Lap Eldas

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lap Eldas as PDF for free.

More details

  • Words: 3,528
  • Pages: 20
1. PENDAHULUAN Komponen elektronis terdiri atas berbagai jenis, dan komponen yang menjadi bahan percobaan pada unit pertama adalah resistor, kapasitor, dioda dan transistor. Sedangkan percobaan yang pertama adalah mengukur besarnya resistansi suatu resistor. Resistor adalah komponen elektronis yang digunakan unutk menghambat arus, sehingga arus yang mengalir menjadi lebih kecil. Resistor disebut juga hambatan yang memiliki satuan ohm yang dilambangkan dengan Ω. Resistor sendiri terdiri dari banyak jenis, yang di antaranya adalah resistor biasa, potensiometer, trimpots, dan LDR (Light Dependant Resistors). Namun, yang kita ukur di sini hanya satu jenis resistor, yaitu resistor biasa. Resistor biasa ini mudah dikenali dari kode warna yang menunjukkan besarnya resitansi yang dimilikinya. Kode gelang-gelang memiliki aturannya sendiri, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa besar resistansi suatu resitor dapat dilihat dengan cara mencocokkan warna gelang dengan kode warnanya masingmasing. Namun besar resistansi yang tertera pada permukaan resistor belum tentu sesuai dengan kapasitas resistansi resistor itu sendiri karena besarnya resistansi resistor juga dipengaruhi oleh besarnya toleransi resistor tersebut dan juga nilai susut, yaitu nilai yang didapat dari hasil pengurangan nilai terukur terhadap nilai yang terbaca. Nilai resistansi juga dapat berubah jika resistor sudah dirangkai menjadi suatu rangkaian seri maupun paralel. Jika beberapa resistor dirangkai maka resistor ini akan

memiliki resistansi atau hambatan total. Hambatan total untuk resistor yang dirangkai seri maupun paralel berbeda-beda. Cara menghitung hambatan sebuah rangkaian resistor adalah sebagai berikut: Rangkaian seri Rtot = R1 + R2 + R3 +... +Rn Rangkaian paralel 1 1 1 1 1 = + + + ... + Rtot R1 R 2 R3 Rn

Kapasitor adalah komponen elektronis yang dapat menyimpan muatan. Kapasitor digunakan untuk menyimpan energi dalam waktu singkat unutk kemudian dibebaskan kembali dengan cepat. Dalam rangkaian elektronis kapasitor digunakan untuk: • Mencari gelombang radio • Salah satu komponen sistem pengapian mobil • Filter dalam power supply • Penyimpan energi dalam rangkaian elektronis Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi disebut kapasitas atau kapasitansi kapasitor. Satuan unutk kapasitor adalah farad dan dilambangkan dalam huruf F. Ada banyak sekali jenis kapasitor, yaitu kapasitor millar, ceramic, greencaps, tantalum, kapasitor kertas, kapasitor elektrolit, kapasitor variabel, kapasitor storeseal, dan lainlain. Kapasitas suatu kapasitor juga dapat diatur dengan merangkainya menjadi suatu rangkaian seri dan paralel. Sedangkan cara menghitung besarnya kapasitas kapasitor yang dirangkai secara seri dan paralel adalah sebagai berikut: Rangkaian seri: 1 1 1 1 1 = + + + ... + Ctot C1 C 2 C 3 Cn

Rangkaian paralel: Ctot = C1+C2+C3+...+Cn Dioda adalah komponen elektronis yang dibuat dari sambungan semikonduktor type p dan type n. Semikonduktor type p adalah semikonduktor yang memiliki banyak hole yang nantinya akan terisi oleh elektron yang didapat dari semikonduktor type n. Setelah dua semikonduktor ini disambungkan akan terjadi perpindahan muatan.

