Kdk_rasa_aman_dan_nyaman.doc

  • Uploaded by: Shena Octaviani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdk_rasa_aman_dan_nyaman.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,440
  • Pages: 9
BAB II PEMBAHASAN A. Kebutuhan Rasa Aman atau keselamatan Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi misal, penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya. Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005) Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan 1. Keselamatan Fisik Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh

karena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat atau tenaga kesehatan lain mungkin perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005). 2. Keselamatan Psikologis Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan

profesional

pemberi

perawatan

kesehatan.

Seseorang

harus

mengetahuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005). Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebih renta untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005).

Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. 1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang. a. Oksigen Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida. b. Kelembaban Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatif tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat. .

c. Nutrisi Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi-kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan. 2. Macam-macam Bahaya atau Kecelakaan a. Di rumah b. Di RS : Mikroorganisme c. Cahaya d. Kebisingan e. Cedera f. Kesalahan prosedur g. Peralatan medik, dll 3. Cara Meningkatkan Keamanan pada Pasien a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri

b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah c. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti d. Penghalang sisi tempat tidur e. Bel yang mudah dijangkau f. Meja yang mudah dijangkau g. Kereta dorong ada penghalangnya h. Kebersihan lantai i. Prosedur tindakan. B. Kebutuhan Rasa Nyaman Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: 1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. 2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial. 3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan). 4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan

telah memberikan kekuatan,

harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. Sifat nyeri merupakan

suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Meningkatkan Kenyamanan dalam strategi kesehatan 1. Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan rasa sakit 2. Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat 3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi 4. Imajinasi terbimbing 5. Bimbingan Antisipasi 6. Distraksi atau pengalihan dari fokus terhadap nyeri. C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan 1. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 2. Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury 3. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan 4. Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit 5. Tingkat Kesadaran

Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. 6. Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. 7. Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya. 8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok. 9. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. 10. Usia Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.

11. Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya. 12. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punya. D. Kenyamanan Lingkungan Pasien

Selain keamanan untuk pasien yang perlu dijaga, kenyamanan lingkungan juga harus diperhatikan. Lingkungan yang nyaman karena akan menunjang cepatnya kesembuhan pasien. 1.

Menyiapkan Tempat Tidur a. Jenis persiapan tempat tidur 1) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya 2) Closed bed (tempat tidur tertutup) 3) Open bed (tempat tidur terbuka) 4) Aether bed (tempat tidur pasca operasi) 5) Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya) b. Prinsip perawatan tempat tidur antara lain : 1) Tempat tidur pasien harus selalu bersih dan rapi 2) Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu jika kotor 3) Penggunaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros. c. Persiapan tempat tidur 1) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya) Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien baru; Tempat tidur yang disiapkan untuk klien yang baru masuk atau menjalani rawat inap. Pengertian mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya; Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien dengan memindahkan klien kekursi atau tempat duduk. Tujuan mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya adalah: 

Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien atau klien



Meningkatkan mobilisasi klien



Memelihara kebersihan dan kerapian Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien post op adalah tempat tidur

yang disiapkan untuk klien pasca operasi yang dapat narkose (obat bius). Tujuan menyiapkan tempat tidur pasien post op atau pasca bedah: 

Menghangatkan klien



Mencegah penyulit/komplikasi post op/pasca bedah

2) Mengganti Alat Tenun dengan Pasien diatasnya (Occupied bed) Pengertian mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya adalah mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien. Tujuan: 

Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien atau klien



Mencegah terjadinya dekubitus



Memelihara kebersihan dan kerapian.

2. Memandikan Pasien Mandi adalah membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih dan sabun (Tim Departemen Kesehatan RI, 1994 : 38). Memandikan pasien adalah bagian perawatan hygienis total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Tujuan mandi



Membersihkan kulit, Pembersihan mengurangi keringat, beberapa bakteri, sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan menguragi kesempatan infeksi.



Stimulasi sirkulasi, Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstermitas.



Peningkatan citra diri, Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan.



Pengurangan bau badan, Sekresi keringat yang berlebihan.

3. Membersihkan bagian oral/mulut Oral atau mulut adalah rongga pada bagian muka atau wajah (makhluk hidup) tempat lidah dan gigi dengan menggosok gigi pasien. Tujuan 

Menurunkan mikroorganisme dalam mulut dan gigi.



Menurunkan penyakit kavitas dan gusi.



Menurunkan pembentukan residu makanan pada gigi.



Memperbaiki nafsu makan dan rasa pada makanan



Merangsang sirkulasi pada jaringan oral, lidah dan gusi

More Documents from "Shena Octaviani"

Chapter Iii.pdf
May 2020 15
Serendipity
May 2020 24
List Of Chemists
May 2020 19
Lp Bph 2.docx
November 2019 27