Laba (Income) Posted by: Dwi Ermayanti on: 14 Maret 2009 • In: Tak Berkategori • Comment! Makna income dalam konteks perpajakan berbeda dengan makna income dalam akuntansi. Dalam perpajakan, income dimaknai sebagai penghasilan, sedangkan di dalam buku-buku teks akuntansi, istilah income pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih. Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut dengan laba komprehensif. Karena secara umum,akuntansi menganut konsep penandingan, konsep kos historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih pendapatan dan biaya. TUJUAN PELAPORAN LABA Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual. Pengertian seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Pendefinisian laba seperti ini juga akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi daripada sekedar perubahan kas. Berdasarkan pengertian dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai: pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi sumber ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-piutang, basis kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen KONSEP LABA KONVENSIONAL Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu: tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang perbedaan antarentitas, berbasis kos histories, dan hanya sebagian masukan informasi bagi investor. KONSEP LABA DALAM TATARAN SEMANTIK Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa konsep atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu: pengukur kinerja, konfirmasi harapan investor, dan sebagai estimator laba ekonomik. Sebagai pengukur kinerja, laba dapat diinterpretasi sebagai sebagai pengukur keefisienan (efisiensi) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efesiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks. Oleh investor, lana sebagai pengukur efisiensi digunakan dalam bentuk kembalian atas investasi. Laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Sebagai konfirmasi harapan investor. Perekayasa pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan memang terrealisasi, sehingga laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut. Laba ekonomik adalah laba dari kacamata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif. Dalam beberapa hal, laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomik. Jika laba akuntansi bebas dari gangguan dan mendekati laba ekonomik, maka laba akuntansi akan menjadi prediktor yang andal.
Pada dasarnya belum terdapat kesepakatan mengenai makna laba dalam tataran semantik. Beberapa sumber dan penelitian memberikan definisi laba dalam tataran semantik yang berbeda. Secara umum, dari beberapa pengertian laba yang ada dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kharakteristik yang melekat pada pengertian laba secara semantik, yaitu kenaikan kemakmuran (kapital), kenaikan dalam suatu perioda, serta dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan. Pembahasan laba tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan kapital tetapi makna keduanya harus dipisahkan. Kapital diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa, dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. sementara itu laba diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula. Konsep pemertahanan kapital muncul karena adanya gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian atau imbalan dan menikmatinya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah kapital atau investasi yang tertanam selalu berkembang. Konsep ini memiliki arti penting dalam beberapa hal yang saling berkaitan, yaitu: Kembalian atas investasi tidak sama dengan pengembalian investasi, transaksi operasi tidak sama dengan transaksi dengan pemilik, membatasi distribusi ke pemilik dalam rangka mempertahankan kapital mula-mula, menuntut jumlah rupiah untuk penyesuaian kapital dalam rangka mempertahankan capital, serta penerapan pendekatan aset-kewajiban dalam penilaian. KONSEP LABA DALAM TATARAN SINTAKTIK Makna semantik laba yang dikembangkan pada akhirnya harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik. Salah satu bentuk penjabarannya adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa criteria atau pendekatan dalam konsep ini, yaitu pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan capital. Berdasarkan pendekatan transaksi laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Pengukuran dan pengakuan laba akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Sedangkan menurut pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis pengakuan pendapatan. Pada konsep pemertahanan kapital, laba didefinisikan sebagai konsekuansi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Elemen statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu, beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian. Tiga jenis faktor penentu nilai kapital ini, dimana ketiganya saling berinteraksi menimbulkan berbagai macam atau basis penilaian kapital. Tiap pendekatan sebenarnya merefleksi kombinasi antara ketiga faktor yang dipertimbangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain: kapitalisasi aliran kas harapan, penilaian pasar, setara kas sekarang, harga masukan histories, harga masukan sekarang, dan pemertahanan daya beli. KONSEP LABA DALAM TATARAN PRAGMATIK Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah, sedangkan dalam teori akuntansi Tataran pragmatik membahas mengenai apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik yaitu prediktor
aliran kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan kandungan informasi laba dalam teori pasar efisien. Berdasarkan pendekatan prediktor aliran kas ke investor, hubungan logis antara laba dan aliran kas ke investor dan kreditor sebagaiman dinyatakan ole FASB dalam tujuan pelaporan keuangan dapat membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk memprediksi aliran kas ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya. Pendekatan yang lain adalah Perkontrakan efisien. Teori ini merupakan bagian atau turunan dari teori keagenan, sehingga didasarkan atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Pemasukan angka akuntansi (angka laba) dalam kontrak mendorong pihak berkontrak (terutama agen) untuk mencapai tujuan kontrak sehingga kontrak menjadi efisien. Dalam tataran pragmatik, laba juga dapat digunakan sebagai pengendalian manajemen, yaitu sebagai pengukur kinerja divisi atau manajernya. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan kompensasi dengan laba sebagai pengukur kinerja. Efisiensi pasar dalam kaitannya dengan konsep laba dalam tataran pragmatik harus dikaitkan dengan sistem informasi, yaitu mekanisme penyediaan informasi dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal. Pasar modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi bila harga saham merefleksi secara penuh informasi tersebut. Karena efisiensi pasar hanya dapat dikaitkan dengan informasi atau signal tertentu dalam suatu mekanisme penyediaan informasi, terdapat tiga bentuk efisiensi pasar yaitu bentuklemah, semi-kuat, dan kuat. Hipotesis pasar efisien juga merupakan sarana pengujian empiris terhadap kandungan informasi laba. Terdapat dua bentuk pengujian terhadap kandungan informasi laba yaitu pengujian peristiwa dan pengujian asosiasi (nilai relevan laba) LABA DAN TEORI ENTITAS Membahas berbagai konsep entitas selain kesatuan usaha dan implikasinya terhadap pengertian dan penyajian laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entitas (kesatuan) sering disebut pula dengan teori ekuitas. Terdapat beberapa teori entitas atau teori ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akutansi, yaitu entitas usaha bersama, entitas usaha atau bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan entitas dana. Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik. Partispan tersebut merupakan pihak yang akhirnya meneima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan juga mempunyai implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen laba-rugi. PENYAJIAN LABA Masalah yang dibahas dalam penyajian laba ini lebih difokuskan pada masalah konseptual tentang apa yang disebut laba. Masalah yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi dalam arti luas (transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba-rugi, sedangkan pos-pos yang merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas