LAPORAN HASIL KEGIATAN DASAR PRAKTEK KERJA LAPANGAN DIPUSKESMAS WAIPARE TAHUN AJARAN 2013/ 2014
Disusun oleh: Fredericus Aditio Sanjaya Habun
YAYASAN ABRAHAM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SANTA MATHILDA KOMPETISI KEAHLIAN FARMASI, KEPERAWATAN DAN OTOMOTIF JL. HOGOR HINI - KEL. KOTA UNENG - MAUMERE – NTT
HALAMAN PENGESAHAN Laporan disusun sebagai persyaratan mengikuti kegiatan dasar praktek kerja lapangan. SMK Santa Mathilda, Maumere Tahun Ajaran 2013/2014.
Maumere,
Disetujui oleh
Pembimbing
Ketua Jurusan SMK Santa Mathilda
Yanuarius Yoseph Santu, S. Farm
Nelly Kurniawati, S. Farm. Apt
Mengetahui, Kepala SMK Santa Mathilda
drg. Yosephine Sri Sudarningsih
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas bimbingan selama masa kegiatan dasar praktek kerja lapangan (PKL). Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tujuan praktek kerja lapangan (PKL) adalah agar siswa – siswi dapat mengaplisikasikan kompetisi yang diperoleh selama mengikuti pendidikan disekolah pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya ditempat kerja. Pada kesempatan ini saya mengucapkan limpah terima kasih kepada pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan dasar praktek kerja lapangan (PKL), kepada: 1. Bapak dr. Fransiskus Xaverius Lameng, selaku Ketua Yayasan Abraham. 2. Ibu drg. Yosephine Sri Sudarningsih, selaku Kepala SMK Santa Mathilda. 3. Ibu Veneranda Modesta, selaku Kepala Puskesmas Waipare yang telah bersedia memberikan puskesmas untuk dijadikan sebagai tempat kegitan dasar praktek kerja lapangan (PKL). 4. Ibu Richardo Liberty O. K. Parera, Amd. Farm, selaku Pembimbing ditempat praktek kerja lapangan (PKL). 5. Ibu Nelly Kurniawati, S. Farm. Apt, selaku Ketua Jurusan SMK Santa Mathilda. 6. Bapak Yanuarius Yoseph Santu, S. Farm, selaku Pembimbing dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL). 7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL).
Penulis menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan sangat pesat, menuntut tersedianya tenaga kesehatan yang terampil dan profesional. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kegiatan pokok dalam menunjang upaya kesehatan. Sekolah Menengah Kejuruan Santa Mathilda Program Keahlian Farmasi merupakan pendidikan menengah kejuruan dibidang kesehatan yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa – siswi dalam bidang kefarmasian (Dr. Asrul Azwar, 1980). Tujuan pendidikan menengah farmasi yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan Nasional adalah mendidik tenaga – tenaga farmasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, memiliki integritas dan kepribadian, terbuka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi masyarakat khususnya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian (Tim penyusun praktek kerja lapangan, 2013) Berdasarkan tujuan diatas, maka
lulusan
Sekolah
Menengah
Kejuruan(SMK) Farmasi mampu: 1. Melakukan profesinya dalam pelayanan kesehatan pada umumnya, khususnya pelayanan kefarmasian. 2. Berperan aktif dalam mengelolah pelayanan kefarmasian dengan menerapkan prinsip administrasi, organisasi, supervisi dan evaluasi. 3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, bersifat terbuka dapat menyesuaikan diridengan perubahan iptek dan berorientasi ke masa depan serta mampu memberikan penyuluhan kefarmasian kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi martabat kemanusian. 4. Membantu dalam kegiatan penelitian dibidang farmasi atau dibidang kesehatan lainnya yang terkait. SMK Santa Mathilda sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional juga wajib menterjemahkan tujuan pendidikan kejuruan secara Nasional menjadi tujuan pendidikan pada tingkat kelembagaan dan atau sekolah. Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas didalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini ditekankan
pada pengajaran yang menerobos diluar kelas, bahkan diluar institusi pendidikan seperti lingkungan kerja atau kehidupan masyarakat. Dalam hal ini praktek kerja lapangan (PKL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplisikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar (Tim penyusun praktek kerja lapangan, 2013) B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan 1. Tujuan Umum Praktek kerja lapangan bertujuan agar siswa – siswi
mengaplikasikan
