ULASAN JURNAL KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh: RIA PAMELA
1616051006
RIANA PRATIWI BUNAYYA
1616051023
ASYARA OKTA AULIA
1616051034
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
JURNAL 1: Kepemimpinan Dalam Organisasi Perspektif Teoritik dan Metodologi
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang bekerja bersama-sama dalam upaya mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini kepemimpinan memiliki peranan penting dalam organisasi, seorang pemimpin yang efektif akan dapat mempengaruhi dan menggerakkan setiap anggota di organisasi untuk bekerja dalam mencapai tujuan bersama. Terdapat pendekatan utama dalam pembahasan
kepemimpinan
yaitu
teori
sifat,
teori
perilaku,
teori
situasional
dan
transformasional. Berikut ini merupakan penjelasan dari beberapa pendekatan utama tersebut: 1. Teori sifat Membahas sifat atau karakteristik tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin. Dalam teori ini terdapat beberapa kelemahan diantaranya:
Cenderung deterministik, artinya pemimpin mengabaikan pengaruh lingkungan dan pentingnya perilaku dipelajari.
Tidak ada hubungan antara pemimpin dan bawahan.
Tidak semua sifat dapat diidentifikasi dengan baik.
2. Teori Perilaku Aspek penting dari teori in ialah bagaimana seorang pemimpin dapat menghadapi berbagai situasi, dimana keberhasilan seorang pemimpin bergantung pada gaya kepemimpinan yang diterapkannya. Pada teori ini juga terdapat beberapa kelemahan diantaranya : Pemimpin mengatribusi semua aspek kepemimpinan dan mengabaikan aspek lingkungan. Tidak ada hubungan antara pemimpin dan bawahan.
3. Teori Situasional Efektivitas pemimpin ditentukan dari gaya kepemimpinan dan situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut. Situasi tersebut memiliki beberapa faktor yaitu karakteristik dari bawahan dan pimpinan, sifat dan tugas, struktur organisasi. Kelemahan yang ada pada teori ini yaitu:
Situasi menentukan perilaku pemimpin bukan sebaliknya.
Pemimpin dianggap mampu mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi yang dihadapinya.
4. Teori Transformasional Teori ini menekankan alternatif kepemimpinan yang tepat untuk melakukan perubahan. Dalam teori ini fokus perhatiannya lebih ke arah interpersonal antara manager dan karyawan. Terdapat dua tipe karakteristik kepemimpinan dalam teori ini:
Pemimpin memberi imbalan untuk memotivasi karyawan
Pemimpin melakukan tindakan koreksi atau teguran bila karyawan gagal mencapai target.
Teori ini banyak digunakan oleh perusahaan atau organisasi karena pendekatan ini lebih mengarah pada kepemimpinan yang kharismatik. Dari keempat teori tersebut, pendekatan tentang kepemimpinan yang sedang berkembang ialah teori transformasional. Teori ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin tidak lagi fokus pada organisasi yang harus menyesuaikan pada perubahan lingkungan akan tetapi organisasi harus dapat memanfaatkan dan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mendukung proses pencapaian tujuan. Berdasarkan jurnal ini penerapan teori transformasional di dalam penerapan
kepemimpinan transformasional di dalam perusahaan dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan manager, mendorong para karyawannya untuk bekerja keras, dan meningkatkan kepuasan kerja. Dalam teori kepemimpinan transformasional terdapat kriteria yang dijadikan sebagai dasar penilaian efektivitas seorang pemimpin. Penilaian kepemimpinan seseorang dpata ditinjau dari beberapa aspek diantaranya pandangan dengan keadaan tetap didalam perusahaan itu, visi, kecenderungan disukai, sifat terpercaya, keahlian, perilaku, sensitivitas lingkungan, pemahaman, basis kekuasaan, dan hubungan pemimpin dan bawahan. Aspek tersebut secara bersamaan menciptakan suatu keberhasilan proses implementasi kepemimpinan dalam mencapai suatu tujuan. Namun pada kenyataannya aspek penting yang menjadi kunci utsma bagi penilaian efektivitas kepemimpinan transformasional yaitu: (1) Ketegasan sikap pemimpin terhadap status perubahan/quo dan u paya dalam melakukan perubahan, (2) adanya visi ideal. KESIMPULAN Didalam suatu organisasi kepemimpinan memiliki peranan penitng dalam pencapaian tujuan, kepemimpinan dikatakan efektif jika seorang pemimpin dapat mempengaruhi dapat menggerakan perilaku setiap anggotanya untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan/organisasi yang telah ditetapkan. Terdapat pendekatan utama dalam pembahasan
kepemimpinan
yaitu
teori
sifat,
teori
perilaku,
teori
situasional
dan
transformasional. Pada perkembangannya teori kepemimpinan transformasional merupakan teori yang banyak diterapkan diberbagai perusahaan atau organisasi, karena teori ini berfokus pada perubahan lingkungan tetapi pemimpin tidak selalu membawa organisasi untuk mengikuti
perubahan tersebut. Dalam hal ini pemimpin harus melakukan berbagai upaya untuk menciptakan dan memanfaatkan lingkungan yang tepat dan sesuai, untuk mendukung proses pencapaian tujuan perusahaan/organisasi. Pada teori transformasional terdapat aspek penting yang menjadi kunci utama dalam penilaian efektifitas seorang pemimpin yaitu: (1) Ketegasan sikap pemimpin terhadap status perubahan/quo dan upaya dalam melakukan perubahan, (2) adanya visi ideal.
