Lansia.docx

  • Uploaded by: kartika sari
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lansia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,258
  • Pages: 55
1. Dimensi Biologis a. Jenis penyakit yang diderita lansia saat ini Diagram 234 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Jenis Penyakit yang diderita saat ini Di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 29 lansia, sebanyak 4 (13,79%) lansia menderita hipertensi, 3 (10,34%) lansia menderita rematik, 1 (3,45%) lansia menderita diabetes melitus, 1 (3,45%) lansia menderita stroke, 1 (3,45%) lansia menderita demam, 1 (3,45%) lansia menderita asam urat, 9 (31,03%) lansia menderita penyakit yang lain dari kuisioner, dan 9 lansia (31,03%) lansia tidak menderita penyakit. Proses penuaan menyebabkan penurunan berbagai macam fungsi organ sehingga menyebabkan lansia lebih rentan terhadap penyakit dan biasanya lansia akan mengalami lebih dari satu penyakit akibat dari penurunan lebih dari satu fungsi organ yang dapat menyebabkan kondisi yang semakin sulit bagi lansia.

b. Jenis penyakit kronis lansia Diagram 235 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan jenis penyakit kronis (> 6 bulan) di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=18)

Berdasarkan diagram 235 diatas menunjukkan bahwa dari 20 lansia, sebanyak 8 lansia (44,44%) lansia tidak menderita penyakit kronis yang ada di kuisioner dan jenis penyakit kronis yang diderita lansia pada kuisioner adalah hipertensi sebanyak 5 lansia (27,50%), rematik 3 lansia (16,67%), 1 diabetes melitus (5,56%), dan stroke 1 (5,56%) lansia. Hal ini menunjukkan proses penuaan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi organ tubuh yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan c. Pengaruh penyakit terhadap kegiatan sehari-hari lansia Diagram 236 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Pengaruh Penyakit Terhadap Kegiatan Seharihari di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=20)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 20 lansia, yang mempunyai penyakit tertentu, tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari yaitu sebanyak 11 lansia (55,56%) dan selebihnya lansia dapat kegiatan sehari-hari meskipun memiliki penyakit kronis karena koping yang berbeda tiap individu. Lansia yang memiliki koping atau penerimaan yang baik terhadap penyakitnya tidak akan mempermasalahkan penyakitnya, sedangkan lansia yang kopingnya kurang bagus akan menganggap penyakit merupakan suatu masalah yang serius. d. Lansia yang mengalami gangguan fisik Diagram 237 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Gangguan Fisik/Kelemahan Fisik yang dialami di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 20 lansia, sebagian besar lansia tidak mengalami gangguan fisik/kelemahan yaitu sebanyak 11 lansia (55,56%). Gangguan fisik/kelemahan yang dialami lansia disebabkan karena proses penuaan yang dapat mempengaruhi fungsi berbagai organ.

2. Dimensi Psikologis a. Gambaran konsep diri 1) Lansia menerima perubahan fisik yang terjadi dengan dirinya Diagram 238 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Penerimaan Perubahan Fisik Lansia Di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 238 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia (100,00%) menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya saat ini. Konsep diri menggambarkan penerimaan lansia terhadap perubahan-perubahan pada tubuh, identitas diri serta peran. Penerimaan lansia terhadap perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi harga diri lansia sehingga mempengaruhi pada kesehatan psikologis lansia. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan lansia memiliki konsep diri yang positif.

2) Lansia merasa selalu dibutuhkan oleh keluarga Diagram 239 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Merasa Selalu dibutuhkan Keluarga di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11 Kelurahan Tangrang Selatan RT 01,02,dan 04, sebanyak 28 lansia (96,55%) merasa selalu dibutuhkan oleh keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga masih menganggap lansia itu ada di dalam keluarganya dan dapat berdampak positif bagi lansia itu sendiri sehingga lansia beranggapan dirinya masih ada didalam keluarga itu. Lansia memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan lansia memiliki konsep diri positif. Konsep diri positif dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia karena kesehatan psikologis dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik lansia.

3) Lansia ikut berpartisipasi dalam organisasi dalam masyarakat Diagram 240 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Partisipasi dalam Organisasi di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan, RT 01, 02, dan 04, sebagian besar lansia berpartisipasi dalam organisasi di masyarakat, yaitu sebanyak 19 lansia (65,52%). Lansia yang ikut aktif dalam kegiatan organisasi dapat membantu meningkatkan koping lansia dan salah satu cara dalam meningkatkan quality of life nya.

