KAZE NO TOU (TOWER OF WIND) Author : nade e-mail :
[email protected] pairing : haitsu genre : shonen-ai, one shot (I try to hehehe...), angst, Character death.
Disebuah rumah sakit yang besar, hyde tergeletak disalah satu kamar inap yang ada dilantai 5. hyde baru saja mengalami “kecelakaan” – mobilnya masuk kedalam jurang yang untungnya tidak membawa luka parah pada tubuh hyde. Luka yang diderita hanyalah tulang kaki yang patah dan beberapa memar di seluruh tubuhnya. Karena luka inilah hyde terpaksa harus menginap didalam rumah sakit selama seminggu penuh. Hyde merasa menyesal. Bukan karena dia harus mengalami kecelakaan yang hampir merenggut hidupnya, tetapi karena dia masih bisa selamat dari bencana itu. Ya..hyde sengaja menerjunkan mobilnya kedalam jurang. Ya..hyde sengaja untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Hyde..tidak punya keinginan untuk hidup lagi. Dimalam pertama hyde harus menginap di rumah sakit, hyde sudah dikejutkan dengan kehadiran sosok pemuda seumuran dia yang bersikap bagai anak kecil. Pemuda itu tiba-tiba masuk kedalam kamarnya sambil mengumbar senyum lebarnya yang tanpa beban. “hai, penghuni baru ya?...kenalan donnnnnnngggg!!” seru pemuda itu membuat hyde menjadi risih dan berharap pemuda itu segera pergi meninggalkannya. “jangan-jangan..kamu bisu ya? Hiks-hiks-hiks....kasihannnnn...” ucapnya sambil siap menangis deras “pergilah!!” seru hyde kesal kearah pemuda dengan pakaian piyama berwarna merah muda dengan motif kelinci. Tetapi pemuda culun itu kembali tersenyum dan semakin duduk mendekati hyde. Dengan masih terus mengumbar senyumnya, dia berbicara tentang dirinya dan tentang segala sesuatu yang bagi hyde tidak penting untuknya. “namaku tetsu...kalau kamu mau panggil aku tetchan...lucu khan namaku? Hihihi...kamarku di sudut lorong ....aku sudah lama lho disini...aku sakit juga lhooo..tapi sebenarnya sudah tidak apa-apa..trus perawat disini cerewet semua jadi kamu harus hati-hati...kamu dari mana? Kamu tahu makanan disini yang enak dimana ya? Kamar mandimu kelihatannya bagus ya..besar – lebih besar dari punyaku...kamu bawa mainan gak?” ucap tetsu tidak henti
gangguan dari tetsu tidak berhenti sampai disitu saja. Malam kedua tetsu kembali datang dan mengajak hyde bermain monopoli dan mengambil majalah porno yang dipinjami ken kepada hyde. Malam ketiga tetsu sekali datang dan mengajak hyde bicara panjang lebar lagi. Hyde sering membentak tetsu untuk segera kembali kekamarnya sendiri dan membiarkan dia istirahat tetapi tetsu tetap bicara dan bercerita tanpa memperdulikan kekesalan hyde. “ne..hyde, kau pernah ke bukit itu? Lihatlah..ada menara yang tinggi disana, nama menara itu ‘KAZE NO TOU’ ..... kapan-kapan kita kesana ya?” “ne,hyde, karena aku dilarang oleh dokter keluar kamar, aku tidak pernah lagi melangkah keluar rumah sakit. Aku punya cita-cita untuk pergi ke bukit yang paling tinggi dan melihat pemandangan seluruh kota dengan bebas.” Hyde sebenarnya tidak ingin mendengarnya, tetapi semakin lama tanpa disadarinya dia memperhatikan apa yang tetsu ceritakan. Hyde bahkan jadi melihat kebiasaan tetsu, saat dia bercerita serius..dia akan menatap jauh keluar jendela...menatap kedalam kegelapan malam. “aku bahagia diberi kesempatan untuk hidup. Aku akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk mencari tempat paling tinggi didunia ini hihihihi....” “setelah kakimu sembuh..kau bisa berjalan sendiri – melangkah keluar dan menghirup udara segar kota tanpa dilarang oleh dokter. Kau tahu ,hyde? Kau beruntung karena kau masih bisa melakukan apa yang kau inginkan dengan leluasa.” Kata-kata tetsu kadang menusuk hati hyde. Dia tidak pernah menghargai hidupnya. Dia bahkan pernah merasa marah kenapa dia sampai hidup dimuka bumi ini. Sedangkan tetsu, karena sakitnya dia dilarang oleh dokter keluar dari rumah sakit (bahkan sebenarnya tidak boleh keluar dari kamarnya). Hyde