kompetensi yang diperoleh selama mengikuti pendidikan disekolah pada dunia kerja sesuai dengan kondisi yang sebenarnya ditempat kerja. 2. Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) dipuskesmas, siswa diharapkan dapat: a. Membaca Resep dengan baik dari dokter, dokter gigi maupun bidan (KIA) b. Mengetahui perbedaan tipe peresepan dokter, dokter gigi, dan KIA c. Meracik dan mempersiapkan obat, memberi label dan menyerahkan kepada pasien. d. Mengetahui proses pengadaan hingga pelaporan dan pemusnahan perbekalan kefarmasian dipuskesmas. C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) Manfaat dari praktek kerja lapangan adalah: 1. Bisa membaca Resep dengan baik dari dokter, dokter gigi maupun bidan(KIA). 2. Mengetahui perbedaan tipe peresepan dokter, dokter gigi dan KIA. 3. Mengetahui proses pengadaan hingga pelaporan dan pemusnahan perbekalan kefarmasian dipuskesmas. 4. Bisa meracik dan mempersiapkan obat, memberi label dan menyerahkan pada pasien. BAB II TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN
A. Ketentuan Umum Tentang Institusi Pasangan
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia
Nomor
7
tahun
1987
tentangpenyerahan sebagian urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan kepada daerah: Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah tingkat 1 dan daerah tingkat 2 sebagaimana yang dimaksud dalam undang – undang nomor 5 tahun1974 tentang pokok – pokok pemerintahan didaerah. 2. Pemerintah Daerah adalah pemerintah daerah sebagaimana yang dimaksud dalam undang – undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok – pokok pemerintah didaerah. 3. Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan keadaan sehat. 4. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Menular adalah upaya untuk menghentikan dan memberantas penyakit yang dapat menular kepada seseorang yang lain, baik melalui kontak langsung maupun menular melalui kontak tidak langsung. 5. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan. 6. Pusat Kesehatan Masyarakat selanjutnya disebut PUSKESMAS adalah suatu sarana yang melaksanakan pelayanan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu. 7. Puskesmas Pembantu adalah suatu sarana yang melaksanakan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mencakup bagian wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat yang disesuaikan dengan keadaan setempat dan merupakan bagian integral dari pusat kesehatan masyarakat. 8. Rumah Sakit Umum kelas B adalah Rumah sakit umum yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang spesialistik luas, membantu pendidikan tenaga dokter dan dokter spesialis serta membantu kegiatan penelitian. 9. Rumah Sakit Umum kelas C adalah Rumah sakit umum yang melaksanakan pelayanan kesehatan paling lambat dalam 4 (empat) cabang spesialisasi yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan dan penyakit kandungan serta kesehatan anak.
10. Rumah Sakit Umum kelas D adalah Rumah sakit umum yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang bersifat umum. 11. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang memperoleh pendidikan dan atau latihan dibidang kesehatan dalam rangka penyelenggaraan upaya kesehatan. B. TUGAS DAN FUNGSI 1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam
rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya 4. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (publik goods)
C. Pengelolaan Sumber Institusi Pasangan 1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
2. Pengelolaan Sedian Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya 1. Perencanaan Suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rak pemenuhan kebutuhan puskesmas. Perkirakan jenis dan jumlah obat serta perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional Meningkatkan efesiensi penggunaan obat
Cara Menyusun Perencanaan a. Mengecek sisa stock obat yang habis pada bulan ini, misalkan sisa stock pada bulan april digunakan untuk stock awal pada bulan mei. b. Mengumpulkan obat yang habis masa kadaluarsa Cara mengajukan usulan perencanaan Mengajukan usulan perencanaan harus disertai laporan penggunaan obat dalam satu tahun atau perbulannya. Usulan perencanaan meliputi: a. Laporan pemakaian obat selama setahun b. Jumlah atau sisa obat yang sudah dipakai c. Menentukan jumlah obat yang sudah kadaluarsa 2. Pengadaan Kegiatan pengadaan merupakan cara permintaan obat dengan cara mengajukan perencanaan atau permintaan obat kedinas kesehatan setempat 3. Permintaan Permintaan obat adalah suatu proses untuk memperoleh perbekalan kesehatan obat yang dibutuhkan oleh unit – unit pelayanan kesehatan dipuskesmas sesuai dengan pola penyakit yang terdapat diwilayah kerjanya. Permintaan obat yang dilakukan dipuskesmas yaitu: a. Menyusun daftar permintaan obat sesuai dengan kebutuhan unit – unit pelayanan kesehatan dipuskesmas. b. Mengajukan permintaan kepada kepala dinas kesehatan atau instalasi farmasi kabupaten menggunakan LPLPO yang telah ditandatangani oleh kepala puskesmas. 