Kecerdasan Linguistik.docx

  • Uploaded by: Dana Steele
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kecerdasan Linguistik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,178
  • Pages: 5
KECERDASAN LINGUISTIK? BEGINI 7 CARA MENINGKATKANNYA Tidak cerdas Matematika apalagi IPA? Jangan takut! Ini pengalaman pribadi bahwa saya tidak pandai dalam kedua ilmu tersebut. Namun nyatanya bahwa kehidupan kemudian dalam pekerjaan ditentukan oleh seberapa besar minat dan bakat saya. Jika dulu mitos berkembang bahwa orang yang cerdas adalah pandai dalam ilmu hitung dan ilmu alam. Sekarang kecerdasan tidak ditentukan semata-mata kepandaian dalam dua ilmu tersebut. Saat kuliah psikologi, saya diperkenalkan pada Theory of multiple intelegencies yakni bahwa kecerdasan tidak ditentukan oleh satu faktor tunggal. Hal ini disampaikan oleh Psikolog Amerika Howard Gardner (1983). Salah satu kecerdasan yang menjadi elemen dari teori tersebut adalah kecerdasan linguistik. Pastinya penasaran apa sih kecerdasan linguistik? Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk berpikir dalam kata-kata dan menggunakan bahasa yang mengekspresikan dan memahami kalimat yang kompleks. Sederhananya adalah kompetensi ini ditentukan dari seberapa baik anda dalam menyerap bahasa lisan dan tulisan. Tak hanya itu, kompetensi ini juga ditentukan pada kemampuan menyampaikan pendapat secara lisan dan tulisan. Mungkin anda berpikir kecerdasan linguistik ada pada mereka yang berkarya sebagai wartawan, penulis atau pembicara publik misalnya. Namun sebenarnya setiap orang punya kecerdasan linguistik ini, namun mana yang lebih dominan dalam tiap pribadi. Seorang mahasiswa dituntut mau tidak mau mempertajam kecerdasan linguistik mereka. Bagi mereka yang menempuh program magister misalnya dosen lebih banyak membuat anda berpikir analitik lewat ceramah mereka. Atau anda diminta untuk lebih sering mengutarakan pendapat di kelas atau membuat paper. Kadang saya berharap seandainya di sekolah dulu di Indonesia tiap guru meminta siswa membuat laporan pembelajaran, tentu ketika mahasiswa menulis tidak lagi menjadi masalah. Siapa pun anda, berikut saran saya jika ingin meningkatkan kecerdasan linguistik: (1). Bermain teka-teki silang atau acak kata. Saya suka sekali permainan ini. Selain mengasah otak tentunya mengisi teka-teki silang juga termasuk mengisi waktu luang. Di sini otak anda akan berpikir untuk mencari atau mencocokkan kata yang sesuai. Meski sebuah permainan, namun ini sulit juga. Permainan ini juga menguji kekayaan kosakata yang anda miliki. Disamping itu tentu anda harus punya banyak wawasan agar bisa memenangkan permainan ini. (2). Menulis jurnal atau buku harian. Ini mungkin cara yang paling mudah. Sejak kelas 3 SD saya sudah memulainya dari sekedar buku tulis sederhana hingga buku yang memang spesial buku harian. Ayah saya menyarankan

untuk menulis pengalaman apa saja yang dialami setiap hari. Menarik ya! Dari menulis buku harian, saya jadi paham bagaimana menuangkan pengalaman secara terstruktur. Benar juga saran ayah saya. Baca https://liwunfamily.com/2015/11/05/5-tips-ajari-anak-gemar-menulis/ Untuk menentukan kecerdasan Linguistik juga diperlukan seberapa banyak bahan bacaan yang dibaca. Dokumen pribadi (3). Membaca. Semua sepakat jika dikatakan membaca dapat meningkatkan kecerdasan linguistik. Ketertarikan saya membaca bermula dari rasa ingin tahu. Setelahnya saya pikir membaca menambah kekayaan kosakata dan meningkatkan wawasan. Bukankah saat berbicara anda perlu banyak wawasan juga agar diterima publik? Baca https://liwunfamily.com/2015/02/20/strategi-ajari-anak-membaca-secara-komperhensif/ (4). Ikut kursus menulis. Tahun 2009 saat saya dapat educational benefit dari kantor tempat saya bekerja 500 USD. Saya manfaatkan uang itu dengan ikut kursus singkat menulis. Alasannya posisi pekerjaan saya membutuhkan kapasitas menulis lebih banyak. Di sini tidak hanya didapatkan teknik menulis saja namun memotivasi peserta agar percaya diri untuk menulis. Rupanya kebanyakan orang masih ragu dan tak percaya diri untuk menulis. Baca https://liwunfamily.com/2009/11/26/menulis-adalah-seni/

