuah nilai kurang dari 0x20 (contohnya, sebuah ASCII control character) juga merupakan escaped. Sebagai contoh, byte 0x01 di kirimkan sebagai 2-byte ber-urutan 0x7d, 0x21. (dalam kasus ini pelengkap dari 6-bit mengakibatkan bit menjadi “on”, sedangkan dalam contoh sebelumnya pelengkap mengakibatkan bit menjadi “off”). Alasan mengapa dilakukan hal ini adalah untuk mencegah byte tersebut tampil sebagai sebuah ASCII control characters pada serial driver pada salah satu host, atau pada modem, yang kadang meng-artikan karakter kontrol ini secara khusus. Hal ini juga memungkinkan menggunakan link control protocol untuk men-spesifikasi semua nilai 32 harus di escaped. Secara default, semua 32 di escaped. Sejak PPP, seperti SLIP, sering digunakan melewati serial link yang lamban, menurunkan banyaknya byte per frame mengurangi latency untuk aplikasi interaktif. Menggunakan link control protocol, sebagian besar implementasi ber-negosiasi untuk menghilangkan address konstan dan field control dan untuk mengurangi ukuran dari field protocol dari 2 byte menjadi 1 byte. Jika kita membandingkan framing overhead dalam sebuah PPP frame, versus 2-byte framing overhead dalam sebuah SLIP frame (Gambar 6-2), dapat dilihat bahwa PPP memberi 3 byte tambahan: 1 byte untuk field protocol, dan 2 byte untuk CRC. Selanjutnya, menggunakan IP network control protocol, sebagian besar implementasi kemudian ber-negosiasi untuk menggunakan Van Jacobson header compression (identik dengan CSLIP compression) untuk mengurangi ukuran dari IP dan TCP header.
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 72
Kesimpulan, PPP memberikan kelebihan-kelebihan berikut ini dibanding SLIP: 1. Mendukung multiple protocols pada sebuah serial line tunggal, tidak hanya IP datagrams. 2. Sebuah cyclic redudancy check pada setiap frame. 3. Negosasi dinamis pada IP address untuk setiap end (menggunakan IP network control protocol). 4. TCP dan IP header compression sama dengan CLSIP. 5. Sebuah link control protocol untuk negosiasi pilihan (option) data-link yang banyak. Harga yang harus dibayar untuk fitur-fitur ini adalah penambahan overhead 3-byte per frame, beberapa frame negosiasi ketika link terjadi (established), dan banyak implementasi komplek. Walaupun terdapat beberapa keuntungan dari PPP dari pada SLIP, saat ini terdapat lebih banyak pengguna SLIP dari pada pengguna PPP. Seiring dengan implementasi yang semakin luas tersedia, dan seiring dengan vendor-vendor mulai mendukung PPP, harusnya secara bertahap PPP menggantikan SLIP.
6.5. Loopback Interface Sebagian besar implementasi mendukung sebuah loopback interface yang mengijinkan sebuah client dan server pada host yang sama saling berkomunikasi satu dengan lainnya menggunakan TCP/IP. Network ID Jaringan kelas A 127 telah ditentukan untuk loopback interface. Berdasarkan keputusan bersama, sebagian besar sistem memberikan IP address 127.0.0.1 pada interface ini dan menentukan localhost sebagai namanya. Sebuah IP datagram yang dikirim ke loopback interface tidak boleh tampil pada jaringan manapun. Walaupun kita harus membayangkan transport layer mendeteksi bahwa tujuan akhirnya adalah loopback address, dan membuat hubungan singkat (short circuiting) beberapa transport layer logic dan semua network layer logic, implementasi pada umumnya menghasilkan proses komplit dari data dalam transport layer dan network layer, dan hanya loop IP datagram kembali ke dirinya sendiri pada saat datagram meninggalkan bagian bawah/akhir dari network layer. Gambar 6-4 menggambarkan sebuah diagram yang di sederhanakan tentang bagaimana loopback interface memproses IP datagrams.
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 73
Gambar 6-4 Proses IP datagram oleh Loopback Interface Point-point kunci yang perlu di-catat dari gambar ini adalah: 1. Semua yang dikirim ke loopback address (biasanya 127.0.0.1) tampil sebagai sebuah IP input. 2. Datagram yang dikirim ke sebuah broadcast address di salin ke loopback interface dan dikirim keluar pada Ethernet. Hal ini sebab definisi dari broadcasting dan multicasting termasuk dalam pengiriman host. 3. Segala sesuatu yang dikirim ke satu IP address yang dimiliki host, dikirim ke loopback interface. Pada saat hal ini mejadi tidak efisient (inefficient) untuk menghasilkan seluruh transport layer dan proses IP layer dari loopback data, hal ini di menyederhanakan desain sebab loopback interface tampil hanya sebagai link layer lainnya pada network layer. Network layer melewatkan sebuah datagram ke loopback interface seperti link layer lainnya, dan hal ini membuat loopback interface tersebut kemudian menempatkan datagram kembali pada antrian IP input. Implikasi lainnya dari Gambar 6-4 adalah IP datagram yang dikirim ke satu dari IP address yang dimiliki host biasanya tidak tampil pada jaringan yang terhubung. Sebagai contoh, pada sebuah Ethernet, biasanya paket tidak di transmisi dan kemudian dibaca kembali. Komentar dalam beberapa BSD Ethernet Device Driver meng-indikasikan bahwa banyak
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 74
Ethernet interface card tidak mampu untuk membaca transmisinya sendiri. Karena sebuah host harus mem-proses IP datagram yang dikirim ke dirinya sendiri, Menangani paket ini tergambar dalam Gambar 6-4 adalah cara yang sederhana untuk menyelesaikan hal ini.
