Pada pengemasan kue-kue kering di pasar, terlihat bahwa penempatan produk tidak tertata dengan baik. Keranjang plastik digunakan untuk menempatkan produk sehingga produk mudah terbentur dan mengalami kerusakan. Pengemasan yang digunakan umunya adalah plastik dan karton. Kue seperti biskuit dibungkus dengan menggunakan plastik, sehingga biskuit yang pada dasarnya merupakan kue kering akan mudah hilang kerenyahannya, oleh sebab itu produk kue kering yang dijual di pasar memang hanya untuk dikonsumsi dalam jangka waktu pendek karena pengemasan yang digunakan sangat sederhana sehingga tidak memungkinkan untuk disimpan tanpa penanganan pengemasan lanjutan. Labeling yang digunakan juga sangat sederhana seerti pada kue biskuit “Susu Kacang Kelapa” hanya berupa kertas yang difotokopi, hal ini kurang baik jika dilihat dari segi kesehatan karena seharusnya tinta tidak bersentuhan langsung dengan produk. Produk lain yang diamati sebagian besar merupakan kur semi basah karena di pasar kurang terdapat adanya cookies (kue kering), kue lain ada yang dikemas dengan kotak karton yang yang disteples lalu bagian atasnya ditutupi plastik LDPE yang sangat tipis. Pengemasan ini sangat kurang baik mengingat LDPE tidak cocok digunakan untuk mengemas produk yang memerlukan ketahanan terhadap udara, selain itu karton yang digunakan sangat tidak kokoh sehingga memperburuk penampilan dan ketahanan dari produk. Labeling yang digunakan juga bisa dikatakan tidak ada karena karton yang digunakan sepertinya bekas dipakai untuk mengemas sebelumnya. Pengemasan kue dengan karton ini sangat tidak layak dan buruk. Kemasan plastik dalam bentuk box juga digunakan untuk mengemas kue-kue, yang cukup baik, hanya saja labeling kurang baik, hanya ada nama produk “Telaga Sari” yang sangat tidak mewakilkan produk, nama produk tidak ada hanya jenisnya saja yang tercantum yaitu kue kering. Kemasan box plastik ini sebenarnya baik untuk mengemas kue mengingat plastik yang diguanakan memiliki permeabilitas rendah, selain itu juga produk dapat tertata rapi dan penampilan dapat terlihat baik. Kekurangan kemasan ini adalah penutupan harus baik karena dapat terjadi kontaminasi dari luar (mikroba maupun udara) lewat tempat pembuka kemasan sehingga produk kurang baik kualitasnya. Pengamatan kue ini terlihat kurang baik karena penutupan hanya disteples saja dan diletakkan dalam keranjang. Kemasan sekunder dari produk yang dikemas dalam plastik kemudian dikemas dengan plastik kembali. Kemasan sekunder yang digunakan kurang
melindungi produk, dan pada kemasan sekunder tidak ada labeling sama sekali, bahkan tanpa tanggal kadaluarsa. Produk dalam box kemasan sekundernya tidak ada, namun langsung diletkkan pada keranjang plastik. Pada dasarnya pengemasan di pasar terdiri dari 3 hal pokok yaitu plastik biasa, box karton dengan plastik dan box plastik. Semakin murah harga suatu kue dan semakin sedikit jumlah yang dikemas maka kemasan yang digunakan akan semakin sederhana. Intinya adalah kemasan di pasar ditunjukkan untuk konsumsi singkat dan labeling yang digunakan sangat sederhana.