Elektron akan mengisi hole yang ada di daerah sambungan sehingga daerah tersebut bebas dari pembawa muatan mayoritas. Pada saat yang sama terjadi difusi hole dari semikonduktor type p ke semikonduktor type n. Hole akan menangkap elektron yang berada d semikonduktor type n sehingga daerah sambungan menjadi daerah yang bebas dari pembawa muatan mayoritas. Semikonduktor type p yang semula netral, daerah sambungannya menjadi bermuatan negatif dan semikonduktor type n, daerah sambungannya menjadi bermuatan positif. Perpindahan elektron ini akan terhenti karena elektron dan hole tersebut harus melawan meda listrik yang ditimbulkan oleh muatan positif dan muatan negatif di sekitar sambungan. Medan listrik yang timbul dalam daerah sambungan ini mempunyai efek yang sama dengan adanya tegangan pada daerah pengosongan. Tegangan inilah yang mengakibatakn terhentinya difusi elektron dan hole. Dioda dapat diberi tegangan maju (forward bias) dan tegangan mundur (reverse bias). Forward bias terjadi ketika anoda pada dioda diberi tegangan yang lebih positif daripada katoda. Sedangkan reverse bias terjadi ketika anoda diberi tegangan yang lebih negatif dibanding dengan katoda. Dioda ideal sendiri mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: Ketika reverse biased (open swicth) •

Dioda akan memiliki hambatan yang tak terbatas



Tidak ada arus yang mengalir



Akan terjadi tegangan turun pada terminal diodanya

Ketika forward biased (closed switch) •

Dioda tidak memiliki hambatan



Arus yang mengalir sangat besar dan tidak dapat dikontrol



Tidak ada tegangan turun pada terminalnya

Percobaan yang keempat adalah pengujian transistor. Transistor adalah komponen elektronis yang dibuat dari tiga sambungan semikonduktor type n dan type p secara berselang-seling. Transistor adalah komponen yang dapat digunakan sebagai penguat dan sakalar (switch). Transistor dibedakan menjadi dua yaitu transistor bipolar atau BJT (Bipolar Junction Transistor) dan transistor efek medan atau FET (Field Effect Transistor). BJT adalah transistor yang terdiri dari tiga buah semikonduktor dan mempunyai dua sambungan pn, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di kutup positif.

Transistor memiliki tiga buah terminal, yaitu terminal basis, emitor dan kolektor. Terminal emitor dan kolektor dibuat dari type semikonduktor yang sama, sedangkan terminal basis dibuat dari type semikonduktor yang lainnya. Prinsip kerja transistor mirip dengan prindip kerja penggabungan antara dua dioda yang dipasang forward dan reverse, namun tetap saja transistor tidak dapat digambarkan sebagai penggabungan dua dioda karena transistor butuh sambungan semionduktor yang lebih tipis dari dioda hambatan pada sambungan tidak terlalu besar sehingga arus masih dapat mengalir melalui trasnsistor tersebut. Dua sambungan semikonduktor ini dapat beroperasi dalam salah satu dari tiga kombinasi di bawah ini, sebagai catatan kombinasi ini berlaku untuk transistor NPN : Basis-emitor Tegangan reverse Tegangan forward Tegangan forward

Kolektor-basis Tegangan reverse Tegangan reverse Tegangan forward

Wilayah operasi Cutoff Aktif Jenuh

Sedangkan untuk transistor PNP adalah kebalikan dari tabel di atas karena arah arus yang mengalir juga berkebalikan dari arah arus transistor NPN. 2. ALAT DAN BAHAN a. Multitester analog atau digital b. Jumper