6.6. MTU Seperti yang dapat kita lihat dari Gambar 6-1, bahwa terdapat batasan pada ukuran frame untuk Ethernet encapsulation dan 802.3 encapsulation. Hal ini membatasi besarnya byte data sampai 1500 dan 1492. Karakteristik link layer ini di namakan MTU, yang artinya Maximum Transmission Unit. Sebagian besar jaringan memiliki sebuah batasan atas. Jika IP memiliki sebuah datagram untuk dikirim, dan datagram tersebut lebih besar dari pada MTU link layer, IP melakukan fragmentation, memecah-mecahkan data menjadi bagian-bagian yang kecil (Fragments), sehingga setiap fragment mejadi lebih kecil dari MTU. Tabel 6-1 mencantumkan beberapa nilai MTU yang khas, yang didapat dari RFC 1191 [Mogul dan Deering 1990]. Daftar MTU untuk link point-to-point (contoh, SLIP atau PPP) bukan merupakan karakter fisik dari media jaringan. Hal ini lebih merupakan sebuah batasan logical untuk menghasilkan time (waktu) respon yang memuaskan untuk pengguna interaktif. Network MTU (bytes) Hyperchannel 65535 16 Mbits/sec token ring (IBM) 17914 4 Mbits/sec token ring (IEEE 802.5) 4464 FDDI 4352 Ethernet 1500 IEEE 802.3 / 802.2 1492 X.25 576 Point-to-Point (low delay) 296 Tabel 6-1 Maximum Transmission Unit (MTU) yang Khas
6.7. Path MTU Pada saat dua host pada jaringan yang sama berkomunikasi satu dengan lainnya, maka MTU jaringan tersebut merupakan suatu hal yang penting. Tetapi jika dua host berkomunikasi melewati multiple networks (banyak jaringan), setiap link dapat memiliki MTU yang berbeda. Dalam hal ini yang penting bukan MTU dari dua jaringan dimana dua host terhubung, tetapi MTU terkecil dari seluruh data link yang dilewati paket antara dua host tersebut. Hal ini disebut path MTU. Path MTU antara dua host tidak harus konstan. Hal ini tergantung dari route yang digunakan pada setiap saat. Sehingga, routing tidaklah harus simetrik (route from A ke B tidak merupakan kebalikan route dari B ke A), Sebab itu path MTU tidak harus sama dalam dua arah. RFC 1191 [Mogul dan Deering 1990] men-spesifikasi “path MTU discovery mechanism,” sebuah cara untuk menentukan path MTU pada setiap saat.
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 75
6.8. Serial Line Througput Calculations Jika kecepatan line adalah 9600 bit/detik, dengan 8-bit per byte, ditambah 1 bit start dan 1 bit stop kecepatan line adalah: 9600/(8+1+1) = 960 byte/detik. Pengiriman sebuah paket berukuran 1024-byte pada kecepatan ini memerlukan: 1024/960 = 1066 ms. Jika kita menggunakan SLIP link untuk sebuah aplikasi interaktif, bersamaan dengan sebuah aplikasi seperti FTP yang mengirim dan menerima paket 1024-byte, kita harus menunggu, pada nilai rata-rata, setengah dari waktu ini (1066/2 = 533 ms) untuk mengirim paket interaktif kita. Hal ini meng-asumsikan bahwa paket interaktif kita akan dikirim melewati link sebelum paket besar lainnya (“big” packets). Sebagian besar implementasi SLIP menyediakan typeof-service qeuing ini, menempatkan interaktive traffic di depan dari bulk data traffic. Interaktive traffic biasanya adalah: Telnet, Rlogin, dan control portion (perintah-perintah pengguna, bukan data) dari FTP. Tipe service queuing ini tidak sempurna, hal ini tidak mempengaruhi noninteractive traffic yang sudah terlebih dahulu queued downstream (contoh, pada driver serial). Dan juga modem-modem terbaru memiliki buffer yang besar sehingga noninteractive traffic mungkin telah di buffer dalam modem. Menunggu 533 ms tidak dapat diterima untuk respon interaktif. Penelitian Human Factor telah menemukan bahwa sebuah waktu respon interaktif lebih dari 100-200 ms terasa buruk [Jacobson 1990a]. Ini adalah waktu pulang-pergi untuk sebuah paket interaktif yang dikirim dan kembali (biasanya sebuah echo karakter). Mengecilkan MTU pada SLIP link menjadi 256, berarti waktu maximum amount link adalah 266ms., dapat menjadi sibuk sekali dengan sebuah frame tunggal, dan setengah dari ini (rata-rata menunggu kami) adalah 133 ms. Ini berarti lebih baik, tetapi tetap tidak sempurna. Alasan kami memilih nalai ini (a