4. Penerimaan Penerimaan obat adalah kegiatan dalam menerima obat dari instalasi farmasi yang selanjutnya digunakan untuk menunjang pelayanan dipuskesmas. Tujuan dari penerimaan obat yaitu agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang telah diajukan puskesmas. Pada saat penerimaan obat, petugas puskesmas berkewajiban mengadakan pengecekan terhadap obat – obatan yang diterima meliputi: a. Obat yang diterima harus sesuai dengan LPLPO b. Keadaan obat yang diterima dalam kondisi baik atau rusak c. Tanggal kadaluarsa dari obat – obatan tersebut. Jika keadaan obat tidak sesuai dengan yang dikehendaki, maka petugas yang menerima obat segera memberitahu ke instalasi farmasi kabupaten dengan membuat berita acara yang telah ditandatangani oleh kepala puskesmas.
5. Penyimpanan Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan pengamanan terhadap obat – obatan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, dan mutu obat tetap terjamin. Adapun tujuan melakukan penyimpanan obat: Memelihara mutu obat Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab Menjaga kelangsungan persedian obat Memudahkan pencarian dan pengawasan obat Agar mutu obat tetap terjamin dan memudahkan dalam pencarian serta pengawasannya, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam proses penyimpanan meliputi: a. Persyaratan gudang 1. Ruangan cukup luas minimal berukuran 3 x 4 m 2 2. Ruangan kering dan tidak lembab 3. Terdapat ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab atau panas 4. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya langsung dan berteralis. 5. Lantai dari tegel atau semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya depu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (palet). 6. Dinding dibuat licin 7. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam 8. Gudang yang digunakan khusus untuk penyimpanan obat dan alat kesehatan 9. Pintu dilengkapi dengan kunci ganda 10. Tersedia lemari khusus untuk narkotika dan psikotropika dan selalu terkunci 11. Sebaiknya ada pengukur suhu udara. b. Pengaturan penyimpanan obat Penyusunan secara alfabetis Disimpan pada rak Sedian cair dipisahkan dari sedian padat Sera, vaksin, supositoria disimpan pada lemari pendingin c. Kelembaban Udara lembab dapat diatasi dengan cara sebagai berikut: a. Ventilasi harus baik, jendela dibuka b. Obat dan alat kesehatan diletakan ditempat yang kering c. Wadah harus tertutup rapat, tidak terbiarkan terbuka d. Bila memungkinkan dipasang kipas angin atau AC karena semakin panas udara didalam ruangan maka udara semakin lembab e. Pengering dibiarkan tetap dalam wadah tablet atau kapsul f. Jika ada atap yang bocor harus segera diperbaiki
d. Sinar matahari Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari antara lain: Menggunakan wadah botol atau vial yang bewarna gelap (coklat) Botol atau vial tidak boleh diletakan diudara terbuka Obat yang penting dapat disimpan didalam lemari Jendela – jendela diberi gorden Kaca jendela dicat putih e. Kerusakan fisik Untuk menghindari kerusakan fisik dapat dilakukan upaya sebagai berikut: 1. Dus obat dan alat kesehatan tidak ditumpuk terlalu tinggi 2. Penumpukan dus obat dan alat kesehatan sesuai dengan petunjuk pada karton 3. Menghindari kontak dengan benda – benda yang tajam f. Kontaminasi bakteri Untuk mencegah kontaminasi bakteri, maka wadah obat harus selalu tertutup rapat. 6. Pendistribusian Pendistribusian merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur dari gudang obat puskesmas untuk memenuhi kebutuhan dari sub – sub unit pelayanan kesehatan dipuskesmas (kamar obat lab, pustu, pusling, posyandu). Kegiatan distribusi yang dilakukan meliputi: Menetapkan dasar penyerahan atau pengiriman obat ke sub unit pelayanan kesehatan dipuskesmas. Menyiapkan dokumen penyerahan Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas, kuantitas, dosis dan kondisi obat serta kelengkapan dan kebenarandokomen yang menyertainya. Melakukan administrasi, setiap pengeluaran obat harus segera dicatat pada kartu stock. 7. Pengendalian Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Dalam proses pengendalian, setiap pengeluaran obat dari ruang pelayanan harus berdasrkan resep dan setiap penggunaan injeksi diruang pelayanan harus dicatat dalam buku status yang kemudian dibukukan dalam pemakaian obat.