4) Lansia merasakan kenyamanan tinggal bersama dengan keluarga Diagram 241 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan kenyamanan tinggal bersama dengan keluarga di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 241 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia, mayoritas lansia merasa nyaman tinggal bersama keluarga sebanyak 28 lansia (96,55%). Adanya dukungan keluarga dapat berpengaruh terhadap derajat kesehatan lansia. Dukungan keluarga/support system memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan psikologis lansia karena sebagian besar masalah kesehatan lansia diakibatkan oleh masalah psikologis yang berdampak pada kesehatan fisik lansia. Kenyamanan lansia berada dirumah dan tinggal bersama keluarga membuat lansia merasa selalu diperhatikan dan merasa penting didalam anggota keluarga dan selalu membuat lansia berpikiran positif terhadap dirinya.

5) Lansia menerima dengan perubahan perannya dalam keluarga Diagram 242 Distribusi Frekuensi Lansia BerdasarkanPenerimaan Perubahan Peran Lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 242 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia menerima perubahan perannya dalam keluarga (100%). Hal ini menunjukkan bahwa lansia menyadari perubahan yang terjadi karena faktor usia. Dapat disimpulkan lansia memiliki konsep diri yang positif karena lansia dapat menerima perubahan perannya dalam keluarga. Konsep diri yang positif dapat berpengaruh pada kesehatan psikologis lansia yang dapat berdampak pada status kesehatan fisik lansia.

6) Lansia dapat menyelesaikan masalah yang dialami Diagram 243 Distribusi Frekuensi Lansia BerdasarkanPenyelesaian Masalah Lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 243 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia, mayoritas lansia dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya yaitu sebanyak 27 (93,10%). Penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi lansia membuat lansia selalu merasa masih dapat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak bergantung pada keluarga maupun orang lain.

7) Lansia puas terhadap pencapain yang didapatkan saat ini Diagram 244 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Kepuasan Terhadap Pencapaian lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 244 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia, sebanyak 28 lansia (96,55%) puas dengan pencapaian yang didapatkan saat ini. Hasil ini menunjukkan bahwa seluruh lansia memiliki koping diri yang positif. Koping diri positif berdampak positif pula terhadap status kesehatan lansia. 8) Lansia menerima dirinya sebagai lansia Diagram 245 Distribusi Frekuensi Lansia BerdasarkanPenerimaan Diri Lansia Di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 245 diatas dapat dilihat bahwa dari 67 lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan, menunjukkan semua lansia

menerima dirinya sebagai lansia. Hal ini menunjukkan memiliki konsep diri yang positif karena dapat menerima dirinya sendiri sebagai lansia. Koping diri positif berdampak positif pula terhadap status kesehatan lansia. 9) Lansia puas dengan kondisi kesehatannya saat ini Diagram 246 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Puas Terhadap Kondisi Kesehatan di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 246 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan, sebanyak 26 lansia (89,66%). Hal ini menunjukkan bahwa denga adanya kepuasan terhadap kondisi kesehatan lansia membuat lansia termotivasi dalam menjaga dan menjalani hidup yang sehat.

10) Lansia merasa dibutuhkan untuk penyelesaian masalah dalam keluarga Diagram 247 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Merasa Dibutuhkan Dalam Penyelesaian Masalah Dalam Keluarga di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram 247 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 03 Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan, mayoritas lansia merasa dibutuhkan untuk penyelesaian masalah dalam keluarga yaitu sebanyak 28 (96,55%). Hal ini menunjukkan lansia memiliki konsep diri yang positif karena lansia masih merasa dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang ada di keluarga.

b. Sumber Stress 1) Penyebab stress pada lansia Diagram 248 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Penyebab stress di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Diagram 248 menunjukkan bahwa dari 29 lansia, masing-masing 18 orang (62,07%) tidak mengalami stress dan penyebab stress karena penyakit kronis sebanyak 4 orang (13,79%). Kondisi penyakit kronis dapat menyebabkan lansia mengalami harga diri rendah sehingga menyebabkan gangguan psikologis. Gangguan psikologis dapat mempengaruhi interaksi sosial lansia.

2) Pengalaman hidup yang tidak bisa dilupakan Diagram 249 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Pengalaman Hidup Yang Tidak Terlupakan Di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Diagram 249 menunjukkan bahwa mayoritas pengalaman hidup yang tidak bisa dilupakan lansia adalah sebanyak 20 orang lansia (68,97%) mengatakan tidak ada pengalaman hidup yang tidak terlupakan. Tidak bekerja dan kehilangan penghasilan dapat menyebabkan masalah psikologis bagi lansia yang dapat mempengaruhi status kesehatan lansia.

