Doa dan Adab
[DOA] keluaR Rumah Setiap keluar rumah hendaklah selalu membaca doa. Ada beberapa doa yang diajarkan Nabi SAW, di antaranya adalah:
ِ َولَ حَ ْولَ َولَ قُوّةَ إِلّ بِال،ِ تَ َوكّلْتُ َعلَى ال،ِبِسْمِ ال. Bismillahi tawakaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illa billah “Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan selain dari Allah.” (H.R. Abu Daud, tirmidzy dan Nasai ) Catatan Barangsiapa membaca doa ini ketika keluar rumah maka ia tidak akan diganggu syetan dan terhindar dari bencana Doa Lain yang Diajarkan Nabi adalah:
،َ أَوْ أَظْلِم،ّ أَوْ أُزَل،ّ أَوْ أَ ِزل،ّ أَوْ ُأضَل،ّاَل ّلهُمّ إِّنيْ أَعُ ْوذُ بِكَ َأنْ َأضِل ّجهَلَ َع َلي ْ ُ أَوْ ي،َ أَوْ َأجْهَل،َأَوْ أُظْلَم. Allahumma innii a’uudzubika an adlilla au udlalla, au azilla au uzalla, au azhlima au uzhlama, au ajhala au yujhala ‘alayya “Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari menyesatkan atau disesatkan; dari menggelincirkan atau digelincirkan; dari menganiaya atau dianiaya; dari membodoho atau saya dibodohi (orang lain) (H.R. Abu Daud dan Tirmidzy) Adab Keluar Rumah 1. Sebelum keluar sebaiknya sudah melaksanakan salat dua rakaat sunat 2. Pastikan tidak ada bawaan yang tertinggal 3. jangan keluar dengan terburu-buru, karena terburu-buru itu adalah sifat syetan 4. Melangkah
keluar rumah dengan kaki kiri, dan jika masuk rumah dengan
mendahulukan kaki kanan 5. jangan pergi keluar rumah untu maksiyat kepada Allah
http://orido.wordpress.com
1
Doa dan Adab 6. Jika akan berbuat maksiyat harus diurungkan niatnya 7. Jangan lupa membaca ta’awwudz, Basmalah dan doa keluar rumah 8. jangan keluar rumah tanpa pamit, karena Allah akan melaknat kepergiannya 9. Jangan bepergian kalau tidak ada keperluan yang penting
10. Keluar rumah untuk mencari nafkah karena Allah atau untuk melaksanakan amalan agama dianggap sebagai jihad fie sabilillah, jika meninggal di jalan akan mati syahid
11. Bagi wanita haram bepergian tanpa izin orang tua/suami dan dilarang bepergian sampai tiga hari tanpa disertai mahramnya.’Sabda آNabi SAW :
َلَا يَحِلّ لِا ْم َرأَةٍ تُ ْؤمِنُ بِال ّلهِ وَاْليَ ْومِ الْآ ِخرِ أَنْ تُسَا ِفرَ َسفَرًا َيكُونُ ثَلَاَثة أَيّامٍ َفصَاعِدًا ِإلّا َو َم َعهَا َأبُوهَا أَ ِو اْبنُهَا أَوْ زَ ْو ُجهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ ذُو ح َرمٍ ِمنْهَا ْ َم Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Haram bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat musafir, di mana perjalanannya melebihi dari tiga hari melainkan bersama ayah, anak lelaki, suami, saudara lelaki atau siapa sahaja mahramnya yang lain” (H.R. Bukhari-Muslim) Links: [sunnah-sunnah yang beRkaitan dengan keluaR masuk Rumah] http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1369&bagian=0
Sunnah/adab keluar masuk rumah: [1]. Dzikir kepada Allah, [2]. Mengucapkan Doa Masuk Rumah, [3]. Bersiwak, [4]. Mengucapkan Salam,
[dOa keluaR Rumah ke masjid] http://www.perjalanansuci.com/ZikirHarian4.htm [menggantungkan doa-doa pada pintu dan selainnya] http://alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatfatwa&id=922
Tidak berdosa meletakkan/menggantungkan doa-doa pada berbagai tempat karena itu meng-ingatkan dan memudahkan bagi mereka untuk membacanya
[shalat dan adab musafir]
http://orido.wordpress.com
2
Doa dan Adab http://www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=824
Safar secara bahasa berarti: Melakukan perjalanan, lawan dari iqomah. Orangnya dinamakan musafir lawan dari muqim. Sedangkan secara istilah, safar adalah: Seseorang keluar dari daerahnya dengan maksud ke tempat lain yang ditempuh dalam jarak tertentu.