8. Administrasi Tata cara pencatatan Pencatatan dilakukan berdasarkan tanggal pemakaian dan berapa jumlah resep yang masuk dan dijumlahkan pada akhir bulan. Tata cara penyimpanan arsip resep Menyimpan bandal resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam penelusuran resep. 9. Pencatatan dan Pelaporan Rangkaian kegiatan Dalam rangka penataan obat secara tertib terhadap obat yang diterima, disimpan, didistribusikan dan atau ke unit yang lainnya. Membukukan lalu lintas Buku induk Kartu stock Buku pengeluaran Melaporkan jumlah barang Membuat laporan kedinas kesehatan kota atau propinsi setiap bulan Membuat laporan narkotika dan psikotropika kedinas kesehtan kota.
10. Penghapusan Obat yang rusak atau kadaluarsa dikumpulkan sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa lalu dikirim kedinas kesehatan untuk dimusnahkan.
D. Pelayanan di Institusi Pasangan Pelayanan Resep Pembacaan Resep Nama obat dan jumlah obat Jenis dan bentuk sedian obat Nama dan umur pasien Dosis Cara pemakaian (aturan pakai) Penyiapan obat o Mengambil obat dengan menggunakan sepatula o Mengembalikan sisa obat kedalam wadah o Memeriksa ulang etiket o Menghitung jumlah obat o Membuat dan membagi obat dalam bentuk puyer o Mengukur cairan
o Melarutkan dan mengencerkan obat dalam bentuk suspensi o Mengemas dan memberi etiket Penyerahan obat Sebelum obat diserahkan kita harus mengecek identitas pasien, jumlah obat, jenis obat, aturan pakai, kemasan dan lain – lain. Obat diserahkan dengan informasi yang lengkap. Informasi obat Informasi obat meliputi: Kapan obat digunakan, berapa banyak pemakaian obat dan waktu
pemakaian obat Lama pemakaian obat Cara penggunaan obat Efek samping obat Kegunaan obat (indikasi obat)
BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Pada tahap ini puskesmas waipare melakukan kegiatan perencanaan dengan cara melihat sisa stock digudang dan banyaknya permintaan dari tiap unit serta banyaknya obat yang sering diresepkan. B. Pengadaan Pada tahap ini puskesmas waipare melakukan kegiatan pengadaan dengan cara mengajukan perencanaan serta permintaan obat kedinas kesehatan kabupaten/ kota atau instalasi farmasi kabupaten. C. Permintaan Pada tahap ini puskesmas waipare melakukan permintaan obat – obatan serta perbekalan kesehatan untuk puskesmas dengan cara mengumpulkan daftar permintaan obat yang sering diminta dari setiap unit, sisa stock yang ada digudang, obat yang sering diresepkan serta perbekalan kesehatan lainnya. Lalu mengajukan permintaan kepada instalasi farmasi kabupaten dengan menggunakan LPLPO. D. Penerimaan Pada tahap ini puskesmas waipare menerima obat – obatan dan perbekalan kesehatan oleh asisten apoteker yang bertugas diapotek. Setelah diterima, asisten apoteker melakukan pemeriksaan atau pencocokan dengan lembaran LPLPO sesuai dengan barang yang diterima. Setelah itu asisten apoteker menyusun obat – obat dan perbekalan kesehatan tersebut pada rak obat, kalau obat dan perbekalan kesehatan
yang diminta terlalu banyak, maka asisten apoteker menyimpan obat dan perbekalan kesehatan tersebut didalam gardus dan diletakan diatas lantai. E. Penyimpanan Pada tahap ini puskesmas waipare melakukan penyimpanan dengan cara sebagai berikiut: Gudang Ruangannya kecil tidak sesuai dengan ketentuan ukuran yang berlaku Ruanganya kering tidak lembab Terdapat ventilasi udara Pencahayaan cukup Lantai dari semen Dinding licin Sudut lantainya tajam Kunci pintu gudang hanya satu Tidak ada lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan psikotropika Pengaturan penyimpanan obat Penyusunan secara alfabetis Obat dan perbekalan kesehatan disimpan pada rak dan ada juga yang disimpan pada lantai Sera, vaksin, suppositoria disimpan pada lemari pendingin tetapi lemari pendinginnya tidak disimpan digudang obat melainkan diruangan