3) Cara lansia mengatasi masalah yang ada Diagram 250 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Mekanisme Koping di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Diagram 250 menunjukkan bahwa mayoritas lansia untuk mengatasi masalah adalah dengan cara beribadah yaitu sebanyak 16 orang (58,62%). Menceritakan masalah dengan orang terdekat sebanyak 10 lansia (37,93%).

3. Dimensi Fisik a. Status kepemilikan rumah yang lansia tempati Diagram 251 Distribusi frekuensi lansia menurut status kepemilikan rumah yang di tempati di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas mayoritas lansia tinggal di rumah yang sudah menjadi milik sendiri yaitu sebanyak 26 lansia (93,10%). Selebihnya lansia tinggal di rumah kontrakan dan b. Jenis pencahayaan yang digunakan lanisa dimalam hari Diagram 252 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Jenis Pencahayaan di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Diargam menunjukkan semua lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan memiliki pencahayaan yang baik yaitu dengan menggunakan lampu listrik sebanyak 29 lansia (100,00%). c. Jenis jamban yang digunakan lansia

Diagram 253 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan jenis jamban yang digunakan lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas mayoritas lansia menggunakan jamban leher angsa di rumahnya yaitu sebanyak 27 lansia (93,10%) dikarenakan lansia merasa nyaman dan sudah terbiasa dengan jamban leher angsa.

d. Jenis air bersih yang digunakan lansia Diagram 254 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan jenis air bersih digunakan lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=29)

Berdasarkan diagram diatas mayoritas lansia di RW 11 RT 01, 02, dan 04 Kelurahan Tangkerang Selatan mengunakan air sumur sebagai sumber air bersuh nya, yaitu sebanyak 25 lansia (86,21%). 4. Dimensi Sosial a. Jenis kegiatan masyarakat yang diikuti lansia Diagram 255 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan kegiatan masyarakat yang diikuti lansia saat ini di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=19)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 19 lansia di RW 11, RT 01,02, dan 04, Kelurahan Tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya, sebanyak 9 lansia (47,37%) mengikuti kegiatan wirid yasin dan 7 lansia (36,64%) tidak mengikuti kegiatan masyarakat. Kegiatan masyarakat merupakan suatu wadah yang dapat digunakan oleh lansia untuk meningkatkan peran serta aktif lansia dalam kegiatan yang ada di masyarakat serta dapat meningkatkan hubungan sosial antara lansia. b. Hubungan lansia dengan keluarga Diagram 256 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan hubungan lansia dengan keluarga saat ini di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Berdasarkan diagram 256 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 04, Kelurahan Tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya, semua lansia memiliki hubungan yang baik dengan keluarga yaitu sebanyak 29 lansia (100%). Hal ini menunjukkan lansia memiliki dimensi sosial yang positif karena memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarganya. c. Hubungan lansia dengan masyarakat sekitar Diagram 257 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan hubungan lansia dengan masyarakat saat ini di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Berdasarkan diagram 257 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 03, Kelurahan Tangkeraang Selatan Kecamatan Bukit Raya, sebanyak 27 lansia (93,10%) memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat. Hal menunjukkan memiliki hubungan sosial yang bagus. Hubungan sosial yang tidak harmonis dengan masyarakat dapat menyebabkan lansia menjadi stress yang dapat berefek pada kesehatan lansia.

d. Tentangga menerima kehadiran lanisa dilingkungan masyarakat Diagram 258 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan penerimaan lansia di masyarakat saat ini di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Berdasarkan diagram 258 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 03, Kelurahan Tangkeraang Selatan Kecamatan Bukit Raya, semua lansia di terima dengan baik oleh masyarakat t. Penerimaan masyarakat yang terhadap kehadiran lansia dapat mempengaruhi interkasi lansia dengan msayarakat.

e. Jenis transportasi yang digunakan lansia ketempat pelayanan kesehatan Diagram 259 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan transformasi yang digunakan lansia ketempat pelayanan kesehatan di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Berdasarkan diagram 259 diatas dapat dilihat bahwa dari 29 lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 04, Kelurahan Tangkeraang Selatan Kecamatan Bukit Raya, sebanyak 20 lansia (68,97%) menggunakan sepeda motor ke pelayanan kesehatan. . Hal ini menunjukkan lansia mampu memenuhi kebutuhan transportasi sehingga memudahkan dalam menjangkau pelayanan kesehatan.