compared to 64 atau 128) adalah untuk mendapatkan utilisasi yang bagus dari line untuk penggiriman bulk data (seperti pengiriman file besar). Dengan asumsi 5-byte header CLSIP, 256 data dalam sebuah frame 261-byte memberikan 98.1% line untuk data dan 1.9% untuk header, Meskipun ini adalah utilisasi yang barus. Mengurangi MTU dibawah 256 mengurangi maximum throughput yang dapat kita gunakan untuk pengiriman bulk data. Nilai MTU yang tercantum dalam Tabel 6-1, untuk sebuah link point-to-point 296, mengasumsikan data 256-byte dan TCP dan IP header 40-byte, Karena MTU adalah sebuah nilai bagi IP untuk meng-queries link layer, nilai tersebut harus meliputi header normal TCP dan IP. Ini adalah cara IP membuat keputusan fragmentation. IP tidak mengetahui apa-apa tentang kompresi header yang dilakukan CSLIP. Perhitungan rata-rata menunggu (waktu yang dibutuhkan untuk men-transfer sebuah frame berukuran maksimum adalah ½) hanya diterapkan pada saat sebuah SLIP link (atau PPP link) digunakan untuk interactive traffic dan bulk data transfer. Pada saat hanya interactive traffic yang dipertukarkan, data 1 byte dalam setiap arah (dengan asumsi header terkompresi 5-byte) memerlukan waktu 12.5 ms untuk perjalanan bulak-balik pada 9600
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 76
bit/detik. Hal ini cukup baik karena masih dalam range 100-200 seperti yang telah diutarakan sebelumnya. Perlu di catat bahwa peng-kompresian header dari 40-byte menjadi 5-byte mengurangi waktu bulak-balik untuk data 1-byte dari 85 ms menjadi 12.5 ms. Sayangnya kalkulasi ini menjadi susah dilakukan pada saat peng-koreksian error terbaru, dan pengkompresian modem terbaru digunakan. Kompresi yang dilakukan oleh modem mengurangi besarnya byte yang dikirim melalui kawat (wire), tetapi peng-koreksian error (error correction) mungkin memperbesar waktu yang diperlukan untuk men-transfer bytebyte ini. Bagaimanapun, kalkulasi ini memberikan kita sebuah titik awal untuk membuat keputusan yang beralasan.
6.9. Kesimpulan Pada bab ini telah dipelajari layer terendah pada Internet Protocol suite, link layer. Kita melihat pada perbedaan antara encapsulation Ethernet dan IEEE 802.2/802.3, dan encapsulation yang digunakan oleh SLIP dan PPP. Karena SLIP dan PPP biasanya digunakan pada link berkecepatan lambat, keduanya memberikan sebuah cara untuk meng-kompres field-field umum yang tidak pernah berubah. Ini memberikan respon interaktif yang lebih baik. Loopback interface di sediakan oleh sebagian besar implementasi. Meng-akses interface ini melalui salah satu alamat loopback khusus, biasanya 127.0.0.1, atau dengan mengirim IP datagram ke salah satu IP address yang dimiliki host bersangkutan. Data loopback telah di proses secara komplit oleh transport layer dan oleh IP pada saat di-loops ke lapisan protocol. Telah di-deskripsikan sebuah fitur penting dari banyak link layer, yaitu MTU, dan konsep path MTU. Menggunakan MTU khas untuk serial lines, telah di kalkulasi latency yang berperan dalam link SLIP dan CSLIP. Untuk mengetahui interface yang terdapat pada sistem anda dan MTU-nya dapat digunakan perintah netstat. Contoh: Pada Linux [root@proxy /root]# netstat -i Kernel Interface table Iface MTU Met RX-OK RX-ERR RX-DRP RX-OVR TX-OK TX-ERR TX-DRP TX-OVR Flg eth0 1500 0 9062951 0 0 0 8843350 0 0 0 BMRU lo 16436 0 46523 0 0 0 46523 0 0 0 LRU
Subandi
[email protected] FTI UBL
Link Layer 77
Pada Windows NT MTU ditentukan dalam registry, defaultnya adalah 576 byte. Agar Windows NT dapat mencari MTU maksimum dari seluruh koneksi maka parameter EnablePMTUDiscovery harus di set: 1. Untuk merubahnya dapat dilakukan dengan cara: 1. Jalankan registy editor (regedit.exe) 2. Arahkan ke: HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Services\Tcpip\Parameters 3. Dari menu edit pilih New-DWord value 4. Masukkan nama EnablePMTUDiscovery lalu tekan Enter 5. Dobel klik EnablePMTUDiscovery kemudian set: 1 lalu klik OK 6. Tutup registry editor dan reboot komputer.
Subandi
[email protected] FTI UBL