JURNAL 2
““Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan”
Setiap pemimpin organisasi harus memiliki jiwa kepemimpinan, dimana keefektifan kepemimpinan tersebut dinilai berdasarkan kepiawaian seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan anggota atau bawahannya. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Namun, gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari bawahan atau anggotanya. Gaya kepemimpinan yang tidak efektif akan berpengaruh terhadap turunnya semangat dan kegairahan kerja yang diindikasikan dengan tingkat absensi dan perpindahan karyawan yang tinggi.
Gaya kepemimpinan merupakan sikap dan tindakan pemimpin dalam menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan yang Berorientasi kepada Tugas Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh: -
Memberikan petunjuk kepada pegawai.
-
Pengawasan yang ketat terhadap bawahan.
-
Meyakinkan bawahan untuk melakukan tugas-tugas sesuai dengan keinginan pemimpin.
-
Menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.
2. Gaya Kepemimpinan yang Berorientasi kepada Karyawan atau Bawahan Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh: -
Memberikan motivasi daripada pengawasan kepada bawahan.
-
Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
-
Bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, saling menghormati antar sesama anggota.
Pada dasarnya, gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan lebih efektif dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas. Gaya kepimpinan yang berorientasi pada karyawan, tidak lantas mengabaikan kebutuhan-kebutuhan produksi atau tugas dalam departemennya. Gaya kepemimpinan tersebut menuntut seorang pemimpin untuk memiliki beberapa kemampuan seperti: 1. Harus dapat memandang bawahan serta perilakunya secara obyektif tanpa berprasangka ataupun emosi. 2. Harus dapat berkomunikasi dengan baik didalam perusahaan maupun di lingkungan masyarakat. 3. Harus dapat memproyeksikan diri baik secara mental dan emosional ke dalam posisi karyawan atau bawahannya. 4. Harus dapat memenuhi peran yang diharapkan oleh karyawan atau bawahannya.
5. Harus dapat menggunakan kemampunnya sebagai pedoman dan pembetulan dalam pemberian petunjuk yang diikuti oleh contoh-contoh.
Gaya kepemimpinan yang efektif akan berpengaruh terhadap meningkatnya semangat dan kegairahan kerja. Untuk itu, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja baik yang bersifat material dan non material seperti: 1. Gaji yang cukup. 2. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan. 3. Menciptakan suasana kerja yang santai. 4. Memberikan perhatian kepada karyawan. 5. Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat. 6. Berusaha agar karyawan memliki loyalitas terhadap perusahaan. 7. Memberikan fasilitas yang menyenangkan serta mengajak karyawan untuk berdiskusi bersama.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, terkadang kurang mempercayai kemampuan karyawannya, sehingga semua permasalahan yang timbul ditangani dan diatasi secara langsung tanpa merundingkannya terlebih dahulu dengan karyawan. Kondisi tersebut menyebabkan seorang pemimpin menjadi kurang menghargai prestasi kerja karyawannya. Selain itu juga, gaya kepemimpinan seperti itu akan menyebabkan karyawan menjadi kurang antusias dalam melaksanakan tugasnya yang kemudian semangat dan kegairahan kerja menjadi menurun serta tingkat perputaran karyawan menjadi tinggi.
