Selamat Datang di Kedaulatan Rakyat Online
1 of 1
http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=192088&actmenu=35
DI BOYOLALI, SEKOLAH TERPAKSA DILIBURKAN ; Banjir, Ratusan Rumah di Klaten Terendam 19/02/2009 08:48:38 KLATEN (KR) - Ratusan rumah di wilayah Kecamatan Trucuk dan Cawas Klaten terendam akibat banjir luapan Sungai Dengkeng, Rabu (18/2) dinihari. Ratusan hektar tanaman padi di dua wilayah tersebut dan di wilayah Kecamatan Wedi juga terendam akibat jebolnya tanggul Sungai Ujung di Desa Kadibolo Wedi. Sejumlah sekolah juga terendam, sehingga kegiatan belajar mengajar diliburkan. Sejumlah warga di Desa Bawak Cawas mengemukakan, air bah datang sekitar pukul 03.30, saat sedang terlelap tidur. Ny Sandini (50) mengatakan baru sadar ada banjir saat kasur sudah mulai basah dan mengambang. “Suami saya sakit dan cucu masih kecil segera kita selamatkan ke tempat yang tinggi,” ujarnya, seraya menambahkan air masuk ke dalam rumah hingga ketinggian sekitar 90 cm. Warga lain, Sri Handayani mengatakan, air yang masuk ke rumahnya mencapai ketinggian sekitar 1 meter. Barang-barang perkakas rumah tangga dan juga dagangan di warung semuanya terendam. Sedangkan Parjono, warga Sajen Trucuk mengaku menderita kerugian puluhan juta, karena ikan lele siap panen di tiga kolam miliknya hanyut terbawa banjir. Warga yang akan melintas dari Pedan ke Cawas juga banyak yang mengurungkan niat bepergian, karena kendaraan macet terkena banjir yang menggenangi jalan. Camat Cawas Sutrisno mengemukakan, sedikitnya terdapat 250 rumah warga di Desa Bawak dan 50 rumah di Desa Cawas yang terendam banjir. Selain itu juga terdapat sebanyak 183 hektar lahan pertanian yang terendam banjir dan dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian besar. Jumlah lahan terendam itu tersebar di 11 desa, meliputi Desa Bogor, Tlingsing, Pogung, Mlese, Baran, Japanan, Balak, Pakisan, Bawak, Cawas dan Plosowangi. Terpisah, Camat Wedi Indro Susilo mengemukakan, tanggul Sungai Ujung sepanjang 75 meter di Desa Kadibolo jebol. Akibatnya persawahan seluas 50 hektar di lima desa tergenang banjir. Dari jumlah tersebut 4 hektar di antaranya tertimbun lumpur. Sementara di Boyolali, hujan deras sepanjang pagi mengakibatkan SMA Negeri 1 Simo kebanjiran, Rabu (18/2). Ketinggian air yang mencapai sekitar 20 centimeter itu menggenangi 7 lokal kelas dan satu ruang komite sekolah mengakibatkan kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara. Kepala SMA Negeri 1 Simo, Drs H Agus Jamroji mengatakan, hujan deras telah mengakibatkan banjir di sekitar lokasi sekolah karena air hujan dari arah empat dukuh yakni Dukuh Krisik, Nayan, Tejobang dan Tegalrayung menerjang persawahan dan masuk ke lokasi sekolah. (Sit/Dis/Has)-n Hingga Rabu (18/2) siang, para siswa dikerahkan untuk membersihkan ruang kelas yang kotor dan berlumpur akibat luapan air. Semua meja dan kursi dikeluarkan dan diletakkan di halaman sekolah. Selanjutnya, mereka bergotong royong mengepel lantai untuk membersihkan lumpur. “Sekolah ini sudah menjadi langganan banjir, karena lokasinya lebih rendah dari areal persawahan. Sedang saluran air tidak memadai sehingga jika terjadi hujan deras, air selalu meluap membanjiri sekolah,” kata Agus Jamroji. Kejadian ini membuat prihatin kalangan siswa SMA Negeri 1 Simo yang selalu terganggu kegiatan belajarnya akibat banjir. Karena itu mereka meminta pihak sekolah segera mencari solusi agar kejadian tidak selalu terulang. “Sekolah ini selalu menjadi langganan banjir karena letaknya lebih rendah dibanding lokasi sekitar,” kata Ketua OSIS Wahid Setiawan. (Sti/Dis/Has)-n
2/20/2009 10:23 AM