khusus. Sedian cair dipisahkan dari sedian padat Kerusakan fisik Dus obat dan alat kesehatan digudang obat puskesmas waipare tidak ditumpuk. Penumpukan dus obat dan alat kesehatan digudang obat puskesmas
waipare mengikuti petunjuk pada karton. Terhindar dari kontak benda – benda tajam. F. Pendistribusian Pada tahap ini puskesmas waipare melakukan pendistribusian obat – obatan dan perbekalan kesehatan dengan cara, setiap unit memberikan lembaran permintaan obat – obatan dan perbekalan kesehatan kepada asisten apoteker untuk menyiapkan dan memberikan obat – obatan serta perbekalan kesehatantersebut kepada setiap unit yang membutuhkan G. Pencatatan dan Pelaporan Pada tahap ini puskesmas waipare melakukan pencatatan dan pelaporan dengan cara asisten apoteker mencatat dan merangkum semua permintaan dari setiap unit untuk dibuat laporan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota tentang penggunaan obat setiap bulan. H. Administrasi Tata cara pencatatan
Semua resep yang dilayani atau resep masuk dicatat pada suatu buku khusus Tata cara penyimpanan resep Resep masuk tetap disimpan berdasarkan tanggal, bulan dan tahun untuk
memudahkan dalam penelusuran resep dan disimpan pada tempat khusus. I. Pelayanan Resep Pembacaan Resep Nama obat dan jumlah obat yang diminta Jenis dan bentuk sedian obat Nama dan umur pasien dibaca Aturan pakai Penyiapan Obat Mengambil obat dengan menggunakan tangan, tanpa pakai sepatula Mengembalikan sisa obat kedalam wadah Tidak menggunakan etiket Membuat dan membagi obat dalam bentuk puyer Penyerahan Obat Dipuskesmas waipare sebelum obat diserahkan, dijelaskan kepada pasien aturan pemakaian obat, tetapi tidak secara detail.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, yang juga membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya. 2. Instalasi puskesmas merupakan unit pelaksanaan fungsional yang bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi secara menyeluruh dipuskesmas serta menyeluruh dalam ruang lingkup produk
3. Pelayanan farmasi puskesmas merupakan bagian integral dari pelayanan. Puskesmas yang memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kerasionalan
penggunaan
perbekalan
farmasi
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien atau masyarakat. 4. Kegiatan pelayanan farmasi Pengelolaan obat dan perbekalan farmasi Pelayanan pharmaceutical care dan pelayanan apotek Pendidikan dan pembangunan SDM (sumber daya manusia) 5. Apotek puskesmas merupakan tempat sarana pelayanan obat dimana pasien mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter. B. SARAN 1. Untuk SMK Santa Mathilda diharapkan agar pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada waktu yang lebih lama agar siswa – siswi lebih dapat memahami perannya dibidang kefarmasian sebagai seorang asisten apoteker. 2. Diharapkan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat memberikan bekal tambahan bagi siwa – siswi SMK Farmasi Santa Mathilda agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu menghasilkan siswa – siswi yang profesional dibidang kefarmasian sehingga membawa nama baik sekolah DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM RI. 1996. Pedoman Pengelolaan Obat Tingkat II. Departemen
Kesehatan. Jakarta Ditjen POM RI. 2010. Pedoman Pengelolaan Obat. Departemen Kesehatan.