5. Dimensi Kesehatan a. Alat bantu yang digunakan lansia untuk mengatasi masalah kesehatan Diagram 260 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan alat bantu yang digunakan lansia untuk mengatasi masalah kesehatan di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram 260 menunjukkan bahwa dari 29 lansia, sebagian besar lansia 17 (58,62%) tidak menggunakan alat bantu dan (34,48%) 10 lansia dalam mengatasi masalah kesehatan penglihatan menggunakan kaca mata. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lansia di RW 11 dalam melakukan aktivitasnya membutuhkan alat bantu. Penggunaan alat bantu dapat mencegah lansia mengalami cedera.

b. Lansia rutin setiap bulan memeriksakan kesehatannya kepelayanan kesehatan Diagram 261 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan pemeriksaan rutin kesehatan di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram 261 menunjukkan bahwa dari 29 lansia, didapatkan 21 lansia (72,41%) tidak melakukan pemeriksaan rutin dan sisanya 8 lansia (27,59%) melakukan pemeriksaan rutin. Dapat disimpulkan bahwa lansia belum mempunyai kesadaran yang tinggi dalam memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan.Pemeriksaan kesehatan yang tidak rutin dapat memperburuk status kesehatan lansia karena lansia tidak mengetahui kondisi status kesehatannya.

c. Jenis pelayanan yang digunakan lansia Diagram 262 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan jenis pelayanan yang digunakan lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=8).

Diagram 262 menunjukkan bahwa dari 8 orang lansia yang rutin memeriksakan kesehatannya, ada sebanyak 4 lansia (50,00%) memanfaatkan praktik dokter untuk pemeriksaan rutin kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan RW 11 sangat beragam dan mudah dijangkau oleh masyarakat sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat. Lansia yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan kurang memiliki kesadaran dalam menjaga status kesehatannya.

d. Kemudahan keluarga menjangkau pelayanan kesehatan Diagram 263 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan kemudahan keluarga menjangkau pekayanan kesehatan di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram 263 menunjukkan bahwa dari 29 lansia, mayoritas lansia mudah menjangkau pelayanan kesehatan sebanyak 28 orang (96.55%). Dapat disimpulkan bahwa lansia dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan lansia dapat ditingkatkan.

e. Program kesehatan yang diikuti lansia Diagram 264 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan program kesehatan yang diikuti lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram 264 menunjukkan bahwa dari 29 lansia sebagian besar lansia yaitu sebanyak 18 lansia (62,07%) tidak mengikuti program kesehatan seperti senam lansia dan pemeriksaan kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa lansia kurang aktif dalam mengikuti program kesehatan sehingga dapat menyebabkan penurunan derajat kesehatan.

f. Alasan lansia tidak mengikuti program kesehatan Diagram 265 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan program kesehatan yang diikuti lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=18).

Diagram menunjukkan bahwa dari 18 lansia yang tidak mengikuti program kesehatan sebanyak 7 orang (38,89%) karena tidak mau dan sebanyak 4 orang (22,22%) dikarenakan sarana yang tidak tersedia dan 5 (27,78%) lansia mengalami kelemahan fisik. Hal ini menunjukkan masih kurangnya motivasi lansia dalam menjaga kesehatan dan kurangnya fasilitas yang mendukung untuk menjaga kesehatan lansia.

g. Jenis asuransi yang dimiliki lansia Diagram 266 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan jenis asuransi di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram menunjukkan bahwa dari 29 lansia, sebanyak 16 orang (55,17%) menggunakan asuransi kesehatan seperti bpjs dan 4 (13,79%) tidak menggunakan asuransi kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia sudah memiliki asuransi kesehatan untuk menunjang kesehatannya.

h. Kemampuan lansia memenuhi kebutuhan diri sendiri Diagram 267 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan kemampuan lansia memenuhi kebutuhan diri sendiri di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram menunjukkan bahwa mayoritas lansia lansia mampu memenuhi kebersihan diri sendiri yaitu sebanyak 27 orang (93,10%). Sisanya 2 orang (6,90%) tidak mampu memenuhi kebersihan diri

i. Menu khusus yang disediakan oleh keluarga untuk lansia Diagram 268 Distribusi frekuensi data lansia yang didata berdasarkan menu khusus yang disediakan oleh keluarga untuk lansia di RW 11, RT 01, 02, dan 04 kelurahan tangkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya (n=29).