KESIMPULAN Gaya kepemimpinan yang otrokasi atau yang berorientasi terhadap tugas dapat akan menurunkan semangat dan kegairahan kerja yang kemudian akan berdampak kinerja karyawan yang menurun. Penurun semangat dan kegairahan kerja tersebut merupakan bentuk ketidakpuasan karyawan terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan. Dalam menghadapi kondisi tersebut hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Merubah gaya kepemimpinan agar sesuai dengan keinginan para karyawan. 2. Memperhatikan kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif yang akan menumbuhkan suasana kekeluargaan untuk menjalin keharmonisan antara pemimpin dan karyawan. 3. Bersikap lebih terbuka terhadap para karyawan dengan menciptakan komunikasi dua arah.
JURNAL 3
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif, Suportif dan Orientasi Prestasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan”
Dalam suatu organisasi SDM dipandang sebagai unsur yang sangat menentukan proses pengembangan organisasi/perusahaannya. Perkembangan dunia bisnis akan terealisasi apabila sumber daya manusianya berkualitas, hal ini akan berpengaruh pada peranan kepemimpinan yang sangat strategis dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. Peran kepemimpinan akan mendorong sumber daya manusia untuk selalu menyelidiki seluk beluk terkait dengan kepemimpinan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Semangat kerja karyawan merupakan kondisi psikologis dari perilaku karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dimana kondisi ini dipengaruhi oleh motif-motif yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Kualitas pemimpin dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi/perusahaan. Sehingga isu-isu mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian mengenai perilaku seorang pemimpin. Penjelasan tentang gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard yaitu pola perilaku yang dipelihatkan oleh orang lain pada saat mempengaruhi aktivitasnya seperti yang dipersepsikan orang lain. Perilaku pemimpin memiliki beberapa jenis gaya kepemimpinan yaitu :
Gaya Direktif Gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan dan harapan karyawan. Dalam hal ini pemimpin memiliki wewenang dan tanggungjawab sepenuhnya.
Gaya Suportif Gaya
kepemimpinan
yang
menjelaskan
segala
bentuk
permasalahan
perusahaan/organisasi kepada karyawannya, mudah didekati dan memuaskan kinerja karyawan.
Gaya Partisipatif Gaya kepemimpinan yang melibatkan karyawan dalam memberikan saran atau masukan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan.
Orientasi Prestasi Seorang Gaya kepemimpinan yang memberikan tantangan kepada karyawannya guna memotivasi karyawannya dalam melaksanakan tugas dengan baik.
Pemimpin harus bekuasa untuk mempengaruhi persepsi dan memberikan motivasi kepada karyawan dalam meningkatkan semangat kerjanya. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika pemimpin dapat memberikan arahan, dukungan, partisipasi, dan orientasi prestasi untuk semangat kerja karyawannya. Gaya-gaya kepemimpinan memiliki pengaruh secara positif terhadap semangat kerja karyawannya. Berikut ini adalah pengaruh dari ke empat gaya tersebut : 1. Pengaruh kepemimpinan direktif terhadap semangat kerja karyawan Pada kepemimpinan direktif memiliki pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan, karena karyawan merasa memiliki ketegasan dan tanggung jawab sebagai penentu kebijakan. Berdasarkan pengaruh tersebut, karyawan percaya bahwa pemimpinnya dapat menjalankan tugas dengan baik. Hal ini akan dapat menimbulkan semangat kerja karyawan. 2. Pengaruh kepemimpinan suportif terhadap semangat kerja karyawan Pada kepemimpinan suportif memiliki pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan karena karyawan merasa bahwa pemimpin dapat menjelaskan segala permasalahan serta dapat menciptakan suatu lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik dapat merangsang semangat kerja karyawan dalam pencapaian tujuan. 3. Pengaruh kepemimpinan orientasi prestasi terhadap semangat kerja karyawan Pada kepemimpinan orientasi prestasi memiliki pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan karena karyawan merasa pemimpin dapat memotivasi dan memberikan tantangan kepada karyawan. Hal ini dapat menimbulkan semangat kerja karyawannya. Semangat kerja tersebut kemudian dapat meningkatkan produktivitas kinerja karyawan.
KESIMPULAN : Terdapat tiga jenis gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan suportif dan gaya kepemimpinan orientasi prestasi. Dari penjelasan diatas, ketiga gaya tersebut memiliki pengaruh secara positif terhadap semangat kerja karyawan. Dimana karyawan akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Sehingga perusahaan akan dengan mudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika pemimpin dapat memberikan arahan, dukungan, partisipasi, dan orientasi prestasi untuk semangat kerja karyawannya.
KESIMPULAN AKHIR : Terdapat pendekatan utama dalam pembahasan kepemimpinan yaitu teori sifat, teori perilaku, teori situasional dan transformasional.