c. Papan PCB EEC 470 d. Resistor 

390



47.104 Ω/ 5%



10.103 Ω/ 20%



470



22.10 2 Ω/ 5%



10.105 Ω/ 5%



22.104 Ω/ 5%



10.104 Ω/ 5%



39.103 Ω/ 5%

e. Kapasitor



1 µF

Ω/ 5%

Ω/ 5%



10 nF



100 nF



220 nF

f. Dioda BYW 54 g. Transistor 

2SA 671



2SC 1061

3. GAMBAR RANGKAIAN DAN ANALISIS RANGKAIAN

a. Rangkaian seri resistor

RP1 = R1 + R 2 RP 2 =

R3 × R 4 R 4 + R3

RP 3 = R 2 + RP 4

RP 4 = R 6 + R 7 RP 5 = R8 + R9

b. Rangakaian paralel resistor

RP 1 =

R3 × R 4 R 4 + R3

RP 2 =

R5 × R 6 R 6 + R5

RP 3 =

R 7 × R8 R8 + R 7

RP 4 = RP 2 + RP 3 RP 5 = R1 + RP 1

c. Rangakaian seri kapasitor

CP 1 =

C1 × C 2 C 2 + C1

CP 2 =

C 2 × C3 C3 + C 2

CP 3 =

C3 ×C 4 C 4 + C3

CP 4 =

C 4 × C5 C5 + C 4

CP 5 =

CP 1 ×CP 4 ×C 3 (CP 4 ×C 3) + (CP 1 ×C 3) + (CP 1 ×CP 4)

d. Rangkaian paralel kapasitor

CP1 = C1 + C 2

CP 2 = C 3 CP 3 =

CP 1 × CP 2 CP 2 + CP 1

CP 4 = C 5 CP 5 =

CP 3 × (C 4 + C 5) (C 4 + C 5) + CP 3

4. HASIL PENGUJIAN A. Pengujian Resistor

Nilai

Nilai

terbaca

terukur

Oranye-putih-coklat-emas

390 Ω

2

Kuning-ungu-kuning-emas

3

No.

Kode warna

Toleransi

Nilai susut

1

0,388 kΩ

5%

2Ω

47.104 Ω

0,466 MΩ

5%

0,4.104 Ω

Kuning-ungu-coklat-emas

470 Ω

0,464 kΩ

5%

6Ω

4

Coklat-hitam-oranye-polos

10.103 Ω

9,89 kΩ

20 %

0,11.103 Ω

5

Merah-merah-merah-emas

22.102 Ω

2,16 kΩ

5%

0,4.102 Ω

B. Pengujian Resistor Seri/Paralel

R1 = 390 Ω R2 = 47.104 Ω R3 = 10.103 Ω R4 = 470 Ω R5 = 22.102 Ω R6 = 10.105 Ω R7 = 22.104 Ω R8 = 10.104 Ω R9 = 39.103 Ω 1. Seri RP1 0,464 MΩ