Diagram menunjukkan bahwa dari 29 lansia, sebanyak 25 orang (86,21%) tidak mendapatkan menu khusus dari keluarga dan 4 orang (13,79%) mendapatkan menu khusus lansia. Dapat disimpulkan keluarga kurang memperhatikan menu makanan untuk lansia.

6. Dimensi Gaya Hidup a. Hipertensi 1) Mengkonsumsi makanan bersantan Diagram 269 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Makanan Bersantan di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia yang menderita hipertensi,sebanyak 2 lansia (50,00%) tiga sampai empat kali seminggu (sering) mengkonsumsi makanan yang bersantan dan sebanyak 2 orang (50,00%) satu sampai tiga kali (kadang-kadang) mengkonsumsi makanan yang bersantan. Konsumsi makanan bersantan dapat meningkatkan kolesterol lama kelamaan akan meningkatkan tekanan darah sehingga menyebabkan Hipertensi.

2) Mengkonsumsi makanan berkolesterol Diagram 270 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Makanan Berkolestrol di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia dengan hipertensi sebagian lansia mengkonsumsi makanan berkolesterol tiga sampai empat kali seminggu (kadang-kadang) sebanyak 2 orang (50,00%) dan 2 lansia (50,00%) mengkonsumsi makan berkolesterol satu sampai tiga kali seminggu. Makanan tinggi kolestrol dapat menyebabkan penyakit jantung.

3) Mengkonsumsi makanan tinggi garam Diagram 271 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Makanan Tinggi Garam di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia dengan hipertensi mayoritas lansia mengkonsumsi makanan tinggi garam 1 sampai tiga kali seminggu sebanyak 3 orang (75,00%). Konsumsi makanan yang tinggi garam dapat menyebabkan hipertensi. Garam memiliki kandungan yang dapat mengikat air, sehingga terjadi vasokonstriksi pada pembuluh darah.

4) Mengkonsumsi penyedap makanan Diagram 272 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Penggunaan Penyedap Rasa di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia dengan hipertensi sebanyak 2 orang (50,00%) satu sampai tiga kali seminggu (kadang-kadang) menggunakan penyedap rasa pada masakan dan setengah nya lagi lansia menggunakan penyedap rasa pada makanan tiga sampai empat kali seminggu (sering). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga masih menggunakan penyedap rasa dalam masakan sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti hipertensi, kanker. 5) Mengkonsumsi makanan instan Diagram 273 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Makanan Instan di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia mayoritas sebanyak 3 orang (75,00%) lansia yang menderita hipertensi satu sampai tiga kali seminggu (kadangkadang) mengkonsumsi makanan instan. Makanan instan banyak mengandung bahan pengawet yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker.

6) Minum kopi Diagram 274 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Kopi di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia yang menderita hipertensi sebanyak 2 orang (50,00%) konsumsi kopi dalam jumlah satu sampai tiga kali seminggu (kadang-kadang). Kopi dapat menyebabkan penyakit jantung karena kandungan kafein dalam kopi meningkatkan beban kerja jantung.

7) Minum teh Diagram 275 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4).

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia, sebanyak 17 orang (58,62%) lansia yang menderitahipertensitidak pernah mengkonsumsiteh. Konsumsi teh bersama makanan lain dapat menghambat penyerapan nutrisi dari makanan oleh tubuh.

8) Minuman bersoda Diagram 276 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Minuman Bersoda di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia mayoritas lansia yang menderita hipertensi sebanyak 3 orang (75,00%) tidak pernah mengkonsumsi minuman bersoda, sisanya 1 orang (25,00%) satu sampai tiga kali seminggu (kadang-kadang) mengkonsumsi minuman bersoda. Konsumsi minuman bersoda berlebihan dapat berakibat pada kerusakan tulang.

9) Minuman beralkohol Diagram 277 Distribusi Frekuensi Lansia BerdasarkanKonsumsi Alkohol, Tuak,dan Kamput di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa 4 orang lansia yang menderita hipertensi semua lansia (100,00%) tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol. Hal ini menunjukkan bahwa lansia mempunyai gaya hidup yang positif.

10) Merokok Diagram 278 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Rokok di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia yang menderita hipertensi terdapat sebanyak 3 orang (75,00%) lansia yang menderita hipertensi tidak pernah merokok, dan 1 orang (10,34%) satu sampai tiga kali seminggu (kadang-kadang) mengkonsumsi rokok . Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup lansia cukup baik.

11) Konsumsi buah Diagram 279 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Buah di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia yang menderita hipertensi mayorits lansia yaitu sebanyak 3 orang (75,00%) lansia tiga sampai empat kali seminggu (sering) mengkonsumsi buah. Konsumsi buah dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena buah mengandung vitamin dan serat.

