TUGAS LAHAN KERING,PARIWISATA DAN KEPULAUAN
DOSEN : Dr.Drs.SIMON SUDIN ,M.Sc NAMA : WILLYAM R. SAUDALE NIM :1806090032
LAHAN KERING Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan. Lahan ini memiliki kondisi agro-ekosistem yang beragam, umumnya berlereng dengan kondisi kemantapan lahan yang labil (peka terhadap erosi) terutama bila pengelolaannya tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah.
Pengertian dari lahan kering telah di sampaikan oleh beberapa pihak: 1. Kesepakatan pengertian lahan kering dalam seminar nasional pengembangan wilayah lahan kering ke 3 di Lampung : (upland dan rainfed) adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi (Suwardji, 2003). 2. Definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Dari pengertian diatas, maka jenis penggunaan lahan yang termasuk dalam kelompok lahan kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang. Untuk menghilangkan kerancuan penggunaan isitilah lahan kering dan pertanian lahan kering : 1.
Disebut daerah kering atau kawasan iklim kering apabila keadaan iklim yang kering dalam arti istilah Inggris arid land menurut salah satu takrifnya: a.Daerah dengan curah hujan tahunan kurang dari pada 250 mm (USA), b.Daerah yang jumlah hujannya tidak mencukupi untuk enghidupi vegetasi sedikitpun, c.Daerah yang jumlah hujannya tidak mencukupi untuk memapankan (establish) pertanian tanpa irigasi, atau
d.Daerah dengan jumlah evaporasi potensial melebihi jumlah curahan (precipitation) actual (Monkhouse & Small, 1978)
2. Disebut lahan atasan (upland) apabila keadaan lahan yang berkaitan dengan pengatusan alamiah lancer (bukan rawa, dataran banjir, lahan dengan air tanah dangkal, dan lahan basah alamiah lain) 3.Disebut lahan kering apabila lahan pertanaman yang diusahakan tanpa penggenangan. Lahan kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi dan kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada daerah dengan kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada antisiklon tropisme. Daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya perputaran angin yang berlawanan arah jarum jam di utara garis khatulistiwa dan perputaran angin yang searah jarum jam di daerah selatan garis khatulistiwa. Terdapat tiga jenis iklim di daerah lahan kering, yakni : 1. Iklim Mediterania
: hujan terjadi di musim gugur dan dingin
2. Iklim Tropisme
: hujan terjadi di musim panas
3. Iklim Kontinental
: hujan tersebar merata sepanjang tahun
Pembagian Lahan Kering Lahan kering dibagi ke dalam empat kategori, yakni : 1. Hyper Arid: indek kekeringan (rasio antara curah hujan dan evapotranspirasi potensial) 0.03, tidak ada vegetasi tanaman kecuali hanya beberapa rumpun rumput di daerah lembah, penggembalaan ternak berpindah-pindah, hujan tahunan rendah (di bawah 100 mm/tahun), serta hujan terjadi tidak menentu, bahkan kadang-kadang tidak terjadi hujan sepanjang tahun. Daerah ini terdapat di pe“gurun”-an Saudi Arabia “Rub’ul Kholi” atau yang dikenal dengan empty quarter. 2. Arid: indek kekeringan 0.03-0.20 yang ditandai dengan adanya peternakan, kegiatan pertanian dilakukan dengan irigasi tetes dan sprinkler, terdapat tanaman 3. Semi Arid: indek kekeringan 0.2-0.5 yang ditandai dengan adanya kegiatan pertanian denga mengandalkan air hujan meski produktifitasnya masih rendah, terdapat kegiatan peternakan komunal, dan curah hujan 4. Sub Humid: indek kekeringan 0.5-0.75. Daerah sub humid juga dimasukkan ke dalam area lahan kering, meski sebenarnya memiliki karakter yang dekat dengan daerah lahan basah. Di Indonesia kawasan timur memiliki karakter Sub-Humid, yang mana terdapat beberapa kendala untuk budidadaya pertanian di daerah tersebut.
PARIWISATA Secara umum Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu dari suatu tempat ke tempat lain dengan melakukan perencanaan sebelumnya,
tujuannya untuk rekreasi atau untuk suatu kepentingan sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Atau pariwisata dapat di artikan juga sebagai suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain untuk rekreasi lalu kembali ke tempat semula.
C. Jenis-Jenis Pariwisata a. Pariwisata Lokal Merupakan pariwisata yang ruang lingkupnya sangat terbatas hanya pada tempat-tempat tertentu saja pada suatu daerah, misalnya seperti wisata yang ada di kota bandung, kota malang dan lain-lain. b. Pariwisata Regional Merupakan pariwisata pada suatu daerah tetapi lebih luas ruang lingkupnya daripada pariwisata lokal, misalnya pengunjung berwisata mengunjungi tempat-tempat yang ada di jawa barat, jawa timur dan lain-lain. c. Pariwisata Nasional Merupakan pariwisata yang ruang lingkupnya sangat luas yaitu mencapai suatu negara, biasanya wisatawan yang datang bukan hanya dari dalam negeri tapi dari luar negeri juga. Misalnya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia untuk berwisata di tempat-tempat yang ada di Indonesia. d. Pariwisata Regional-Internasional Merupakan pariwisata yang ruang lingkupnya lebih luas daripada nasional, tapi memiliki batas-batas tertentu misalnya berwisata di negara-negara yang terdapat di eropa barat, asia timur, asia tenggara, dan lain-lain. e. Pariwisata Internasiona Merupakan pariwisata ruang lingkupnya seluruh negara yang ada di dunia. Jadi wisatawan berkunjung ke negara-negara yang ada di seluruh penjuru dunia.
KEPULAUAN Kepulauan adalah rantai atau gugus kumpulan dari pulau-pulau, kepulauan yang terbentuk tektonik. Kata kepulauan berasal dari Yunani ἄρχι- - arkhi- ("kepala") dan πέλαγος - pelagos ("laut") yang berasal dari rekonstruksi linguistik bahasa Yunani abad pertengahan ἀρχιπέλαγος tepatnya
nama untuk Laut Aegea dan, kemudian, dalam penggunaan bergeser untuk merujuk pada Kepulauan Aegean atau merujuk pada jumlah kumpulan yang besar pulau-pulau. Sekarang digunakan secara umum yang mengacu pada setiap kelompok besar pulauseperti yang tersebar pada Laut Aegea.[1] Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, yang dimaksud dengan Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan, dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik yang hakiki, atau yang secara historis diangap sebagai demiki oleh NTT.