RP2 0,444 kΩ

RP3 1,616 MΩ

RP4 1,161 MΩ

RP5 137,4 kΩ

2. Paralel RP1 0,443 kΩ

RP2 2,156 kΩ

RP3 67,7 kΩ

RP4 69,9 kΩ

RP5 0,831 kΩ

C. Pengujian Kapasitor Dengan keadaan awal 00,19 nF Kapasitor Terukur

10 K 10,14 nF

100 K 100,3 nF

220 K 231,1 nF

1 µF 0,967 µF

D. Pengujian Kapasitor Seri/Paralel

C1 = 1 µF C2 = 10 nF C3 = 100 nF C4 = 220 nF C5 = 1µF 1. Seri

CP1 10,5 nF 2. Paralel

CP2 9,23 nF

CP3 70 nF

CP4 186,7 nF

CP5 8,75 nF

CP1 10,13 nF

CP2 100,3 nF

CP3 90,9 nF

CP4 1,203 µF

CP5 9,15 nF

E. Pengujian Dioda

Merah dengan anoda, hitam dengan katoda 0,588 Ω

Hitam dengan anoda, merah dengan katoda Over load

F. Pengujian Transistor

Transistor PNP 2SA 671 Merah ke basis, hitam ke

Merah ke basis, hitam ke

Merah ke kolektor, hitam

kolektor Overload Hitam ke basis, merah ke

emitor Overload Hitam ke basis, merah ke

ke emitor Overload Hitam ke kolektor, merah

kolektor 1,722 MΩ

emitor 3,15 Ω

ke emitor Overload

Merah ke basis, hitam ke

Merah ke basis, hitam ke

Merah ke kolektor, hitam

kolektor 2,265 MΩ Hitam ke basis, merah ke

emitor 2,219 Ω Hitam ke basis, merah ke

ke emitor Overload Hitam ke kolektor,

kolektor Overload

emitor Overload

merah ke emitor Overload

Transistor NPN 2SC 1061

5. ANALISA HASIL PENGUJIAN •

Pengujian Resistor Nilai terbaca ≠ nilai terukur Sehingga tidak semua nilai terbaca pada resistor menunjukkan besar nilai resistor tersebut sebenarnya. Nilai resistor juga nantinya dipengaruhi oleh toleransi selain oleh nilai susut resistor tersebut. Besar toleransi yang dimiliki oleh resistor tertera pada warna gelang terakhir suatu resistor. Nilainya bervariasi tergantung warnanya.



Pengujian Resistor Hubungan Seri/Paralel a. Rangkaian seri Dari hasil pengujian didapatkan nilai masing-masing hambatan pada sambungan. Nilai untuk setiap RP dapat dihitung dan dibuktikan melalui pengujian dan perhitungan seperti berikut :

RP 1 = R1 +R 2 RP 1 =390 Ω+470000 Ω RP 1 =470390



Namun dari hasil pengukuran didapat RP1=464000 Ω, hal ini disebabkan adanya nilai susut dari resistor tersebut. Begitu juga untuk hasil perhitungan RP yang lainnya akan ada sedikit perbedaan antara hasil perhitungan dengan hasil pengukuran. Berikut adalah hasil RP yang didapat dari proses perhitungan. R3 × R 4 R 4 + R3 10000 Ω× 470 Ω RP 2 = 470 Ω+10000 Ω 47 ⋅10 5 Ω RP 2 = 10470 Ω RP 2 = 448 ,90 Ω RP 2 =

RP 4 = R 6 + R 7 RP 4 =10 ⋅10 5 Ω+ 22 ⋅10 4 Ω RP 4 =122 ⋅10 4 Ω RP 3 = R 2 + RP 4 RP 3 = 47 ⋅10 4 Ω+122 ⋅10 4 Ω RP 3 =169 ⋅10 4 Ω RP 5 = R8 + R9 RP 5 =10 ⋅10 4 Ω+ 39 ⋅10 3 Ω RP 5 =139 ⋅10 3 Ω

b. Rangkaian paralel R3 × R 4 R 4 + R3 10 ⋅10 3 Ω× 470 Ω RP 1 = 470 Ω +10 ⋅10 3 Ω RP 1 = 448 ,9Ω RP 1 =

R5 × R 6 R 6 + R5 22 ⋅10 2 Ω×10 ⋅10 5 Ω RP 2 = 10 ⋅10 5 Ω + 22 ⋅10 2 Ω RP 2 = 2.195 ,17 Ω RP 2 =

R 7 × R8 R8 + R 7 22 ⋅10 4 Ω×10 ⋅10 4 Ω RP 3 = 10 ⋅10 4 Ω + 22 ⋅10 4 Ω RP 3 = 68 .750 Ω RP 3 =

RP 4 = RP 2 +RP 3 RP 4 =2.195 ,17 Ω+68 .750 Ω RP 4 =70 .945 ,17 Ω

RP 5 = R1 +RP 1 RP 5 =390 Ω+448 ,9Ω RP 5 =838 ,9Ω



Pengujian Kapasitor Nilai terukur = nilai terbaca ± keadaan awal Keadaan awal multitester saat mengukur kapasitas kapasitor ini adalah 0,19 nF. Sehingga hasil pengukuran kapasitas kapasitor tersebut tidak semua sesuai dengan nilai yang terbaca.