[adab mendiami rumah baru] http://eramuslim.com/konsultasi/arc/4525f90c.htm
Tidak ada tuntunan khusus dari Rasul tentang menempati rumah baru, tetapi tidak ada bukan berarti pula tanpa adab. -perbanyakamalmenujusurga-
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1369&bagian=0 Kamis, 10 Maret 2005 00:12:09 WIB Kategori : Amalan Sunnah SUNNAH-SUNNAH YANG BERKAITAN DENGAN KELUAR MASUK RUMAH Oleh Syaikh Khalid al Husainan Imam An-Nawawy berkata : “Sangat dianjurkan untuk mengucapkan bismillah dan memperbanyak dzikir kepada Allah dan kemudian memberi salam.†[1]. Dzikir kepada Allah Dzikir kepada Allah ketika masuk rumah berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Apabila seorang memasuki rumahnya kemudian dzikir kepada Allah ketika akan masuk dan ketika akan makan maka syaitan berkata : “Aku tidak akan bermalam di tempat kalian dan tidak akan makan malamâ€[HR. Muslim no. 2018] [2]. Mengucapkan Doa Masuk Rumah.
http://orido.wordpress.com
3
Doa dan Adab Berdasarkan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Allahumma innii as-aluka khairan al-mawlaji wa khaira al-makhraji bismillah wa lajna wa bismillahi kharajnaa wa 'alaa rabbinaa tawaklanaa" "Artinya : Ya, Allah sesungguhnya aku memohon kepada Mu kebaikan ketika masuk dan kebaikan ketika keluar. Dengan menyebut nama Allah kami masuk dan kami keluar. Dan hanya kepada Rabb kami, kami bertawakal" Kemudian dia memberi salam kepada keluarganya (di rumah)" [HR Abu Dawud] [1] Sehingga, ia merasa hanya bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika masuk dan keluar rumah. Dengan demikian, terjadilah hubungan yang terus menerus antara hamba dengan Allah. [3]. Bersiwak "Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila masuk ke rumahnya beliau memulai dengan bersiwak" [HR. Muslim no. 253] [4]. Mengucapkan Salam Berdasarkan firman Allah Ta'ala. "Artinya : Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. [An-Nuur: 61] Maka jika seseorang hendak memasuki rumahnya setiap kali selesai mengerjakan shalat fardhu di masjid kemudian menjalankan sunnah-sunnah tersebut maka jumlah total keseluruhan sunnah tersebut dalam sehari semalam berjumlah 20 sunnah. Sedangkan ketika keluar dari rumah maka merupakan sunnah untuk mengucapkan :
http://orido.wordpress.com
4
Doa dan Adab
“Artinya : Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah" Dikatakan ketika itu : “Engkau telah dicukupi, dipelihara, diberi petunjuk dan kemudian syaitanpun menjauhimu†[HR. Abu Dawud no. 5095, At-Tirmidzi no. 3426] Seorang muslim dalam kesehariannya berulang kali keluar dari rumahnya, seperti keluar untuk sholat di masjid, keluar untuk kerja, memenuhi kebutuhan rumah tangga. Maka setiap keluar rumah hendaklah mengikuti sunnah ini maka akan mendapatkan kebaikan yang sangat agung dan pahala yang besar. Faedah Mengikuti Sunnah Tersebut Ketika Keluar Dari Rumah : [1]. Seorang hamba akan mendapatkan kecukupan dari apa-apa yang membuat cemas/kuatir dari urusan dunia dan akhiratnya. [2]. Seorang hamba akan mendapatkan perlindungan dari setiap kejahatan dan apaapa yang dibenci baik berasal dari jin maupun manusia [3]. Seorang hamba akan mendapatkan hidayah. Dan hidayah itu lawan dari kesesatan. Maka semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu di seluruh aktivitasmu baik yang sifatnya keagamaan maupun keduniawian. [Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan] _________ Foote Note [1] HR Abu Daud no, 5096. Hadits ini Dhaif. Al-Hafidz Al-Mundziri berkata : "Di dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Ismail bin Iyasy, terdapat perbincangan tentang dia dan ayahnya. –ed
