Kurma Indonesia Paper.docx

  • Uploaded by: deni andanii
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kurma Indonesia Paper.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,149
  • Pages: 20
KURMA ( Phoenix dactylifera L. ) INDONESIA

PAPER

OLEH : DENI ANDANI 180301156 AGROTEKNOLOGI 3B

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

KURMA ( Phoenix dactylifera L. ) INDONESIA

PAPER

OLEH : DENI ANDANI 180301156 AGROTEKNOLOGI 3B

Paper sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum di Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

Judul

: Kurma ( Phoenix dactylifera L. ) Indonesia

Nama

: Deni Andani

NIM

: 180301156

Program Studi

: Agroteknologi

Grup

: Agroteknologi 3B

Ditugaskan Oleh Dosen Penanggung Jawab

( Ir. Rosita Sipayung, MP ) NIP. 195803251985032002

Diketahui oleh Assisten Koordinator

( Eko Syahputra Saragih ) NIM. 150301001

Diperiksa Oleh

Diperiksa Oleh

Assisten Korektor I

(

Antoni

NIM. 150301032

)

Assisten Korektor II

( Adlin Rasidi Simangunsong ) NIM. 150301188

i

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari paper ini adalah “ Kurma ( Phoenix dactylifera L. ) Indonesia“ yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan kali ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada dosen Ferry Ezra T. Sitepu, SP, MS ; Ir. Rosita Sipayung, MP ; Ir Asil Barus, MS ; Ir. T. Irmansyah, MP ; Dr. Ir. Mariati, M.Sc ; selaku dosen mata kuliah Dasar Agronomi serta Abang dan Kakak asisten Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kebaikan penulis dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga paper ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan, 22 Maret 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2 Kegunaan Penulisan .................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3 Botani Tanaman Kurma (Phoenix dactylifera L. )....................................................... 3 Syarat Tumbuh Kurma (Phoenix dactylifera L. ) ........................................................ 4 Iklim ............................................................................................................ 4 Tanah .......................................................................................................... 6 KURMA (Phoenix dactylifera L. ) INDONESIA .................................................... 8 Daya Tarik Pohon Kurma .......................................................................... 8 Sumber Ketahanan Pangan ........................................................................ 9 Innovative Disruption & Industri Baru ..................................................... 10 Pelestarian Lingkungan & Keselamatan ................................................... 10 Kurma (Phoenix dactylifera L. )Indonesia ................................................ 11 KESIMPULAN ........................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14 LAMPIRAN

1

PENDAHULUAN Latar Belakang Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan salah satu tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Tanaman ini banyak tersebar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tanaman ini memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di daerah kering dan semi-kering di dunia. Banyak orang yang percaya akan khasiat buah dari tanaman kurma untuk kesehatan. (Luthfi S,2011) Iran memberikan kontribusi sebanyak 21% dari produksi buah kurma seluruh dunia pada tahun 2006, yaitu sebanyak 918.000 metrik ton buah kurma. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor buah kurma sebanyak 11,5 juta kg pada tahun 2005 dengan nilai 4,3 juta US$, kemudian bertambah menjadi 13,3 juta kg pada tahun 2006 dengan nilai 7,6 juta US$. Komoditi buah kurma tersebut berada pada urutan ke delapan dalam data impor utama buah-buahan Indonesia pada tahun 2005-2006. (Khanavi et al.2009), Sebagian dari komoditi buah kurma impor di Indonesia digunakan sebagai bahan baku pada industri pengolahan buah kurma, seperti industri sari kurma, selai kurma, kurma dalam kemasan, dan lain-lain. Kegiatan produksi industri tersebut menghasilkan hasil samping yang berupa biji kurma. Banyak sekali industri pengolahan buah kurma yang tidak mengolah hasil samping yang berupa biji kurma tersebut sehingga industri membuang hasil samping tersebut. Di Amerika Serikat, biji kurma menjadi masalah pada industri pengolahan buah kurma sebagai aliran limbah.(Hamada et al.2002)