Pengujian Kapasitor Seri/Paralel Sama halnya dengan resistor yang hasil pengujiannya tidak sama antara nilai terbaca dengan terukur, maka hasil perhitungan untuk kapasitas rangkaian kapasitor seri dan paralel berikut ditetapkan menggunakan nilai yang terukur. Dengan nilai kapasitas kapasitor sebagai berikut : C1=0,967 µF C2=10,14 nF C3=100,3 nF C4=231,1 nF C5=1,203 µF a. Rangkaian seri

C1×C 2 C 2 +C1 0,967 ⋅10 −6 F ×10 ,14 ⋅10 −9 F CP 1 = 10 ,14 ⋅10 −9 F + 0,967 ⋅10 −6 F CP 1 =

CP 1 =10 ,04 ⋅10 −9 F

C 2 ×C 3 C 3 +C 2 10 ,14 ⋅10 −9 F ×100 ,3 ⋅10 −9 F CP 2 = 100 ,3 ⋅10 −9 F +10 ,14 ⋅10 −9 F CP 2 =

CP 2 = 9,21 ⋅10 −9 F

C 3 ×C 4 C 4 +C 3 100 ,3 ⋅10 −9 F ×231 ,1 ⋅10 −9 F CP 3 = 231 ,1 ⋅10 −9 F +100 ,3 ⋅10 −9 F CP 3 =

CP 3 = 69 ,94 ⋅10 −9 F

C 4 ×C 5 C 5 +C 4 231 ,1 ⋅10 −9 F ×1,203 ⋅10 −6 F CP 4 = 1,203 ⋅10 −6 F + 231 ,1 ⋅10 −9 F CP 4 =

CP 4 =193 ,86 ⋅10 −9 F

CP 5 =

CP 5 =

CP 1 ×CP 4 ×C 3 (CP 4 ×C 3) + (CP 1 ×C 3) + (CP 1 ×CP 4)

(100 ,3 ⋅10

−9

10 ,04 ⋅10 −9 F ×193 ,86 ⋅10 −9 F ×100 ,3 ⋅10 −9 F F ×193 ,86 ⋅10 −9 F ) + (10 ,04 ⋅10 −9 F ×100 ,3 ⋅10 −9 F ) + (10 ,04 ⋅10 −9 F ×193 ,86 ⋅10 −9 F

CP 5 = 8,71 ⋅10 −9 F

b. Rangkaian paralel CP 1 = C1 +C 2 CP 1 = 0,967 ⋅10 −6 F +10 ,14 ⋅10 −9 F CP 1 = 977 ,14 ⋅10 −9 F

CP 2 = C 3 CP 2 =100 ,3 ⋅10 −9 F

CP 1 ×CP 2 CP 2 +CP 1 10 ,13 ⋅10 −9 F ×100 ,3 ⋅10 −9 F CP 3 = 100 ,3 ⋅10 −9 F +10 ,13 ⋅10 −9 F CP 3 =

CP 3 = 90 ,96 ⋅10 −9 F

CP 4 = C 5 CP 4 =1,203 ⋅10 −6 F

CP 5 =

CP 3 ×(C 4 + C 5) (C 4 + C 5) + CP 3

CP 5 =

90 ,96 ⋅10 −9 F ×( 231 ,1 ⋅10 −9 F +1,203 ⋅10 −6 F ) ( 231 ,1 ⋅10 −9 F +1,203 ⋅10 −6 F ) + 90 ,96 ⋅10 −9 F

CP 5 = 85 ,5 ⋅10 −9 F

Dari hasil perhitungan di dapat nilai yang berbeda dari nilai dari hasil pengukuran hal ini mungkin disebabkan karena pengukuran CP1 dan CP5 menggunakan multitester analog, sehingga memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran yang dilakukan menggunakan multitester digital yang mempunyai nilai yang lebih mendekati nilai dari hasil perhitungan. Namun perbedaan nilai ini juga dapat disebabkan karena kesalahan pemasangan prob multitester atau juga karena kesalahan perhitungan rangkaian kapasitor tersebut. •

