Korioamnionitis.pptx

  • Uploaded by: LIES TRIASI
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Korioamnionitis.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 476
  • Pages: 14
KORIOAMNIONITIS  Audy

Pongtiku

 Deviona

Macpal

 Liestriasih  Meiriyani  Ni

(0130840

(0130840056)

M. Situmorang (0130840

Lembang

(0130840307)

Nyoman Sidiasih

(0130840179)

 Roma

A. Panggabean

(0130840210)

Anatomi Korion & Amnion

Definisi Korioamnionitis 

Infeksi yang terjadi pada korion dan amnion yang

disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini berhubungan dengan ketuban pecah dini dan persalinan lama. 

Makin lama jarak antara ketubanpecah dengan persalinan,

makin tinggi pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin

Etiologi 

Organisme

penyebab dari korioamnionitis seringkali multipel.

Kejadian korioamnionitis berhungan dengan vaginosis bakterial. 

Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis telah dikaitkan dengan abortus spontan, persalinan

kurang bulan dan ketuban pecah dini.

Faktor lingkungan penting dalam perkembangan vaginosis bakterialis

seperti stres kronik, bilas vagina meningkatkan

kondisi vaginosis



Dua

mikroorganisme,

Ureaplasma

urealyticum

dan

Mycoplasma hominis adalah patogen perinatal yang penting. Neonatus yang lahir antara 23 dan 32 minggu memiliki biakan darah umbilikus yang positif untuk

mikoplasma genital ini. Hasil biakan yang positif terinfeksi U.urealyticum ditemukan sebanyak 23% dari 219 wanita dengan ketuban pecah dini yang diaspirasi dengan

amniosentesis

Patofisiologi 

Korioamnionitis terjadi akibat infeksi asenden mikroorganisme dari vagina dan serviks setelah terjadinya ketuban pecah dan persalinan. Selain itu juga dapat pula akibat infeksi transplasental yang merupakan

penyebaran hematogen dan bakteremia maternal dan induksi bakteri pada cairan amnion akibat iatrogenik. 

Korioamnionitis terjadi paling sering saat persalinan sesudah pecahnya

selaput ketuban. Walaupun sangat jarang, korioamnionitis dapat juga terjadi pada keadaan dimana selaput ketuban masih intak

Faktor Resiko 

Ketuban pecah



Penggunaan monitor fetal internal



Jumlah pemeriksaan selama persalinan



Adanya bakterial vaginosis.

Gejala Klinis 

Demam 380 C (100,40 F)



Takikardia ibu (>120x/menit)



Takikardia janin (>160x/menit)



Cairan ketuban berbau atau tampak purulen dan uterus teraba tegang



Leukositosis ibu (leukosit 15.000-18.000 sel/mm3)



Kejang awitan dini



Perdarahan intraventrikular

Diagnosis 

Gejala klinis



Untuk mendiagnosa adanya ketuban pecah dapat dilakukan pemeriksaan inspekulo (untuk melihat adanya genangan atau rembesan cairan amnion)



Jika koriominitis terdiagnosa, upaya segera untuk melahirkan, sebaiknya per vagina.

Pemeriksaan Laboratorium USG, nitrazin tes, tes daun pakis, tes evaporasi, fluoresen intraamnonitik, tes diamin oksidase, fibronektin janin dan pemeriksaan AFP pada sekret vagina

Pemeriksaan Penunjang 

Kultur darah dan cairan amnion



CRP (C-reative protein) maternal



Pemeriksaan esterase leukosit cairan amnion



deteksi asam organik bakterial dengan kromatografi gas-cairan

Tata laksana 

Lakukan penegakkan diagnosis pasti adanya korioamnionitis untuk menentukan prognosis penyakit



Nilai kondisi kehamilan atau persalinan. Bila janin meningal resiko infeksi tertuju pada ibunya dan kecenderungan untuk terminasi pervaginam.



Tindakan seksio sesarea perlu dipertimangkan karena kejadian sepsis sangat tinggi dalam kasus ini



Lakukan induksi persalinan bila belum in partu dan akselerasi bila in partu.



Berikan terapi antibiotik spektrum luas, dengan kombinasi sebagai berikut:



Ampisilin 3x1000 mg



Gentamisin 5 mg/kgBB/hari



Metronidazol 3x500 mg

Komplikasi 

Sepsis



Endometritis



Respiratory distress syndrome (RDS)



Pneumonia



Asfiksia

Daftar Pustaka

More Documents from "LIES TRIASI"