http://orido.wordpress.com
5
Doa dan Adab
http://www.perjalanansuci.com/ZikirHarian4.htm Ketika keluar dari rumah, dahulukanlah kaki kiri dan bacalah :
Artinya : Dengan nama Allah, aku beriman kepada Allah, aku berserah kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah. Ya Allah! Aku berlindung kepadaMu jangan sampai sesat atau disesatkan, terpisung atau dipisungkan, menganiaya atau dianiayai, menjadi bodoh atau dibodohkan. Ya Allah! dengan berkat orang-orang yang berdoa kepadaMu dan dengan berkat orang-orang yang cenderung beribadat kepadaMu, perjalananku ini adalah kepadaMu, maka sesungguhnya aku tidak keluar kerana kejahatan, kesombongan, menunjuk-nunjuk, atau mencari kemasyhuran, tetapi aku keluar kerana mengelakkan kemurkaanMu dan mencari keredhaanMu. Aku bermohon supaya Engkau menyelamatkanku daripada api neraka, dan memasukkanku ke dalam syurga.
http://alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatfatwa&id=922 Artikel Fatwa : Menggantungkan Doa-doa Pada Pintu dan Selainnya Senin, 24 Januari 05
http://orido.wordpress.com
6
Doa dan Adab Pertanyaan: Kami melihat sebagian orang yang meletakkan lembaran-lembaran pada mobil-mobil mereka dan pada pintu-pintu mereka, seperti doa keluar rumah, doa duduk, yaitu doadoa yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ; lalu apakah itu dibenarkan? Jawaban: Saya tidak melihat bahwa hal itu dilarang, karena itu meng-ingatkan manusia. Banyak dari mereka yang tidak hafal doa-doa ini. Jika ditulis di depan mereka, maka mudah bagi mereka untuk membacanya. Tidak berdosa mengenai hal ini, misalnya seseorang menulis di majelisnya Doa kaffaratul Majlis, untuk mengingatkan orang-orang yang duduk apabila berdiri supaya berdoa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan doa tersebut. Demikian pula halnya dengan stiker kecil yang ditempelkan di depan pengendara di dalam mobil berupa doa naik kendaraan dan bepergian. Jadi, ini tidak mengapa. Nur 'ala ad-Darb, hal. 42, Syaikh Ibn Utsaimin
http://www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=824 SHALAT DAN ADAB MUSAFIR Posted by: Editor on Saturday, May 20, 2006 - 07:27 AM Penjelasan tentang Fiqih Shalat bagi musafir dan adab-adab yang penting untuk diketahui berkenaan dengan hal tersebut. SHALAT DAN ADAB MUSAFIR Bismillahirrahmanirrahim Safar secara bahasa berarti: Melakukan perjalanan, lawan dari iqomah. Orangnya dinamakan musafir lawan dari muqim. Sedangkan secara istilah, safar adalah: Seseorang keluar dari daerahnya dengan maksud ke tempat lain yang ditempuh dalam jarak tertentu. Jadi seseorang disebut musafir jika memenuhi tiga syarat, yaitu: Niat, keluar dari
http://orido.wordpress.com
7
Doa dan Adab daerahnya dan memenuhi jarak tertentu. Jika seseorang keluar dari daerahnya tetapi tidak berniat safar maka tidak dianggap musafir. Begitu juga sebaliknya jika seorang berniat musafir tetapi tidak keluar dari daerahnya maka tidak dianggap musafir. Begitu juga jarak yang ditempuh menentukan apakah seseorang dianggap musafir atau belum, karena
kata
safar
biasanya
digunakan
untuk
perjalanan
jauh.