2

Pengolahan biji kurma menjadi suatu produk sangat diperlukan untuk memberikan nilai tambah dari biji kurma tersebut sehingga dapat menjadi pendapatan lebih bagi industri pengolahan buah kurma. Biji kurma mengandung 71,9 - 73,4% karbohidrat, 5 - 6,3% protein, dan 9,9 - 13,5% lemak. Hal inilah yang menjadi nilai yang cukup potensial bagi biji kurma untuk dapat diolah dan dimanfaatkan. ( Hamadaet al. 2002), Biji kurma juga mengandung vitamin dan serat (dietary fibre) dengan persentase yang cukup tinggi, yaitu sebesar 6,4 - 11,5%. Vitamin dan serat (dietary fibre) sangat baik untuk kesehatan sehingga cukup prospektif untuk dijadikan produk pangan yang sehat. (Al-Shahib dan Marshall,2003) Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui Kurma (Phoenix dactylifera) Indonesia. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan penulisan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi

Fakultas

Pertanian

Universitas

Sumatera

Utara

Program

Agroteknologi dan sebagai sumber referensi bagi pihak yang membutuhkan.

Studi

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani tanaman Kurma (Phoenix dactylifera L. ) Menurut United States Departement of Agriculture (USDA), klasifikasi botani dari tanaman kurma (Phoenix dactylifera L.) adalah sebagai berikut: Kingdom :Plantae; Sub-kingdom; Tracheobionta; Super divisi: Spermatophyta;

Divisi:

Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Sub-kelas: Arecidae; Ordo: Arecales; Family: Arecaceae; Genus: Phoenix L.; Species: Phoenix dactylifera L.(Luthfi S,2011) Tanaman kurma banyak tersebar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tanaman ini diduga berasal dari dataran Mesopotamia, Palestina, atau sekitar Afrika bagian Utara (Maroko) sekitar 4000 tahun sebelum Masehi dan tersebar ke kawasan Mesir, Afrika Asia Tengah, dan sekitarnya sejak 3000 tahun sebelum Masehi (Rahmadi,2010). Mesir merupakan produsen kurma terbesar (16%) di dunia diikuti oleh Saudi Arabia, Iran, Iraq dan Uni Emirat Arab (masing-masing menyumbang sekitar 13%). Akan tetapi, dilihat dari nilai ekspornya, kurma memberikan pemasukan terbesar untuk Tunisia (28%), Iran (12%), Pakistan (8%), dan Saudi Arabia (8%). Nilai ekonomi ekspor kurma mendekati angka USD 300 juta pada tahun 2007 (AlFarsidanLee,2008). Bila ditinjau berdasarkan kandungan dari buah kurma, buah kurma mengandung karbohidrat (44 - 88% total gula), 0,2 - 0,5% lemak, dan 2,3 - 5,6% protein. Buah kurma juga mengandung vitamin dan serat (dietary fibre) yang tinggi

4

sekitar 6,4 - 11,5%. Buah ini juga mengandung minyak sebesar 0,2 - 0,5% (AlShahibdanMarshall, 2003). Ada banyak varietas buah kurma di dunia, terdapat kurang lebih 200 varietas buah kurma yang telah dibiakkan dan dikembangkan di Iran. Beberapa varietas buah kurma yang telah dibiakkan dan dikembangkan, yaitu varietas Mazafati, Kabkab, Zahedi, Estamaran, Shahani, Kaluteh, Zark, Khanizi, Khasooi, Halilei, Gasab, AleMehtari, Holuo, Shahabi, Gantar, Piarom, Croot, Barhi, Khazravi, Lasht, Abdollahi, Khorst, Bezmani, Haftad-Gazi, Halavi, Maktoom, Deiri, Shah-Mohammadi, Khalass, Moslehi, Kharouzard, Gach-Khah, Tourz, dan Kang-Gard. Berikut ini merupakan tabel komposisi kimia buah dari beberapa varietas tersebut(Sahari et al.2007). Syarat Tumbuh Kurma (Phoenix dactylifera L.) Iklim Kurma dapat tumbuh dan berproduksi di berbagai jenis tanah, baik tanah yang sangat berpasir maupun tanah liat. Kurma sangat tahan pada kondisi tanah yang marginal, sebagimana selama ini ditunjukkan dengan tumbuh tegar di padang pasir, namun semakin subur tumbuh di Thailand, India, dan Amerika Serikat.Kurma dapat tumbuh dan berproduksi di berbagai jenis tanah, baik tanah yang sangat berpasir maupun tanah liat. Kurma sangat tahan pada kondisi tanah yang marginal, sebagimana selama ini ditunjukkan dengan tumbuh tegar di padang pasir, namun semakin subur tumbuh di Thailand, India, dan Amerika Serikat(Al-Abbad, A. 2011). Ketinggian Tempat Tanaman kurma memiliki daya adaptasi yang tinggi, tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Thailand membudidayakan kurma dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari 50-700 m dpl, diantaranya terdapat di

