ELEMEN MESIN 2
Dosen Pengajar: Achmad Syaifudin, ST
W X Y Z [ \ ] ^ _
Kontrak Studi Konsep Desain Beban & Tegangan Teori Kegagalan Bantalan Luncur Bantalan Gelinding Pegas Kopling Clutches & Rem JTM FTI-ITS Surabaya
ELEMEN MESIN 2
Elemen Penyambung Poros:
SHAFT SHAFT CONNECTOR CONNECTOR PERMANENT PERMANENT (COUPLINGS) (COUPLINGS)
RIGID RIGID
UNIVERSAL UNIVERSAL JOINTS JOINTS
FLEXIBLE FLEXIBLE
FRICTION FRICTION
Flange Flange Couplings Couplings
Disc Disc Couplings Couplings
Ribbed Ribbed Couplings Couplings
Steelflex Steelflex couplings couplings
JTM FTI-ITS Surabaya
PERIODICALLY PERIODICALLY (CLUTCHES) (CLUTCHES)
POSITIVE POSITIVE CONTACT CONTACT
Disc Disc Clutches Clutches
Jaw Jaw Clutches Clutches
Cone Cone Clutches Clutches Achmad Syaifudin, ST
[2]
ELEMEN MESIN 2
Permanent Couplings: Rigid Couplings
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[3]
ELEMEN MESIN 2
Permanent Couplings: Rigid Couplings
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[4]
ELEMEN MESIN 2 Rigid Couplings:
Digunakan untuk menyambung dua poros yang mempunyai garis sumbu yang segaris dan kecepatan putaran poros yang relatif rendah. Bila digunakan pada garis sumbu yang tidak segaris maka akan timbul: Mempercepat rusaknya bantalan. Poros dan kopling mencapai batas kelelahan bahan. Rusaknya baut-baut pengikat flens.
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[5]
ELEMEN MESIN 2 Rigid Couplings:
Dalam pemasangannya (mounting), sebaiknya peletakkan bantalan dibuat dekat dengan kopling untuk mengurangi efek putaran kritis yang muncul. Jumlah baut pengikat yang dibutuhkan, dapat ditentukan dari persamaan:
n = 12 D + 3
dimana: n = jumlah baut pengikat D = diameter poros
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[6]
ELEMEN MESIN 2
Couplings: Mode Kegagalan Dengan asumsi poros lebih kuat daripada kopling dan pasaknya, maka ada 5 mode kegagalan yang mungkin terjadi pada kopling: Direct shear failure of the bolt Bila kondisi antara lubang dan baut zero clearance.
Ft ⎛d ⎞ ; Abolt = π ⎜ ⎟ ≥ N Abolt ⎝2⎠
S syp
2
Bearing failure of the bolt Bila kondisi antara lubang dan baut with clearance.
S yp N
≥
Ft ; Abolt = d bolt × t Abolt
Shearing failure of the flange at the hub
S syp
S yp
Ft ≥ N d ×t
Ft ; Akey = W × L Shearing failure of the key N Akey S yp Ft H ≥ ; Akey = × L Bearing failure of the key N Akey 2 JTM FTI-ITS Surabaya
≥
Achmad Syaifudin, ST
[7]
ELEMEN MESIN 2
Permanent Couplings: Flexible Couplings
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[8]
ELEMEN MESIN 2 Flexible Couplings:
Digunakan untuk menyambung dua poros yang sumbunya tidak tepat segaris (misalignment) sehingga dapat mereduksi beban kejut dan impact yang timbul akibat pemindahan torsi dari kedua poros tersebut.
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[9]
ELEMEN MESIN 2 Universal Joints
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[ 10 ]
ELEMEN MESIN 2 Universal Joints
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[ 11 ]
ELEMEN MESIN 2 Universal Joint:
Digunakan untuk menyambung dua poros dengan sumbu yang tidak segaris dan mempunyai sudut yang permanen. Dikenal dengan nama lain Hooke’s Joint atau Gardan’s Joint. Tidak dapat diaplikasikan pada poros dengan sumbu yang segaris.
JTM FTI-ITS Surabaya
Achmad Syaifudin, ST
[ 12 ]