Rukhsoh Shalat Bagi Musafir Seorang musafir mendapatkan rukhsoh dari Allah SWT dalam pelaksanaan shalat. Rukhsoh tersebut adalah: Meng-qashar shalat yang bilangannya empat rakaat menjadi dua, menjama’ shalat Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan ‘Isya, shalat di atas kendaraan, tayammum dengan debu/tanah pengganti wudhu dalam kondisi tidak mendapatkan air dll. SHALAT QASHAR Mengqashar shalat adalah mengurangi shalat yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat, yaitu pada shalat zhuhur, Ashar dan ‘Isya. Dalil Shalat Qashar Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS anNisaa’ 101) Rasulullah SAW bersabda: Dari ‘Aisyah ra berkata : “Awal diwajibkan shalat adalah dua rakaat, kemudian ditetapkan bagi shalat safar dan disempurnakan ( 4 rakaat) bagi shalat hadhar (tidak safar).” (Muttafaqun ‘alaihi) Dari ‘Aisyah ra berkata: “Diwajibkan shalat 2 rakaat kemudian Nabi hijrah, maka diwajibkan 4 rakaat dan dibiarkan shalat safar seperti semula (2 rakaat).” (HR
http://orido.wordpress.com
8
Doa dan Adab Bukhari) Dalam riwayat Imam Ahmad menambahkan : “Kecuali Maghrib, karena Maghrib adalah shalat witir di siang hari dan shalat Subuh agar memanjangkan bacaan di dua rakaat tersebut.” Jarak Qashar Seorang musafir dapat mengambil rukhsoh shalat dengan mengqashar dan menjama’ jika telah memenuhi jarak tertentu. Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Dari Yahya bin Yazid al-Hana?i berkata, saya bertanya pada Anas bin Malik tentang jarak shalat Qashar. Anas menjawab: “Adalah Rasulullah SAW jika keluar menempuh jarak 3 mil atau 3 farsakh beliau shalat dua rakaat.” (HR Muslim) Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai penduduk Mekkah janganlah kalian mengqashar shalat kurang dari 4 burd dari Mekah ke Asfaan.” (HR at-Tabrani, ad-Daruqutni, hadits mauquf) Dari Ibnu Syaibah dari arah yang lain berkata: “Qashar shalat dalam jarak perjalanan sehari semalam.” Adalah Ibnu Umar ra dan Ibnu Abbas ra mengqashar shalat dan buka puasa pada perjalanan menempuh jarak 4 burd yaitu 16 farsakh. Ibnu Abbas menjelaskan jarak minimal dibolehkannya qashar shalat yaitu 4 burd atau 16 farsakh. 1 farsakh = 5541 meter sehingga 16 Farsakh = 88,656 km (maksudnya: 88 km + 656 meter; agar tidak mixed dengan tanda baca standar Australia, pen.). Dan begitulah yang dilaksanakan sahabat seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Umar. Sedangkan hadits Ibnu Syaibah menunjukkan bahwa qashar shalat adalah perjalanan sehari semalam. Dan ini adalah perjalanan kaki normal atau perjalanan unta normal. Dan setelah diukur ternyata jaraknya adalah sekitar 4 burd atau 16 farsakh atau 88,656 km. Dan pendapat inilah yang diyakini mayoritas ulama seperti imam Malik, imam asySyafi’i dan imam Ahmad serta pengikut ketiga imam tadi.
http://orido.wordpress.com
9
Doa dan Adab
Kesimpulan: Jarak dibolehkannya seseorang mengqashar dan menjama’ shalat, menurut jumhur ulama; yaitu pada saat seseorang menempuh perjalanan minimal 4 burd atau 16 farsakh atau sekitar 88,656 km.