5

Suphanburi, Ayutthaya, Nakhon, dan Chiangmai. Di lokasi-lokasi tersebut kurma berbuah dengan optimal,yaitu mampu berproduksi sebanyak 250 kg per pohon pada umur tujuh tahun (Apriyanti et al, 2015). Kurma lazim dibudidayakan di daerah kering dan semi kering yang ditandai dengan musim panas yang panjang, tidak ada atau sangat sedikit hujan, dan tingkat kelembaban yang relatif sangat rendah selama periode pematangan buah. Meskipun kurma adalah jenis tanaman yang tumbuh optimal pada suhu 32-380C, namun kurma toleran pada rentang suhu yang panjang. BMKG mencatat Kabupaten Aceh Besar memiliki suhu rata-rata 23,4–31,30C sepanjang tahun 2017. Suhu udara tertinggi tercatat sebesar 37,20C pada tanggal 24 Juli 2017 dan suhu udara terendah tercatat sebesar 19,00C pada tanggal 19 Oktober 2017 di lokasi Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Blang Bintang(Apriyanti et al, 2015). Curah hujan merupakan salah satu faktor penting syarat tumbuh dan produksi kurma, kurma lazim dibudidayakan di daerah yang memiliki rata-rata curah hujan tahunan 50 mm. Dengan kondisi lingkungan yang kering, petani dapat memanen buah kurma pada fase rutab dan fase tamar langsung dari pohon. Hujan berpengaruh pada periode pembentukan buah. Fase rutab dan tamar merupakan tahap yang paling sensitif

terhadap

hujan,

karena

dapat

menyebabkan

buah

busuk

dan

rontok(Apriyantiet al, 2015). Kelembaban udara berhubungan erat dengan curah hujan. Biasanya setelah terjadinya hujan, kelembaban udara juga akan meningkat. Kelembaban udara yang tinggi memicu perkembangan penyakit yang mengganggu tanaman seperti penyakit

6

bercak daun oleh cendawan Graphiola phoenicis. Sementara pada kelembaban rendah, akan munculnya hama dan tungau(Apriyanti et al, 2015). Kecepatan angin berefek pada tanaman kurma muda dan efisiensi polinasi pada tanaman dewasa. Perakaran yang belum kuat membuat pohon yang masih muda rentan terhadap angin kencang. Angin lembut berguna dan membantu proses penyerbukan. Sementara angin berkecepatan tinggi akan meniup jauh serbuk sari, terutama pohon yang berada di pinggir kebun(Apriyanti et al, 2015). Cahaya Sama dengan tanaman buah yang lain, pohon kurma membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Kurma membutuhkan lama pencahayaan matahari yang panjang untuk bisa berbunga. Agar tumbuh dengan baik, diperlukan pencahayaan sekitar 16 jam sehari dengan intensitas 10.000-12.000 footcandle. Kondisi ini tercapai pada saat cuaca cerah dengan awan sedikit atau cuaca tidak mendung(Apriyanti et al, 2015). Tanah Kurma dapat tumbuh dan berproduksi di berbagai jenis tanah, baik tanah yang sangat berpasir maupun tanah liat. Kurma sangat tahan pada kondisi tanah yang marginal, sebagimana selama ini ditunjukkan dengan tumbuh tegar di padang pasir, namun

semakin

subur

tumbuh

di

Thailand,

India,

dan

Amerika

Serikat(AlKhayri,2015). Lokasi budidaya kurma ini terletak di Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, pemilihan lokasi ini didasarkan pada keadaan infrastruktur yang baik seperti adanya jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, lokasi dekat dengan kota yaitu sekitar 13 km dari Bandara Internasional Sultan