mulai menyadari bahwa dia sudah mengambil jalan yang salah. Dia mulai tersadar bahwa dia sebenarnya salah satu manusia beruntung didunia ini – karena masih bisa bernafas dengan penuh kebebasan. Hyde kembali menatap tetsu yang masih bicara tidak karuan – lalu sebuah senyum menghias bibir hyde. Hatinya pun sudah menyadari satu hal, kalau dia....mulai menyukai “anak kecil” yang cerewet ini. Malam keempat dan kelima , hyde pun mulai menyumbangkan ceritanya untuk dibagikan dengan tetsu. Dan tetsu pun membalasnya dengan candaan yang kadang membuat hyde menjadi sebal (tapi hatinya semakin senang). Mereka
berdua tidak tidur semalaman – memandang kearah menara yang ada di bukit yang tidak jauh dari keberadaan rumah sakit itu. Hyde gelisah --- sangat gelisah. Malam keenam dan tetsu belum muncul juga. Hyde heran karena tidak biasanya tetsu terlambat muncul dikamarnya. Setelah menunggu hingga dini hari, hyde memutuskan untuk melangkah keluar kamarnya dan hendak mencari kamar tetsu. Tetapi sebelum sempat dia keluar, hyde dikejutkan dengan keributan dokter dan perawat didepan kamarnya. Mereka berlari dengan wajah pucat dan kebingungan. Ramainya perawat yang melalui kamar hyde membuat hyde tidak bisa keluar dari kamarnya. Hydepun terpaksa kembali ke ranjangnya dan merebahkan tubuhnya dengan gelisah. “mungkin karena banyak perawat berkeliaran didepan kamarku, dia jadi tidak bisa menyusup kekamarku.” Pikir hyde mencoba menenangkan dirinya sendiri. Malam ketujuh adalah malah terakhir hyde ada di rumah sakit. Dokter telah mengijinkan hyde untuk kembali kerumah dan beristirahat dirumah. Malam ketujuh dan hyde masih gelisah karena tetsu belum muncul juga. Saat hyde benar-benar memutuskan untuk mencari kamar tetsu, tiba-tiba pintu kamar hyde terbuka dan muncul wajah tetsu yang tersenyum manis. Entah kenapa , dia bagaikan sudah beribu tahun tidak bertemu dengan tetsu dan sangat merindukannya. Hyde pun memarahi (sebenarnya rindu) tetsu kenapa dia kemarin tidak datang kekamarnya. Tetsu hanya tersenyum lebar dan meminta maaf. Ia mendaratkan tubuhnya – duduk disisi ranjang – tepat disisi hyde. “aku mendengarnya,hyde. Kau akan pulang besok khan?” hyde tidak bisa mengucapkan satu patah katapun. Dia memang senang dapat pulang dan tidur diranjangnya sendiri tetapi....dia tidak mau berpisah dengan tetsu. “tetsu...aku menyukaimu.” Ucap hyde dengan cepat kata itu membuat tetsu terdiam dan memandang dalam kearah hyde. Tetsu tiba – tiba tersenyum dan berteriak kalau hyde bercanda tetapi hyde membantahnya dan langsung memberikan kecupan lembut kearah bibir tetsu yang mungil dan berwarna merah muda. “kenapa kau katakan sekarang?” tanya tetsu gemetar
“karena aku ingin kau tahu...walau aku akan keluar dari rumah sakit ini, aku tidak akan meninggalkanmu!!..aku akan tetap disisimu dan mencintaimu. Kau tidak akan sendirian disini.” Ucap hyde kedua belah mata tetsu menitikkan air mata, hyde menjadi serba salah dan mengira apa yang dia katakan telah menyakiti tetsu , tetapi tetsu menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa dia bahagia. Tetsu bahagia karena dia juga selama ini menyukai hyde. Mereka berdua pun duduk berdekatan, lengan hyde melingkar di tubuh tetsu sehingga tetsu dapat merebah didada hyde. Mereka berdua memandang keluar jendela kamar hyde – menatap lagi kearah menara tinggi yang berdiri tegak diatas bukit. “hyde, besok...saat kau keluar dari rumah sakit. Maukah kau melakukan sesuatu untukku?” “apa itu,tetsu?” “berjanjilah padaku,hyde!! Kau akan datang kekamarku dan mengajakku pergi ke menara itu!!” “kau ingin ke menara itu besok? Bukankah kau dilarang keluar kamar?” “karena itu..berjanjilah padaku,hyde!! Apapun yang terjadi, walaupun nanti dokter atau perawat melarangmu membawaku keluar...kau akan tetap membawaku pergi kebukit itu.” “eeengg...tapi dokter....” “hyde......kumohon!! aku ingin kemenara itu – hanya denganmu saja.” “baiklah..besok aku akan membawamu kesana.” “janji ya,hyde?!?! Pokoknya kau harus membawaku kesana!!apapun yang terjadi.” “ya, aku berjanji!!” tetsu tersenyum bahagia dan memeluk erat hyde . hyde pun ikut memeluk erat tetsu dan mengecup penuh cinta kearah kening tetsu. Esok harinya, sesuai dengan janji hyde. Setelah hyde mendapat ijin keluar rumah sakit, dia langsung berlari kearah kamar tetsu. Sesampainya didepan