(5). Menekuni bahasa asing. Sekarang saya menguasai tiga bahasa yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Jerman. Ternyata kursus bahasa itu menyenangkan juga. Saya belajar bagaimana berkomunikasi bahasa asing kepada orang lain meski itu sulit. Teman kursus saya di Jerman dari berbagai budaya, terutama mereka adalah migran dan pengungsi. Terbayang bahwa sering kali saya harus menjelaskan sesuatu namun mereka tidak paham karena bahasa Inggris dan bahasa Jerman yang terbatas. Di sini anda dilatih kecerdasan linguistik agar komunikasi yang anda sampaikan dipahami dengan baik. Baca https://liwunfamily.com/2015/02/15/belajar-bahasa-jerman-ala-instan/ (6). Menulis puisi, cerita pendek atau lirik lagu. Jika tak suka melakukan poin satu hingga lima, coba deh membuat puisi. Mungkin idenya tak menarik namun mengapa tidak buat puisi? Keluarkan sisi romantis anda! Buatlah puisi yang

tak perlu dibaca oleh orang lain jika merasa malu! Atau anda bisa membuat khayalan jadi cerita pendek misalnya. Ini sering saya buat jika saya mentok menemukan ide menulis. Namun bagi anda yang berbakat, bukan tidak mungkin membuat lirik lagu. (7). Menonton film. Tak suka melakukan enam poin di atas, coba menonton film. Anak teman saya pandai berbicara bahasa Inggris meski usianya masih balita rupanya setiap hari dibiarkan menikmati tayangan film kartun berbahasa Inggris. Film juga berpengaruh untuk mengasah linguistik anda mulai dari memahami tokoh film, alur cerita hingga kosakata yang muncul bilamana itu film berbahasa asing. Kesimpulan Kecerdasan linguistik bagi seseorang penting di era revolusi komunikasi saat ini. Tentu kecerdasan ini menyangkut kemampuan berbahasa, baik tertulis maupun lisan sehingga pesan tersampaikan dengan baik. Meningkatkan kecerdasan Linguistik perlu agar dapat membantu seseorang memecahkan masalah dengan baik dan juga melatih kecakapan penalaran abstrak. Mereka yang cerdas linguistik juga berbicara terstruktur dan pandai dalam berpendapat, terutama bagi mereka yang menjadi pembicara publik, motivator, penyiar, dsb. Cerminan ini memang perlu latihan terus menerus misalnya dengan rajin menulis seperti blogging yang saya lakukan saat ini. Baca https://liwunfamily.com/2016/04/02/hebatkan-dirimu-lewat-tulisan/

Meningkatkan Kecerdasan Anak Lewat Bernyanyi SAHABAT KELUARGA – Anak yang pintar belum tentu masa depannya cerah dan sukses. Untuk itu, selain kemampuan kognitif yang baik, anak harus memiliki kemampuan berorganisasi dan bersosialisasi dengan baik. Hal tersebut bisa diperoleh bila otak kanan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, dan otak kiri yang berhubungan dengan kecerdasan intelektual anak seimbang dan berfungsi optimal. Setidaknya untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri anak dapat dilakukan lewat kegiatan bernyanyi. Kenapa bernyanyi? Karena bernyanyi merupakan kegiatan yang dapat dinikmati orang berbagai usia. Selain itu, kegiatan ini juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan mencerdaskan pribadi anak. Dengan mengajari anak bernyanyi lagu-lagu sesuai dengan usianya tentu bermanfaat bagi perkembangan anak. Apalagi mengajari bernyanyi yang dikemas melalui sebuah permainan. Pasti hal itu sangat mengasyikkan. Berikut ini cara menyeimbangkan otak kanan dan kiri anak lewat bernyanyi yang dikemas dalam bentuk permainan. Pertama, aturlah posisi duduk anak senyaman mungkin sebelum bernyanyi. Bisa di pangkuan dan juga duduk di kursi depan. Usahakan anak dan orang tua saling bertatap muka. Perhatikan pula jaraknya, karena di situlah pola interaksi anak dan orang tua bisa tetap terbangun. Kedua, pilihlah lagu pendek yang bisa dinyanyikan anak-anak. Misalnya, Balonku Ada Lima, Topi Saya Bundar, atau lagu lain yang kata-katanya bisa diganti sesuai nama anak. Hal ini akan menjadikan permainan berkesan dan memuaskan anak. Ketiga, jika memungkinkan masukkan nama anak sesering mungkin dalam lagu. Misal, ketika orang tua menyanyikan lagu Topi Saya Bundar, orang tua bisa mengganti kata “saya” dengan nama anak. Dari sini otak kanan dan kiri anak akan berkolaborasi dan terbiasa untuk seimbang. Keempat, gunakanlah sebanyak mungkin kreasi, seperti menyebut nama adik, kakak, ayah, bunda, atau nama-nama hewan dan tumbuhan yang ada di sekelilingnya. Sambil bernyanyi, orang tua bisa memvisualisasikan lagu dengan menunjuk objek yang dinyanyikan. Misal, saat sedang menyanyikan lagu Cicak-cicak di Dinding, orang tua bernyanyi sambil menunjuk cicak yang sedang menempel di dinding dan lain sebagainya. Kelima, putarlah lagu anak secara berulang. Hal ini dilakukan agar anak bisa menghapal dan memahami isi lagu, sehingga keseimbangan otak kanan dan otak kiri anak terlatih dan terjaga. Selamat mencoba! (Siti Badriyah, pegiat literasi dan Bunda Paud di Langgongsari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)

Related Documents

9 Kecerdasan
May 2020 20
Kecerdasan Sosial
November 2019 32
Kecerdasan Buatan
May 2020 21
Kecerdasan Spiritual
June 2020 26
Kecerdasan Emosi
November 2019 40

More Documents from "egahmulia"