7

IskandarMuda, dan lahan yang dibeli oleh petani cukup murah yaitu sekitar Rp. 50.000.000 hingga Rp. 100.000.000 per hektar, tergantung dari jarak lahan dengan jalan raya. Semakin dekat lahan dengan jalan raya maka semakin tinggi harga tanahnya(AlKhayri,2015). Persiapan lahan kurma berupa pembersihan lahan budidaya tanaman kurma dari semak dan batu, pembuatan lubang tanam, dan membangun instalasi irigasi. Pembersihan lahan bertujuan agar tidak ada gangguan saat pengolahan tanah. Pohonpohon liar, semak belukar, serta sampah yang ada dibersihkan pada lahan yang akan ditanami tanaman kurma. Hal ini karena tanaman kurma memerlukan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan produksinya. Selain itu, pembersihan lahan juga dilakukan untuk mencegah kontaminasi dari zat yang terkandung dalam sampah kaleng maupun plastik(AlKhayri,2015). Persiapan lahan kurma berupa pembersihan lahan budidaya tanaman kurma dari semak dan batu, pembuatan lubang tanam, dan membangun instalasi irigasi. Pembersihan lahan bertujuan agar tidak ada gangguan saat pengolahan tanah. Pohonpohon liar, semak belukar, serta sampah yang ada dibersihkan pada lahan yang akan ditanami tanaman kurma(AlKhayri,2015).

8

KURMA ( Phoenix dactylifera L. ) INDONESIA

Daya Tarik Pohon Kurma Tanaman kurma mempunyai daya tarik untuk dibudidayakan secara meluas di tanah air, karena sifat tanaman dan keunggulannya; andal dan tahan lasak. Kurma tumbuh pada rentang suhu yang ekstrim -15 °C s/d +51 °C. Tetaoi kurma paling suka pada keadaan sekitar 25°C seperti di umumnya di negeri kita. Tumbuh pada ketinggian minus 400 m (di bawah permukaan laut, di lembah Jordan) hingga >+2000 m di Kashmir pada pegunungan Himalaya. Kurma paling tahan pada kondisi tanah yang marginal, sebagaimana selama ini ditunjukkan dengan tumbuh tegar di padang pasir, namun makin subur tumbuh di Thailand, India, California dan Bogor (Agus,S.D. 2016). Produktifitas per hektar yang tinggi. Hasil panen berkisar 15 - 45 ton / HA / tahun, dengan asumsi 150 pohon per HA dan hasil 100 - 300 kg per pohon / tahun. Cukup hanya dengan menanamnya sekali, akan dapat panen dari tahun ke 5 - 7 hingga 100 tahun kemudian (seperti tanaman kurma di Timur Tengah dan Coachella Valley USA). Produktifitas yang tinggi dan usia produktif yang panjang ini memberikan hasil kelayakan usaha yang sangat menarik sebagai pilihan investasi(Agus,S.D. 2016). Pohon kurma sangat unik, berbeda dengan akar pohon kelapa ataupun kelapa sawit.

Akar serabutnya terbagi sebagai Akar Atas/Udara, Akar Samping, Akar

Tengah dan Akar Dalam. Akar Dalamnya bisa menunjam hingga 12 m ke bumi.

9

Sedangkan Akar Sampingnya merayap tak lebih dari 1 m dari bonggolnya. Menjadikannya sangat kokoh, sekaligus ramah pada tanaman tetangganya. Kurma tidak merebut air dan unsur hara jatah tanaman tetangganya. Justru "wa fajarna minal 'uyuun" (menurut QS Yasin 36:35) menahan laju perembesan air ke dalam dan membantu "memompa" air memancarkan mata air ke atas sehingga cukup air di dekat top soil. Payungan daunnya yang berwarna keperakan, memantulkan sebagian cahaya dan panas matahari, mengalirkan angin, meningkatkan kelembaban, menurunkan suhu dan membantu menciptakan micro climate yang baik di sekitarnya (Agus,S.D. 2016).

Sumber Ketahanan Pangan Ketahanan pangan kita sebenarnya terancam. Bukan saja karena persoalan sendiri di dalam negeri seperti semakin sempitnya lahan pertanian pangan, pencemaran, kecuaian kebijakan Pemerintah, dan sebagainya. Tetapi ketahanan pangan kita juga terancam oleh factor global seperti persekongkolan massif terstruktur dari konglomerasi agrobisnis global yang didukung oleh institusi keuangan global yang ingin mengontrol pangan dunia di tangan segelintir pemilik modal di ujung dunia sana. Tugas kita semua menyelamatkan sumber pangan kita sendiri. Syukur-syukur apabila pemerintah mempunyai pemahaman yang sama dengan kita(Agus S, D. 2016). Kurma mempunyai potensi besar sebagai sumber ketahanan pangan, baik karena nilai ekonominya yang tinggi untuk menjadi alat tukar pangan lain, maupun fakta kurma sebagai sumber multi pangan yang bergizi tinggi: Nilai ekonomi kurma tinggi.