12) Konsumsi sayuran Diagram 280 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Sayuran di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia terdapat sebanyak 3 orang (75,00%) lansia yang menderita hipertensi tiga sampai empat kali seminggu (sering) mengkonsumsi sayuran. Sayuran mengandung serat dan mineral yang baik untuk saluran pencernaan. 13) Istirahat tidur Diagram 281 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Istirahat Tidur di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari semua lansia yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 4 orang (100,00%) lansia sering memiliki waktu istirahat tidur yang cukup. Kebutuhan istirahat tidur yang tidak cukup dapat menghambat aktifitas sehari-hari atau mengganggu stamina tubuh. 14) Olahraga Diagram 282 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Olahraga yang dilakukan lansia di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia terdapat sebanyak 2 lansia (50,00%) lansia yang menderita hipertensi satu sampai tiga kali seminggu (kadang-

kadang) melakukan olahraga. Sebanyak 1 orang (25,00%) tidak pernah melakukan olahraga. Dapat disimpulkan bahwa banyak lansia yang jarang berolahraga dapat menyebabkan berbagai resiko penyakit karena daya tahan tubuh yang rendah.

15) Rekreasi Diagram 283 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Rekreasi yang dilakukan Lansia di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=4)

Diagram menunjukkan bahwa dari 4 lansia, sebanyak 3 orang (75,00%) satu sampai tiga kali seminggu (kadang-kadang) melakukan rekreasi. Rekreasi dapat menjernihkan fikiran dan memberi semangat untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

b. Diabetes Melitus 1) Mengkonsumsi makanan tinggi gula Diagram 284 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Makanan Tinggi Gula di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=1)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 1 (100,00%) lansia yang menderita diabetes melitus satu sampai tiga kali seminggu (kadang-kadang) mengkonsumsi makanan tinggi gula. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia tidak sehat karena makanan tinggi gula dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

2) Minum teh Diagram 285 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Teh di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=1).

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 1 (100,00%) lansia yang menderita diabetes melitus tidak pernah minum teh. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia yang sehat karena didalam teh mengandung kafein yang dapat menyebabkan atherosclerosis yang dapat memperburuk keadaan penderita Diabetes Mellitus.

3) Minum kopi Diagram 286 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Kopi di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=1)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 1 (100,00%) lansia yang menderita diabetes melitus tidak pernah minum kopi. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia yang sehat sehat karena didalam kopi mengandung kafein yang dapat menyebabkan atherosklerosis yang dapat memperburuk keadaan penderita Diabetes Mellitus.

4) Olahraga Diagram 287 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Olahraga yang dilakukan di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=1)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 1 (100,00%) lansia yang menderita diabetes tidak pernah olahraga. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia tidak sehat karena olahraga merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan gula darah.

c. Asam Urat 1) Mengkonsumsi kacang-kacangan Diagram 288 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Kacang-Kacangan di di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=1)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 1 (100,00%) lansia yang menderita asam urat tidak pernah mengkonsumsi makan kacang-kacangan. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia tidak sehat karena didalam kcang-kacangan mengandung zat purin yang tidak baik bagi tubuh dan dapat memperberat asam urat lansia.

2) Mengkonsumsi air putih Diagram 289 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Air Putihdi RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=1).

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 1 (100,00%) lansia yang menderita asam urat sering minum air putih. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia sudah baik karena minum air putih dapat memperlancar pengeluaran zat purin melalui BAK.

d. Rematik 1) Mengkonsumsi kacang-kacangan Diagram 290 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Konsumsi Kacang-Kacangan di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=3)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 3 lansia sebanyak 3 lansia (66,67%) yang menderita rematik kadang-kadang mengkonsumsi makan kacangkacangan. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia tidak sehat karena didalam kacang-kacangan mengandung zat purin yang tidak baik bagi tubuh.

2) Mandi malam Diagram 291 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Kebiasaan Mandi Malam di RW 11 Kelurahan Tangkerang Selatan (n=3)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari semua lansia (100,00%) yang menderita rematik tidak pernah mandi dimalam hari. Hal ini menunjukkan gaya hidup lansia yang sudah baik dalam mempertahankan status kesehatannya

More Documents from "kartika sari"

Daftar Pustaka.docx
October 2019 26
Lansia.docx
October 2019 20
03.abstraksi
April 2020 11
Tugas Dfd Bu Lintang
May 2020 20