Syarat Shalat Qashar 1. Niat Safar 2. Memenuhi jarak minimal dibolehkannya safar yaitu 4 burd (88, 656 km) 3. Keluar dari kota tempat tinggalnya 4. Shafar yang dilakukan bukan safar maksiat Lama Waktu Qashar Jika seseorang musafir hendak masuk suatu kota atau daerah dan bertekad tinggal disana maka dia dapat melakukan qashar dan jama’ shalat. Menurut pendapat imam Malik dan Asy-Syafi’i adalah 4 hari, selain hari masuk kota dan keluar kota. Sehingga jika sudah melewati 4 hari ia harus melakukan shalat yang sempurna. Adapaun musafir yang tidak akan menetap maka ia senantiasa mengqashar shalat selagi masih dalam keadaan safar. Berkata Ibnul Qoyyim: “Rasulullah SAW tinggal di Tabuk 20 hari mengqashar shalat.” Disebutkan Ibnu Abbas dalam riwayat Bukhari: “Rasulullah SAW melaksanakan shalat di sebagian safarnya 19 hari, shalat dua rakaat. Dan kami jika safar 19 hari, shalat dua rakaat, tetapi jika lebih dari 19 hari, maka kami shalat dengan sempurna.” JAMA’ ANTARA DUA SHALAT SAAT SAFAR Jama’ antara dua shalat, pada waktu safar dibolehkan. Shalat yang boleh dijama’ adalah shalat Dzuhur dengan Asar, dan shalat Maghrib dengan ‘Isya. Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Dari Muadz bin Jabal: “Bahwa Rasulullah SAW pada saat perang Tabuk, jika matahari telah condong dan belum berangkat maka menjama’ shalat antara Dzuhur dan Asar. Dan jika sudah dalam perjalanan sebelum matahari condong, maka mengakhirkan shalat dzuhur sampai berhenti untuk shalat Asar. Dan pada waktu shalat Maghrib sama juga, jika matahari telah
http://orido.wordpress.com
10
Doa dan Adab tenggelam sebelum berangkat maka menjama’ antara Maghrib dan ‘Isya. Tetapi jika sudah berangkat sebelum matahari matahari tenggelam maka mengakhirkan waktu shalat Maghrib sampai berhenti untuk shalat ‘Isya, kemudian menjama’ keduanya.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi). Shalat jama’ terdiri dari dua macam, yaitu jama’ taqdim dan jama’ ta’khir. Jama’ taqdim adalah menggabungkan shalat antara shalat Zhuhur dan Asar yang dilakukan pada waktu Zhuhur dan shalat Maghrib dan ‘Isya yang dilakukan pada waktu Maghrib. Sedangkan jama’ ta’khir adalah menggabungkan shalat antara shalat Zhuhur dan Asar yang dilakukan pada waktu Asar dan shalat Maghrib dan ‘Isya yang dilakukan pada waktu ‘Isya. Shalat Jama’ah bagi Musafir yang Melakukan Qashar dan Jama’ Shalat Seorang musafir yang melakukan qashar dan jama’ shalat, maka shalat jama’ah yang dilakukan sbb: 1. Niat untuk melakukan shalat jama’ dan qashar secara berjama’ah. 2. Disunnahkan membaca iqomah pada setiap shalat (misalnya iqomah untuk shalat Zhuhur dan iqomah untuk shalat Ashar). 3. Berimam pada orang yang sama-sama melakukan qashar dan jama’. 4. Shalat jama’ dilakukan secara langsung, tanpa diselingi dengan shalat sunnah atau do’a atau lainnya. MENGHADAP KIBLAT Menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, baik dalam keadaan muqim maupun musafir sebagaimana firman Allah: Artinya: “Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS Al Baqarah 144) Maka jika seorang musafir berada dalam kendaraan; baik itu mobil, kereta api, kapal laut atau pesawat udara dan mampu menghadap kiblat, maka ia harus menghadap kiblat. Sedangkan bagi musafir yang naik kendaraan sedang ia tidak
http://orido.wordpress.com
11
Doa dan Adab tahu arah kiblat atau tidak mampu menghadap kiblat, maka ia harus shalat menghadap arah mana saja yang ia yakini dan shalat sesuai kondisi di kendaraan. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmatNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah 115)
TATA CARA SHALAT DI ATAS KENDARAAN 1. Jika dimungkinkan maka shalat seperti biasa, yaitu shalat berjama’ah, menghadap kiblat, berdiri, ruku dan sujud seperti biasa.
2. Jika tidak dapat berdiri maka shalat sambil duduk dengan gerakan shalat dalam kondisi duduk. Ruku’ dan sujud dengan membungkukkan punggung, dan saat sujud punggung lebih menurun dari ruku’. 3.