kamar tetsu, hyde bertemu dengan seorang perawat yang baru saja keluar dari kamar tetsu. “saya ingin bertemu dengan tetsu.” “darimana anda mengenal tetsu?” tanya perawat heran “kami berteman.” Ucap hyde berbohong – dia tidak mungkinmembiarkan perawat itu tahu kalau tetsu sering menyelinap keluar kamarnya. “ooo..temannya ya?!, maaf..ini karena sudah bertahun-tahun dia tidak pernah dikunjungi satupun teman ataupun keluarganya. Ya mungkin, karena mereka menganggap sudah tidak ada gunanya lagi.” ucap perawat itu sambil membuak pintu kamar tetsu. Hyde yang tidak paham dengan ucapan perawat tersebut tidak ambil perduli. Hyde bersiap-siap mengejutkan tetsu , segera menarik tetsu keluar dari kamar dan berlari sekencang mungkin kearah bukit. “tetsu, temanmu datang...kau pasti senang ya?!” ucap perawat itu hyde memasuki ruangan kamar tetsu dan melihat tetsu yang tertidur dengan lelap diatas ranjangnya. Beberapa selang menempel dan membalut ditubuhnya yang kurus. “dia....sedang tidur ya?” tanya hyde ....apa perlu dibangunkan –pikir hyde “eh? Kenapa kau bertanya begitu? Tentu saja dia tidur! Dia sudah begini selama 5 tahun lamanya.” “....apa?...apa maksudmu?” tanya hyde yang tiba-tiba jantungnya berdetak cepat “tetsu sudah mengalami koma selama lima tahun – dan semenjak itu dia tidak pernah bangun lagi.” “tidak mungkin..itu tidak mungkin!! Tetapi..dia bangun..dia...bangun...” “itu tidak mungkin lagi!!...sebenarnya keadaan tetsu sudah bisa dianggap meninggal. Otaknya sudah tidak berfungsi lagi bahkan pernafasannya harus dibantu alat. Tapi memang agak aneh, kelihatannya keinginan hidup tetsu sangat tinggi...bahkan sampai jantungnya sudah mulai rusak, dia tetap ‘hidup’. Dia sama sekali tidak membiarkan dirinya menyerah untuk bertahan.” Hyde dengan cepat berlari (dengan terseok-seok) keluar kamar – berlari menelusuri lorong yang terasa sangat panjang dan tanpa ujung. Pandangannya
terasa kabur, kepalanya terasa pening. Semua bayangan tetsu muncul bergantian dalam otaknya. “namaku tetsu...kalau kamu mau panggil aku tetchan” “aku sudah lama lho disini...aku sakit juga lhooo” “ne,hyde, karena aku dilarang oleh dokter keluar kamar, aku tidak pernah lagi melangkah keluar rumah sakit.” Hyde berhenti disalah satu sisi lorong rumah sakit dan menyandarkan tubuhnya didinding putih yang terasa sangat dingin. “apa yang harus kulakukan?” ucap hyde lirih “berjanjilah padaku,hyde!! Apapun yang terjadi, walaupun nanti dokter atau perawat melarangmu membawaku keluar...kau akan tetap membawaku pergi kebukit itu.” “hyde......kumohon!! aku ingin kemenara itu – hanya denganmu saja.” “tetsu..apa yang harus kulakukan?katakan padaku.” Ucap hyde lirih
hyde yang sudah tenang kembali melangkah memasuki kamar tetsu. Matanya menatap sendu kearah wujud tetsu yang masih diam tergeletak diatas ranjangnya. Hyde mendekati tubuh tetsu – mendekatkan wajahnya kearah wajah tetsu yang kaku. Bibirnya dengan lembut mengecup bibir tetsu yang dingin. “maafkan aku, tetsu!...maafkan aku!” ucap hyde diantara airmata yang mulai berjatuhan tiba-tiba kedua tangan hyde menyusup diantara punggung dan kaki tetsu, sedikti demi sedikit tangan hyde mengangkat tubuh tetsu hingga melayang diatas ranjang. “apa yang kau lakukan? Jika selang itu putus..kau akan membunuhnya!!” teriak perawat itu terkejut “maafkan aku,tetsu!” ucap hyde lirih ditelinga tetsu tangannya semakin mengangkat tubuh tetsu dan mendekatkan kearah dada hyde. “ctass-ctass!! Ctas-ctas!!”