Jakarta Ditjen POM RI. 2013. Pedoman Pengelolaan Obat. Kabupaten Kota Tim penyusun praktek kerja lapangan.2013.Buku Panduan Praktek KerjaLapangan.SMK Santa Mathilda.Maumere
DAFTAR ISI Halaman Judul ....................................................................................................................................... Halaman Pengesahan ......................................................................................................................... Kata Pengantar ...................................................................................................................................... Daftar Isi ................................................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................................... B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ............................................................................................. C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan ........................................................................................... BAB II TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN A. Ketentuan Umum Tentang Institusi Pasangan ................................................................ B. Tugas dan Fungsi Institusi Pasangan ................................................................................... C. Pengelolaan Sumber Institusi Pasangan ............................................................................. 1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia .............................................................................. 2. Pengelolaan Sedian Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya ................... D. Pelayanan Diinstitusi Pasangan ............................................................................................. BAB III PEMBAHASAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ANALISA RESEP
1. RESEP PERTAMA Tepat pasien Pada resep diatas obat yang diberikan tepat pasien karena dilihat dari kelengkapan resep ada tercantum nama pasien yang jelas. Tepat obat. Pada resep diatas obatnya sudah tepat karena sesuai dengan diagnosa Tepat indikasi a. Paracetamol: penurun panas dan anti nyeri b. Kotrimoksazole: antibiotik A. Paracetamol Dosis lazim : Sekali pakai : 500 mg = 1 x 500 mg x 100% 500 = 30 % Sehari pakai : 500 mg – 2 g (1000 mg) = 3 x 500 mg x 100% 500 = 300 %(tidak under dosis) Dari perhitungan dosis diatas maka obat paracetamol tidak under dosis dan over dosis. B. kotrimiksazole dewasa : 960 mg/ x or1920 mg/hr bayi : 36 mg/kg/hr or 320 mg/hri Waspadai Efek Samping Paracetamol: kerusakan hati Kotrimoksazole: kerusakan ginjal
2. RESEP KEDUA Tepat pasien Pada resep diatas obat yang diberikan tepat pasien karena dilihat dari kelengkapan resep ada tercantum nama pasien yang jelas.
Tepat obat Dari resep diatas saya rasa tepat karena diagnosanya gangguan saluran cerna diberikan obat yang tepat pula. Tepat indikasi : a. Kotrimiksazole: antibiotik b. Oralit: diare c. Vit B6: mual, muntah Tepat dosis C. kotrimiksazole dewasa : 960 mg/ x or1920 mg/hr bayi : 36 mg/kg/hr or 320 mg/hri D. oralit 1 bungkus/BAB E. Vit.B6 Dosis lazim Sekali pakai : 1 mg atau 2 mg = 1 x 10 mg x 100 % 1 mg = 1.000% (tidak under dosis) Sehari pakai : tidak ada Dosis maksimum : tidak ada Dari perhitungan dosis diatas maka obat Vit. B6 tidak under dosis dan over dosis. Waspadaai Efek Samping kotrimoksazole : kerusakan ginjal Oralit: Vit. B6: alergi 3. RESEP KETIGA Tepat pasien Pada resep diatas obat yang d berikan tepat pasien karena dilihat dari kelengkapan resep ada tercantum nama pasien yang jelas. Tepat obat Dari resep diatas saya rasa tepat karna pasien di diagnosa penyakit HIPERTENSI diberikan obat yang tepat pula. Tepat indikasi a. Captopril : hipertensi. b. Paracetamol : anti piretik dan analgetik c. CTM : Antihistamin. Tepat dosis A. Captopril Dosis dewasa : (3 dd) 12,5 – 25 mg/x bila perlu 2 – 3 minggu F. Paracetamol Dosis lazim Sekali pakai : 500 mg = 1 x 500 mg x 100% 500 mg = 100% (tidak under dosis) Sehari pakai : 500 mg – 2 gram