Apabila tidak mendapatkan air, maka dapat bertayammum. Cara tayammum yaitu menepuk tanah atau debu pada dinding kendaraan dengan dua telapak tangan, lalu diusapkan keseluruh wajah. Kemudian tangan yang satu mengusap yang lain sampai pergelangan tangan.
ADAB SAFAR Apabila seorang muslim hendak melakukan safar maka hendaknya memperhatikan adab-adab safar sbb: 1. Jika terdiri dari dua orang atau lebih, maka harus diangkat seorang ketua rombongan. 2. Sebelum berangkat dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rakaat. 3. Berdo’a kepada Allah memohon keselamatan dirinya, keluarga yang ditinggal dan kaum muslimin, seperti: Artinya: ”Ya Allah, kepada-Mu aku memohon dan bertawakkal, ya Allah mudahkan urusan kami, gampangkan kesusahan safarku, berilah rizki padaku berupa kebaikan yang lebih banyak dari yang aku minta, jauhkan dariku segala
http://orido.wordpress.com
12
Doa dan Adab keburukan. Ya Rabb lapangkan dadaku, mudahkan urusanku. Ya Allah aku memohon perlindungan-Mu, dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku dan ni’mat yang telah engkau berikan padaku dan pada mereka dalam hal akherat dan dunia, dan jagalah kami semua dari setiap keburukukan ya Karim.” 4. Memberi wasiat (nasehat) dan meminta wasiat, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dikatakan Ibnu Umar pada Qoz?ah: “Kemarilah saya akan melepasmu sebagaimana Rasulullah SAW melepepasku (saat akan bepergian): "Saya titipkan pada Allah dinmu, amanatmu dan akhir amalmu”.” (HR Abu Dawud) Di riwayatkan oleh at-Tirmidzi, datang seseorang kepada Nabi saw. dan berkata: “Wahai Rasulullah saw. saya akan bepergian maka bekalilah saya.” Rasulullah saw. bersabda: “Semoga Allah membekali engkau dengan taqwa.” “Tambahlah”, “Semoga
Allah
mengampuni
dosamu.”
“Tambahlah”,
“Semoga
Allah
memudahkanmu dimana saja engkau berada.” 5. Saat dalam perjalanan harus menggunakan waktunya pada sesuatu yang baik dan bermanfaat, seperti; memperbanyak dzikir dan do’a, baca al-Quran, membaca buku, tafakur alam, mendengarkan nasyid (lagu-lagu Islami) dll. 6. Jangan melakukan kemaksiatan, dan mengupayakan agar suasana di kendaraan menjadi Islami. 7. Membawa bekal-bekal dan sarana-sarana untuk mendukung suasana yang Islami tersebut, misalnya: Membawa mushaf Al-Quran, buku bacaan yang Islami, kaset nasyid (lagu-lagu Islam) dll. DO’A SAFAR Do’a Keluar Rumah:
http://orido.wordpress.com
13
Doa dan Adab
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.” Do’a Naik Kendaraan dan Safar: Artinya: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam safar ini kebaikan dan ketaqwaan, dan dari amal yang Engkau ridhai. Ya Allah mudahkan pada safar kami, dan pendekkan jauhnya perjalanan. Ya Allah engkau teman dalam safar dan pemimpin keluarga. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari susahnya safar, kesedihan dan buruknya kesudahan pada harta dan keluarga.” Jika akan pulang maka baca do’a serupa dan ditambah: (artinya) “Kami kembali, bertaubat, beribadah dan memuji kepada Allah.” Ketika Kendaraan yang dinaiki adalah kapal laut, maka membaca do’a: Artinya: “Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Artinya: “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Az-Zumaar 69) Dikutip dari: Syariahonline (YP | PIP PKS-ANZ | pks-anz.org)
http://eramuslim.com/konsultasi/arc/4525f90c.htm Adab Mendiami Rumah Baru
http://orido.wordpress.com
14