10

Dengan karakter tanaman disebutkan di atas, hasil panenan kurma di daerah pertanian akan meningkatkan pendapatan para petani. Dalam ketahanan pangan yang tidak melulu mengandalkan target swasembada beras, maka kurma, karena nilai ekonominya yang tinggi, dapat menjadi modal untuk dapat ditukar dengan bahan pangan pokok beras atau sembako(Agus S, D. 2016). Innovative Disruption & Industri Baru Peluang terciptanya industri baru yang dapat dikembangkan dari kurma sebagai mata-mata rantai yang lengkap dari suatu siklus sistem agribisnis berbasis kurma, baik di sector industri hulu maupun hilirnya: Industri hulu berupa penyediaan bibit, laboratorium tissue culture, pembibitan & Kebun Bibit, perkebunan, jasa polinasi dan penyedia bahan polinasi, penyediaan pupuk organik, pemberantasan hama, dan sebagainya(Agus S, D. 2016). Industri hiliran berupa pengolahan hasil perkebunan kurma, pengepakan, pasar, transportasi dan limbah pohon kurma juga dapat mengikuti tuntutan perkembangan di industri hulunya. Peluang bisnis dari hasil olahan dari kurma dan produk turunannya yang menyasar dua pasar utama yaitu pasar tradisional umat Islam yang disunahkan untuk mengkonsumsinya, serta pasar komunitas peminat makanan sehat (healthy conscious communities) yang semakin membudaya di seluruh dunia(Agus S,D. 2016). Pelestarian Lingkungan & Keselamatan Pohon kurma sangat ramah lingkungan dan mempunyai fungsi yang bermanfaat bagi pelestarian lingkungan dan keselamatan penduduk kepulauan Indonesia: TumpangSeri dengan tanaman pertanian lain yang sudah mapan. Karena ramah

11

tetangga, maka kurma biasa ditanam bersama tanaman lain seperti padi (seperti di Iran dan Mesir), mangga dan buah-buahan (seperti di India dan Thailand), delima dan jeruk (seperti di Australi), dan lain-lain(Agus S, D. 2016). Rehabilitasi kawasan daerah operasi minyak dan gas terutama kawasan bekas pertambangan terbuka yang menyisakan lahan yang sulit ditanami dengan tanaman lain. Maka tanaman kurma yang tahan dan ulet sebagai tanaman pionir di padang pasir ini menjadi pilihan yang prospektif. Setelah kurma berhasil ditanam, maka akan tercipta iklim mikro yang memfasilitasi terciptanya ekosistem yang kondusif sebagai habitat tanaman pangan lain yang lebih ‘lunak’ serta mengundang kembalinya fauna. Lahan marginal berpasir sepanjang pantai yang mempunyai kadar salinitas air yang tinggi, atau kawasan yang mempunyai tingkat pH yang anomali, lahan kering dan tandus seperti savanah atau berkapur, bahkan lahan bergambut dapat ‘dibuka’ dengan menanami kurma(Agus S, D. 2016). Kurma ( Phoenix dactalyfera L.) Indonesia Pohon kurma mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi. Pohon betina kurma mudah kawinan dengan 'siapa saja' maka tidak mengherankan kalau varietas kurma sampai saat ini dapat mencapai 1000 varietas lebih. Mirip manusia Indonesia yang bersuku-suku dengan kekhasan sendiri tetapi tetap satu bangsa, Bhineka Tunggal Ika. Maka kurma juga mempunyai kebhinekaan namun tetap tunggal sebagai kurma yang super food (Agus S, D. 2016). Satu pohon betina di Pasuruhan Jawa Timur, menurut penuturan perawatnya, menghasilkan dua macam kurma yang berbeda bentuk buahnya, saat dikawinkan dengan dua macam serbuk sari jantan pada tahun yang berbeda. Di Timur Tengah,

12

penamaan kurma aslinya berdasarkan nama suku atau tetua pemilik kebunnya. Karena kurma yang dihasilkan dari kebun yang berbeda bahkan bisa memberikan kualitas buah yang berbeda (Agus S, D. 2016). Dengan pengalaman Indonesia sebagai pekebun sawit dan salak, serta budaya menanam kelapa yang mendarah daging, maka membudiyakan kurma semestinya bukan suatu pekerjaan yang terlalu rumit.