Pengujian Dioda Untuk pengujian dioda kita memasang kedudukan multitester pada lambang dioda. Pada saat prob merah yang bertegangan positif dihubungkan dengan kaki anoda dan prob hitam dihubungkan dengan kaki katoda maka multitester akan menunjukkan nilai dioda tersebut. Karena saat menghubungkan kaki anoda dengan prob merah kita membuat kaki anoda bermuatan lebih positif dari kaki katoda, sehingga arus dapat melewati dioda dengan besar hambatan sesuai dengan yang ditunjukkan oleh multitester. Sebaliknya prob hitam yang bertegangan negatif dihubungkan dengan kaki anoda dan prob merah dengan kaki katoda maka multitester akan menunjukkan nilai OL (overload), karena saat itu kita membuat kaki anoda menjadi lebih

negatif dari kaki katoda, sehingga arus tidak dapat melewati dioda yang memiliki hambatan yang tak terhingga. Untuk dapat membuat arus mengalir melewati dioda kita harus membuat kaki anoda lebih positif dari kaki katoda. •

Pengujian Transistor a. Transistor PNP

Untuk menguji transistor kita harus memasang multitester pada kedudukan ohmeter. Percobaan pertama adalah menghubungkan prob merah dengan basis dan prob hitam dengan kolektor. Hasilnya adalah overload karena tegangan mengalir berlawanan dengan arah anak panah pada transistor yang menyebabkan adanya hambatan yang tak terhingga. Hal ini juga berlaku jika prob merah dihubungkan dengan basis dan prob hitam dengan emitor. Jika prob multitester dihubungkan dengan terminal emitor dan kolektor apapun warna probnya maka akan menghasilkan nilai overload juga. Hal ini disebabkan karena prinnsip kerja transistor yang mirip dengan penggabungan dua dioda yang dipasang forward dan reverse seperti gambar di bawah ini, sehingga jika kedua prob dipasang pada kolektor dan emitor maka akan menghasilkan hambatan yang tak terhingga.

Jika pengujian dilakukan dengan membalikkan prob sehingga prob hitam dihubungkan dengan basis dan prob merah dengan kolektor maka multitester akan memberikan angka berupa nilai besar hambatan yang dimiliki oleh transistor tersebut. Hal ini juga berlaku untuk prob hitam yang dihubungkan dengan basis dan prob merah dengan emitor. Nilai hambatan yang diberikan oleh multitester ini menunjukkan bahwa arus dapat mengalir

melewati transistor yang kemudian dihambat oleh nilai hambatan yang dimiliki oleh transistor. b. Transistor NPN

Pengujian transistor NPN sama seperti transistor PNP. Jika prob merah dihubungkan ke basis dan prob hitam ke kolektor maka multitester akan memberikan nilai hambatan yang dimiliki oleh transistor, hal ini juga berlaku untuk prob merah yang dihubungkan dengan basis dan prob hitam dengan emitor. Nilai hambatan yang diberikan oleh multitester menunjukkan bahwa ada arus yang mengalir melalaui transistor yang kemudian dihambat dengan besar hambatan sesuai dengan nilai yang diberikan multitester. Hal ini disebabkan oleh pemberian tegangan pada terminal basis yang lebih besar dari tegangan pada terminal kolektor maupun emitor. Sedangkan untuk prob hitam yang dihubungkan dengan basis dan prob merah dengan kolektor akan menunjukkan nilai overload, hal ini juga berlaku untuk prob hitam yang dihubungkan ke basis dan prob merah dihubungkan ke emitor. Nilai overload menandakan tak ada arus yang dapat mengalir melalui transistor karena tegangan yang diberikan ke terminal basis lebih rendah dari tegangan yang diberikan pada terminal kolektor dan emitor. Untuk prob yang dihubungkan dengan terminal kolektor dan emitor apapun warnanya akan memberikan nilai overload karena, sama seperti transistor PNP, arus tidak dapat mengalir melalui transistor karena prinsip kerjanya yang mirip dengan penggabungan dua dioda yang dipasang forward dan reverse sehingga jika prob dihubungkan pada terminal kolektor dan emitor akan memberikan hambatan yang tak terhingga. 6. KESIMPULAN