Doa dan Adab Selasa, 10 Okt 06 09:28 WIB Assalamu'alaikum wr. wb. Pak Andan, Insya Allah dalam waktu dekat kami akan menempati sebuah rumah baru, apakah ada adabnya dalam tuntunan Islam, apa yang pertama kita lakukan? Terima kasih atas bantuannya. Wassalamu'alaikum wr. wb. Rochman rochman at eramuslim.com
Jawaban Assalaamu'laikum wr wb Bapak Rochman yang sedang berbahagia karena akan menempati rumah baru, Sungguh nikmat yang tiada tara bisa memiliki rumah. Baru lagi. Karena masih banyak saudara-saudara kita yang belum dapat merasakannya. Himpitan ekonomi dan sempitnya lapangan kerja adalah faktor terbesar. Maka bersyukurlah atas nikmat Allah ini. Semoga menjadi barokah. Sejauh pengetahuan saya, tidak ada tuntunan khusus dari Rasul tentang menempati rumah baru. Tidak ada bukan berarti pula tanpa adab. Karena dalam beberapa hal Islam mengatur hal ini, memang tidak terkait langsung dengan rumah baru. Yang paling sering dilakukan biasanya adalah 'Selamatan' atau 'Tasyakuran'. Budaya inilah yang kemudian menjadi semacam standar baku. Namun perlu digarisbawahi, karena ia sebatas budaya maka jangan sampai terkesan wajib dan justru memberatkan. Karena acara selamatan pasti ada biaya keluar. Di sisi lain jangan sampai pula acara ini menjadi ajang pamer. Ingin beradab Islami malah kepleset jadi takabbur. Untuk itu yang tengah-tengah saja. Maka jika tak harus dengan acara syukuran yang identik dengan makan-makan, ia juga dapat berupa berkunjung ke tetangga untuk saling kenal. Terutama mungkin ke Pak RT dan Pak RW setempat. Atau ke Ketua Masjid dan sesepuh lingkungan. Pak Rochman, prinsipnya secara umum ada beberapa tuntunan: 1. Mankaana yu'minu billahi wal yaumil aakhir fal yukrim jarrohu. Rasul berpesan: barang siapa yang berimankepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Ini adab berlingkungan. Bisa dengan mengundang tetangga datang ke rumah untuk acara pengajian menempati rumah baru atau kita yang berkunjung jika dana terbatas.
http://orido.wordpress.com
15
Doa dan Adab 2. Tahadduts binni'mah. Menyebut-nyebut nikmat Allah sebagaimana termaktub di surat Adh dhuha. Nikmat Allah kita tunjukkan dengan cara Tasyakuran. Mengundang anak yatim ke rumah. Mengundang ustadz hingga acara lebih tercerahkan secara keilmuan. 3. Jangan ada acara yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Seperti ritual yang mengandung kemusyrikan. Pesta berlebihan apalagi ada khamr di dalamnya. Bacalah Al-Qur'an di dalamnya. Walaupun tidak harus surat yaasin. Demikian juga dzikir-dzikir yang mengagungkan Allah. Dan ditutup dengan doa. Selebihnya, lakukan tata cara atau tuntunan sebagaimana adab seorang muslim dalam rumah. Masuk dan keluar memberikan salam. Masuk kamar mandi baca 'Allahumma inni a'udzu bika minal khubutsi wal khobaits'. Makan dan minum baca basmalah. Menghidupkan rumah dengan tilawatil qur'an dan sholat sunnah bagi pria. Karena wajibnya di Masjid. Keluar rumah hendak bepergian baca 'Bismillaahi tawakkaltu 'alallaahi la haula wala quwwata illa billah'. Dengan ini, acara selamatan rumah baru kita jauh lebih bermakna. Karena ibarat membangun masjid, jangan semangat di awalnya saja. Setelah masjidnya jadi kosong dari jama'ah. Demikian Pak Rochman. Semoga Ramadhan yang berkah ini membawa kesan dan pesan terseniri bagi bapak sekeluarga. Karena menempati rumah baru dalam keadaan berpuasa. Wallahu a'lam bishowab. Billaahi taufik wal hidayah, Wassalaamu'alaikum wr. wb. Ir. Andan Nadriasta - eramuslim.com
http://orido.wordpress.com
16