satu demi satu selang yang ada ditubuh tetsu pun lepas dari tubuh tetsu dan mulai berjatuhan berantakan di atas ranjang. “TIIIIIITTTTTTTTTTT...’ mesin disamping ranjang langsung mengeluarkan suara yang melengking dan membuat hyde semakin deras mengeluarkan air matanya. “apa yang kau lakukan? DOKTERRR!! DOKTERR!!” teriak perawat itu keras sambil berlari keluar – mencari bala bantuan. “ayo kita pergi,tetsu!” ucap hyde yang sudah berhasil membopong tubuh tetsu dan kemudian melangkah keluar dengan cepat dari kamar. Hyde terus melangkah dan semakin mempercepat langkahnya. Ia mendengar perawat itu masih berteriak agar menghentikan dirinya tetapi hyde tidak meperdulikannya – dia terus melangkah – hyde bahkan tidak merasakan kakinya yang masih terasa sakit. Dia hanya ingin keluar – ingin melangkah keluar bersama dengan tetsu. Sesaat setelah sampai di atas bukit – disisi menara yang menjulang tinggi, hyde menyandarkan tubuh tetsu yang tak berdaya di dinding menara. Hyde pun ikut duduk dan bersandar – tepat disisi tetsu. Tangan kirinya merengkuh tubuh kecil tetsu yang terasa dingin. “lihatlah tetsu!!.... kita sudah ada di menara ini, kita bisa melihat pemandangan seluruh kota.” Ucap hyde yang semakin mempererat pelukannya. Kepala tetsu pun jatuh dan bersandar di dada hyde, matanya masih terus terpejam dan tidak terasa gerakan nafas satupun dari dalam diri tetsu. Hingga malam tiba, hyde masih terus memeluk tubuh tetsu yang makin terasa kaku. Mata hyde tidak pernah berhenti meneteskan air mata. Ia tidak dapat menatap tetsu yang saat ini ada dalam pelukannya – ia hanya bisa menatap pemandangan kota yang berkelap-kelip bagai bintang yang ada dihadapannya. Tiba-tiba hyde dapat merasakan sepasang tangan memeluk pinggangnya dengan erat. Saat hyde memindahkan pandangannya, ia dapat melihat tetsu yang menatapnya dengan senyum penuh kebahagiaan. “terima kasih,hyde....kau menepati janjimu! Kau telah memenuhi keinginan terbesarku. Sekarang aku merasa tenang.” “tetsu....jangan tinggalkan aku....aku mencintaimu...jangan tinggalkan aku.” “hyde, aku akan selalu ada didalam hatimu dan aku sangat yakin itu. Kita selalu bersama – sampai kapanpun. Kita akan bertemu lagi,hyde! Asal kau berjanji
untuk menjaga hidupmu hingga saat itu tiba. Janganlah kau kembali ke dalam keputus asaanmu seperti sebelum kita bertemu.” “aku berjanji...aku tidak akan melukai diriku lagi.” “aku...akan selalu....menunggumu....” hyde langsung memeluk erat tetsu dan menangis sekeras-kerasnya. Tubuh tetsu yang tidak bergerak makin masuk dalam pelukan hyde. Tubuh tetsu yang dingin dan sudah tidak bernyawa lagi. “tunggulah aku,tetsu!! Sebentar lagi...sebentar lagi kita pasti akan bertemu lagi. Hingga saat itu tiba, aku akan hidup hanya untuk dirimu.” Ucap hyde diantara tangisannya sementara itu, didalam ruangan dokter spesialis, seorang perawat mendekati seorang dokter yang sedang sibuk membaca file-file hasil test pasiennya. “dokter, ini hasil test yang anda inginkan.” “terima kasih..ini hasil test milik tuan hideto takarai khan?” ucapnya sambil mengambil hasil itu dan membacanya “jadi..memang sudah tidak bisa ditolong lagi,dok?” “ya....tuan hideto mengidap kanker stadium akut. Tubuhnya sudah mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Kita sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Hidupnya hanya tinggal hitungan minggu saja.” “kasihan sekali, masih muda tetapi harus mengidap penyakit separah ini. Dia pasti sangat putus asa.” “ya, karena itu dia sering masuk rumah sakit karena usaha nya untuk bunuh diri. Dia ingin mengakhiri hidupnya dengan tangan nya sendiri daripada merasakan sakitnya penyakit kanker ini.” Perawat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menampakkan rasa kasihan , lalu ia pun beranjak melangkah keluar dari dalam ruangan tersebut – meninggalkan sang dokter yang kembali tenggelam dalam file-file pasiennya. Kita pasti akan bertemu lagi....... END