1) Besarnya nilai suatu resistor tidak semua cocok dengan nilai yang tertera pada resistor. 2) Nilai susut resistor dihitung dari hasil pengurangan nilai terukur terhadap nilai terbaca. 3) Suatu resistor jika dirangkai menjadi rangkaian seri maupun paralel akan memberikan nilai hambatan total yang berbeda. 4) Nilai hambatan total unutk rangkaina seri dapat dihitung dengan : Rtot = R1 + R2 + R3 +... +Rn 5) Nilai hambatan total untuk resistor yang dirangkai paralel adalah : 1 1 1 1 1 = + + + ... + Rtot R1 R 2 R3 Rn

6) Kapasitor juga memiliki besar kapasitansi yang berbeda antara nila yang terbaca dengan yang terukur. 7) Kapasitor yang dirangkai secara seri dan paralel juga memberikan besar kapasitansi yang berbeda dengan kapasitas kapasitor yang sebenarnya. 8) Besar kapasitas kapasitor yang dirangkai seri dapat dihitung dengan : 1 1 1 1 1 = + + + ... + Ctot C1 C 2 C 3 Cn

9) Besar kapasitas kapasitor yang dirangkai paralel dihitung dengan cara : Ctot = C1+C2+C3+...+Cn 10)

Dioda harus diukur menggunakan multitester digital, karena besarnya

kemampuan dioda melebihi kemampuan pengukuran multitester analog. 11) Saat dioda forward bias ada arus yang mengalir melalui dioda, sehingga dapat menghasilkan suatu hambatan. 12) Saat dioda reverse bias, tidak ada arus yang mengalir melalui dioda, sehingga yang terbaca pada multitester adalah overload. 13) Transistor BJT dibedakan menjadi transistor NPN dan PNP. 14) Transistor memiliki tiga buah terminal, yaitu basis, emitor dan kolektor. 15) Arus hanya dapat mengalir jika tegangan yang diberikan pada terminal semikonduktor transistor type p lebih positif dari terminal semikonduktor type n. 16)

Jika prob multitester dipasang pada terminal kolektor dan emitor maka

multitester akan selalu memberikan nilai overload. 7. LAMPIRAN

a.

Laporan sementara (terlampir)

b.

Jawaban pertanyaan

1. Gambar lambang a. Resistor

b. Kapasitor

c. Termistor

d. SCR

e. TRIAC

f. Sekring pengaman

2. Fungsi dari a. Resistor : untuk menghambat arus

b. Kapasitor : menyimpan muatan c. Potensiometer : untuk mendapatkan hambatan yang bisa diubah-ubah,

biasa digunakan untuk mengatur volume speaker 3. Perbedaan transistor PNP dan NPN:

Perbedaan utama transistor PNP dan NPN adalah pada polaritas tegangan bias dan arah terminal arusnya. Hal tersebut dapat dijabarkan manjadi sebagai berikut : 3.1. NPN

a. Jika basis diberi tegangan yang lebih besar dari emitor, arus akan

mengalir dari kolektor ke emitor. b. Arus kecil juga mengalir dari basis ke emitor. c. Tegangan mengatur jumlah arus yang mengalir dari kolektor ke emitor.

3.2. PNP a.Jika basis diberi tegangan yang lebih rendah dari emitor, arus akan mengalir dari emitor ke kolektor. b.

Arus kecil juga mengalir dari emitor ke basis.

c.

Tegangan pada basis mengatur jumlah arus yang mengalir dari

emitor ke kolektor.

4. Ciri-ciri transistor yang masih baik: a.

Jika dilakukan pengujian dengan multitester maka akan mendapatkan hasil sesuai dengan tabel pada hasil pengujian.

b.

Jika transistor diberikan tegangan maka akan menunjukkan aliran arus sesuai dengan jawaban pada soal nomer 3.

c.

Jika terminal emitor dan kolektor diukur dengan multitester akan selalu menghasilkan overload

Related Documents

Lap Eldas
July 2020 12
Lap Eldas 2
July 2020 5
Eldas Eko.docx
November 2019 14
Lap
October 2019 75
Ringkasan Buku Eldas - .docx
November 2019 46