Lagi pula pengetahuan tentang

mengawinkan salak, dapat diterapkan untuk menghasilkan buah kurma yang khas Indonesia. Apalagi dengan keterlibatan para pakar pertanian dan hortikultura Indonesia yang saat ini mulai giat dengan mempelajari kurma ini (Agus S, D. 2016).

13

KESIMPULAN 1. Tanaman kurma mempunyai daya tarik untuk dibudidayakan secara meluas di tanah air 2. Pohon kurma mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi. 3. Pohon kurma sangat ramah lingkungan dan mempunyai fungsi yang bermanfaat bagi pelestarian lingkungan dan keselamatan penduduk kepulauan Indonesia 4. Peluang terciptanya industri baru yang dapat dikembangkan dari kurma sebagai mata-mata rantai yang lengkap dari suatu siklus sistem agribisnis berbasis kurma, baik di sector industri hulu maupun hilirnya 5. Ketahanan pangan kita sebenarnya terancam. Bukan saja karena persoalan sendiri di dalam negeri seperti semakin sempitnya lahan pertanian pangan, pencemaran, kecuaian kebijakan Pemerintah, dan sebagainya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Agus S. Djamil.2016. Kurma ( Phoenix dactylifera L. ) Indonesia.Praktisi Energi.UGM .Yogyakarta Al-Abbad, A. 2011. A Study on the Economic Feasibility of Date Palm Cultivation in the Al-Hassa Oasis of Saudi Arabia. Journal of Development and Agricultural Economics Vol.3, No.9: 463-468. Al-Farsi MA dan Lee CY. 2008. Nutritional and functional properties of dates: a review. Critical Reviews in Food Science and Nutrition48(10): 877 - 887. Al-Khayri, J.M., Shri Mohan Jain, dan Dennis V. Johnson. 2015. Date Palm Genetic Resources and Utilization Volume 2: Asia and Europe. Springer, London. Apriyanti, R.N., Eny Pujiastuti, dan Desi Sayyidati Rahimah. 2015. Kurma dari Gurun ke Tropis. Trubus Swadaya, Jakarta. Al-Shahib W dan Marshall RJ. 2003. The fruit of the date palm: its possible use as the best food for the future. International Journal of Food Sciences and Nutrition 54 (4): 247 – 259. Hamada JS, Hashim IB, dan Sharif FA. 2002. Preliminary analysis and potential uses of date pits in foods. Food Chemistry 76: 135 – 137. Khanavi M, Saghari Z, Mohammadirad A, Khademi R, Hadjiakhoondi A, dan Abdollahi M. 2009. Comparison of antioxidant activity and total phenols of some date varieties. DARU – Jaournal of Faculty of Pharmacy, Tehran university of Medical Sciences 17 (2): 104 – 108. Luthfi Setiyono, 2011.Pemanfaatan Biji Kurma (Phoenix dactylifera L.) Sebagai Tepung dan Analisis Perubahan Mutunya Selama Penyimpangan. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor Rahmadi A. 2010. Kurma. Samarinda: Food Technologist, Neuro-biologist, and Pharmacologist, University of Mulawarman.

15

Sahari MA, Barzegar M, dan Radfar R. 2007. Effect of varieties on the composition of dates (Phoenix dactylifera L.) - Note. Food Science and Technology International 13: 269 – 275.

Related Documents

Sebutir Kurma
May 2020 31
Kelebihan Kurma
June 2020 27
Kurma Avatara
July 2019 40
Rahasia Kurma
May 2020 23
Tentang Kurma
October 2019 47

More Documents from "ibnu sabil"

5215-10411-1-pb.pdf
April 2020 5
124-224-1-sm.pdf
April 2020 6
Pp_nomor_17_tahun_2019.pdf
December 2019 37
Titik Sunnah Bekam.docx
November 2019 41