= 3 x 500 mg x 100% 500 mg = 300% (tidak under dosis) Dosis maksimum : tidak ada. Dari perhitungan dosis diatas maka obat Paracetamol tidak under dosis dan over dosis G. Klorfeniramin Maleat (CTM) Dosis lazim : Sekali pakai : 2 mg – 4 mg = 1 x 4 mg x 100% 2 mg = 200% (tidak under dosis) Sehari pakai : 6 mg – 16 mg = 3 x 4 mg x 100% 6 mg = 200% (tidak under dosis) Dosis maksimum : Sekali pakai : tidak ada Sehari pakai : 40 mg = 3 x 4 mg x 100% 40 = 30% (tidak over dosis) Dari perhitungan dosis diatas maka obat Klorfeniramin Maleat tidak under dosis dan over dosis. Waspadai Efek Samping Captopril : batuk kering, hilangnya rasa penciuman dan exanthema Paracetamol: reaksi hipersensitivitas dan alergi CTM: Mengantuk 4. RESEP KEMPAT Tepat pasien Pada resep diatas obat yang diberikan tepat pasien karena dilihat dari kelengkapan resep ada tercantum nama pasien yang jelas. Tepat obat Dari resep diatas saya rasa tepat karena pasien didiagnosa ispa diberikan obat yang tepat pula. Tepat indikasi a. GG: batuk berdahak b. CTM: alergi c. Paracetamol: penurun panas dan anti nyeri d. Vit.B.Compleks : metabolisme tubuh. Tepat dosis A. Gliseril Guaiakolat dosis lazim sekali pakai : 100 – 200 mg = 1 x 200 mg x 100% 100 mg
= 200% (tidak under dosis) sehari pakai : tidak ada
B. CTM Dosis lazim Sekali pakai : 2 – 4 mg = ½ x 4 mg x 100% 2 mg = 100% (tidak under dosis) Sehari pakai : 6 mg – 16 mg = 3 x 2 mg x 100% 6 mg = 100% (tidak under dosis) Dosis maksimum Sekali pakai: tidak ada Sehari pakai: 40 mg = 3 x 4 mg x 100% 40 mg = 30% (tidak over dosis) C. Paracetamol Dosis lazim Sekali pakai : 500 mg = 1 x 500 mg x 100% 500 mg = 100% (tidak under dosis) Sehari pakai : 500 mg – 2 gram = 3 x 500 mg x 100% 500 mg = 300% (tidak under dosis) Dosis maksimum : tidak ada. Dari perhitungan dosis diatas maka obat Paracetamol tidak under dosis dan over dosis D. Vit. B. Compleks Oral permulaan 1 dd 25 – 30 mg selama seminggu Dari perhitungan dosis diatas maka obat Vit.B.Com tidak under dosis dan over dosis. Waspadai Efek Samping GG : iritasi lambung (mual dan muntah) dan mengantuk CTM : mengantuk Paracetamol : reaksi hipersensitivitas dan alergi Vit. B. Com : diare
5. RESEP KELIMA Tepat pasien Pada resep diatas obat yang diberikan tepat pasien karena dilihat dari kelengkapan resep ada tercantum nama pasien yang jelas. Tepat obat Dari resep diatas saya rasa tepat karena pasien didiagnosa asma dan gastritis diberikan obat yang tepat pula. Tepat indikasi
GG : batuk berdahak Salbutamol : asma Vit. B1 : metabolisme tubuh Paracetamol : antipiretik dan analgetik Antasida : gastritis Tepat dosis A. Gliseril guaiakolat dosis lazim sekali pakai : 100 – 200 mg = 1 x 200 mg x 100% 100 mg = 200% (tidak under dosis) sehari pakai : tidak ada B. Salbutamol Dosis :
Dewasa
- Dosis lazim th/ = 2-4 mg/x - Dosis max = 8 mg
Anak – anak
- Dosis lazim th/ = < 2 thn : 0,2 mg/kgBB (4x/hari) - 2-6 thn : 1-2 mg - 6-12 thn : 2 mg Pemakaian : 3 – 4 x / hari Sediaan : Tab 2 mg, 4 mg C. Vit. B1 D. Paracetamol Dosis lazim Sekali pakai : 500 mg = 1 x 500 mg x 100% 500 mg = 100% (tidak under dosis) Sehari pakai : 500 mg – 2 gram = 3 x 500 mg x 100% 500 mg = 300% (tidak under dosis) Dosis maksimum : tidak ada.
Dari perhitungan dosis diatas maka obat Paracetamol tidak under dosis dan over dosis E. Antasida Dosis lazim Sekali pakai : 50 mg – 100 mg = 1 x 500 mg x 100% 50 mg = 1.000% (tidak under dosis) Sehari pakai : 150 mg – 500 mg = 3 x 500 mg x 100% 150 mg = 1.000% (tidak under dosis) Dosis maksimum : tidak ada. Dari perhitungan dosis diatas maka obat Antasida tidak under dosis dan over dosis. Waspadai Efek Samping : Salbutamol : sakit kepala, tegang otot dan takikardia GG : iritasi lambung (mual dan muntah) dan mengantuk Antasida : kejang – kejang Vit. B1 : alergi Paracetamol : reaksi hipersensitivitas dan alergi